Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA

NY. N DENGAN GANGGUAN PERSEPSI


SENSORI HALUSINASI
DI PANTI GRAMESIA CIREBON
Kelompok 1
1. Aan Milayanti R210415001 9. Dimas Prasetyo R210415016

2. Ahmad Sucipto R210415002 10. Eka Rizky Setiawan R210415018

3. Agnes Sari Permana R210415003 11. Elsa Ainun Innayah R210415019

4. Andres Meilino R210415007 12. Elverda Kirana Nadia R210415020

5. Ani Maulani Sari R210415008 13. Enes Astriani R210415023

6. Arlis Olivia Afrilianti R210415010 14. Evi Sugiarti R210415024

7. Ati Waryati R210415011 15. Fahrul Rozi R210415025

8. Dedeh Rosita R210415015 16. Gita Fristiany R210415028


17. Iin Dahniati Sa’ah R210415030
PENGERTIAN

Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respons


panca-indra, yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman dan
pengecap terhadap sumber yang tidak nyata (Keliat,2017).
TANDA DAN GEJALA

Mayor
• Subjektif:
• Mendengar suara orang bicara tanpa ada orangnya
• Melihat benda, orang atau sinar tanpa ada objeknya
• Menghidu bau-bauan yang tidak sedap, seperti bau badan padahal tidak
• Merasakan pengecapan yang tidak enak
• Merasakan rabaan atau gerakan badan
• Objektif:
• Bicara sendiri
• Tertawa sendiri
• Melihat ke satu arah
• Mengarahkan telinga kearah tertentu
• Tidak dapat memfokuskan pikiran
• Diam sambil menikmati halusinasinya
Minor
• Subjektif:
• Sulit tidur
• Khawatir
• Takut Objektif:
• Konsentrasi buruk
• Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi
• Afek datar
• Curiga
• Menyendiri, melamun
• Mondar-mandir
• Kurang mampu merawat diri
PENYEBAB

1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Tugas perkembangan klien terganggu misalnya rendahnya kontrol dan kehangatan
keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang
percaya diri dan lebih rentan terhadap stress.
b. Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungannya sejak lagi akan merasa
disingkirkan, kesiapan dan tidak percaya pada lingkungannya.
c. Biologis
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa, adanya stress yang
berlebihan, maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat
menyebabkan teraktualisasinnya otak.
d. Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adaptif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan kluen dalam
mengambil keputusan yang tepat dari masa depannya. Klien dapat memilih
kesenangan sesuai dari alam nyata menuju alam hayal.
e. Genetika
Penelitian menunjukan bahwa anak sehat yang diasumsikan orangtua schizophrenia
cenderung mengalami schizophrenia.
KASUS
• Pada tahun 2019 pasien dibawa ke panti gramesia oleh uwanya karena sering marah-
marah dan mengamuk. Pada saat dikaji pasien mengatakan malas berkomunikasi dengan
pasien lain dan hanya menyendiri di kamar pasien keluar hanya untuk mengambil makan
dan kekamar mandi.
• Pasien mengatakan malu karena bercerai dengan suaminya dan anaknya dibawa pergi oleh
suaminya sehingga pasien merasa dirinya tidak berguna dan sering menyendiri. pernah
melakukan aniaya fisik terhadap ibunya dan pembantunya. Pasien mengatakan ketika di
rumah pasien komunikasi antar anggota keluarganya kurang baik (komunikasi tertutup).
Pasien mengatakan keputusan diambil oleh ibunya Pasien mengatakan sejak kecil tinggal
dengan orang tuanya. Pasien harus mengikuti semua yang diperintahkan oleh orangtuanya
(pola asuh otoriter).
• Pasien mengatakan merasa malu dan tidak menyukai rambutnya setelah rambutnya
dipotong jadi pendek. Pasien mengatakan tidak puas karena tidak bekerja hanya
membantu pekerjaan rumah. Pasien merasa puas dengan jenis kelaminnya. Pasien
mengatakan tidak mampu menjalankan peran sebagai anak dan pasien belum
menikah. Pasien mengatakan ingin menikah dan ingin mempunyai anak. Pasien
mengatakan bahwa dirinya tidak seberuntung oranglain.
• Pasien mengatakan orang yang paling dekat dengan pasien adalah ibunya. Pasien
mengatakan selama di rumah tidak pernah mengikuti kegiatan di lingkungan
rumahnya. Pasien mengatakan saat di rumah klien malu untuk mengobrol dengan
tetangganya. Pasien mengatakan bahwa dirinya sudah sembuh, namun pada
kenyataanya pasien belum sembuh. Pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu.
• Penampilan pasien tampak kotor tidak mandi, bau badan, tidak ganti pakaian, cara
berpakaian tidak sesuai (memakai kerudung tidak dipakai di kepala tetapi dijadikan
sebagai baju). Saat diwawancarai pasien tidak menanggapi pertanyaan perawat dan
malah marah-marah. Tangan dan kaki pasien bergerak berulang-ulang. Pasien tampak
menangis, bersedih dan mengatakan ingin pulang menemui ibunya. Klien tidak
merespon pertanyaan perawat.
ANALISA DATA

Diagnosa Keperawatan: Halusinasi


• DS :
Pasien mengatakan mendengar suara, suara muncul ± 3 hari sekali, suara muncul pada
saat setelah ashar dan muncul pada saat sendirian.
• DO:
Pasien tampak berbincang-bincang sendirian seperti mengobrol dengan seseorang, pasien
tampak mondar mandir.
Diagnosa Keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
• DS :
Pasien mengatakan dibawa ke panti gramesia oleh bibinya karena sering
marah-marah dan mengamuk. Dan pada saat dipanti pasien mengatakan merasa
marah dan ingin memukul dan menjambak orang.
• DO:
Tatapan mata pasien tajam, tangan mengepal, pasien tampak kesal dan
memukul perawat.
Diagnosa Keperawatan: Harga Diri Rendah
• DS:
• Pasien mengatakan belum puas sebagai seorang ibu karena tidak bisa mengurus
anaknya, pasien juga mengatkan malu karena sudah bercerai dengan suaminya dan
hak asuh anaknya diambil oleh suaminya.
• 
• DO:
• Kontak mata kurang
• Pasien mengkritik diri sendiri
• Perasaan tidak mampu melakukan perannya sebagai seoang ibu
• Berbicara pelan
Diagnosa Keperawatan : Isolasi
• DS:
Pasien mengatakan malas untuk mengobrol dengan orang lain, dan pasien mengatakan
lebih nyaman sendirian dikamar.
• DO:
Ekspresi wajah datar
Mengisolasi diri
Rendah diri
Kontak mata kurang
Tidak mampu merawat diri dan membersihkan diri.
Diagnosa Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
• DS :
Pasien mengatakan sudah mandi (namun pada nyatanya pasien belum
mandi).
• DO:
Penampilan pasien tampak tidak rapih, berbau pesing, tidak mengganti
pakaian, kuku panjang dan tampak kotor.
DIAGNOSA KEPERAWATAN MENURUT
PRIORITAS

1. Halusinasi
2. Resiko Perilaku Kekerasan
3. Isolasi Sosial
4. Harga diri rendah
5. Defisit Perawatan Diri
IMPLEMENTASI

• SEMINAR KASUS KEL 1 SELESAI.pdf


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai