1. Enes Astriani
2. Fahrulrozi
3. Mahari
4. Muhammad Faisal A
5. Ratna Ningsih
6. Siti Khonisa
2019
KATA PENGANTAR
Bismillahhirohmanirrohim,
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Dewasa
Pertengahan” dapat selesai tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini memiliki kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, diperlukan kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini, tidak lepas
dari dorongan dan bantuan berbagai pihak.Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :
Makalah ini disusun sebagai syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Keperawatan Komunitas I dengan harapan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan para pembaca sehingga Insya Allah dapat bermanfaat bagi kita
semua, Aamiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................i
Kata Pengantar...............................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................
B. Tujuan Penulisan .....................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................
A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga......................................................
1. Pengertian ..........................................................................................
2. Ciri-ciri Keluarga...............................................................................
3. Tipe Keluarga.....................................................................................
4. Struktur Keluarga...............................................................................
5. Fungsi Pokok Keluarga......................................................................
6. Peran Perawat Keluarga.....................................................................
B. Konsep Dasar Keluarga dengan Tahap Dewasa Pertengahan..................
1. Definisi...............................................................................................
2. Upaya Meningkatkan Keluarga Bahagia Pada Usia Pertengahan......
3. Karakteristik Keluarga Dewasa Pertengahan.....................................
4. Masalah Yang Biasa Ditemukan Keluarga Usia Pertengahan...........
5. Tugas Perkembangan Usia Pertengahan............................................
Daftar Pustaka
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
menjemukan diantara perubahan yang lebih dramatis masa dewasa awal dan usia
tua. Fenomena yang terjadi pada fase perkembangan dewasa madya cenderung
diwarnai oleh kematian orang tua, anak terakhir meninggalkan rumah orang tua,
kasus adalah benar-benar pensiun. Banyak orang yang berada di dalam rentang
usia ini dihadapkan pada masalah kesehatan untuk pertama kalinya (Santrock,
2013).
Bagi banyak orang, usia dewasa madya adalah suatu masa menurunnya
keterampilan fisik dan semakin besarnya tanggung jawab; suatu periode dimana
orang menjadi semakin sadar akan polaritas muda-tua dan semakin berkurangnya
jumlah waktu yang tersisa dalam kehidupan; suatu titik ketika individu berusaha
meneruskan sesuatu yang berarti pada generasi berikutnya; dan suatu masa ketika
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Penulisan Umum
1
Untuk memahami aplikasi konsep dasar asuhan keperawatan dengan tahap
dewasa usia dewasa pertengahan.
2. Tujuan Penulisan Khusus
a. Mengenal masalah kesehatan pada keluarga terhadap perubahan
perkembangan pada dewasa pertengahan
b. Melakukan tindakan keperawatan kesehatan pada anggota keluarga yang
sakit, mempunyai gangguan fungsi tubuh dan atau yang membutuhkan
bantuan asuhan keperawatan
c. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian terhadap keluarga dengan tahap
perkembangan keluarga pada tahap dewasa pertengahan.
d. Mahasiswa dapat melakukan analisa data dan merumuskan diagnosa
serta memberikan intervensi terhadap permasalahan yang sedang
dihadapi keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
4
Pembagian tipe ini bergantung kepada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan menurut Setiadi, 2008.
a. Secara tradisional
Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1) Keluarga inti ( Nuclear Family ) adalah keluarga yang hanya terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunanya atau adopsi atau
keduanya.
2) Keluarga besar ( Extended Family ) adalah keluarga inti ditambah anggota
keluarga lain yang masih mempunyai hubungan darah ( kakek-nenek,
paman-bibi )
b. Secara modern
Berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme
maka pengelompokkan tipe keluarga selain diatas adalah :
1) Tradisional Nuclear
Keluarga inti (ayah, ibu dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau
keduanya dapat bekerja diluar rumah.
2) Reconsituted Nuclear
Pembentukkan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukkan satu rumah dengan anak-
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru, satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.
3) Nidle Age/Aging Couple
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duanya bekerja dirumah,
anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti
karir.
4) Dyadic Nuclear
Suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak yang
keduanya atau salah satu bekerja diluar rumah.
5) Single Parent
5
Satu orang tua sebagai akibat perceraian/kematian pasanganya dan anak-
anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.
6) Dual Carrier
Suami istri atau keduanya orang karir dan tanpa anak.
7) Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karir dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
8) Single Adult
Wanita atau pria dewasa tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk menikah.
9) Three Generation
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.
10) Institusional
Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam satu panti-panti.
11) Comunal
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan
anak-anaknya dan bersama-sama dalam persedian fasilitas.
e. Keluarga kawin
Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya
hubungan dengan suamti atau istri.
5. Fungsi Pokok keluarga
Menurut Friedman, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 6 secara umum fungsi
keluarga adalah sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan tempat melatih anak untuk berkehidupan
sosial sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain
diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
7
e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar
tetap memiliki produktivitas tinggi.
Sedangkan menurut Effendy, 1998 dalam Setiadi, 2008 hal. 11 ada tiga fungsi
pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, sebagai berikut :
a. Asih
Memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
b. Asuh
Menuju keutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar kesehatannya
selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadi mereka anak-anak yang
sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
c. Asah
Memenuhi ebutuhan pendidikan anak, sehingga siap menjadi manusia
dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industriliasi, fungsi
keluarga dikembangkan menjadi :
a. Fungsi Biologis
1) Untuk meneruskan keturunan
2) Memelihara dan membesarkan anak
3) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi Psikologis
1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4) Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi Sosialisasi
1) Membina sosialisasi pada anak
8
2) Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak
3) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
d. Fungsi Ekonomi
1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
2) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
3) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua dan
sebagainya.
e. Fungsi Pendidikan
1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan,
dan membentuk prilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi perananya sebagai orang dewasa
3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
9
b. Koordinator
Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif dapat
dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau
terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan
pengulangan.
c. Pelaksanaan
Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan keluarga
dengan menggunakan metode keperawatan.
d. Pengawas kesehatan
Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang teratur
untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga.
e. Konsultan
Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, hubungan
perawat dan klien harus terbina dengan baik , kemampuan perawat dalam
menyampaikan informasi yang disampaikan secara terbuka dapat dipercaya.
f. Kolaborasi
Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan anggota
tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang optimal.
g. Fasilisator
Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah sosial
ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan seperti
rujukan dan penggunaan dana sehat.
h. Penemu kasus
Menemukan dan mengidentifikasi masalah secar dini di masyrakat
sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah.
i. Modifikasi lingkungan
Mampu memodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun
masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.
11
Konflik itu juga dapat mengakibatkan mereka stres hingga akhirnya
meninggal tanpa kebahagiaan. Dan di usia pertengahan ini juga, sebagian
pasangan akan terus berjuang untuk mengatasi konflik mereka, tetapi sebagian
nya lagi akan tetap membiarkan terbengkalai tanpa penyelesaian hingga
meninggal. Inilah alasannya sehingga kita perlu mempelajari lebih mendalam dan
meluas mengenai perkembangan perkawinan, khususnya ditinjau dari seksologi.
Kita harapkan suami istri akan mampu menjalani periode ini dengan sukses untuk
menuju usia lanjut."
Ada banyak faktor yang diperlukan pasangan suami istri untuk
mendapatkan kebahagiaan pada usia pertengahan, salah satunya adalah faktor
fisik. Karena itu, tiap pasangan disarankan untuk memeriksakan kesehatannya
kepada dokter secara teratur sehingga ada keyakinan bahwa mereka tidak
mengalami gangguan penyakit, seperti jantung koroner, hipertensi, dan diabetes
melitus.
Pola hidup yang baik sesuai dengan aturan kesehatan dan kebahagiaan dan
penting untuk dilakukan. Psikoseksual, juga salah satu faktor penting untuk
mereka perhatikan karena pada usia menjelang lanjut, mereka sering jenuh dalam
hubungan suami istri.
"Ketertarikan yang dulu dirasakan besar belakangan menjadi dingin. Ini
penting dicari penyebabnya, apakah fisik, psikologis, atau seksual, hingga
kehangatan antara mereka berdua dapat dipulihkan."
3. Karakteristik Keluarga Dewasa Pertengahan
Tahun pertengahan meliputi perubahan-perubahan pada penyesuaian
perkawinan (seringkali lebih baik), pada distribusi kekuasaan antara suami dan
istri (lebih merata), dan pada peran (diferensi peran perkawinan meningkat)
(Leslie dan Korman, 1989, dalam Friedman 1988).
