Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN AGGREGATE DALAM KOMUNITAS:

KESEHATAN LANSIA

Oleh Kelompok 4 :

1. A A Istri Revaliana Pradnyandari (193213006)


2. Dewa Ayu Made Febriari (193213009)
3. I Gusti Ayu Made Indri Amanda (193213014)
4. I Pande Nyoman Widyawati (193213018)
5. Ni Komang Bunga Triska Yuniari (193213027)
6. Ni Komang Devi Arianthi (193213028)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
DENPASAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang
Keperawatan Komunitas Pada Lansia.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Denpasar, 06 Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan ........................................................................................................2
1.4 Manfaat ......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Lansia ..................................................................................3
2.2 Konsep Teori Reumatik ………………………………………………….5
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas ..................................................8

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS


3.1 Skenario Kasus ..........................................................................................12
3.2 Pengkajian .................................................................................................12
3.3 Analisa Data ..............................................................................................15
3.4 Intervensi Keperawatan .............................................................................16

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...............................................................................................21
4.2 Saran .........................................................................................................21

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Health Organisation (WHO) lansia adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Secara global jumlah
penduduk lansia adalah 11,7% dari seluruh penduduk dunia dan angka
tersebut diperkirakan naik menjadi 21% pada tahun 2050, angka tersebu
akan terus meningkat seiring dengan peningkatan usia harapan hidup. Usia
harapan hidup pendduk dunia pada tahun 2005-2010 adalah 68,7 tahun,
pada tahun 2010-1015 70 tahun, dan pada tahun 2015-2020 71 tahun
(World Populaion Prospects,2012).
Di Indonesia persentase penduduk lansia juga bertambah stiap
tahunnya. Menurut data World Populaion Prospects jumlah lansia pada
tahun 2013 adalah 8,9% dari jumlah penduduk Indonesia, persentase
tersebut akan terus meningkat dan diperkirakan menjadi 21,4% pada tahun
2050. Di Jawa Barat pada tahun 2017 jumlah penduduk lansia yaitu sekitar
4,16 juta jiwa atau sebanyak 8,69% dari total penduduk Jawa Barat (BPS
Jawa Barat,2017).
Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan
terjadi perubahan-perubahan pada tubuh manusia. Perubahan-perubahan
tersebut terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ
dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua system
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan
kemungkinan timbulnya beberapa golongan rematik.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis perlu membuat makalah
“Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Agregat Lansia dengan Reumatik”
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah dan meningkatkan wawasan
penulis tentang keperawatan komunitas khususnya pada lanjut usia.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lansia ?
2. Apa itu reumatik ?
3. Bagaimanakah proses asuhan keperawatan komunitas lansia dengan
reumatik ?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Adapun penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk
memperoleh pengetahuan tentang Asuhan Keperawatan
Komunitas Pada Agregat Lansia Dengan Reumatik.
2. Tujuan Khusus
1. Mengetahui apa itu lansia
2. Mengetahui apa itu reumatik
3. Mengetahui dan merencanakan asuhan keperawatan komunitas
pada lansia dengan reumatik.

1.4 Manfaat
Diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan
pengetahuan serta wawasan kepada pembaca tentang asuhan keperawatan
komunitas pada agregat lanisa penderita reumatik, dan dapat di gunakan
sebagai penunjang proses belajar mengajar khususnya untuk mahasiswa
jurusan keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Lansia
A. Pengertian Usia Lanjut
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di
dalam kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang
hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak
permulaan kehidupan. Menjadi tua merupaka proses alamiah, yang berarti
seseorang telah meliputi tiga tahap kehidupan, yaitu anak, dewasa, dan tua.
Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis (H.
Wahyudi Nugroho, 2013).
Usia lanjut adalah proses alami yang tidak dapat di hindari. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan yang berangsung-angsur
mengakibatkan perubahan yang komulatif, merupakan proses
menurunnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
dan luar tubuh yang berakhir dengan kematian (Darmojo, 2012).
Jadi menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita.
Adapun beberapa teori mengenai proses menua yang bersifat
individual :
a. Tahap proses menua terjadi pada orang dengan usia berbeda
b. Setiap lanjut usia mempunyai kebiasaan yang berbeda
c. Tidak ada satu factor pun yang ditemukan dapat mencegah proses
menua.
B. Klasifikasi Lansia
Menurut WHO dalam (Maryam, 2008) klasifikasi lansia di
golongkan menjadi 4 yaitu :
a) Usia pertengahan atau middleage yaitu seseorang yang berusia 45-59
tahun
b) Lanjut usia elderly yaitu seseorang yang berusia 60-74 tahun

3
c) Lanjut usia tua old yaitu orang yang berusia 75-90 tahun
d) Lanjut usia tua very old yaitu seseorang yang berusia diatas 90 tahun
C. Penyakit yang Sering Terjadi pada Lanjut Usia
Menurut Aspiani tahun (2014), ada 4 penyakit yang sangat erat
hubungannya dengan proses menua, yaitu :
a. Gangguan sirkulasi darah, seperti : hipertensi, kelainan pembuluh
darah, gangguan pembuluh darah di otak, coroner dan ginjal.
b. Gangguan metabolisme hormonal, seperti : diabetes mellitus,
klimakterium dan ketidakseimbangan tiroid.
c. Gangguan pada persendian, seperti : osteoarthiritis, gout arthritis,
ataupun penyakit kolagen lainnya.
d. Berbagai macam neoplasma.
Dan menurut “Siti Bandiyah, 2009”, mengemukakan bahwa penyakit
atau gangguan pada lanjut usia ada 9 macam, yaitu :
a. Sistem pernapasan
b. Sistem penglihatan
c. Kardiovaskuler
d. Sistem pengaturan tubuh
e. Musculoskeletal
f. Gastrointestinal
g. Genitalia urinaria
h. Endoktrin
i. Sistem intigumen
Timbulnya penyakit-penyakit tersebut dapat dipercepat atau
diperberat oleh faktor-faktor luar, misalnya : makaan, kebiasaan hidup
yang salah, infeksi dan trauma (Yessi et al, 2013)

2.2 Konsep Dasar Teori Reumatik

A. Pengertia Reumatik

4
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri
dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adelia,
2011).
Reumatik dapat mengenai siapa saja yang rentan terkena penyakit
reumatik. Hal itu tentu saja tergantung pada jenis reumatik,umumnya
penderita reumatik akan merasa nyeri pada sendi dan tulang dan biasanya
mulai terjadi pada usia pertengahan ( Junaidi, 2006 ). Reumatik dapat
terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut.
Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam
Budi Darmojo, 1999).
Reumatik adalah salah satu penyakit yang banyak ditemukan di
masyarakat penyakit ini ada yang menyerang sendi dan ada pula yang
hanya menyerang jaringan disekitar sendi (Dalimartha, 2008).
B. Klasifikasi
Menurut (Adelia,2011) ada 2 jenis rematik yaitu rematik sendi dan
rematik jaringan lunak.
a) Reumatik sendi adalah reumatik yang menyerang persendian, reumatik
ini dibagi beberapa macam namun yang paling sering dijumpai adalah :
1. Artritis rheumatoid
Artritis Reumatoid (AR) adalah kelainan inflamasi yang
terutama mengenai membran sinovial dari persendian dan
umumnya ditandai dengan dengan nyeri persendian, kaku
sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan (Diane C.
Baughman, 2000).
2. Osteoarthritis
Osteoarthritis adalah sekelompok penyakit yang tumpang
tindih dengan penyakit yang belum diketahui namun
mengakibatkan kelainan biologis, morfologis dan lainnya.
Penyebab penyakit ini belum diketahu pasti namun ada
beberapa faktor resiko yang berhubungan seperti usia yang
lebih dari 40 tahun, jenis kelamin yaitu dengan wanita yang
lebih sering mengalami, suku bangsa, genetic, kegemukan atau

