Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TREND DAN ISU DALAM KEPROFESIAN TERKAIT KEPERAWATAN


KOMUNITAS

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Komunitas

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 9

1. DINDA SILVIA
2. NGESTINING YEKTI AGUNG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG

JL. Panji Suroso No.6 Kel. Polowijen, Kec. Blimbing Kota Malang

Telp.(0341) 488762 , Email : stikeskendedesmalang@gmail.com

2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga dalam penyusunan makalah ini dapat diselesaikan.

Dalam penyusunan Makalah ini, kami mengalami berbagai kendala dan kesulitan, namun
berkat Rahmat Allah SWT yang disertai kesabaran, ketekunan, dan usaha serta bantuan dari
berbagai pihak yang telah tulus ikhlas baik fasilitas tenaga dan pikiran sehingga makalah
yang berjudul “Makalah Trend dan Issu Keprofesian Terkait Keperawatan Komunitas” dapat
selesai tepat pada waktunya.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif diharapkan, demi terciptanya tujuan yang
ingin dicapai.

Atas bantuan dan kritikan seta saran dari semua pihak, maka kami mengucapkan
terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Malang, 25 Oktober 2020

Kelompok 9

DAFTAR ISI
Cover

Kata Pengantar ..........................................................................................................i

Daftar Isi ....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI

A. Trend dan Issu Keperawatan Komunitas.......................................................4


B. Trend dan Issu dalam Profesi Keperawatan Komunitas................................5
C. Konsep Praktik Mandiri Perawat...................................................................6

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran...............................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era modern saat ini banyak penyakit yang timbul disebabkan oleh
perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan, pola aktivitas, serta
kebiasaan lain seperti merokok dan konsumsi obat-obatan. Sebagai akibatnya
berbagai masalah kesehatan sekarang ini banyak terjadi di masyarakat seperti
hipertensi, gagal ginjal, diabetes mellitus, kanker, berbagai penyakit kelainan darah
atau yang sekarang ini kita kenal dengan penyakit tidak menular. Pada masa ini
berbagai fasilitas kesehatan telah menyediakan pelayanan kepada masyarakat untuk
mencari pengobatan baik secara medis, non medis termasuk pengobatan
komplementer.
Profesi keperawatan mengembangkan layanan praktik mandiri keperawatan
kepada masyarakat dalam mencari solusi terhadap masalah kesehatannya. Pelayanan
praktik mandiri perawat memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai
dengan wewenang seorang perawat professional. Pelayanan keperawatan berbentuk
pelayanan bio-psio-sosio-spiritual yang komprehensif atau holistik ditujukan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. Praktik mandiri perawat telah diatur dalam Peraturan
menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010 dan
perubahan peraturan nomor 17 tahun 2013 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik
Perawat. Dengan dikeluarkannya payung hukum tersebut maka praktik mandiri
perawat menjadi legal.
Selain itu praktik mandiri perawat semakin diperkuat dengan disahkannya
Undang-Undang nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan, yang diantaranya
membahas tentang izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat. Perawat yang
membuka praktik keperawatan wajib memilii SIPP (Surat Izin Praktik Perawat) dan
hanya berlaku untuk satu tempat praktik perawat (tertuang dalam UU keperawatan
pasal 19 dan 20) dan perawat yang melakukan praktik wajib memasang Papan Nama
Praktik (tertuang dalam UU).

