Disusun oleh
88.5A.33
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai dengan judul “Terapi
Komplementer di Ruang ICU” yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Menjelang Ajal dan Paliatif, dan harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk ke
depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi di keperawatan adalah konsep diri sebagai penyembuhan
yang harus dipahami dan dialami oleh setiap perawat untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam arahan atau konseling pasien dalam
penggunaan berbagai terapi. Terapi komplementer ini sudah dikenal secara
luas serta telah digunakan sejak dulu dalam ilmu kesehatan. Namun dalam
berbagai survei yang telah dilakukan mengenai penggunaan terapi
komplementer, cangkupan terapi komplementer sendiri masih terbatas.
Thomas Friedman (2005) mengatakan saat ini, dunia kesehatan termasuk
salah satunya praktisi keperawatan masih bingung mengenai terapi
komplementer.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan terapi komplementer ?
2. Apa saja klasifikasi terapi komplementer ?
3. Apa alasan pasien dengan kondisi terminal atau yang berada di ICU
lebih memilih terapi komplementer ?
4. Bagaimana proses terapi komplementer pada perawatan paliatif di
ICU ?
5. Apa saja contoh terapi komplementer yang dapat diterapkan pada
pasien di ICU ?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi dari terapi komplementer.
2. Mengetahui klasifikasi dari terapi komplementer.
3. Mengetahui alasan pasien dan keluarga pasien terminal atau yang berda
di ruang ICU lebih memilih terapi komplementer.
4. Mengetahui proses terapi komplementer pada perawatan paliatif di ICU
5. Mengetahui contoh terapi komplementer yang dapat diterapkan pada
pasien di ICU.
BAB II
PEMBAHASAN
Jumlah Jenis
No Judul Jurnal Penulis Level Tahun Usia Intervensi Hasil penelitian
sampel penelitian
1. Terapi Andinna 2018 10 Literatur Terapi Hasil terapi komplementer yakni menggunakan
Komplementer Dwi jurnal review komplementer komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman
Guna Utami & inklusi terhadap nyeri nyeri pasien dengan menggunakan teknik distraksi,
Menurunkan Imelda sesuai gastritis relaksasi (Menggunakan napas dalam), pijat efflurage,
Nyeri Pasien Rahmay dengan guided imaginary, kompres air hangat, teknik relaksasi
Gastritis: unia keyword otot progresif dalam, relaksasi genggam jari.
Literatur Kartika pencaria Berdasarkan beberapa penjelasan yang telah
Review n dikemukakan, bahwa terapi komplementer yang
paling sering digunakan adalah relaksasi nafas dalam,
karena relaksasi nafas dalam yang digunakan untuk
proses terapi tersebut sangat membantu meringankan
nyeri yang dialami pasien oleh karena itu
memudahkan dalam proses penyembuhan dan dapat
dilakukan secara mandiri oleh pasien.
Daftar Pustaka :
Utami, A.D. & Kartika , I.R. 2018. Terapi Komplementer Guna Menurunkan Nyeri Pasien Gastritis: Literatur Review. Real in Nursing Journal (RNJ), 1(3), 123-132.
2. Pengaruh Foot Nurlaily 2017 24 Quasi Terapi Foot Dalam penelitian ini tidak adanya perbedaan rerata
Massage Afianti, pasien Eksperimen Massage skor kualitas tidur pada kelompok kontrol tetapi
terhadap Ai tal terdapat perbedaan secara bermakna pada kelompok
Kualitas Tidur Mardhiy perlakuan. Foot massage memiliki pengaruh positif
Pasien di Ruang ah terhadap kualitas tidur pasien di Ruang ICU, hal ini
ICU ditunjukkan dengan meningkatnya skor kualitas tidur
pada kelompok intervensi setelah mendapatkan
perlakuan foot massage secara signifikan
dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hal tersebut
didukung oleh adanya perbedaan yang signifikan skor
awal pretest antara kelompok control dan kelompok
intervensi dimana kelompok intervensi memiliki skor
kualitas tidur lebih rendah dari skor kualitas tidur
kelompok kontrol hal inilah yang menunjukkan bahwa
foot massage memiliki pengaruh yang kuat dalam
membatu memperbaiki kualitas tidur pasien di ruang
ICU
Daftar Pustaka :
Afianti, Nurlaily & Ai Mardhiyah. 2017. Pengaruh Foot Massage terhadap Kualitas Tidur Pasien di Ruang ICU. JKP, 5(1), 86-97.
