5. Menerima/Pasrah/Acceptance
Teknik komunikasi yang sebaiknya dilakukan:
• membantu kien apabila ingin menyatakan reaksi-reaksinya atau rencana-rencana yang
terbaik bagi dirinya menjelang ajal. Misalnya: ingin bertemu dengan keluarga terdekat,
menulis surat wasiat.
• Meluangkan waktu untuk klien dan sediakan waktu untuk mendiskusikan
perasaankeluarga terhadap kematian klien
Contoh Roleplay Antara Perawat
dan Klien Paliatif Care
Di ruang paliatif terdapat seorang pasien bernama supriyadi yang sedang menjalani perawatan dari
penyakit kanker otak stadium akhir. Perawat dan rohaniawan datang untuk mengunjungi pasien. Di
ruangan tersebut ada istri pasien yang bernama yunta.
Rohaniawan : “assalamualaikum”
Perawat : “selamat pagi pak supri”
Pasien : “waalaikum salam”
Istri : “selamat pagi”
Perawat : “perkenalkan nama saya perawat fita dan rekan saya bapak nurman beliau
adalah rohaniawan di rumah sakit ini. Pagi ini saya dan rekan saya, akan
menemani bapak selama menjalani perawatan.
Pasien :” iya pak nurman & bu fita”
Rohaniawan : “Bagaimana kabarnya pak?”
Perawat : “apa yang dirasakan hari ini pak supri?”
Pasien : “yah..begini pak, kepala saya pusing bu.”
Perawat : “apakah semalam bisa tidur?”
Pasien : “hanya tidur sebentar bu’”
Istri :“mengeluh pusing katanya bu semalam minta pijitin kepala.”
Perawat : “baik, apakah ada ada keluhan lain pak supri?”
Pasien : “pusing sekali bu, mual juga”
Perawat : “baik, akan saya catat ya”
Rohaniawan : “bagaimana makannya bapak bu yunta?”
Istri : “mau tapi sedikit pak”
Rohaniawan : “baik.”
Istri : “kalo makan buah naga boleh ga suster? Bapaknya kepingin”.
Perawat 2 : “buah naga ya.. Hm.. Boleh saja bu”
Istri : “kalo makan sarimi boleh ga bu?”
Perawat 1 : “makan mie boleh bu... Tapi sedikit saja.”
Kemudian datanglah petugas gizi yang membawakan sarapan pagi.
Petugas gizi : ”Selamat pagi pak supri, ini sarapannya sudah siap. Silahkan dinikmati ya...
Saya taruh disini ya pak..”
Istri & pasien : “terimakasih bu”
Istri : “aku suapin ya pak.”
Pasien : “iya”
Perawat : “baik kalo begitu kami tinggal dulu ya pak.. Bu.. Permisi”
Pasien : “iya terimakasih suster”
Tiba-tiba terdengar suara gaduh memanggil dari ruangan. Istri pasien datang dengan sambil menangis
dan tampak khawatir.
Istri : “dokter suster.. Tolong suami saya”
Suster : “pak supri kenapa bu?”
Istri : “bapak diem aja saya panggil-panggil, lalu kakinya kok dingin. Sehabis
makan saya kira bapak tidur. pas saatnya sholat mau saya bangunin gak ada
jawaban.”
Perawat : “baik saya panggilkan doker untuk mengecek bapak ya bu”
Dokter datang kemudian memeriksa kondisi pasien. Selepas itu berkatalah dokter kepada istri pasien
Dokter : “bu, Seperti yang sudah kita bicarakan sebelumnya. Bahwa penyakit pasien
sudah memasuki stadium akhir. Dan saat ini Organ-organ penting yang
dibutuhkan untuk bertahan sudah tidak mampu untuk berfungsi lagi, bapak
saat ini dalam masa kritis”
Istri : “bagaimana ini suster.. Apa yang harus saya lakukan.”
Perawat : “saya akan panggilkan pak nurman ya bu untuk membimbing bapak.”
Rohaniawan : “assalamualaikum”
Istri : “waalaikum salam”
Rohaniawan : “pak supri.. Saya akan menuntun bapak. Tolong apabila pak supri bisa
mendengar saya, maka tirukan suara saya Pasien mengedipkan matanya.”
Rohaniawan : “Allah.. Allah ..laa..ilaha illallah”
Pasien : “Allah”.
Sementara dibelakang perawat berusaha untuk menenangkan istri pasien yang tampak mulai
meneteskan air mata.
Perawat : “ibu yang sabar ya.. bagaimana kalau kita hubungi sanak keluarga bapak,
barangkali bapak ingin berada disamping sanak saudara.”
Istri : “ya suster, saya akan telpon kakaknya.”
Perawat : “Semoga Alah memberikan ketabahan kepada keluarga ibu.”
Istri : “amin.. Suster”