5
penyakit metabolik, pekerjaan, olah raga, cidera sendi,
kepadatan tulang dan lain-lain
3. Atritis gout
Adalah penyakit yang berhubungan dengan asam urat
darah. Penyakit ini disebabkan karena Kristal monosodium urat
dipersendian meningkat, obesitas, penyakit kulit, kadar
trigliserida yang tinggi, pada penderita diabetes yang tidak
terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda
keton yang meninggi dan akan menyebabkan asam urat yang
ikut meninggi.
b) Reumatik jaringan lunak menyerang jaringan lunak diluar sendi. Jenis
yang sering ditemukan adalah :
1. Fibrosis lebih sering ditemukan pada wanita usia lanjut, dan
penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
2. Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang
menimbulkan nyeri local ditempat perlekatannya.
3. Tenositivitis adalah peradangan pada sarung
pembungkus tendon.
4. Entesopati timbul akibat menggunakan lengan secara
berlebihan , degenerasi dan radang sendi.
5. Bursitis adalah peradangan bursa yang terjadi ditempat
perlekatan tendon atau otot ke tulang.
6. Nyeri punggung terdapat didaerah pinggang
kebawah yang dapat menjalar sampai kekaki.
C. Gejala
Gejala rematik Menurut Utami (2005). adalah :
a) Nyeri sendi
Merupakan keluhan utama pada rematik. nyeri sendi ada
dua macam yaitu nyeri sendi mekanis dan nyeri inflamasi (nyeri
karena radang), nyeri mekanis biasanya timbul setelah seseorang
melakukan kegiatan atau aktifitas dan akan hilang setelah
beristirahat, nyeri inflamasi biasanya terjadi pada pagi hari ketika

6
sesorang bangun tidur. Nyeri inflamasi biasanya nyeri hebat ketika
digerakan, biasanya nyeri akan menghilang setelah beberapa saat.
b) Kaku sendi
Gejala ini ditandai dengan sulitnya sendi digerakan,
biasanya kaku sendi terjadi pada pagi hari, pada umumnya terjadi
pada sendi, seperti pinggul, tulang belakang dan lutut.
c) Bengkak pada sendi
Sendi mengalami pembengkakan karena hipertropi tulang,
yang disebabkan karena penumpukan cairan disekitar sendi, kulit
dipersendian bengkak kemerahan, nyeri, dan dapat terjadi kelainan
bentuk
d) Gangguan fungsi sendi
Karena sendi tidak dapat berfungsi secara normal, hal ini
juga dapat terjadi karena seseorang ingin menghilangkan rasa nyeri
yang meradang dengan cara menekuk posisi persendian tersebut.
e) Sendi tidak stabil
f) Sendi berbunyi
g) Gejala lain seperti berat badan menurun , rasa lelah dan lesu susah
tidur, aktivitas suami istri terganggu, dan gerakan menjadi lambat
D. Patofisiologi
Pada rematik reaksi autoimun terjadi dalam jaringan synovial,
proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim dalam sendi. Enzim tersebut
akan memecah kolagen sehingga terjadi edema, proliferasi membrane
synovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan menghancurkan
tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang, akibatnya adalah
menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi, otot
akan turut tertekan karena serabut otot akan mengalami perubahan
degenerative dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan
kontraksi otot (Smeltzer& Bare , 2002).