3. Musik Raimon 2016 32 Quasi Pengaruh Nyeri pascaoperasi pasien kelompok intervensi (22,94
Keroncong da pasien Eksperimen intervensi musik ± 14,63) menurun secara signifikan jika dibandingkan
Menurunkan Amayu t keroncong dengan kelompok kontrol (2,06 ± 21,90) dengan p =
Nyeri Ida terhadap tingkat 0,003 dan selisih rerata penurunan nyeri 20,88 mm.
Pascaoperasi di Vitani, nyeri pasien Intervensi musik keroncong memberikan pengaruh
Ruang Andrew pascaoperasi di terhadap penurunan nyeri dan kecemasan
Perawatan Kritis Johan, ruang perawatan pascaoperasi. Intervensi musik keroncong dapat
Nana kritis. direkomendasikan sebagai intervensi keperawatan
Rochana mandiri komplementer untuk menurunkan nyeri dan
kecemasan pasien pascaoperasi di ruang perawatan
kritis dengan memperhatikan syarat musik keroncong
sebagai musik terapi.
Daftar Pustaka :
Vitani, Raimonda Amayu., Andrew Johan., & Nana Rochana. 2016. Musik Keroncong Menurunkan Nyeri Pascaoperasi di Ruang Perawatan Kritis. Jurnal
Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah, 2(4), 1-10.
4. Penerapan Mutaro 2019 24 RCT Menerapkan dan Instrumen kualitas tidur menggunakan Richard
Evidence-Based bin, pasien membuktikan Campbell Sleep Questionnaire (RCSQ). Data
Nursing Elly efektifitas dianalisis dengan uji Independent Sample T-Test.
Pengaruh Nurach penggunaan Hasil penelitian didapatkan p-value < 0,05, berarti
Earplug dan Eye mah, Earplug dan pada alpha 5% terdapat perbedaan yang signifikan
Mask terhadap Muham Eye Mask dalam kualitas tidur antara malam pertama dan kedua pada
Kualitas Tidur mad meningkatkan masing-masing group sehingga disarankan dijadikan
pada Pasien di Adam, kualitas tidur evidence based di rumah sakit sebagai salah satu
ICU pada pasien di terapi komplementer yang dapat dijadikan intervensi
Rita
ICU mandiri keperawatan untuk membantu mengatasi
Sekarsa
gangguan tidur.
ri,
Hasil penelitian ini telah menunjukkan penggunaan
Erwin
Earplug dan Eye Mask berimplikasi terhadap kualitas
tidur yang lebih baik hal ini dibuktikan hasil uji
statistik menunjukkan di-dapatkan p-value < 0,05,
berarti pada alpha 5% terdapat perbedaan yang
signifikan kuali-tas tidur antara malam 1 dan 2 pada
masing-masing group. Aplikasi kombinasi Earplug
dan Eye Mask merupakan intervensi yang re-latif
murah dan berharga untuk peningkatan kualitas tidur
pada pasien yang di rawat di Ruang ICU. Serta dapat
juga digunakan se-bagai intervensi alternatif
(pengganti obat ti-dur) bagi pasien yang mengalami
kesulitan da-lam mengawali proses tidur.
Daftar Pustaka :
Mutarobin, dkk. 2019. Pengaruh Earplug dan Eye Mask terhadap Kualitas Tidur pada Pasien di ICU. Jurnal Keperawatan Indonesia, 22(2), 129-138.
5. Perbandingan Arimbi 2016 22 Quasi Intervensi Kejadian konstipasi pada kelompok abdominal
Abdominal Karunia respond Eksperimen Abdominal massage dengan teknik swedish massage sebanyak
Massage dengan Estri, en massage dan 45,4%, sedangkan kejadian konstipasi pada kelompok
Teknik Swedish dkk. teknik Swedish abdominal massage dengan teknik effleurage
Massage dan massage sebanyak 27,2%, dan secara statistik tidak ada
Teknik dibandingkan perbedaan kejadian konstipasi (p = 0,659) antara
Effleurage dengan kelompok abdominal massage dengan teknik swedish
terhadap intervensi teknik massage dan kelompok abdominal massage dengan
Kejadian effleurage teknik effleurage. Walaupun kejadian konstipasi
Konstipasi pada antara kelompok abdominal massage dengan teknik
Pasien yang swedish massage dan kelompok abdominal massage
Terpasang dengan teknik effleurage tidak berbeda, namun
Ventilasi abdominal massage dengan teknik effleurage waktu
Mekanik di ICU lebih efisien, energi yang dikeluarkan lebih minimal
dan meningkatkan kenyamanan. Oleh karena itu,
abdominal massage dengan teknik effleurage dan
teknik swedish massage disarankan untuk menjadi
pilihan intervensi bagi perawat ICU.
