KELOMPOK 9
KIKI (SR19213023)
NURATIKA (SR19213014)
PANJI (SR19213087)
Perawatan paliatif ditujukan untuk menutupi atau menyembunyikan keluhan pasien dan
memberikan kenyamanan ketika tujuan penatalaksanaan tidak mungkin disembuhkan
(Muckaden, 2011).
Perawatan paliatif merupakan pendekatan untuk meningkatkan kulitas hidup pasien dan
keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa,dengan cara meringankan
penderitaan terhadap rasa sakit dan memberikan dukungan fisik, psikososial dan spiritual
yang dimulai sejak ditegakkannya diagnosa hingga akhir kehidupan pasien (World Health
Organization, 2016).
Tujuan Keperawatan Paliatif
Tujuan akhir dari perawatan paliatif adalah mencegah dan mengurangi penderitaan
serta memberikan bantuan untuk memperoleh kualitas kehidupan terbaik bagi
pasien dan keluarga tanpa memperhatikan stadium atau kebutuhan terapi lainnya,
denan demikian perawatan palitif dapat diberikan secara bersamaan dengan
perawatan yang memperpanjang kehidupan atau sebagai focus keperawatan
(Campbell, 2009).
Peran Fungsi Perawat Pada Asuhan Keperawatan Paliatif
Perawat memiliki peranan penting dalam memberikan dukungan bagi pasien paliatif dalam
mengatasi gejala yang di alami (Mackenzie & Mac Callam, 2009). Berikut beberapa peran
perawat dalam perawatan paliatif Menurut Matzo & Sherman (2014) :
2. Kesempatan atau hak untuk mendapatkan kepuasan dan perawatan paliatif yang
pantas.
Pada kondisi untuk menghilangkan nyeri dan keluhan fisik lainnya maka petugas kesehatan
harus memberikan kesempatan pengobatan yang sesuai untuk meningkatkan.
3. Mendukung pemberian perawatan (caregiver)
Pelayanan perawatan yang profesional harus didukung oleh tim perawatan paliatif, rekan
kerjanya, dan institusi untuk penanganan proses berduka dan kematian, seperti : dukungan dari
institusi yaitu penyuluhan secara rutin dari ahli psikologis.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), terapi adalah usaha untuk memulihkan
kesehatan orang yang sedang sakit, pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Komplementer
adalah bersifat melengkapi, bersifat menyempurnakan.
Standar praktek pengobatan komplementer telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia.Menurut WHO (World Health Organization), pengobatan komplementer
adalah pengobatan nonkonvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan,
sehingga untuk Indonesia jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi
merupakan pengobatan tradisional.
Klasifikasi Terapi Komplementer
1. Sistem Medis Alternatif
a). Akupuntur
Akupuntur merupakan salah satu komponen dari obat tradisional Cina.
b). Akupresur
Akupresur adalah teknik pengobatan Cina tradisional yang didasarkan pada ide-ide yang sama
seperti akupunktur.
2. Mind-Body Medicine
a). Meditasi
Meditasi adalah pengaturan perhatian oleh diri sendiri secara sengaja. Ada dua kategori
meditasi: konsentrasi dan kesadaran.
b). Hypnosis
Hipnosis adalah keadaan penuh perhatian, konsentrasi reseptif ditandai dengan perubahan
sensori, keadaan psikologis diubah, dan minim fungsi motorik.
c). Guided imagery
Ini mengalihkan fokus mental dari rangsangan menyakitkan untuk pengalaman yang lebih
menyenangkan, gambaran, dan relaksasi.
Guided imagery adalah intervensi yang perawat dapat lakukan dengan pengaturan yang
berbeda (rumah sakit, rumah, hospice), dapat digunakan dengan pasien dan keluarga untuk
mengurangi rasa sakit dan kecemasan :
1. Pelatihan relaksasi
Pelatihan relaksasi melibatkan napas dalam, relaksasi otot progresif, dan pencitraan.
2. Terapi distraksi
Terapi distraksi adalah teknik di mana rangsangan sensorik diberikan kepada pasien dalam rangka untuk
mengalihkan perhatian mereka dari pengalaman yang tidak menyenangkan.