2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas


A. Pengkajian

7
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap
dan sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu,
keluarga atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada
fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ada lima kegiatan yaitu :
pengumpulan data, pengolahan data, analisa data, perumusan atau
penentuan masalah kesehatan masyarakat dan prioritas masalah.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data
meliputi :
a. Data Inti, meliputi : riwayat atau sejarah perkembangan komunitas,
data demografi, vital statistic, status kesehatan komunitas
b. Data lingkungan fisik, meliputi : pemukiman, sanitasi, fasilitas,
batas-batas wilayah, dan kondisi geografis
c. Pelayanan kesehatan dan social, meliputi : pelayanan kesehatan,
fasilitas social (pasar, toko, dan swalayan)
d. Ekonomi, meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-rata
tiap bulan, jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah pekerja
dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia.
e. Keamanan dan transportasi
f. Politik dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian, struktur
organisasi, kelompok organisasi dalam komunitas, peran serta
kelompok organisasi dalam kesehatan
g. Sistem komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis alat
komunikasi yang digunakan dalam komunitas, cara penyebaran
informasi
h. Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas
pendidikan yang tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan
i. Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat rekreasi

B. Analisa Data

8
Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki
sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang
dihadapi oleh masyarakat. Tujuan analisa data;
a. Menetapkan kebutuhan komunitas
b. Menetapkan kekuatan
c. Mengidentifikasi pola respon komunitas
d. Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan.
C. Prioritas Masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan yang perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria
penapisan, diantaranya:
a. Sesuai dengan perawat komunitas
b. Jumlah yang berisiko
c. Besarnya resiko
d. Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e. Minat masyarakat
f. Kemungkinan untuk diatasi
g. Sesuai dengan program pemerintah
h. Sumber daya tempat
i. Sumber daya waktu
j. Sumber daya dana
k. Sumber daya peralatan
l. Sumber daya orang
Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala
pembobotan, yaitu : 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 =
tinggi, 5 = sangat tinggi. Kemudian masalah kesehatan diprioritaskan
berdasarkan jumlah keseluruhan scoring tertinggi.

D. Diagnosa Keperawatan

9
Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah
dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yaitu, Masalah
(Problem) Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang terjadi.
E. Intervensi (Perencanaan) Keperawatan
Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan
terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan
meliputi: perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
Tingkat Pencegahan Keperawatan Komunitas

Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas mencakup


kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada pencegahan yang
terdiri dari tiga tingkat yaitu :
a. Pencegahan primer
Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada
penghentian penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan
primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara umum dan
perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum mencakup
pendidikan kesehatan baik pada individu maupun kelompok.
Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik yang
melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya
tindakan perlindungan yang paling umum yaitu memberikan
imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi
bayi dan balita.
b. Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi
penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-
kegiatan yang mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai
pencegahan sekunder misalnya memotivasi keluarga untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui
posyandu dan puskesmas.

10
c. Pencegahan tertier
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada
seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang
mengalami kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai
dengan kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada
penderita patah tulang.
F. Implementasi Keperawatan
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
komunitas yang telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan, yaitu :
a. Berdasarkan respon masyarakat.
b. Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c. Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri
sendiri serta lingkungannya.
d. Bekerja sama dengan profesi lain.
e. Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit.
f. Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g. Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam
pelaksanaan implementasi keperawatan.
G. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan
membandingkan antara proses dengan pedoman atau rencana proses
tersebut.

11
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS LANSIA:REUMATIK

3.1 Skenario Kasus

Di RT 1 RW 7 kelurahan Ubud terdapat 150 penduduk lansia, jumlah laki-


laki sebanyak 65 jiwa dan perempuan sebanyak 85 jiwa. Berdasarkan hasil
angket 30% lansia mengalami masalah kesehatan reumatik. Dan
berdasarkan hasil angket hanya 20% lansia yang melakukan pemanfaatan
fasilitas kesehatan serta puskesmas dari penduduk yang menderita reumatik.

3.2 Pengkajian

Pengkajian menggunakan pendekatan community as partner meliputi : data


inti dan data sub sistem.