1
Keperawatan pasal 21).atas dasar hukum tersebut maka masyarakat tidak
perlu ragu lagi untuk memaafkan fasilitas praktik mandiri perawat dalam mencari
solusi kesehatan untuk mengatasi penyakit yang dialaminya.
Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat kepada masyarakat
adalah dalam bentuk pelayanan preventif,promotif,kuratif dan rehabiliatatif.bentuk
pelayanan preventif dan promotif adalah seperti diteksi dini dan identifkasi faktor-
faktor terjadinya suatu penyakit pada individu atau keluarga masyarakat ,serta
memberikan pendidikan atau penyuluh dan konseling pada individu,keluarga atau
masyarakat yang berisiko atau telah mengalami sakit.
Pelayanan kuratif yang dapat dilakukan perawat adalah pengobatan dasar
dengan obat terbatas,bantuan kegawat daruratan medis sesuai kewenangan dan
pengobatan komlementer.terapi komplementer yang dilakukan perawat didukung
oleh permenkes nomor 1109/MENKES/PER/IX/2007 yaitu yang berwenang
melakukan pengobatan kompementer adalah tenaga kesehatan yang sudah ditetapkan
dan berdasarkan kaidah ilmiah.
Bentuk terapi komplementer yang berkemmbang diantaranya seperti
akupuntur ,bekam hipnoterapi,reiki,pengobatan herbal perawatan luka dan dan ain
sebagainya.terapi komplementer yang diberikan oleh tenaga kesehatanseperti perawat
pastilah lebih aman dan terjamin karena kualifikasinya memang dibidang
kesehatan.selanjutnya bentuk pelayanan rehabililitatif dalam praktik mandiri perawat
meliputi pemantauan keteraturan berobat sesuai program rehabilitasi ,kunjungan
rumah (home visit/home health nursing)sesuai rencana rehabikitasi,pelayanan
keperawatan dasar rehabilitasi secara langsung (direct care)yaitu kontak langsung atau
face to face dengan pasien seperti untuk perawatan luka,pemasangan infus dll,maupun
pelayanan rehabilitasi tidak langsung (indirect care)seperti layanan konsultasi
kesehatan.
Dalam operasional praktik mandiri perawat juga dapat berkolaborasi dengan
tenaga kesehatan seperti ahli gizi,fisioterapi,kesehatan masyarakat,dokter dan profesi
kesehatan lainya.perawat juga memiliki spesialis dibidang keperawatan seperti
spesialisperawatan luk,spesialis keperawatan

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan konsep isu dan trend dalam keprofesian terkait keperawatan komunitas?
2. Jelaskan konsep tentang praktik mandiri perawat?

2
C. Tujuan
1. Mampu menjelaskan konsep praktik mandiri perawat sebagai isu dan trend dalam
keprofesian terkait keperawatan komunitas.
2. Mampu menjelaskan hal- hal yang berkaitan dengan praktik mandiri perawat.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Trend dan Issu Keperawatan Komunitas


Isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang di kedepankan untuk di
tangani atau desus desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas. Keperawatan
komunitas di tunjukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta
memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahlihanya dalam
membantu individu, keluarga, kelompok dan masayarakat dalam mengatasi berbagai
masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari hari (effendi, 2009).
Keperawatan merupakan profesi yang dinamis dan berkembang secara terus
menerus dan terlibat dalam masayrakat yang berubah, sehingga pemenuhan dan
metode keperawatan kesehatan berubah, karna gaya hidup masayarakay berubah dan
perawat sendiri juga dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut. Defenisi dan
filisofi terkini dari keperawatan memiliputi perkembangan di berbagai tempat praktik
dimana perawat memiliki kemandirian yang lebih besar.
Profesi keperawatan mengembangkan layanan praktik mandiri keperawatan
kepada masayarakat dalam mencari solusi terhadap masalah kesehatannya. Pelayanan
praktik mandiri perawata memberikan pelayanan kesehatan kepada masayarakat
sesuai dengan wewenang seorang perawat professional. Pelayanan keperawatan
berbentuk pelayanan bio-sio-psiko- spiritual yang komprehensif atau holistic di
tunjukan kepada individ, keljurga, dan masayarakat baik sakit atau maupun sehat
yang mencangkup seluruh proses kehidupan manusia. Praktik mandiri perawat telah
di atur dalam peraturan mentri kesehatan republic Indonesia nomor HK.
02.02/Menkes/148/2010 dan perubahan peraturan no 17 tahun 2013 tentang izin dan
Penyelengaraan praktik perawat. Dengan dikeluarkannya paying hokum tersebut
maka praktik mandiri perawat menjadi legal.
Bentuk pelayanan yang dapat diberikana oleh perawat kepada masyarakat
adalah dalam bentuk pelayanan Preventif, Promotif, kuratif dan Rehabilitatif. Bentuk
pelayanan preventif dan promotif adalah seperti deteksi dini dan indentifikasi factor –
factor resiko terjadinya suatu penyakit pada individu atau keluarga dan masyarakat,

4
serta memberikan pendidikan atau penyuluhan dan konseling pada individu, keluarga
atau masyarakat yang beresiko atau telah mengalami sakit.