Daftar Pustaka :
Estri, Arimbi Karunia., dkk. 2016. Perbandingan Abdominal Massage dengan Teknik Swedish Massage dan Teknik Effleurage terhadap Kejadian Konstipasi pada
Pasien yang Terpasang Ventilasi Mekanik di ICU. JKP, 4(3), 225-235.
6. Pengaruh Miranti Quasi Intervensi Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji paired t-
Spiritual Florenci Eksperimen spiritual therapy test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
Therapy a Iswari pada tingkat pengaruh kombinasi terapi spiritual terhadap tingkat
kecemasan, stres dan depresi keluarga pasien yang
Terhadap kecemasan,
Tingkat stress, dan dirawat di ruang ICU RSMP. Terapi spiritual dapat
Kecemasan, depresi direkomendasikan sebagai salah satu pilihan terapi
Stres Dan komplementer dalam manajemen cemas, stress dan
depresi yang murah, mudah dan aman.
Depresi
Rekomendasi: 1) Rumah sakit dapat memfasilitasi
Keluarga Pasien
setiap ruangan tunggu ICU dengan audio untuk
Yang Dirawat
memperdengarkan Murrotal QS Ar-Rahman, 2) Dapat
Di Ruang
dilakukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah
Intensive Care
responden yang lebih banyak dan waktu penelitian
Unit.
serta frekuensi intervensi yang lebih lama.
Daftar Pustaka :
Iswari, Miranti Florencia. Pengaruh Spiritual Therapy Terhadap Tingkat Kecemasan, Stres Dan Depresi Keluarga Pasien Yang Dirawat Di Ruang ICU. Seminar dan
Workshop Nasional Keperawatan “Implikasi Perawatan Paliatif pada Bidang Kesehatan”, 32-38.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi komplementer akhir-akhir ini menjadi isu di banyak negara.
Masyarakat menggunakan terapi ini dengan alasan keyakinan, keuangan,
reaksi obat kimia dan tingkat kesembuhan. Perawat mempunyai peluang
terlibat dalam terapi ini, tetapi memerlukan dukungan hasil-hasil
penelitian (evidence-based practice). Pada dasarnya terapi komplementer
telah didukung berbagai teori, seperti teori Nightingale, Roger, Leininger,
dan teori lainnya. Terapi komplementer dapat digunakan di berbagai level
pencegahan. Perawat dapat berperan sesuai kebutuhan klien.
Perkembangan terapi komplementer atau alternatif sudah luas,
termasuk didalamnya orang yang terlibat dalam memberi pengobatan
karena banyaknya profesional kesehatan dan terapis selain dokter umum
yang terlibat dalam terapi komplementer. Hal ini dapat meningkatkan
perkembangan ilmu pengetahuan melalui penelitian-penelitian yang dapat
memfasilitasi terapi komplementer agar menjadi lebih dapat
dipertanggungjawabkan.
Perawat sebagai salah satu professional kesehatan, dapat turut serta
berpartisipasi dalam terapi komplementer. Peran yang dijalankan sesuai
dengan peran-peran yang ada. Arah perkembangan kebutuhan masyarakat
dan keilmuan mendukung untuk meningkatkan peran perawat dalam terapi
komplementer karena pada kenyataannya, beberapa terapi keperawatan
yang berkembang diawali dari alternatif atau tradisional terapi.
DAFTAR PUSTAKA
Mutarobin, dkk. 2019. Pengaruh Earplug dan Eye Mask terhadap Kualitas Tidur
pada Pasien di ICU. Jurnal Keperawatan Indonesia, 22(2), 129-138.
Utami, A.D. & Kartika , I.R. 2018. Terapi Komplementer Guna Menurunkan
Nyeri Pasien Gastritis: Literatur Review. Real in Nursing Journal (RNJ),
1(3), 123-132.
Vitani, Raimonda Amayu., Andrew Johan., & Nana Rochana. 2016. Musik
Keroncong Menurunkan Nyeri Pascaoperasi di Ruang Perawatan Kritis.
Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah, 2(4), 1-10.