1. Data Inti
a. Lokasi
1) Provinsi : Bali
2) Kota : Gianyar
3) Kecamatan : Ubud
4) Kelurahan : Ubud
5) RT : 01
6) RW : 07

b. Demografi

Di kelurahan Ubud RT01/RW07 kecamatan Ubud memiliki jumlah


penduduk lansia sebanyak 20 jiwa, laki- laki sebanyak 12 jiwa dan
perempuan sebanyak 8 jiwa. Di skenario kasus ada 150, disini ada 20
jiwa.

12
.

c. Status Perkawinan

Status perkawinan lansia di kelurahan Ubud RT01/RW7


kecamatan Ubud sudah Menikah semua, tetapi masih ada yang utuh
dan ada juga yang tidak utuh.

d. Nilai, kepercayaan dan agama

Mayoritas responden beragama Hindu yaitu 100 %.Berdasarkan


survey terdapat Pura untuk beribadah dan sebagian besar lansianya
suka mengikuti persembahyangan di pura.

2. Data Subsistem

a. Lingkungan Fisik

Berdasarkan hasil observasi kerbersihan lingkungan di kelurahan


Ubud RT01/RW07 kecamatan Ubud terjaga dengan baik.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kader di kelurahan Ubud
RT01/RW07 kecamatan Ubud jarang mengadakan kegiatan olahraga
terhadap lansia.

b. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial


Berdasarkan hasil wawancara bahwa pihak puskesmas atau
pelayanan kesehatan jarang memberikan edukasi tentang penyakit
reumatik dan yang lainnya karna jangkauan dari puskesmas sangat
tidak terjangkau dan kurangnya tenaga kesahatan di desa tersebut.
Berdasarkan hasil angket, 20% lansia yang melakukan
pemanfaatan fasilitas kesehatan serta puskesmas, jadi hanya sedikit
yang memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk lansia
c. Ekonomi
Berdasarkan hasil studi dokumen bahwa 85% penduduk lansia
kebanyakan sudah tidak bekerja dan hanya mengandalkan anak nya
yang bekerja sebagai buruh pabrik.

13
Berdasarkan hasil angket 30% mengalami masalah kesehatan
seperti Reumatik, Osteoporosis karna pendapatannya tidak sesuai
dengan kebutuhan.
d. Politik dan pemerintahan
Berdasarkan hasil wawancara kader bahwa mereka jarang
mengkaji kesehatan pada lansia. pada subsistem politik dan
pemerintahan terdapat kader kesehatan namun belum terlalu
memahami tentang penyakit reumatik

e. Transportasi
Berdasarkan hasil wawancara jenis transportasi yang digunakan
adalah kendaraan pribadi.
f. Komunikasi
Media komunikasi yang digunakan untuk memperoleh informasi
pengetahuan tentang kesehatan melalui televisi dan radio.
g. Pendidikan
Berdasarkan hasil angket 75% tidak paham mengenai penyakit
rematik dan akibat yang ditimbulkannya.
Berdasarkan hasil wawancara 20 orang mereka belum pernah
mendapatkan penyuluhan terkait Rematik. dan pendidikan terakhirnya
adalah lulusan, SLTP 8 orang, SLTA 12 orang.
h. Rekreasi
Berdasarkan hasil wawancara tempat rekreasi yang sering
dimanfaatkan lansia adalah pergi ke monkey forest untuk bermain
dengan cucu nya.

3.3 Analisa Data

14
No Data Masalah

Berdasarkan hasil studi dokumen Defisiensi


Kesehatan
 Berdasarkan hasil studi dokumen bahwa 85% penduduk
Komunitas
lansia kebanyakan sudah tidak bekerja dan hanya
mengandalkan anak nya yang bekerja sebagai buruh
pabrik.