Pada tahun-tahun ini umumnya sulit dan berat, karena masalah-masalah
penuaan, hilangnya anak, dan adanya suatu perasaan dalam diri mereka bahwa
mereka gagal menjadi membesarkan anak dan usaha kerja. Selanjutnya, tidak
jelas apa yang terjadi dengan kepuasan perkawinan dan keluarga melewati siklus-
siklus kehidupan berkeluarga. Beberapa studi tentang kepuasan perkawinan
memperlihatkan bahwa kepuasan perkawinan menurun tajam setelah perkawinan
12
berlangsung dan terus menurun hingga tahun pertengahan (Leslie dan Korman,
1989, dalam Friedman 1988).
4. Masalah Yang Biasa Ditemukan Oleh Keluarga Usia Pertengahan
Menurut fridman (1998, hal 132) pada fase ini, masalah kesehatan yang
dapat terjadi pada keluarga dewasa pertengahan yaitu :
a. Kebutuhan promosi kesehatan, istirahat yang tidak cukup, kegiatan waktu luang
dan tidur yang kurang, nutrisi yang tidak baik, program olahraga yang tidak
teratur, pengurangan berat badan hingga berat badan yang optimum, berhenti
merokok, berhenti atau mengurangi penggunaan alkohol, pemeriksaan skrining
kesehatan preventif.
b. Masalah-masalah hubungan perkawinan.
c. Komunikasi dan hubungan dengan anak-anak, ipar, dan cucu, dan orang tua yang
berusian lanjut.
d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan : membantu perawatan orang tua
yang lanjut usia atau tidak mampu merawat diri.
e. Tugas Perkembangan
Usia pertengahan yang merupakan usia rata-rata dimana para orang tua
melepaskan anak mereka yang terakhir ditandai sebagai masa kehidupan yang
“terperangkap” yaitu terperangkap antara tuntutan kaum kaum muda dan
terperangkap antara dunia kerja dan tuntutan yang bersaing dan keterlibatan
keluarga, dimana seringkali tampaknya tidak mungkin memenuhi tuntutan-
tuntutan dari kedua bidang tersebut.
5. Tugas Pekembangan Usia Pertengahan
a. Pertahankan kesehatan individu dan pasangan usia pertengahan
Dalam masa ini upaya untuk melaksanakan gaya hidup sehat menjadi
lebih menonjol bagi pasangan, meskipun kenyataanya bahwa mungkin mereka
telah melakukan kebiasaan-kebiasaan yang sifatnya merusak diri selama 45-64
tahun. Meskipun dapat dianjurkan sekarang, karena “lebih baik sekarang dari
pada tidak pernah” adalah selalu benar, agaknya terlalu terlambat untuk
mengembalikan begitu banyak perubahan-perubahan fisiologis yang telah terjadi,
seperti tekanan darah tinggi akibat kurangnya olahraga, stress yang
berkepanjangan, menurunnya kapasitas vital akibat merokok.
13
Motivasi utama orang usia pertengahan untuk memperbaiki gaya hidup
mereka adalah karena adanya perasaan rentan terhadap penyakit yang
dibangkitkan bila seorang teman atau anggota keluarga mengalami serangan
jantung, stroke, atau kanker. Selain takut, keyakinan bahwa pemeriksaan yang
teratur dan kebiasaan hidup yang sehat merupakan cara-cara yang efektif untuk
mengurangi kerentanan terhadap berbagai penyakit juga merupakan kekuatan
pendorong yang ampuh. Penyakit hati, kanker dan stroke merupakan dua pertiga
dari semua penyebab kematian antara usia 46 hingga 64 tahun dan sebagai
penyebab kamatian urutan ke empat.
b. Hubungan serasi dan memuaskan dengan anak-anaknya dan sebayanya
Dengan menerima dan menyambut cucu-cucu mereka kedalam keluarga
dan meningkatkan hubungan antar generasi, tugas perkembangan ini
mendatangkan penghargaan yang tinggi (Duvall, 1977 dalam friedman, 1988, hal
131). Tugas perkembangan ini memungkinkan pasangan usia pertengahan terus
merasa seperti sebuah keluarga dan mendatangkan kebahagiaan yang berasal dari
posisi sebagai kakek-nenek tanpa tanggung jawab sebagai orang tua selama 24
jam. Karena umur harapan hidup meningkat, menjadi seorang kakek-nenek secara
khusus terjadi pada tahap siklus kehidupan ini (Sprey dan Matthews, 1982, dalam
Friedman, 1988, hal 132). Kakek nenek memberikan dukungan besar kepada anak
dan cucu mereka pada saat-saat krisis dan membantu anak-anak mereka melalui
pemberian dorongan dan dukungan(Bengston dan Robertson, 1985, dalam
Friendman, 1988, hal 132).
