Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN PRIMER HIPERTENSI PADA IBU HAMIL

DI POLI KANDUNGAN RSUD JOMBANG

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Praktikum Keperawatan Maternitas


Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan UNIPDU Jombang
Dengan Dosen pengampu: Mukhorotin, S.Kep., Ns.M.Kep

Disusun Oleh:

Arum Kusuma (7422003)

Lisa Munika (7422013)


Dona Ahfaj Widianty (7422018)
Muzaynatul Waqi’ah (7422030)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM
JOMBANG
2022
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Arum Kusuma (7422003)

Lisa Munika (7422013)


Dona Ahfaj Widianty (7422018)
Muzaynatul Waqi’ah (7422030)

Judul : “Satuan acara Penyuluhan Pencegahan Primer Hipertensi Pada Ibu


Hamil di Poli Kandungan RSUD Jombang”

Disetujui Oleh:

Pembimbing Rumah Sakit Poli Kandungan Pembimbing Akademik


RSUD Jombang

Sri Marheni, S.ST Mukhoirotin,S.Kep.,Ns.,M.Kep


NIP: 19670119 19803 2 006 NIPY: 11 010414 262

Kepala Ruangan Poli Kandungan


RSUD Jombang
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik Penyuluhan : Hipertensi


Pokok Bahasan : Hipertensi Pada Ibu Hamil
Sub Pokok Bahasan : Pencegahan Primer Hipertensi Pada Ibu Hamil
Sasaran : 10 orang ibu hamil
Tempat : Poli Kandungan RSUD Jombang
Waktu : Jam 07.30 - 08.00 WIB
Hari, tanggal : Rabu, 05 Oktober 2022
Perorganisasian : 1. Penyaji : Lisa Munika
2. Fasilitator : 1. Dona Ahfaj Widianty
: 2. Arum Kusuma
: 3. Muzaynatul Waqi’ah

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan tentang pencegahan primer Hipertensi Pada Ibu Hamil
diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami penyakit tersebut.
B. Tujuan Instruksional Khusus
1. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan hal-hal tentang pengertian Hipertensi.
2. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan faktor resiko dari Hipertensi Pada Ibu Hamil.
3. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan tanda dan gejala dari Hipertensi Pada Ibu Hamil.
4. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan komplikasi pada anak dan ibu dari Hipertensi
pada Ibu Hamil.
5. Peserta penyuluhan dapat menyebutkan pencegahan primer dari Hipertensi Pada Ibu
Hamil.
C. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu Hamil Metode Waktu
Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam Ceramah 5 Menit
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Bina hubungan saling
percaya.
4. Menyampaikan tujuan
pokok materi
Pelaksanaan 1. Menjelaskan materi tentang: 1. Mendengarkan Ceramah 10
Pengertian penyakit 2. Menanyakan materi Diskusi Menit
Hipertensi. yang belum
2. Faktor resiko dari Hipertensi dimengerti
pada Ibu Hamil.
3. Tanda dan gejala Hipertensi
pada Ibu Hamil.
4. Komplikasi pada anak dan
ibu dari Hipertensi pada Ibu
Hamil.
5. Cara pencegahan primer dari
Hipertensi pada Ibu Hamil.
Penutup 1. Sesi tanya jawab 1. Menjawab Tanya 15 menit
a. Apa saja tanda dan pertanyaan jawab
gejala hipertensi pada 2. Menjawab salam (diskusi)
ibu hamil?
b. Apa saja dampak
hipertensi kepada janin?
c. Apa saja pencegahan
primer hipertensi pada
ibu hamil?
2. Memberikan pertanyaan
(evaluasi)
3. Menyampaikan hasil
Evaluasi
4. Melakukan tensi gratis pada
ibu hamil.
5. Menutup penyuluhan
(salam)
D. Setting Tempat
Keterangan :
A = Penyaji A
B = Peserta
C = Fasilitator B
C C

E. Media Yang Digunakan


1. PPT
2. Leaflet
F. Garis Besar Materi ( Terlampir)
1. Pengertian penyakit Hipertensi.
2. Faktor resiko dari Hipertensi pada Ibu Hamil.
3. Gejala dan tanda dari Hipertensi pada Ibu Hamil.
4. Komplikasi atau dampak pada anak dan ibu dari Hipertensi pada Ibu Hamil.
5. Cara pencegahan Primer dari Hipertensi pada Ibu Hamil
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan peserta penyuluhan
b) Kesiapan tempat pelaksanaan.
c) Kesiapan tim penyaji.
d) Kesiapan materi penyaji
e) Kesiapan media (leaflet dan power point)
2. Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan (10 orang)
b) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab (minimal 2 orang)
c) Ibu memperhatikan materi yang disampaikan
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
b) 15 % target ibu hamil bisa menjawab pertannya yang diberikan.
c) Ibu hamil peserta penyuluhan dapat menjelaskan pengertian penyakit Hipertensi,
penyebab Hipertensi pada Ibu Hamil, patofisiologi Hipertensi pada Ibu Hamil, gejala
dan tanda Hipertensi pada Ibu Hamil, komplikasi Hipertensi pada Ibu Hamil, cara
pencegahan primer Hipertensi pada Ibu Hamil.

H. Referensi
1. Manuaba IBG,ddk. 2017. Pengatar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
2. Cunningham Gary. 2012. Obstetri William. Jakarta: EGC.
3. Wylie, Linda, 2010. Manajemen Kebidanan: Gangguan Medis Kehamilan dan
Persalinan. Jakarta: EGC.

4. Angsar, Dikman, 2011. Hipertensi dalam Kehamilan. Fakultas Kedokteran UNAIR:


Surabaya.
5. Gunawan, Lany. 2012. Hipertensi: Tekanan Darah Tinggi . Yogyakarta: Kanisius.
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.


Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum
hamil, disebut juga sebagai pre eklamasi tidak murni seperti superimposed preeklamsia bila
disertai pula dengan proteinnuria dan edemia. Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan
kelainan vaskuler yang terjadi sebelum kehamilan atau timbul dalam kehamilan atau pada
permulaan nifas. Hipertensi kronik dalam kehamilan adalah adanya terjadi sebelum hamil
ataupun diketemukan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau hipertensi yang menetap 6
minggu paska persalinan, apapun yang menjadi sebabnya. Hingga saat ini hipertensi dalam
kehamilan masih merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas pada ibu dan
janinnya. Hipertensi dalam kehamilan berarti tekanan darah meninggi saat hamil. Keadaan ini
biasanya mulai pada trimester ketiga, atau tiga bulan terakhir kehamilan. Kadang-kadang
timbul lebih awal, tetapi hal ini jarang terjadi. Hipertensi dalam kehamilan adalah Tekanan
sistol > 140 atau tekanan diastol > 90 mmHg. Kenaikan tekanan sistolik 15 mmHg
dibandingkan tekanan darah sebelum hamil atau pada trimester pertama kehamilan (1).

B. Faktor Resiko Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.


1. Usia. Resiko tekanan darah tinggi meningkat (< 20 tahun dan > 40 tahun).
2. Riwayat penyakit keluarga.
3. Kelebihan berat badan atau obesitas
4. Tidak aktif secara fisik (malas bergerak dan kurang beraktivitas).
5. Merokok
6. Terlalu banyak garam (sodium) pada diet Anda. Terlalu banyak sodium pada diet Anda
dapat menyebabkan tubuh Anda menahan cairan yang meningkatkan tekanan darah.
7. Terlalu sedikit vitamin D di dalam darah Anda. Tidak pasti apakah memiliki terlalu sedikit
vitamin D dalam diet Anda dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Vitamin D dapat
mempengaruhi enzim yang diproduksi oleh ginjal yang mempengaruhi tekanan darah
Anda.
8. Terlalu banyak minum alcohol
9. Stres
10. Kondisi kronik tertentu. Seperti, kolestrol tinggi, diabetes, penyakit ginjal, dan “sleep
apnea”.
11. Terkadang kehamilan juga berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi (2).

C. Tanda dan Gejala Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil.


1. Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain:
a) Tekanan darah diastolik < 100 mmHg.
b) Pemeriksaan laboratorium.
2. Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:
a) Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih.
b) Pemeriksaan laboratorium.
c) Nyeri kepala.
d) Gangguan penglihatan

e) Nyeri abdomen atas.


f) Kejang.
g) Peningkatan enzim hati.
h) Pertumbuhan janin terhambat.
i) Sesak nafas (3).