3. Terapi music
Terapi musik adalah pengunaan music yang diatur/dikontrol untuk perubahan klinis.
4. Terapi seni
Terapi seni menggunakan proses kreatif untuk memungkinkan kesadaran dan ekspresi emosi individu.
3. Manipulative And Body Based-Pratices
a). Pijat atau massase
Pada pasien kanker, sentuhan membuat koneksi, kenyamanan, dan peningkatan kualitas hidup.
c). Refleksi
Refleksi adalah terapi sentuh yang didasarkan pada keyakinan bahwa ada titik refleks atau titik energi
pada kaki, tangan, dan telinga yang sesuai dengan setiap kelenjar, organ, dan bagian tubuh.
Wewenang perawat dalam memberikan terapi komplementer dan alternatif tidak lepas dari
kultur dan Sumber Daya Alam (SDA) Negara Indonesia yang memilii beragam
kepercayaan/normal serta ribuan tanaman obat yang bisa digunakan dalam pengobatan
alternatif di masyarakat. Kekayaan alam dan budaya masyarakat Indonesia harus bisa
dimanfaatkan sebaik-baiknya khususnya dalam bidang Kesehatan
Undang-undang Kesehatan No.36 Tahun 2009 menegaskan tentang penggunaan terapi
komplementer dan alternatif pasal 1 ayat (16) pelayanan Kesehatan tradisional adalah
pengobatan dan atau perawatan dengan cara dengan obat yang mengacu pada pengalaman
dan keterampilan turun menurun secara empiris yang dapat dipertanggung jawabkan dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat, selanjutnya pasal 28 ayat (1)
huruf e disebutkan bahwa penyelenggara upaya Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 47 dilaksanakan melalui kegiatan pelayanan Kesehatan tradisional .
Terapi komplementer sebagai pengembangan terapi tradisional dan ada yang diintegrasikan
dengan terapi modern yang mempengaruhi keharmonisan individu dari aspek biologis,
psikologis, dan spiritual. Hasil terapi yang telah terintegrasi tersebut ada ayang telah lulus uji
klinis sehingga sudah disamakan dengan obat modern. Kondisi ini sesuai dengan prinsip
keperawatan yang memandang manusia sebagai makhluk yang holistic (bio, psiko, social, dan
spiritual).
Peran Perawat Dalam Tindakan Terapi Komplementer
Fokus terapi ini adalah menciptakan II. Empat wilayah brainwave (aktivitas pikiran
keseimbangan manusia)
antara pikiran, emosi, dan pernapasan. - Beta
Hipnoterapi menggunakan sugesti atau - Alpha
pengaruh kata - kata yang disampaikan dengan - Theta
teknik - teknik tertentu. Satu-satunya kekuatan - Delta
dalam hipnoterapi adalah komunikasi.
c. Tahapan-Tahapan Hipnoterapi d. Manfaat terapi hipnoterapi
- Pre - Induction (Interview) - Masalah Fisik
- Suggestibility Test - Masalah Emosi
- Induction - Masalah Perilaku
- Deepening (Pendalaman Trance)
- Suggestions / Sugesti
- Termination
2. Yoga
a. Definisi b. Jenis – jenis yoga
Yoga merupakan sistem kesehatan menyeluruh (holistik) 1. Hatha yoga
yang terbntuk dari kebudayaan India kuno sejak 3000 SM 2. Mantra
yang lalu. Yoga atau Yuj dalam bahasa Sansekerta kuno 3. Bakti yoga
berarti union (penyatuan). 4. Karma yoga
Intinya melalui yoga seseorang akan lebih baik mengenal 5. Jnana yoga
tubuhnya, mengenal pikirannya dan mengenal jiwanya . 6. F. Raja yoga
c. Manfaat yoga
Menurut Sindhu (2006), secara umum dengan melakuka latihan yoga secara teratur memiliki
manfaat yang besar, antara lain sebagai berikut:
- Meningkatkan fungsi kerja kelenjar endokrin (hormonal) di dalam tubuh.
