PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terapi Komplementer ini sudah dikenal secara luas serta telah
digunakan sejak dulu dalam dunia kesehatan. Namun, dalam beberapa survei
yang telah dilakukan mengenai penggunaan terapikomplementer, cakupan
terapi komplementer sendiri masih agak terbatas. Seperti Thomas Friedman
(2005) mengatakan; saat ini, dunia kesehatan, termasuk salah satunya praktisi
keperawatan masih bingung tentang apa itu terapi komplementer.
Memperluas pengetahuan tentang perspektif obat pelengkap seperti terapi
komplementer, dilakukan oleh sebagian orang-orang dalam beberapa budaya
di dunia yaitu sangat penting untuk perawatan kesehatan yang kompeten..
Dengan demikian sangat penting bagi perawat profesional kesehatan untuk
melakukan penilaian holistik pasien mereka untuk menentukan arah yang luas
dari penyembuhan praktek-praktek yang akan mereka jalankan. Hal ini
berlaku tidak hanya bagi pasien baru, tapi untuk semua pasien.
Terapi komplementer yang dikenal juga sebagai terapi kedokteran
alternatif melesat cepat menjadi bagian dari pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan keperawatan. Terapi moderen yang dianggap sebagai ilmu
kedokteran barat (western medicine) memang sejak lama memproklamirkan
dirinya sebagai ilmu kedokteran dengan dasar rasional. Artinya pemecahan
masalah kesehatan didasarkan atas pertimbangan yang bisa dinalar dan harus
masuk akal. Sehingga para penganut aliran ini menganggap bahwa masalah
kesehatan akan tuntas diselesaikan jika penyebabnya dihilangkan. Misalnya
orang yang mengalami keganasan (kanker) payudara akan dianggap selesai
segalanya jika kanker yang ada di payudara dihilangkan / dioperasi.
Hal ini berbeda dengan pengobatan timur yang menganggap bahwa
there is something behind something. Artinya ketika seseorang dinyatakan
menderita penyakit tertentu, pasti ada sesuatu di balik penyakit yang sedang
dideritanya. Thus, tidak hanya sekedar menghilangkan kanker, namun harus
juga dipertimbangkan hal lain yang melatarbelakangi kanker tersebut.
1
Karenanya dalam pendekatan pemecahan masalah kesehatan, kedokteran
timur cenderung lebih alamiah dan lebih aman dari sisi efek samping yang
tidak didapatkan pada pengobatan modern (barat) karena cenderung
menggunakan bahan sintetik/kimia. Silva & Ludwick (2005) mengidentifikasi
paling tidak ada tiga isu etik sekaitan dengan terapi komplementer yaitu
terkait dengan keamanan, bidang praktik dan perbedaan budaya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah definisi terapi komplementer?
2. Bagaimanakah klasifikasi jenis terapi komplementer?
3. Bagaimanakah teknik dan aplikasi terapi komplementer?
4. Bagaimanakah aplikasi terapi komplementer pada balita?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk menjelaskan definisi terapi komplementer
2. Untuk menjelaskan klasifikasi jenis terapi komplementer
3. Untuk menjelaskan teknik dan aplikasi terapi komplementer
4. Untuk menjelaskan aplikasi terapi komplementer pada balita
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan
manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada mahasiswa keperawatan
untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Aplikasi Terapi
Komplementer Pada Balita
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai suatu pembelajaran bagi mahasiswa keperawatan yang nantinya
ilmu tersebut dapat dipahami dan diaplikasikan dalam praktik
keperawatan.
BAB II
2
PEMBAHASAN
3
yang berada pada bidang keperawatan yang dikuasai secara mahir berdasarkan
perkembangan teknologi terbaru.
B. Jenis – Jenis Terapi Komplementer
1. Praktek-praktek penyembukan tradisional seperti ayurweda dan akupuntur.
2. Terapi fisik seperti chiropractic, pijat, dan yoga.
3. Hypnotherapy dan Hypnosirkumsisi
4. Homeopati atau jamu-jamuan.
5. Pemanfaatan energi seperti terapi polaritas, reiki, biocosmic, bio aura, dsb.
6. Teknik-teknik relaksasi, termasuk meditasi dan visualisasi.
7. Suplemen diet, seperti vitamin dan mineral, dan banyak lagi
4
menggunakan herbal ini akan diatur lebih lanjut oleh Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
5
Bekam merupakan istilah yang di kenal dam bahasa melayu, hijamah
(bahasa arab) cupping (bahasa ingris) dan gua sha (bahasa
cina) sedangkan orang indoneia mengenalnya dengan catuk atau kop.
Bekam sudah di kenal sejak jaman mesir kuno. Bekam mengatur
energi dan aliran darah. Tujuan utama dari pengobatan bekam adalah
untuk menghilangkan penyebab ketidak harmonisan dari tubuh,
memulihkan sirkulasi darah.
3. Terapi Komplementer Herbal Anti anxietas
a. Lavender
b. Valerian
c. Vanilla
Keterangan gambar:
1. Merupakan titik refleksi kelenjar
dibawah otak kanan dan kiri
2. Adalah titik refleksi limpa yang
berada khusus di telapak kaki kiri
Keterangan gambar:
6
1. Adalah titik refleksi kelenjar getah bening bagian dada
2. Merupakan titik refleksi kelenjar getah bening bagian perut
3. Titik refleksi kelenjar getah bening yang berada di bagian atas tubuh
Keterangan gambar:
1A dan 1B adalah titik akupresur yang berada di otot pundak sebelah kiri
dan kanan
Titik 2A dan 2B berada di sebelah tulang belikat atas kiri dan kanan
7
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Terapi komplementer dikenal dengan terapi tradisional yang
digabungkan dalam pengobatan modern. Komplementer adalah penggunaan
terapi tradisional ke dalam pengobatan modern (Andrewset al., 1999).
Terminologi ini dikenal sebagai terapi modalitas atau aktivitas yang
menambahkan pendekatan ortodoks dalam pelayanan kesehatan (Crips &
Taylor, 2001). Menurut WHO (World Health Organization), Pengobatan
komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang bukan berasal dari
negara yang bersangkutan.
9
B. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan diharapkan dapat memahami aplikasi
komplementer yang dapat diberikan pada balita agar nantinya dapat
mengaplikasikannya dengan baik pada saat berada di rumah sakit ataupun di
komunitas masyarakat.
10
DAFTAR PUSTAKA