B. Trend dan Issu dalam Profesi Keperawatan Komunitas


Trend dan issu dalam profesi keperawatan komunitas sama seperti jenjang
pendidikan keperawatan. Yang dominan dalam keprofesian keperawatan komunitas
adalah pada program akademik dan profesi dalam program tersebut sudah banyak
dibuka peminatan pada keperawatan komunitas seperti Ners, S2, S3, dan Spesialis.
Bagi jurusan S3 Keperawatan Komunitas hanya berada di Universitas Indonesia saja.
Trend lebih sering dan banyak dibicarakan adalah tentang gaji perawat.
Banyak perawat mengeluh tentang penerimaan gaji yang kecil dan berbeda
dibandingkan dengan institusi lainnya, sedangkan pekerjaan yang mereka lakukan
sama beratnya. Sehingga mereka terkadang merasa iri dengan gaji perawat lain yang
memiliki gaji lebih besar. Dengan adanya aturan dari Mentri Kesehatan Republik
Indonesia gaji perawat diberikan berdasarkan jenjang pendidikannya, pada setiap
provinsi dan institusi kesehatan/ Rumah sakit berbeda- beda. Semakin tinggi tingkat
jenjang pendidikan semakin tinggi gaji yang mereka peroleh. Tunjangan pada PNS
lebih besar dari pada gaji pokok. Pemberian gaji juga berdasarkan pada lamanya
pengalaman pekerjaan sang perawat.
Perkembangan/ pelatihan pada keperawatan komunitas dapat dikatakan masih
jarang dan masih minim, tetapi pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang masalah penyakit serta meningkatkan mutu
pelayanan puskesmas. Maka dalam komunitas diperlukan suatu pelatihan pada
puskesmas tentang peningkatan pelayanan kesehatan dan pemberian konseling kepada
kader dan masyarakat tentang masalah kesehatan yang sering terjadi pada lingkup
masyarakat.
Kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat dan puskesmas karena
meningkatkan wawasan bagi masyarakat serta mampu menurunkan morbiditas dan
mortalitas pada desa yang memiliki angka kejadian tinggi. Sebaliknya untuk desa
yang memiliki angka kejadian rendah dapat mempertahankannya agar tidak memiliki
kurva morbiditas dan mortalitas yang meningkat.

5
C. Konsep Praktik Mandiri Perawat
1. Pengertian
Menurut konsorsium ilmu – ilmu kesehatan (1992) praktek keperawatan
profensional atau ners melalui kerjasama yang bersifat kolaboratif baik dengan
klien maupun lega kesehatan lain dalam upaya memberikan asuhan keperawatan
yang holistic sesuai dengan wewenang dan tanggung jawanya pada berbagai
tatanan, termasuk praktik keperawatan individu dan berkelompok.
Menurut undangan – undang keperawatan (UKK) No. 38 Tahun 2014
pengertian Pratik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh
perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan.
Pasal 28 ayat 2 UKK No. 38 tahun 2014 menyebutkan bahwa Praktik
Keperawatan terdiri atas praktik keperawatan mandiri dan praktik keperawatan di
fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Dasar Hukum Praktik Mandiri Perawat
Dasar hukum praktik mandiri perawat diatur dalam :
a. Undang – undangan Keperawatan No. 38 tahun 2014, antara lain:
1) Pasal 28 ayat 1 dan 2, yaitu:
 Praktik keperawatan dilaksankan di fasilitas pelayanan kesehatan
dan tempat lainnya sesuai dengan klien sasarannya.
 Praktik keperawatan sebagaimana dimaksut pada ayat (1) terdiri atas
praktik keperawatan mandiri dan praktik keperawatan di fasilitas
pelayanan kesehatan.
2) Pasal 21 UU keperawatan tahaun 2014, pasal 47 UU kesehatan tahun
2014 : dalam melakukan praktek mandiri keperawatan, seorang perawat
wajib memasang papan nama praktik keperawatan.
b. Peraturan menteri kesehatan (Permenkes) No. 17 tahun 2013, antara lain:
1) Pasal 2 ayat 3 : perawat yang menjalankan praktik mandiri
berpendidikan minimal Diploma III (D III) keperawatan.
2) Pasal 3 ayat 2 : setiap perawat yang menjalankan praktik keperawatan di
praktik mandiri wajib memiliki SIPP.
3) Pasal 5A : perawat hanya dapat menjalankan praktek keperawatan
maksimal di dua tempat yaitu pada fasilitas pelayanan kesehatan dan
praktek mandiri perawat.