Berdasarkan hasil wawancara

 Berdasarkan hasil wawancara bahwa pelayanan kesehatan


sulit dijangkau oleh masyarakat
 Pihak puskesmas atau pelayanan kesehatan jarang
memberikan edukasi karena sulit menjangkau wilayah
 Jumlah tenaga kesahatan yang tidak mencukupi, sehingga
sulit untuk melakukan kegiatan di luar gedung

Berdasarkan hasil angket

 Berdasarkan hasil angket, hanya 20% lansia yang mampu


memanfaatkan fasilitas kesehatan serta puskesmas.
Berdasarkan hasil wawancara Ketidak
efektifan
 Terdapat kader kesehatan namun belum terlalu memahami
pemeliharaan
tentang penyakit reumatik
kesehatan
 Berdasarkan hasil wawancara kader bahwa mereka jarang
mengkaji kesehatan pada lansia

Berdasarkan hasil angket


 75% lansia tidak paham mengenai penyakit rematik dan
akibat yang ditimbulkannya.
 Berdasarkan hasil wawancara terhadap 20 orang lansia
mereka belum pernah mendapatkan penyuluhan terkait
Rematik

15
 Pendidikan terakhir ke 20 lansia tersebut adalah SLTP 8
orang, SLTA 12 orang.

Berdasarkan hasil angket

 Berdasarkan hasil angket 30% lansia mengalami masalah


kesehatan reumatik

3.3 Diagnosa keperawatan komunitas


1. Defisiensi Kesehatan komunitas.
2. ketidakefektifan pemeliharaan Kesehatan.

3.4 Intervensi

ANALISA DIAGNOSIS NOC (HASIL) NIC (INTERVENSI)


DATA KOMUNITAS
Berdasarkan Defisiensi PREVENSI PREVENSI PRIMER
hasil studi Kesehatan PRIMER - Pengembangan
dokumen Komunitas di Kompetensi Program Pencegahan
kelurahan Ubud: masyarakat dan Penanganan RA
Berdasarkan
- Pelatihan kader
hasil studi
mengenai :
dokumen
Deteksi dini penyakit
bahwa 85%
RA
penduduk
Pentingnya hidup
lansia
produktif saat usia
kebanyakan
lanjut
sudah tidak
bekerja dan
hanya
PREVENSI PREVENSI
mengandalkan
SEKUNDER SEKUNDER
anak nya yang
kontrol terhadap Skrining Kesehatan
bekerja sebagai

16
buruh pabrik. kelompok - Kader melakukan
beresiko skrining kesehatan rutin
efektifitas terhadap lansia
Berdasarkan
program
hasil
masyarakat - Dibentuknya
wawancara
Status kesehatan pusling/poskesdes
Berdasarkan keluarga

hasil -Pembentukan kelas


wawancara lansia : terapi okupasi

bahwa -Pemasangan poster


pelayanan lansia dan rheumatik

kesehatan sulit -Pembentukan dan


dijangkau oleh pengaktifan
TOGA/BATRA
masyarakat
- Kunj. rumah utk

Pihak memberikan informasi

puskesmas atau ttg reumatik

pelayanan PREVENSI TERSIER

kesehatan
jarang - Tindak lanjut melalui
PREVENSI
memberikan telepon
TERSIER
edukasi karena ‘membuat group
Partisipasi tim
sulit whatsapp “
kesehatan dalam
menjangkau - Pencatatan insiden
keluarga.
wilayah
- Pemasaran hasil
Pengembangan okupasi lansia untuk
Jumlah tenaga meningkatkan nilai
sumber yang ada
kesahatan yang ekonomi.
di komunitas - Evaluasi keberhasilan
tidak TOGA/BATRA
mencukupi,
sehingga sulit
untuk

17
melakukan
kegiatan di luar
gedung

Berdasarkan

hasil angket

Berdasarkan
hasil angket,
hanya 20%
lansia yang
mampu
memanfaatkan
fasilitas
kesehatan serta
puskesmas.
Berdasarkan Ketidak PREVENSI PREVENSI PRIMER
hasil efektifan PRIMER
wawancara pemeliharaan - pengetahuan : - Lakukan penyuluhan
kesahatan di perilaku sehat kesehatan tentang
Terdapat kader
kelurahan Ubud - pengetahuan : reumatik kepada
kesehatan
promosi masyarakat dan lansia
namun belum
kesehatan
terlalu
- pengetahuan :
memahami
gaya hidup sehat
tentang
penyakit
reumatik

Berdasarkan
PREVENSI
hasil PREVENSI
SEKUNDER
wawancara SEKUNDER
- Perilaku

18
kader bahwa promosi
mereka jarang kesehatan - Pelatihan kader
tentang lansia dan
mengkaji
rheumatik
kesehatan pada - Partisipasi
dalam - Seminar mengenai
lansia
pengambilan lansia dan
keputusan permasalahannya
perawatan bersama warga dan
Berdasarkan para tenaga sipil
kesehatan
hasil angket pemerintahan
75% lansia
tidak paham PREVENSI
PREVENSI TERSIER
mengenai TERSIER
penyakit Pengembangan
- Pencatatan insiden
rematik dan sumber yang ada
- Meningkatkan
akibat yang di komunitas dukungan pemerintahan
ditimbulkannya -
.

Berdasarkan
hasil
wawancara
terhadap 20
orang lansia
mereka belum
pernah
mendapatkan
penyuluhan
terkait Rematik

Pendidikan
terakhir ke 20
lansia tersebut
adalah SLTP 8

19
orang,
SLTA 12
orang.

Berdasarkan
hasil angket

Berdasarkan
hasil angket
30% lansia
mengalami
masalah
kesehatan
reumatik

No Diagnosa Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


Defisiensikes
ehatan
komunitas
Ketidakefektifan
pemeliharaan
Kesehatan

20
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Usia lanjut adalah proses alami yang tidak dapat di hindari. Menua
bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan yang berangsung-angsur
mengakibatkan perubahan yag komulatif, merupakan proses menurunnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam dan luar tubuh yang
berakhir dengan kematian (Darmojo, 2012).
Keperawatan kesehatan komunitas adalah praktek melakukan promosi
kesehatan dan melindungi kesehatan masyarakat dengan menggunakan
pendekatan ilmu keperawatan, ilmu sosial dan ilmu kesehatan masyarakat
yang berfokus pada tindakan promotif dan pencegahan penyakit
Pemberian asuhan keerawatan komunitas pada kelompok lansia perlu
dilakukan untuk pencegahan dan peningkatan kesehatan lanjut usia dimana
pada lanjut usia akan terjadi perubahan baik secara fisik maupun psikologis.

4.2 Saran
Perawat perlu mempelajari asuhan keperawatan komunitas baik pada
lansia, anak, ibu hamil, maupun keompok lainnya. Sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan dengan baik.

21
DAFTAR PUSTAKA

Ahdaniar, A., et.al. 2014. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Rematik
pada Lansia di Wilayah Puskesmas Kassi-Kassi Kota Makasar. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Diagnosa. Volume 4, Nomor. 2.

Azizah, Lilik Ma' rifatul, 2011. Keperawatan LanjutUsia. Edisi 1. Yogyakarta:


GrahaIlmu.

Darmojo, Boedhi. 2011. Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut), Edisi 4, Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.

Dawolo, Mitra Julian Setiawati. 2015.Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Arthritis


Rheumatoid di Lingkungan XII Kelurahan Dwikora Medan Tahun 2015. Karya Tulis
Ilmiah.Fakultas Keperawatan dan Kebidanan.Universitas Sari Mutiara Indonesia.

Maryam, R. Siti, dkk. 2012. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.

Nainggolan, Olwin. 2009. Prevalensi dan Determinan Penyakit Rematik di Indonesia.


Puslitbang Biomedis dan Farmasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI. Vol. 59, No. 7.

Nugroho, W. 2010. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

22

Anda mungkin juga menyukai