- Meningkatkan sirkulasi darah ke seluuh sel tubuh dan otak.
- Membentuk postur tubuh yang lebih tegap, serta otot yang lebih lentur dan kuat.
- Meningkatkan kapasitas paru-paru saat bernapas.
- Membuang racun dari dalam tubuh (detoksifikasi).
- Meremajakan sel-sel tubuh dan memperlambat penuaan.
- Memurnikan saraf pusat yang terdapat di tulang punggung.
- Mengurangi ketegangan tubuh, pikiran, mental, serta membuatnya lebih kuat saat
menghadapi stress.
- Memberikan kesempatan untuk merasakan relaksasi yang mendalam.
- Meningkatakan kesadaran pada lingkungan.
- Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan untuk berpikir positif
Menurut Savitri (2009), manfaat dari melakukan terapi yoga adalah:
1. Pembaruan Energi 4. Membantu menjadikan rileks
3. Akupuntur
a. Definisi
Kata akupuntur berasal dari bahasa Yunani, yaitu acus yang berarti jarum dan punctura yang berarti
menusuk. Pengobatan akupuntur dirancang untuk memperbaiki aliran dan keseimbangan energi
sepanjang meridian-meridian ini.
6. Ayuverda
a. Definisi
Ayurveda berasal dari kata sansekerta ayur yang berarti kehidupan dan vedaa berarti pengetahuan
Ayurveda ialah mencapai sehat secara holistik : sehat lahir, sehat bathin, juga sehat spiritual
meningkatkan kwalitas hidup kita.
Sehat dicapai dengan mencapai keseimbangan, mengobati bila terjadi ketidakseimbangan.
Adapun salah satuu pengobataan ayurveda yang telah diajarkan sejak bertahun-tahun adalah terapi oill
pullingg.
b. Manfaat pengobatan Ayuverda bagi kesehatan
- Meningkatkan Imunitas kekebelan sistem tubuh
- Secara lengkap penyembuhan ramuan
- Stres menghilang
- Tubuh memurnikan
- Seluruh menjaga nerca
Pada penelitian yang dilakukan oleh Irawan, Rahayuwati & Yani (2017) menunjukkan bahwa pengguna
terapi modern sering mengeluh mual muntah terutama pasca kemoterapi.
Hasil penelitian yang lain menunjukkan terapi modern telah terbukti secara medis dan gejala-gejala yang
ditimbulkan oleh penyakit kanker dapat dikurangi dengan terapi modern dan komplementer sehingga
secara global kualitas hidup penderita kanker meningkat. Salah satu dari terapi komplementer yang dapat
digunakan pada keperawatan paliatif adalah akupuntur. Akupunktur yang digunakan pada terapi kanker
bukan ditujukan untuk mengobati penyakit kankernya karena penusukan pada lesi merupakan
kontraindikasi. Hal ini dilakukan untuk pengobatan paliatif yaitu mengurangi nyeri kronis, mengurangi
efek samping kemoterapi ataupun radioterapi seperti nyeri, mual, muntah, serta mengurangi dosis obat
anti-nyeri sehingga kualitas hidup penderita dapat ditingkatkan.
Beberapa fakta yang kita jumpai pada masyarakat akhir-akhir ini adalah kecenderungan
kembali ke alam dan terapi alternatif. Dengan banyaknya pilihan tanaman obat yang
ditawarkan, mahalnya biaya pengobatan keperawatan paliatif secara konvensional,
ketidakberhasilan dan banyaknya penyulit sampingan dalam pengobatan konvensional, serta
adanya kasus paliatif yang dapat disembuhkan dengan tanaman obat mendorong makin
banyak masyarakat yang memilih pengobatan alternatif antara lain dengan tanaman obat dan
terapi komplementer sebagai cara untuk pengobatan (Hasanah & Widowati, 2016).
Kesimpulan
Perawatan paliatif adalah suatu pendekatan aktif yang diberikan untuk mengatasi keluhan baik
secara fisik, emosi maupun spiritual sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien dan
keluarga dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa.