Anda di halaman 1dari 32

KONSEP PENCEGAHAN KEKAMBUHAN

Prof. Dr. Budi Anna Keliat, SKp, MAppSc


Dosen Keperawatan Jiwa FIK UI
Dewan Pakar IPKJI
Team Leader CMHN
PREVALENSI GANGGUAN JIWA

No Gangguan Indonesia Jawa Barat Jawa Tengah


Jiwa (Riskesdas 2018) (Riskesdas 2018) (Riskesdas 2018)

1 Skizofrenia 0.18 % 0.14% 0.25%


2 Depresi 6.1% 7.8% 4.4%
KEKAMBUHAN

• Global (Weret &Mukhejee, 2014) : 50-92%


• Penyebab Kekambuhan (Riskesdas, 2018)
• Merasa sudah sembuh : 36.1%
• Tidak rutin berobat ke Fasyankes : 48.9%
KEKAMBUHAN KLIEN
SETELAH MAHASISWA 7 MINGGU PRAKTIK
n: 467 orang

90,94 % Karena
Kambuh: 59,10 %
putus obat

Tahun Kambuh (Terakhir Dirawat)


2021 2020 2019 2018 2017
13,77 % 42,39 % 23,55 % 13,41 % 21,01 %
PENYEBAB KEKAMBUHAN
Tidak Patuh Minum Obat (Pasaribu & Hasibuan, 2019; Stuart et al., 2016;
Sullinger, 1998; Xiao et al., 2015)

Tidak Mampu Mengenali Gejala Kekambuhan (Stuart,


Keliat, Pasaribu, 2016)

Ketidak Mampuan Keluarga Merawat (Nancye, 2015; Stuart et al.,


2016; Sullinger, 1998)

Kurangnya dukungan dari masyarakat, dan


petugas kesehatan (Ahmad et al., 2017; Pratama et al., 2015; Rosenfarb et al., 2017;
Sullinger, 1998; Xiao et al., 2015)
PENYEBAB KEKAMBUHAN: Faktor Lain
 Hubungan interpersonal yang buruk
 Peristiwa kehidupan yang penuh tekanan
 Penggunaan narkoba,
 Gangguan kognisi dan koping
 Keterbatasan akses sumber daya masyarakat dan
layanan sosial
 Pendapatan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-
hari
 Tingkat stigmatisasi masyarakat terhadap penyakit
kejiwaan
TAHAP KEKAMBUHAN
TAHAP KEKAMBUHAN
(Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016, Bab 17)

TAHAP 1: Overextension (kewalahan)


 Kewalahan, tak dapat mengendalikan diri
 Ansietas, yang perlu ektra tenaga mengatasinya
 Beban yang berlebihan dan tidak mampu mengatasinya
 ADL memerlukan upaya yang tinggi
 Penurunan efisiensi kerja
 Mudah terdistraksi dan kurang konsentrasi
TAHAP KEKAMBUHAN
(Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016, Bab 17)

TAHAP 2: Restricted consciousness (pembatasan kesadaran)


Gejala ansietas dan depresi
Rasa bosan
Apatis
Obsesif
Fobia
Menarik diri
Membatasi diri dari stimulasi eksternal (cara melindungi kehilangan
control)
TAHAP KEKAMBUHAN
(Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016, Bab 17)

TAHAP 3: Disinhibition (rasa malu)


Hipomania
Halusinasi
Waham
Koping yang biasa berhasil menjadi gagal
TAHAP KEKAMBUHAN
(Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016, Bab 17)

TAHAP 4: Psychotic disorganization (disorganisasi


psikotik)
 GEJALA WAHAM DAN HALUSINASI SEMAKIN INTENSIF
 TERDIRI DARI 3 TAHAP
PERTAMA: Tidak mengakui lingkungan dan orang2 yang akrab; menuduh
anggota keluarga penipu, agitasi. PERUSAKAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
KEDUA : Kehilangan identitas, dan menganggap dirinya orang ketiga.
PERUSAKAN DIRI SENDIRI
KETIGA : Fragmentasi total, kehilangan kemampuan total dalam membedakan
realitas dan gangguan jiwa. ODGJ berat
TAHAP KEKAMBUHAN
(Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016, Bab 17)

TAHAP 5: Psychotic resolution (resolusi psikosis)


 MINUM OBAT TERATUR
 ASKEP
 Perawatan diri
 Pengendalian gejala
 Sosialisasi
 Kepatuhan obat
 Edukasi keluarga
DAMPAK KEKAMBUHAN

Peningkatan
Peningkatan biaya Perawatan lebih
beban bagi klien
perawatan lama
dan keluarga

Penurunan
kualitas hidup dan Penyakit semakin
penurunan parah
kognitif

(Munro et al., 2011; Olivares et al., 2013; Oyediran et al., 2019; Stuart et al., 2016)
RECOVERY = PULIH
PELAYANAN KESEHATAN JIWA PADA ODGJ

Pengobatan & Pengobatan & Pengobatan & REHABILITASI


Perawatan Perawatan Perawatan DI RS

RESOLUTIO
MANDIRI &
ACUTE RESPONS RECOVERY
N PRODUKTI
F

REHABILITASI
DINAS SOSIAL LAPANGA
BERBASIS
MASYARAKAT MASYRAKAT N KERJA
PENGERTIAN RECOVERY

Perjalanan mencapai kesembuhan dan transformasi yang


memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup
bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang
dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016)
Proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar dan
berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya yang berimplikasi
terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan
(Ware et al, 2008 dalam Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016)
CIRI PULIH
• Gejala stabil
• Bekerja atau sekolah
• Sosialisasi
• Kehidupan keluarga
• Hubungan sosial: sahabat, kelompok
• Rekreasi
Liberman, & Kopelowicz, (2005) Recovery From Schizophrenia: A Concept in Search of Research
Complementary and Integrative Treatments in Psychiatric Practice
Orang Dengan Gangguan Jiwa
(ODGJ) yang mendapatkan
dukungan tepat, dapat pulih dari
penyakitnya dan memiliki
kehidupan yang memuaskan
serta produktif
DUKUNGAN DALAM UPAYA
RECOVERY
Menurut Stuart, Keliat, Pasaribu (2013), dalam
upaya recovery ODGJ yang dapat memberikan
dukungan adalah:
1.Individu
2.Keluarga
3.Komunitas
DUKUNGAN INDIVIDU

Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery


yang berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri
Aspek terpenting dari recovery didefinisikan oleh individu dengan
pertolongan dari pemberi layanan kesehatan jiwa dan orang-orang yang
sangat penting dalam kehidupannya (Stuart, Keliat, Pasaribu, 2016)
Recovery gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan sosial,
edukasi, okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada pemulihan
jangka panjang dan memaksimalkan kemampuan diri (Stuart, Keliat,
Pasaribu, 2016)
DUKUNGAN KELUARGA

Dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam meningkatkan


pemulihan dan produktivitas di tengah komunitas

Keluarga merupakan aspek penting bagi ODGJ untuk menjalani


terapi sebaik mungkin, termasuk kepatuhan kontrol dan minum
obat
TUGAS KESEHATAN KELUARGA

1.MENGENAL MASALAH PASIEN


2.MEMUTUSKAN PERAWATAN YANG
DIPERLUKAN PASIEN
3.MERAWAT PASIEN
4.MENCIPTAKAN LINGKUNGAN KELUARGA YANG
TERAPEUTIK
5.MENGGUNAKAN PELAYANAN KESEHATAN
DUKUNGAN KOMUNITAS

Recovery gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan sosial,


edukasi, okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada pemulihan
jangka panjang dan memaksimalkan kemampuan diri (Stuart, Keliat,
Pasaribu, 2016)
Kelurahan siaga sehat jiwa dan kader kesehatan jiwa
Posyandu kesehatan jiwa
Kelompok Swabantu ( Self Help Group)
Rehabilitasi Berbasis Masyarakat
PRINSIP PEMULIHAN ODGJ

Menurut hasil berbagai riset yang dilakukan oleh National


Empowerment Center, terhadap orang orang yang sudah pulih
dari gangguan jiwa, ada 5 prinsip dalam pemulihan ODGJ, yaitu:
1.Recovery Beliefs (keyakinan bisa pulih). Klien gangguan jiwa
harus yakin bahwa mereka bisa pulih, kembali hidup normal
dan bekerja di masarakat.
2.Recovery Relationships (pulih hubungan sosialnya). Adanya
hubungan persaudaraan atau persahabatan yang erat akan
membantu proses pemulihan.
PRINSIP PEMULIHAN ODGJ (lanjutan)
3. Recovery Skills (pulihnya ketrampilan). Setelah seseorang yakin
bahwa dirinya bisa pulih, begitu pula dengan orang orang disekitarnya
juga percaya bahwa orang tersebut bisa pulih dari gangguan jiwanya,
maka klien gangguan jiwa mulai dapat mengembalikan
ketrampilannya, khususnya ketrampilan berkomunikasi atau
berinteraksi sosial.
4. Recovery Identity (Pulihnya identitas diri ). klien yang pulih dari
gangguan jiwa tidak lagi hanya merasa sebagai klien gangguan jiwa,
tapi sudah menjadi manusia yang utuh. Identitas diri tersebut antara
sebagai karyawan, kepala atau anggota keluarga, murid, dll.
5. Recovery Comunity (kembali menjadi bagian masyarakat). klien
gangguan jiwa yang pulih diterima sebagai bagian dari masyarakat.
PROGRAM PENCEGAHAN KEKAMBUHAN
1. Kemampuan klien
1.1 Kemampuan mengendalikan masalah kesehatan
1.2 Patuh asuhan medik
1.3 Patuh pelayanan kesehatan
2. Kemampuan keluarga
3. Kemampuan klien dan keluarga mendeteksi
kekambuhan
Program Pencegahan Kekambuhan pada
tenaga kesehatan dan kader
1. Kemampuan klien
1.1 Kemampuan mengendalikan masalah
kesehatan jiwa
1.2 Patuh asuhan medik Kemampuan klien:
1.3 Patuh pelayanan kesehatan 1. Mengendalikan masalah kesehatan jiwa
2. Kemampuan keluarga 2. Patuh minum obat
3. Kemampuan klien dan keluarga mendeteksi 3. Patuh menggunakan pelayanan
kekambuhan kesehatan
Klien ODGJ di 4. Mendeteksi tanda dan gejala
RS kekambuhan

Kemampuan keluarga:
1. Mengidentifikasi masalah kesehatan
jiwa klien
2. Memutuskan pelayanan kesehatan yang
digunakan
3. Merawat masalah kesehatan jiwa klien
Klien ODGJ di 4. Menciptakan suasana keluarga yang
Komunitas kondusif
5. Menggunakan layanan kesehatan
6. Mendeteksi tanda dan gejala
kekambuhan
TUJUAN PROGRAM PENCEGAHAN
KAMBUH
Klien mampu Keluarga Klien dan keluarga
mengendalikan mampumerawat mampu
masalah kesehatan masalah kesehatan mendeteksi gejala
jiwa jiwa klien kekambuhan

Klien patuh
Klien patuh
pelayanan
asuhan medik
kesehatan
ODGJ DAPAT PULIH

Anda mungkin juga menyukai