201902020 Biografi Medeline Leininger Madeleine Leininger lahir pada 13 Juli 1925 di Sutton, Nebraska, Amerika Serikat. Leininger adalah pendiri keperawatan transkultural. Beliau telah menulis atau menyunting 27 buku dan mendirikan journal of transcultural perawatan untuk mendukung penelitian keperawatan society Paradigma Keperawatan menurut Medeleine Leininger 1. Manusia Menurut pendapat Leininger tentang variasi struktur sosial, jalan hidup dan nilai serta norma-norma dari berbagai budaya dan subklutur, individu memiliki opini dan pandangan tentang sehat, sakit, asuhan, sembuh, ketergantungan, dan kemandirian yang berasal dari budayanya. Setiap manusia hidup di dalam budayanya dan meneruskan pengetahuan terhadap generasi berikutnya. 2. Lingkungan Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik.
3. Sehat dan sakit
Leininger menggambarkan sehat dan sakit sebagai konsep yang ditentukan dan bergantung pada budaya. Apresiasi sehat dan sakit berbeda-beda antar budaya, oleh sebab itu pengetahuan tentang budaya diperlukan agar mampu memahami makna yang diberikan oleh kelompok budaya tertentu terhadap sehat dan sakit 4. Keperawatan Leininger mendeskripsikan keperawatan sebagai keperawatan transkultural atau etnik. Leininger menekankan aspek-aspek berikut : keperawatan sebagai seni dan keterampilan humanistik, keperawatan berpusat pada invidu. Tujan keperawatan adalah untuk mempertahankan kesejahteraan, dan memberikan bantuan terhadap proses pemulihan dari suatu penyakit, sambil mempertimbangkan perbedaan budaya 1. Perawatan sangat penting untuk pertumbuhan, perkembangan, kelangsungan hidup, dan kematian 2. Perawatan sangat penting untuk pengobatan (curung) dan penyembuhan, karena tidak ada pengobtan tanpa perawatan (caring) 3. Jenis, model dan proses perawatan berbeda di antara semua budaya 4. Nilai perawatan budaya dan kepercayaan tertanam dalam konteks agama, keluarga, sosial, politik, budaya. 5. Asuhan transkultural perawat secara sadar mempelajari norma-norma, nilai-nilai dan cara hidup budaya tertentu dalam rangka memberikan bantuan dan dukungan dengan tujuan untuk membantu individu mempertahankan tingkat kesjahterannya. 6. Diservitas asuhan kultural, keaneragam asuhan kultural mengakui adanya variasi dan rentang kemungkinan tindakan dalam hal memberikan bantuan dan dukungan 7. Universalitas asuhan kultural, universalitas kultural merujuk pada persamaan atau karakteristik universal dalam hal memberikan bantuan dan dukungan
ASUMSI DASAR TEORI LEININGER
Konsep Teori Transkultural Teori transkultural (cultural care) diilustrasikan dan dijelaskan dalam “Sunrise Model” atau model matahari terbit. Model ini memiliki 4 tingkatan : 1.Tingakat-1 merupakan tingkat pengumpulan data/informasi tentang struktur sosial dan gambaran global budaya pasien. 2.Tingkat 2, pada tingkat ini perawat melakukan pengkajian tentang apakah pasien hidup sendiri, apakah pasien hidup bersama keluarag, dan sebagainya. 3. Tingkat 3, tingkat ini berisi tentang perlunya mengenal keberadaan klien dalam nilai dan sistem kesehatan, kepercayaan, perilaku dalam kelompok, peranan profesi keperawatan dalam sistem keperawatan. 4. Tingkat 4 merupakan kegiatan perencanaan dan implementasi dari kegiatan keperawatan. Terdiri dari 3 kegiatan : a. Maintenance b. Negosiasi c. restructuring Gambar Sunrise Model Hubungan teori model Leininger dengan konsep caring Caring dalam keperawatan adalah fenomena transkultural dimana perawat berinteraksi kepda klien, staf, dan kelompok lain. Tujuannya untuk membuktikan bahwa “Care” cocok dan masuk akal terhadap kebutuhan klien dan realita yang ada. Leininger menyakini bahwa perilaku caring dan praktiknya secara unik membedakan keperawatan terhadap konstribusi dari disiplin ilmu yang lain. Hubungan teori model Leininger dengan konsep Holism
Holistic artinya menyeluruh. Leininger dengan teori
modelnya telah dengan jelas memaparkan bahwa asuhan keperawatan yang diberikan pada klien atau kelompok harus mengikutsertakan individu atau kelompok secara bio- psiko-sosio-spiritual dengan menitikberatkan konsep terapi pada kondisi kultural klien. Hubungan teori model Leininger dengan konsep Humanism
Hubungan dari teori Leininger dan konsep humanism
bahwa memberikan pelayanan kesehatan pada klien dengan memandang klien sebagai individu yang lengkap dengan fungsinya. 1. Teori ini bersifat komprehensif dan holistik yang dapat memberikan pengetahuan kepada perawat dalam pemberian asuhan dengan latar belakang budaya yang berbeda. 2. Penggunaan teori transcultural dapat membantu perawat untuk membuat keputusan yang kompeten dalam memberikan asuhan keperawatan 3. Teori ini banyak digunakan sebagai acuan dalam penelitian dan pengembangan praktek keperawatan.
KELEBIHAN TEORI CULTURE CARE
1. Teori transkultural bersifat sangat luas sehingga tidak bisa berdiri sendiri dan hanya digunakan sebagai pendamping dari berbagai macam konseptual model lainnya 2. Teori transkultural tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
KELEMAHAN TEORI CULTURE CARE
Contoh Aplikasi Teori Leininger Luka post op Tn. A tidak kunjung sembuh, padahal operasi sudah 2 minggu yang lalu. Setelah dilakukan pengkajian, ternyata selama ini pola makan pasien tidak bagus dan rendah protein. Pasien tidak mau makan ikan karena percaya kalau makan ikan nanti lukanya gatal dan bila minum banyak lukanya basah sehingga lama sembuh. Tindakan Keperawatan - Melakukan pengkajian, berdasarkan teori model Leininger, maka ada 3 tingkatan pengkajian yang harus dilakukan perawat. a. Tingkat 1 : perawat mengumpulkan data tentang konteks bahasa dan lingkungan, teknologi, filosofi/agama, hubungan keluarga,,struktur sosial, dsb. b. Tingkat 2 : perawat melakukan pengkajian apakah pasien hidup sendiri, apakah pasien hidup bersama keluaraga, dsb. c. Tingkat 3 : perawat melakukan pengkajian tentang nilai kesehatan, sistem kesehatan, kepercayaan, perilaku, kelompk, peran perawat. - Langkah selanjutnya melakukan tindakan keperawatan. Karena pasien memiliki perilaku dan budaya yang salah atau bertentangan dengan kesehatan yaitu percaya jika makan tinggi protein dan minuum banyak maka lukanya akan sulit sembuh, maka perawat harus mengambil tindakan “Restructuring asuhan kultural”, yaitu membantu pasien merubah perilaku kesehatannya/pola hidupnya. Perawat harus memberikan penjelasan kepada pasien bahwa alasannya tersebut tidak benar, sehingga kemudian pasien akan merubah perilakunya.