6
3. Syarat untuk melakukan praktik mandiri perawat
Menurut UU Keperawatan No. 38 tahun 2014 syarat untuk dapat
melakukan praktik mandiri perawat, yaitu:
 Perawat berpendidikan vokasi (D III) keperawatan dan profesi (Ners & Ners
spesialis).
 Perawat yang memiliki surat tanda registerasi ( STR).
Dalam UUK no. 38 tahun 2014 pasal 18 ayat 3, persyaratan pembuatan STR
meliputi :
 Memiliki ijazah pendidikan tinggi keperawatan.
 Memiliki sertifikat kompetensi atau sertifikat profesi.
 Memiliki surat keterangan sehat fisik dan mental.
 Memiliki surat pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji profesi
 Membuat pernyatan mematuhi dan melaksanakan ketentuan etika profesi.
 Perawat yang memiliki surat izin praktek perawat (SIPP). Dalam UUK no.
38 tahun 2014 pasal 19, SIPP diberikan oleh Pemerintah Daerah
kabupaten/kota atas rekomendasi pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat Perawat menjalankan praktiknya. Untuk mendapatkan
SIPP Perawat harus melampirkan: salinan STR yang masih berlaku,
Rekomendasi dari Organisasi Profesi Perawat; dan Surat pernyataan
memiliki tempat praktik atau surat keterangan dari pimpinan Fasilitas
Pelayanaan Kesehatan.
4. Persiapan sebelum melakukan Praktik Mandiri Perawat.
Alat yang disiapkan sebenarnya tergantung dari kekhususan dari masing-
masing klinik sesuai bidang keahlian teman-teman, misalnya perawat yang
mempunyai sertifikat wound care dan memiliki pengalaman sebagai perawat
luka, bisa membuka klinik keperawatan luka, atau mungkin ada yang sudah
mendapatkan pelatihan keperawatan paliatif, bisa berpikir untuk membuka klinik
keperawatan khusus palliative care.
Sementara itu fasilitas dasar yang harus ada adalah:
a. Perlengkapan untuk tindakan asuhan keperawatan dan kunjungan rumah,
antara lain: Alat untuk mengukur tanda-tanda vital, timbangan, meteran
badan. Alat untuk mengukur gula darah, asam urat dan kolesterol jika ingin
menambahkan, tergantung kemampuan finansial masing-masing.

7
b. Obat-obatan
Ingat, hanya boleh obat bebas dan obat bebas terbatas.
c. Perlengkapan administrasi, meliputi formulir catatan tindakan asuhan
keperawatan serta formulir rujukan dan formulir persetujuan tindakan
keperawatan (inform consent).