Peran yang lebih probelamatik adalah yang berhubungan dengan dan
membantu orang tua lansia dan kadang-kadang anggota keluarga besar lain yang
lebih tua. Delapan puluh enam persen pasangan usia pertengahan minimal
memiliki satu orang tua masih hidup(hagestad, 1988, dalam Friedman, 1988, hal
132). Jadi, tanggung jawab memberi perawatan bagi orang tua lansia yang lemah
dan sakit-sakitan merupakan pengalaman yang tidak asing. Banyak wanita yang
merasa berada dalam “himpitan generasi” dalam upaya mereka mengimbangi
kebutuhan-kebutuhan orang tua mereka yang berusia lanju, anak-anak, dan cucu-
cucu mereka. Berbagai peran antar generasi kelihatannya lebih bersifat ekslusif
dikalangan minoritas seperti keluarga-keluarga Asia dan Amerika Latin.
c. Meningkatkan keakraban pasangan atau hubungan perkawinan
14
Sekarang perkembangan tersebut benar-benar sendirian setelah bertahun-
bertahun dikelilingi oleh anggota keluarga dan hubungan-hubungan. Meskipun
muncul sebagai sambutan kelegahan, bagi kebanyak pasangan merupakan
pengalaman yang menyulitkan untuk berhubungan satu sama lain sebagai
pasangan menikah dari pada sebagai orang tua. Wright dan Leahey (1984, dalam
Friedman, 1988, hal 132) melukiskan tugas perkembangan ini sebagai “reinvestasi
identitas pasangan dengan perkembangan keinginan independen yang terjadi
secara bersamaan. Keseimbangan dependensi-indepedensi antara pasangan perlu
diuji kembali, seperti keinginan independen lebih besar dan juga perhatian satu
sama lain yang penuh arti.
Bagi pasangan yang mengalami masalah, tekanan hidup yang menurun
dalam tahun-tahun postparental tidak mendatangkan kebahagiaan perkawinan,
melainkan menimbulkan “kebohongan”. Menurut Kerckhoff (1976, dalam
Friedman, 1988, hal 132), para konselor perkawinan telah lama mengamati bahwa
ketika timbul perselisihan dalam perkawinan selama tahun-tahun pertengahan,
seringkali berkaitan dengan jemunya ikatan, bukan karena kualitas traumatiknya.
Karakteristik umum dari masa ini, berkaitan dengan kepuasan diri sendiri dan
berada dalam kebahagiaan yang membosankan.
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan
atau harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita
sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu
sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam
masa usia pertengahan terdapat dua hal pokok yang mendorong terciptanya
hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas
perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi
yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu
jalinan hubungan berkeluarga
Tugas – tugas perkembagan itu tadi pada dasarnya merupakan tuntutan
atau harapan sosio – kultural dimana manusia itu hidup dalam masyarakat kita
sejak dulu hingga kini tetap memiliki harapan sesuai diatas bagian penentu
sebagai orang dewasa pertengahan. Khusus mengenai hidup berkeluarga dalam
masa usia pertengahan terdapat dua hal pokok yang mendorong terciptanya
hubungan hidup berkeluarga. kebutuhan individu pada suatu pihak dan tugas
15
perkembangan pada lain pihak. Pemanduan antara keduanya menimbulkan energi
yang membangkitkan gerak bagi individu orang dewasa untuk bersatu dalam satu
jalinan hubungan berkeluarga.
BAB III
PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama Keluarga (KK) : Tn. N
2. Umur KK : 53 tahun
3. Alamat dan No. Telepon : Desa Pawidean,Kec. Jatibarang-Indramayu.
4. Pekerjaan KK : PNS
5. Pendidikan KK : Sarjana
6. Tanggal Pengkajian : 17 maret 2019
7. Komposisi Keluarga :
No. Nama JK Hub. Umur Pnddkn Pekerjaan
dgn KK
1. H.Nuskanda,Mp Lk Kepala 53th S2 Guru PNS
d keluarga
16
Genogram : (Tiga Generasi)
Tn. N Ny. C
8. Status Imunisasi
Status Imunisasi
No. Nama
BCG Polio DPT Hepatitis Cmpk
Tn. N √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Ny. C √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nn. R √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tn. T √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Nn. S √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
17
II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Orang tua sudah bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dan sudah merasa
tercukupi
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Kebutuhan anak
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
Semua keluarga sehat, terkecuali Ny. C yang menderita penyakit diabetes
mellitus,Tn.N menderita penyakit TB paru tetapi sudah sembuh,dan saat ini
menderita penyakit hernia.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Bapak dari Ny. C mengalami penyakit yang sama yaitu penyakit diabetes dan
ibu dari Ny. C menderita penyakit jantung.
18
III. Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
toilet Kamar
Gerbang depan
Halaman depan
Kamar mushola mandi
Ruang
Tamu
Dapur
Kamar
2. Fungsi Sosialisasi
a. Tingkat pendidikan
Sarjana
b. Hubungan antar keluarga
Hubungan antara anak dan keluarga baik
c. Hubungan dengan orang lain
20
Hubungan dengan orang lain kurang terjalin baik.
d. Kegiatan organisasi social
Tidak pernah mengikuti kegiatan organisasi.
e. Keadaan ekonomi
Rp. 4500.000,-/ bulan
3. Fungsi Biologis
a. Keadaan kesehatan keluarga
Semua keluarga saat ini dalam keadaan sehat.
b. Kebersihan perseorangan
Bersih
c. Penyakit yang sering diderita
Ny. C sering mengalami lemas dan kesemutan dan mudah kenyang
d. Penyakit keturunan, penyakit menular dan kronis
Ny. C mengatakan ibunya menderita penyakit jantung dan ayahnya
mengalami penyakit yang sama yaitu diabetes.
e. Kecacatan
-
f. Pola makan
Makan 3x/hari
g. Pola istirahat
Ny. C mengatakan tidur siang selama 1-2 jam dan selalu tidur ketika sudah
jam 8 malam.
4. Fungsi Psikologis
a. Keadaan emosi
Ny. C mengatakan ketika sedang marah selalu dimusyawarahkan. Dan
kadang dipendam jika sedang kesal dengan anaknya.
23
Ny. C mengatakan ingin masalahnya cepat selesai dan orang yang
menggibahinya mendapat hidayah.
24
VIII. Pemeriksaan Fisik
No. Pemeriksaan Tn. N (KK) Ny. C Ny. R Tn. T Nn. S
1 TTV Td : 120/80 Td : 130/80 Td : 120/90 Td : 100/80 Td : 110/80
mmHg mmHg N : 70x/m mmHg N : 66x/mnt
N : 77x/m N : 64x/mnt S : : 36 oC N : 80x/m S : 36 oC
S : 36 oC S : 36,3 oC R :20x/m S : 36 oC R :20x/m
R :20 x/m R :20x/m R :22x/m
2 Kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala Bentuk kepala
simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
ada lesi ada lesi ada lesi ada lesi ada lesi
3 Mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata Bentuk mata
simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan baik penglihatan
kurang baik kurang baik kurang baik kurang baik
(Minus) (Minus) (Minus) (Minus)
4 Hidung dan Hidung simetris , Hidung simetris , Hidung simetris , Hidung simetris , Hidung simetris
mulut fungsi penciuman fungsi penciuman fungsi penciuman fungsi penciuman , fungsi
baik. Mulut baik. Mulut baik. Mulut baik. Mulut penciuman baik.
simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi simetris, fungsi Mulut simetris,
pengecapan baik, pengecapan baik, pengecapan baik, pengecapan baik, fungsi
mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir mukosa bibir pengecapan
lembab, tidak da lembab, tidak da lembab, tidak da lembab, tidak da baik, mukosa
caries gigi caries gigi caries gigi caries gigi bibir lembab,
tidak da caries
gigi
5 Telinga Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
fungsi fungsi fungsi fungsi fungsi
pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran pendengaran
baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada baik, tidak ada
kelainan pada kelainan pada kelainan pada kelainan pada kelainan pada
telinga telinga telinga telinga telinga
6 Leher Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
warna kulit warna kulit warna kulit warna kulit warna kulit
merata, tidak ada merata, tidak ada merata, tidak ada merata, tidak ada merata, tidak
edema edema edema edema ada edema
7 Dada Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
tidak ada retraksi tidak ada retraksi tidak ada retraksi tidak ada retraksi tidak ada
dinding dada dinding dada dinding dada dinding dada retraksi dinding
dada
8 Abdomen Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris, Bentuk simetris,
tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada edema, tidak ada
tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, edema, tidak
tidak ada striae, tidak ada striae, tidak ada striae, tidak ada striae, ada lesi, tidak
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada ada striae, tidak
pembesaran pembesaran hepar pembesaran pembesaran ada pembesaran
hepar hepar hepar hepar
9 Ekstremitas Ekstremitas atas : Ekstremitas atas : Ekstremitas atas : Ekstremitas atas : Ekstremitas atas
bentuk simetris, bentuk simetris, bentuk simetris, bentuk simetris, : bentuk
tidak terdapat lengan dextra tidak terdapat tidak terdapat simetris,terdapat
edema mengalami edema edema edema pada
Ekstremitas pembengkokan Ekstremitas Ekstremitas pergelangan
bawah : bentuk Ekstremitas bawah : bentuk bawah : bentuk sinistra, warna
simetris, tidak bawah : bentuk simetris, tidak simetris, tidak kulit sawo
terdapat edema, simetris, tidak terdapat edema, terdapat edema, matang
tidak ada lesi terdapat edema, tidak ada lesi tidak ada lesi Ektremitas
tidak ada lesi bawah : bentuk
simetris, tidak
ada edema,
tidak ada lesi
10 Kulit Warna kulit sawo Warna kulit Warna kulit sawo Warna kulit sawo Warna kulit
matang, kulit kuning, kulit matang, kulit matang, kulit kuning, kulit
kering, tidak ada kering, tidak ada kering, tidak ada kering, tidak ada lembab, tidak
kelainan kulit, kelainan kulit, kelainan kulit, kelainan kulit, ada kelainan
tidak adanya lesi tidak adanya lesi tidak adanya lesi tidak adanya lesi kulit, tidak
adanya lesi
IX. ANALISA DATA
Nama : Ny.C
Umur : 53 tahun
Data Fokus Tipologi Masalah Etiologi
DS: Gangguan jarang
- Ny. C Aktual Interaksi Sosial berinteraksi
mengatakan
jarang Belum bisa
berinteraksi berinteraksi
dengan dengan sekitar
orang
sekitar Gangguan
DO: Interaksi Sosial
- Kurang tertarik
pada orang lain
- Tidak berminat
melakukan
kontak emosi dan
fisik
2. Diagnosa Keperawatan
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
Sifat masalah : 2 x1 0,3 Ny.C
ancaman 3
mengatakan
masih suka
makan-
makanan yang
1. manis
sedangkan
beliau memiliki
riwayat
diabetes
mellitus
Kemungkinan 1 x2 1 Ny. C
masalah dapat 2
mengatakan
diubah : sebagian
mampu
menghindari
2.
makan
makanan yang
manis tetapi
secara perlahan
Potensi masalah 3 x1 1 Karena Ny. C
untuk dicegah : 3
punya kemauan
tinggi
untuk
3. menghindari
makan-
makanan yang
manis
Menonjolnya 1 x1 0,5 Masalah pasien
masalah : tidak 2
4. tidak perlu
perlu segera
diatasi segera
Total nilai 2,8
3. Diagnosa Keperawatan
No. Kriteria Perhitungan Nilai Pembenaran
Sifat masalah : 3 x1 1 Pasien
tidak/kurang sehat 3
mengekspresikan
keinginan untuk
1. meningkatkan
dinamika
keluarga
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas l ini mengenai keluarga yang sudah berada diusia
keluarga pertengahan oleh karena itu perlu dilakukan dengan adanya tambahan pengetahuan
untuk anggota keluarga dewasa pertengahan guna bermanfaat bagi keluarga tersebut dan
mengurangi angka kurangnya pengetahuan pada anggota keluarga terebut mengenai
penyakit yang sedang dialami salah satu anggota keluarga mereka dan memberi tahu
pengobatan atau pencegahanya.
B. Saran
Penulis tahu bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar bisa membuat makalah yang lebih
baik untuk kedepannya.
Oleh karna itu pembelajaran keperawatan komunitas akan dikembangkan disemester
mendatang dengan komunitas ll lll Vl.
DAFTAR PUSTAKA