Disusun Oleh:
Disetujui Oleh:
H. Referensi
1. Manuaba IBG,ddk. 2017. Pengatar Kuliah Obstetri. Jakarta: EGC.
2. Cunningham Gary. 2012. Obstetri William. Jakarta: EGC.
3. Wylie, Linda, 2010. Manajemen Kebidanan: Gangguan Medis Kehamilan dan
Persalinan. Jakarta: EGC.
D. Komplikasi pada Anak dan Ibu dari Penyakit Hipertensi pada Ibu Hamil.
Hipertensi pada saat keadaan ibu sedang mengandung akan berdampak pada ibu dan janin.
Dengan tingginya tekanan darah maka arus darah akan mengalami gangguan begitu pula pada
organ ginjal, hati, otak, rahim dan juga plasenta. Ibu hamil yang menderita preeklampsia akan
berdampak pada janin dimana nutrisi dan oksigen akan mengalami kondisi abnormal
(kurangnya pasokan oksigen dan nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh kembang janin). Hal ini
disebabkan karena pembuluh darah akan mengalami penyempitan (4).
Pada kondisi ibu hamil yang mengalami preeklamsia maka tumbuh kembang janin akan
terhambat (nutrisi dan oksigen yang terhabat untuk di berikan ke janin) sehingga menyebabkan
bayi lahir dengan berat badan yang rendah. Bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya
kelahiran prematur. Sedangkan pada kasus preeklamsia yang berat maka bayi harus segera
dilahirkan, kondisi ini disesuaikan dengan janin yang sudah dapat hidup diluar rahim atau tidak.
Diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter kandungan untuk menyelamatkan ibu dan
janin (4).
Pada wanita penderita hipertensi berat lebih sering terjadi abrupsio plasenta (pelepasan
plasenta sebelum waktunya), yang menyebabkan terputusnya pasokan oksigen dan zat gizi ke
janin sehingga janin bisa meninggal. Bahkan meskipun tidak terjadi abrupsio plasenta,
hipertensi bisa menyebabkan berkurangnya pasokan darah ke janin sehingga pertumbuhan janin
menjadi lambat (4).
Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik bisa berdampak negatif bagi bayi dan ibu:
1. Pada ibu yang mengalami hipertensi berat saat hamil, sering sekali terjadi abrupsio plasenta
(pelepasan plasenta sebelum waktunya), yang menyebabkan terputusnya pasokan oksigen
dan zat gizi ke janin, sehingga bisa menyebabkan janin meninggal.
2. Pertumbuhan janin terhambat. Janin yang tidak cukup menerima oksigen dan nutrisi
bisa menghambat proses pertumbuhan janin, bayi lahir dengan berat badan yang rendah,
atau lahir secara prematur.
3. Kelahiran prematur. Demi menyelamatkan nyawa Ibu dan si Kecil, kadang dokter akan
menyarankan kelahiran bayi secara prematur. Caranya dengan jalan induksi atau operasi
caesar. Hal ini dilakukan untuk mencegah eklamsia dan komplikasi lainnya.
4. Abrupsio plasenta. Ini adalah kondisi ketika plasenta terpisah dari dinding dalam rahim
sebelum proses persalinan. Jika hal ini terjadi, plasenta Anda akan rusak. Anda juga akan
mengalami pendarahan yang hebat. Kedua hal ini bisa membahayakan nyawa si Ibu dan si
Kecil.
5. Bayi meninggal dalam kandungan. Kondisi ini bisa saja terjadi pada masa hamil lima
bulan atau lebih. Bayi meninggal dalam kandungan karena tidak mendapatkan hal-hal yang
dibutuhkan, seperti oksigen dan nutrisi, selayaknya bayi yang dikandung oleh ibu dengan
tekanan darah normal.
6. Berkembangnya penyakit kardiovaskular. Jika Anda sudah sampai pada tahap
praeklamsia, maka Anda berisiko terkena penyakit kardiovaskular setelah melahirkan,
khususnya jika Anda melahirkan bayi secara prematur. Namun Anda bisa meminimalisasi
risiko dengan menjalani gaya hidup sehat usai melahirkan (4).
Bahaya hipertensi pada kehamilan pada ibu nya :
a) Sesak nafas.
b) Kejang.
c) Menurunya fungsi ginjal.
d) Stroke
e) Bahkan kematian (4)
Masalah bagi janin dan bayi setelah dilahirkan meliputi :
a) Kelahiran prematur (baik secara spontan atau untuk melindungi ibu atau bayi).
b) Pembatasan pertumbuhan (janin tidak mendapatkan berat badan tepat)
c) Berat badan lahir rendah
d) Cairan ketuban rendah (cairan di sekitar bayi dalam rahim) dan berdampak pada
gangguan perkembangan janin, gangguan pergerakan pada janin, dan gangguan proses
melahirkan.
e) Cedera otak dan dalam kasus yang jarang terjadi, kematian (4).
Kondisi ini mungkin terdengar menakutkan, karena itu sangat dianjurkan untuk selalu
konsultasi dengan dokter terutama buat para ibu yang memiliki statustekanan darah tinggi, hal
ini bertujuan untuk mencegah, mendiagnosa, mengelola, dan mengobati masalah potensial
yang mungkin terjadi (4).
Definisi hipertensi pada kehamilan berdasarkan nilai tekanan darah absolut (sistolik ≥ 140
atau diastolik ≥ 90 mmHg) dan dibedakan antara kenaikan tekanan darah ringan (140-159/90-
109 mmHg) atau berat (≥160/110mmHg) (4).
a. Leaflet
b. Dokumentasi Penyuluhan
c. Presensi