5. Kewenangan perawat dalam praktek mandiri


a. Melaksanakan proses keperawatan antara lain: pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
b. Merujuk pasien ke rumah sakit.
c. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat sesuai dengan
kompensi.Misalnya memberikan bantuan hidup dasar,atau penanganan
pertama pada keselakaan.
d. Berkolaborasi dengan dokter jika ada kasus yang tidak bisa ditangani sendiri
e. Memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling.Contohya perawat yang
sudah memiliki sertifikat konselor laktasi,dapat memberikan konseling bagi
ibi-ibu yang mengalami masalah pada saat menyusui
f. Memberikan obat sesuai resep dokter.Pasien tuborkulosis rawat jalan yang
harus mendapatkan obat injeksi setiap hari selama dua bulan,bisa mendatangi
klinik kita.
g. Memberikan obat bebas dan obat bebas terbatas

6. Hal-hal penting yang harus diperhatikan


 Praktik keperawatan mandiri yang kita jalankan harus berdasarkan pada kode
etik,standar pelayanan,standar profesi dan standar prosedur
operasional(SPO).
 Perawat berhak menolak keinginan klien atau pihak lain yang bertentangan
dengan kode etik,standar pelayanan,standar profesi dan standar prosedur
operasional.
 Rujuk pasien yang tidak dapat ditangani kepada perawat lain,atau tenaga
kesehatan lain yang lebih kompeten.
 Jangan melakukan pekerjaan tenaga medis,karenakita tidak
berwenang,kecuali jika sudah ada pendelegasian tertulis dari dokter yang
bersangkutan.

8
 Pasien berhak memberi persetujuan atau menolak tindakan keperawatan yang
akan diterimanya,jadi sebelum melakukan tindakan apapun itu sebaiknya
minta surat persetujuan atau inform consent.
 Dokumentasikan segala teman pengkajian,tindakan,evaluasi yang telah
dilakukan kepada pasien.
 jangan lupa memperpanjang SIPP dan memasang papan nama diklinik yang
dijalankan.

BAB III

PENUTUP

9
A. Kesimpulan
Isu keperawatan komunitas adalah suatu masalah yang dikedepankan untuk
ditangani atau desas – desus dalam ruang lingkup keperawatan komunitas. Tren dan
isu yang sedang dibicarakan dalam keperawatan komunitas. Pengaruh politik terhadap
keperawatan professional, Pengaruh perawat dalam aturan dan praktik keperawatan
Puskesmat Idaman.
Adapun masalah bidang kesehatan di Indonesia salah satunya yaitu masih
cukup tingginya perbedaan status kesehatan antara tingkat sosial ekonomi dan
mobilitas penduduk yang cukup tinggi. Untuk keperawatan kesehatan komunitas di
masa mendatang diprediksi bahwa kebutuhan akan pelayanan keperawatan kesehatan
komunitas yang berkualitas akan semakin meningkat.
Kegiatan praktik keperawatan komunitas meliputi tahap persiapan, pelaksanan
dan evaluasi. Area praktik keperawatan kesehatan komunitas yaitu unit pelayanan
kesehatan, rumah , sekolah tempat kerja atau industri , barak penampungan, kegiatan
puskesmas keliling , panti atau kelompok khusus lain serta pelayanan pada kelompok
resiko tinggi. Sasaran keperawatan kesehatan komunitas antara lain individu ,
keluarga , kelompok dan masyarakat. Prinsip dasar dalam praktik perawatan
kesehatan komunitas, Keluarga adalah unit utama dalam pelayanan kesehatan
masyarat, Sasaran terdiri dari individu ,keluarga , kelompok dan masyarakat. Perawat
kesehatan bekerja dengan masyarakat bukan bekerja untuk masyarakat. Pendekatan
praktik keperawatan komunitas meliputi problem solving approach, dan Community
approach. Faktor yang mempengaruhi praktik keperawatan komunitas antar lain
IPTEK yang baru, pergeseran nilai masyarakat , aspek legal dan etik, ekonomi serta
politik.

B. Saran
Kami selaku penulis menyarankan kepada pada pembaca baik individu. Serta
teman- teman, agar kiranya dapat memperhatikan penulisan makalah kami. Terima
kasih semoga bermanfaat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Efendy, Ferry dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

http://www.unpad.ac.id/2016/12/praktik-keperawatan-mandiri-bisa-lebih-berkembang-di-
indonesia/

Anda mungkin juga menyukai