D. Komplikasi pada Anak dan Ibu dari Penyakit Hipertensi pada Ibu Hamil.
Hipertensi pada saat keadaan ibu sedang mengandung akan berdampak pada ibu dan janin.
Dengan tingginya tekanan darah maka arus darah akan mengalami gangguan begitu pula pada
organ ginjal, hati, otak, rahim dan juga plasenta. Ibu hamil yang menderita preeklampsia akan
berdampak pada janin dimana nutrisi dan oksigen akan mengalami kondisi abnormal
(kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin). Hal ini
disebabkan karena pembuluh darah akan mengalami penyempitan (4).
Pada kondisi ibu hamil yang mengalami preeklamsia maka tumbuh kembang janin akan
terhambat (nutrisi dan oksigen yang terhabat untuk di berikan ke janin) sehingga menyebabkan
bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya
kelahiran prematur. Sedangkan pada kasus preeklamsia yang berat maka bayi harus segera
dilahirkan, kondisi ini disesuaikan dengan janin yang sudah dapat hidup diluar rahim atau tidak.
Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter kandungan untuk menyelamatkan ibu dan
janin (4).
Pada wanita penderita hipertensi berat lebih sering terjadi abrupsio plasenta (pelepasan
plasenta sebelum waktunya), yang menyebabkan terputusnya pasokan oksigen dan zat gizi ke
janin sehingga janin bisa meninggal. Bahkan meskipun tidak terjadi abrupsio plasenta,
hipertensi bisa menyebabkan berkurangnya pasokan darah ke janin sehingga pertumbuhan janin
menjadi lambat (4).
Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik bisa berdampak negatif bagi bayi dan ibu:
1. Pada ibu yang mengalami hipertensi berat saat hamil, sering sekali terjadi abrupsio plasenta
(pelepasan plasenta sebelum waktunya), yang menyebabkan terputusnya pasokan oksigen
dan zat gizi ke janin, sehingga bisa menyebabkan janin meninggal.
2. Pertumbuhan janin terhambat. Janin yang tidak cukup menerima oksigen dan nutrisi
bisa menghambat proses pertumbuhan janin, bayi lahir dengan berat badan yang rendah,
atau lahir secara prematur.
3. Kelahiran prematur. Demi menyelamatkan nyawa Ibu dan si Kecil, kadang dokter akan
menyarankan kelahiran bayi secara prematur. Caranya dengan jalan induksi atau operasi
caesar. Hal ini dilakukan untuk mencegah eklamsia dan komplikasi lainnya.
4. Abrupsio plasenta. Ini adalah kondisi ketika plasenta terpisah dari dinding dalam rahim
sebelum proses persalinan. Jika hal ini terjadi, plasenta Anda akan rusak. Anda juga akan
mengalami pendarahan yang hebat. Kedua hal ini bisa membahayakan nyawa si Ibu dan si
Kecil.
5. Bayi meninggal dalam kandungan. Kondisi ini bisa saja terjadi pada masa hamil lima
bulan atau lebih. Bayi meninggal dalam kandungan karena tidak mendapatkan hal-hal yang
dibutuhkan, seperti oksigen dan nutrisi, selayaknya bayi yang dikandung oleh ibu dengan
tekanan darah normal.
6. Berkembangnya penyakit kardiovaskular. Jika Anda sudah sampai pada tahap
praeklamsia, maka Anda berisiko terkena penyakit kardiovaskular setelah melahirkan,
khususnya jika Anda melahirkan bayi secara prematur. Namun Anda bisa meminimalisasi
risiko dengan menjalani gaya hidup sehat usai melahirkan (4).
Bahaya hipertensi pada kehamilan pada ibu nya :
a) Sesak nafas.
b) Kejang.
c) Menurunya fungsi ginjal.
d) Stroke
e) Bahkan kematian (4)
Masalah bagi janin dan bayi setelah dilahirkan meliputi :
a) Kelahiran prematur (baik secara spontan atau untuk melindungi ibu atau bayi).
b) Pembatasan pertumbuhan (janin tidak mendapatkan berat badan tepat)
c) Berat badan lahir rendah
d) Cairan ketuban rendah (cairan di sekitar bayi dalam rahim) dan berdampak pada
gangguan perkembangan janin, gangguan pergerakan pada janin, dan gangguan proses
melahirkan.
e) Cedera otak dan dalam kasus yang jarang terjadi, kematian (4).

