Anda di halaman 1dari 5

Asuhan keperawatan pada Kekerasan Seksual (Pemerkosaan)

A. Pengkajian
Data Subyektif:
 Menilai diri negatif (mis., tidak berguna, tidak tertolong)
 Merasa malu/bersalah
 Menolak penilaian positif tentang diri sendiri
 Kurang konsentrasi
Data Obyektif:
 Berbicara pelan dan lirih
 Menolak berinteraksi dengan orang lain
 Berjalan menunduk
 Kontak mata kurang
 Lesu dan tidak bergairah
 Tidak mampu membuat keputusan

B. Diagnosis
1. Harga diri rendah situasional b.d. pengalaman tidak menyenangkan: korban
kekerasan seksual d.d merasa malu/bersalah, berbicara pelan dan lirih,
menolak berinteraksi dengan orang lain
2. Risiko kehamilan tidak dikehendaki b.d. pemerkosaan

C. Rencana Intervensi
DIAGNOSIS 1. Harga diri rendah situasional
Tujuan Asuhan Keperawatan
1. Kognitif, klien mampu:
a. Mengetahui pengertian, tanda gejala, penyebab dan akibat dari harga diri
rendah situsional
b. Mengetahui kemampuan yang dimiliki dan dapat dilakukan
c. Mengetahui cara mengatasi harga diri rendah situsional
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Memilih kemampuan yang dapat dilakukan
b. Melatih kemampuan yang dipilih
c. Menyusun rencana kegiatan sesuai dengan kondisi kesehatan
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasakan manfaat latihan yang dilakukan
b. Memilih aspek positif dan makna kehidupannya

D. Tindakan Keperawatan
Tindakan pada klien
1. Tindakan keperawatan ners
a. Kaji tanda dan gejala harga diri rendah situasional.
b. Jelaskan proses terjadinya harga diri rendah situasional.
c. Latih cara meningkatkan harga diri klien.
1) Membuat daftar aspek positif dan kemampuan yang dimiliki.
2) Menilai aspek positif dan kemampuan yang masih dapat dilakukan.
3) Bantu melakukan pujian pada diri sendiri (self reinforcement).
4) Memilih aspek positif dan kemampuan yang masih dapat dilakukan
untuk dilatih.
5) Melatih aspek positif dan kemampuan yang masih dapat dilakukan untuk
dilatih secara pertahap.
6) Membuat rencana latihan yang teratur secara bertahap.
2. Tindakan keperawatan spesialis
a. Terapi kognitif:
1) Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negatif
2) Sesi 2: Melawan pikiran otomatis negatif
3) Sesi 3: Memanfaatkan sistem pendukung
4) Sesi 4: Mengevaluasi manfaat melawan pikiran negatif
b. Terapi kognitif perilaku:
1) Sesi 1: Mengidentifikasi pengalaman yang tidak menyenangkan dan
menimbulkan pikiran otomatis negatif dan perilaku negatif
2) Sesi 2: Melawan pikiran otomatis negatif
3) Sesi 3: Mengubah perilaku negatif menjadi positif
4) Sesi 4: Memanfaatkan sistem pendukung
5) Sesi 5: Mengevaluasi manfaat melawan pikiran negatif dan mengubah
perilaku negatif
Tindakan pada keluarga
1. Tindakan keperawatan ners
a. Kaji masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat klien.
b. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala, serta proses terjadinya harga diri
rendah situasional.
c. Latih keluarga cara merawat dan membimbing klien meningkatkan harga
diri sesuai dengan asuhan keperawatan pada klien. Motivasi keluarga
memberikan pujian atas keberhasilan klien (other reinforcement).
d. Latih keluarga menciptakan suasana keluarga yang mendukung
peningkatan harga diri klien.
e. Diskusikan tanda dan gejala harga diri rendah situasional yang
memerlukan rujukan segera serta menganjurkan follow up ke fasilitas
pelayanan kesehatan secara teratur.
2. Tindakan Keperawatan spesialis: Psikoedukasi keluarga (family psycho
education)
a. Sesi 1: Mengidentifikasi maslah kesehatan yang dialami klien dan
masalah kesehatan keluarga (care giver) dalam merawat klien
b. Sesi 2: Merawat masalah kesehatan klien
c. Sesi 3: Manajemen stres untuk keluarga
d. Sesi 4: Manajemen beban untuk keluarga
e. Sesi 5: Memanfaatkan sistem pendukung
f. Sesi 6: Mengevaluasi manfaat psikoedukasi keluarga

Tindakan pada kelompok klien


Tindakan keperawatan spesialis: Terapi suportif
1. Sesi 1: Identifikasi masalah dan sumber pendukung di dalam dan di luar
keluarga
2. Sesi 2: Latihan menggunakan sistem pendukung dalam keluarga
3. Sesi 3: Latihan menggunakan sistem pendukung luar keluarga
4. Sesi 4: Evaluasi hasil dan hambatan penggunaan sumber pendukung

Tindakan Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan dokter.
a. Melakukan kolaborasi dengan dokter dengan menggunakan ISBAR dan
TBAK.
b. Memberikan terapi dokter (obat) kepada klien: Edukasi 8 benar prinsip
pemberian obat dengan menggunakan konsep safety pemberian obat.
c. Mengobservasi manfaat dan efek samping obat.
2. Kolaborasi dengan psikiater sesuai dengan kebutuhan.

Discharge Planning
1. Menjelaskan rencana persiapan pasca-rawat di rumah untuk
memandirikan klien.
2. Menjelaskan rencana tirndak lanjut perawatan dan pengobatan.
3. Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan.

Evaluasi
1. Penurunan tanda dan gejala harga diri rendah situasional.
2. Peningkatan kemampuan klien dalam melatih aspek positif dan
kemampuan yang dimiliki.
3. Peningkatan kemampuan keluarga dalam merawat klien dengan harga
diri rendah situasional.

DIAGNOSIS 2. Risiko kehamilan tidak dikehendaki


Tujuan Asuhan Keperawatan
SLKI: Penerimaan Kehamilan, dengan kriteria hasil:
1. Klien mampu menyatakan perasaan yang dialami,
2. Perilaku mencari perawatan kehamilan meningkat,
3. Klien mampu menyusun perencanaan kehamilan.
4. Klien mengatakan menerima kehamilan yang terjadi (bila terjadi
kehamilan),
SIKI: Manajemen Trauma Pemerkosaan
Tindakan Keperawatan
Observasi
- Identifikasi apakah sudah membersihkan diri satelah pemerkosaan
- Identifikasi status mental, kondisi fisik (mis. pakaian, kotoran, dan debris),
kejadian, bukti kekerasan, dan riwayat ginekologis
- Identifikasi adanya luka, memar, perdarahan, laserasi, atau tanda cedera
fisik lain
Terapeutik
- Berikan pendampingan selama perawatan
- Lakukan prosedur pemeriksaan pemerkosaan (mis. beri label, simpan
pakaian kotor, sekresi dan rambut vagina)
- Amankan sampel sebagai bukti proses hukum, jika perlu
- Lakukan intervensi krisis, jika perlu
- Tawarkan pengobatan pencegah kehamilan dan antibiotik profilaksis
- Rujuk ke program advokasi pemerkosaan
- Dokumentasikan sesuai dengan protokol
Edukasi
- Jelaskan proses hukum yang tersedia
- Jelaskan prosedur pemeriksaan pemerkosaan dan informed consent
tindakan
Kolaborasi
- Kolaborasi pemeriksaan HN, jika diindikasikan

Sumber:
Keliat, Budi Anna et al. 2019. Asuhan Keperawatan Jiwa, Editor: Monica Ester.
Jakarta: EGC
PPNI (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai