Mayor
• Subjektif:
• Mendengar suara orang bicara tanpa ada orangnya
• Melihat benda, orang atau sinar tanpa ada objeknya
• Menghidu bau-bauan yang tidak sedap, seperti bau badan padahal tidak
• Merasakan pengecapan yang tidak enak
• Merasakan rabaan atau gerakan badan
• Objektif:
• Bicara sendiri
• Tertawa sendiri
• Melihat ke satu arah
• Mengarahkan telinga kearah tertentu
• Tidak dapat memfokuskan pikiran
• Diam sambil menikmati halusinasinya
Minor
• Subjektif:
• Sulit tidur
• Khawatir
• Takut Objektif:
• Konsentrasi buruk
• Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi
• Afek datar
• Curiga
• Menyendiri, melamun
• Mondar-mandir
• Kurang mampu merawat diri
PENYEBAB
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Tugas perkembangan klien terganggu misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan
keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang
percaya diri dan lebih rentan terhadap stress.
b. Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungannya sejak lagi akan merasa
disingkirkan, kesiapan dan tidak percaya pada lingkungannya.
c. Biologis
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa, adanya stress yang
berlebihan, maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat
menyebabkan teraktualisasinnya otak.
d. Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adaptif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan kluen dalam
mengambil keputusan yang tepat dari masa depannya. Klien dapat memilih
kesenangan sesuai dari alam nyata menuju alam hayal.
e. Genetika
Penelitian menunjukan bahwa anak sehat yang diasumsikan orangtua schizophrenia
cenderung mengalami schizophrenia.
KASUS
• Pada tahun 2019 pasien dibawa ke panti gramesia oleh uwanya karena sering marah-
marah dan mengamuk. Pada saat dikaji pasien mengatakan malas berkomunikasi dengan
pasien lain dan hanya menyendiri di kamar pasien keluar hanya untuk mengambil makan
dan kekamar mandi.
• Pasien mengatakan malu karena bercerai dengan suaminya dan anaknya dibawa pergi oleh
suaminya sehingga pasien merasa dirinya tidak berguna dan sering menyendiri. pernah
melakukan aniaya fisik terhadap ibunya dan pembantunya. Pasien mengatakan ketika di
rumah pasien komunikasi antar anggota keluarganya kurang baik (komunikasi tertutup).
Pasien mengatakan keputusan diambil oleh ibunya Pasien mengatakan sejak kecil tinggal
dengan orang tuanya. Pasien harus mengikuti semua yang diperintahkan oleh orangtuanya
(pola asuh otoriter).
• Pasien mengatakan merasa malu dan tidak menyukai rambutnya setelah rambutnya
dipotong jadi pendek. Pasien mengatakan tidak puas karena tidak bekerja hanya
membantu pekerjaan rumah. Pasien merasa puas dengan jenis kelaminnya. Pasien
mengatakan tidak mampu menjalankan peran sebagai anak dan pasien belum
menikah. Pasien mengatakan ingin menikah dan ingin mempunyai anak. Pasien
mengatakan bahwa dirinya tidak seberuntung oranglain.
• Pasien mengatakan orang yang paling dekat dengan pasien adalah ibunya. Pasien
mengatakan selama di rumah tidak pernah mengikuti kegiatan di lingkungan
rumahnya. Pasien mengatakan saat di rumah klien malu untuk mengobrol dengan
tetangganya. Pasien mengatakan bahwa dirinya sudah sembuh, namun pada
kenyataanya pasien belum sembuh. Pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu.
• Penampilan pasien tampak kotor tidak mandi, bau badan, tidak ganti pakaian, cara
berpakaian tidak sesuai (memakai kerudung tidak dipakai di kepala tetapi dijadikan
sebagai baju). Saat diwawancarai pasien tidak menanggapi pertanyaan perawat dan
malah marah-marah. Tangan dan kaki pasien bergerak berulang-ulang. Pasien tampak
menangis, bersedih dan mengatakan ingin pulang menemui ibunya. Klien tidak
merespon pertanyaan perawat.
ANALISA DATA
1. Halusinasi
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Isolasi Sosial
4. Harga diri rendah
5. Defisit Perawatan Diri
IMPLEMENTASI