Kondisi ini mungkin terdengar menakutkan, karena itu sangat dianjurkan untuk selalu
konsultasi dengan dokter terutama buat para ibu yang memiliki statustekanan darah tinggi, hal
ini bertujuan untuk mencegah, mendiagnosa, mengelola, dan mengobati masalah potensial
yang mungkin terjadi (4).
Definisi hipertensi pada kehamilan berdasarkan nilai tekanan darah absolut (sistolik ≥ 140
atau diastolik ≥ 90 mmHg) dan dibedakan antara kenaikan tekanan darah ringan (140-159/90-
109 mmHg) atau berat (≥160/110mmHg) (4).

E. Pencegahan Primer Penyakit Hipertensi Pada Ibu Hamil


Fase Pre-Pathogenesis ( pencegahan Primer) :
1. Meningkatkan pengetahuan dan pendidikan tentang bahaya penyakit hipertensi
2. Menerapkan dan meningkatkan perilaku hidup sehat
3. Makan cukup sayur dan buah (pisang, apel, wortel, brokoli, kacang merah, dan avokad)
4. Rendah garam dan lemak (2400 mg atau 1 sendok teh)
5. Tidak merokok dan konsumsi alcohol
6. Istirahat yang cukup dan olahraga (yoga, renang dan jalan kaki)
7. Hindari kegiatan yang menimbulkan stress
8. Mengenali penyakit lain pemicu hipertensi.

Pencegahan Primer: Pencegahan primer yaitu kegiatan untuk menghentikan atau


mengurangi faktor risiko Hipertensi sebelum penyakit hipertensi terjadi:
1. Tidur yang cukup, antara 6-8 jam per hari.
2. Memperhatikan pola makan. Perbanyaklah mengonsumsi sayuran, ikan, buah-buahan,
serta air putih. Penuhi kebutuhan gizi ibu hamil setiap hari dan pastikan kebutuhan protein,
mineral, karbohidrat, vitamin dan serat tercukupi.
3. Konsumsi makanan yang dapat menurunkan tekanan darah seperti ikan, coklat, pisang, dan
jeruk.
4. Terapkan pola hidup sehat. Kebiasaan mengkonsumsi alkohol dan merokok dapat memicu
timbulnya hipertensi. Bahkan pola hidup yang kurang sehat dapat berdampak buruk pada
kesehatan janin.
5. Rajin berolahraga. Olahraga bermanfaat melancarkan sirkulasi darah dan oksigen dalam
tubuh. Olahraga ringan seperti jalan kaki, yoga, renang, dan sebagainya dapat membantu
menurunkan tekanakn darah.
6. Hindari stress dan kelelahan. Stress dan kelelahan dapat memicu tekanan darah tinggi, agar
tekanan darah tetap normal usahakan ibu hamil tetap tenang dan gembira.
7. Konsumsi Minyak ikan. Telah diketahui bahwa peningkatan konsumsi minyak ikan yang
mengandung Asam Lemak (omega-3) dapat menurunkan tekanan darah secara signifikan
terutama bagi mereka yang menderita diabetes.
8. Rajinlah mengontrol kondisi kandungan pada dokter kandungan atau bidan. Lakukan juga
pengecekan tekanan darah secara rutin.
9. Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan darah tapi kalsium juga
cukup membantu (5).

Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) seperti promosi kesehatan dan


pencegahan khusus. Sasarannya ialah faktor penyebab, lingkungan dan pejamu. Langkah
pencegahaan di faktor penyebab misalnya, menurunkan pengaruh serendah mungkin
(desinfeksi, pasteurisasi, strerilisasi, penyemprotan insektisida) agar memutus rantai
penularan. Langkah pencegahan di faktor lingkungan misalnya, perbaikan lingkungan fisik
agar air, sanitasi lingkungan dan perumahan menjadi bersih. Langkah pencegahan di faktor
pejamu, misalnya perbaikan status gizi, status kesehatan, pemberian imunisasi. Tujuan
pencegahan primer adalah mencegah terjadinya suatu penyakit atau cedera selama masa
prapatogenesis (sebelum proses suatu penyakit dimulai) (5).
LAMPIRAN

a. Leaflet
b. Dokumentasi Penyuluhan
c. Presensi

Anda mungkin juga menyukai