Anda di halaman 1dari 101

KASUS SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. N DENGAN


GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI DI PANTI
GRAMESIA CIREBON

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa

Disusun Oleh:
Kelompok: 1

1. Aan Milayanti R210415001 9. Dimas Prasetyo R210415016


2. Ahmad Sucipto R210415002 10. Eka Rizky Setiawan R210415018
3. Agnes Sari Permana R210415003 11. Elsa Ainun Innayah R210415019
4. Andres Meilino R210415007 12. Elverda Kirana Nadia R210415020
5. Ani Maulani Sari R210415008 13. Enes Astriani R210415023
6. Arlis Olivia Afrilianti R210415010 14. Evi Sugiarti R210415024
7. Ati Waryati R210415011 15. Fahrul Rozi R210415025
8. Dedeh Rosita R210415015 16. Gita Fristiany R210415028
17. Iin Dahniati Sa’ah R210415030

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan kasus seminar dengan judul
“Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny. N Dengan Gangguan Persepsi Sensori
Halusinasi Di Panti Gramesia Cirebon”.
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing
akademik maupun clinical instruction (CI) atau pembimbing klinik yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami manusia
yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini sehingga
dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Cirebon, Januari 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................... 4
A. Masalah ................................................................................................ 4
B. Proses Terjadinya Masalah .................................................................. 4
C. Akibat Masalah ................................................................................... 6
D. Rentang Respon .................................................................................. 7
E. Macam-macam Halusinasi .................................................................. 7
F. Fase Halusinasi ................................................................................... 8
G. Pohon Masalah ..................................................................................... 8
H. Masalah Keperawatan .......................................................................... 9
I. Daftar Diagnosa Keperawatan ............................................................... 9
J. Rencana Tindakan Keperawatan .......................................................... 10
BAB III GAMBARAN KASUS..................................................................... 18
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 87
A. Analysis Penyakit (Disease Analyze) ................................................... 87
B. Analisis Diagnosa Keperawatan (Nursing Diagnose Analyze) ............ 88
C. Analisis Intervensi Keperawatan (Nursing Intervention Analyze) ....... 90
D. Analisis Tindakan Keperawatan (Nursing Implantation Analyse)....... 92
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 94
A. Simpulan .............................................................................................. 94
B. Saran ..................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan kondisi seseorang dimana individu tersebut
mampu berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan social sehingga individu
tersebut menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja
secara produktif dan individu tersebut mampu memberikan kontribusi untuk
komunitasnya (Pardede, 2020). Individu dikatakan sehat jiwa apabila berada dalam
kondisi fisik, mental dan sosial yang terbebas dari gangguan (penyakit) atau tidak
dalam kondisi tertekan sehingga dapat mengendalikan stress yang timbul. Sehingga
memungkinkan individu untuk hidup produktif, dan mampu melakukan hubungan
social yang memuaskan (Nurhalimah, 2016).
Menurut World Health Organization (WHO, 2013), prevalensi masalah
kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita
masalah kesehatan jiwa, 1% diantaranya merupakan gangguan jiwa berat, potensi
seseorang mudah terserang gangguan jiwa memang sangat tinggi, sekotar 450 juta
orang diseluruh dunia terkena dampak permasalahan jiwa, saraf maupun perilaku.
Riset Kesehatan Jiwa (2013) jumlah klien gangguan jiwa di Indonesia semakin
bertambah, terdapat 14,1% penduduk Indonesia yang mengalami gangguan jiwa
mulai dari yang ringan hingga berat (Pinedendi et al., 2016). Data yang diperoleh
di Amerika Serikat setiap tahunnya, terdapat 300 ribu klien skizofrenia yang
mengalami episode akut, hampir 20%-50% klien skizofrenia yang melakukan
percobaan bunuh diri, dan 10% diantaranya berhasil meninggal. Dapat disimpulkan
angka kematian klien skizofrenia di Amerika Serikat delapan kali lebih tinggi dari
angka kematian penduduk. Sedangkan hasil RISKESDAS (2018) didapatkan
bahwa hasil estimasi prevalensi orang yang pernah menderita skizofrenia di
Indonesia sebesar 1,8 per 100 penduduk (Pardede & Purba, 2020). Salah satu tanda
dan gejala pada gangguan persepsi sensori yaitu halusinasi.
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi
persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang
nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara padahal tidak ada orang

1
yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2012). Halusinasi yang paling banyak
diderita adalah halusinasi pendengaran mencapai lebih kurang 70%, sedangkan
halusinasi penglihatan menduduki peringkat kedua dengan rata-rata 20%.
Sementara jenis halusinasi yang lain yaitu halusinasi pengucapan, penghidu,
perabaan, kinesthetic, dan cenesthetic hanya meliputi 10%,(Muhith, 2015).
Menurut Videbeck (2008) dalam Yosep (2009) tanda pasien mengalami halusinasi
pendengaran yaitu pasien tampak berbicara ataupun tertawa sendiri, pasien marah-
marah sendiri, menutup telinga karena pasien menganggap ada yang berbicara
dengannya.
Gangguan orientasi realita adalah ketidakmampuan individu untuk menilai
dan berespon pada realita. Klien tidak dapat membedakan rangsangan internal dan
eksternal, tidak dapat membedakan lamunan dan kenyataan. Klien juga tidak
mampu untuk memberikan respon yang akurat, sehingga tampak perilaku yang sulit
dimengerti (Depkes dalam Dermawan dan Rusdi, 2013).
Dampak yang dirasakan oleh keluarga dengan adanya anggota keluarga
mengalami halusinasi adalah tingginya beban ekonomi, beban emosi keluarga, stress
terhadap perilaku pasien yang terganggu, gangguan dalam melaksanakan kegiatan rumah
tangga sehari-hari dan keterbatasan melakukan aktifitas. Beban sosial ekonomi
diantaranya adalah gangguan dalam hubungan keluarga , keterbatasan melakukan
aktifitas sosial, pekerjaan, dan hobi , kesulitan finansial, dan dampak negatif terhadap
kesehatan fisik keluarga. Beban psikologis menggambarkan reaksi psikologis seperti
perasaan kehilangan, sedih, cemas dan malu terhadap masyarakat sekitar, stress
menghadapi gangguan perilaku dan frustasi akibat perubahan pola interaksi dalam
keluarga (Ngadiran, 2010).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka dapat dirumuskan
masalahnya yaitu “Bagaimana Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Ny.N Dengan
Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi di Panti Gramesia Cirebon ?”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Penulis mampu memberikan asuhan keperawatan jiwa pada Ny.N dengan
Halusinasi di Panti Gramesia Cirebon – Jawa Barat

2
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu mengetahui definisi, tanda & gejala, faktor
penyebab, mekanisme koping, penatalaksanaan pada klien dengan Halusinasi.

b. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan Halusinasi.

c. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa atau masalah keperawatan


pada Ny. N dengan Halusinasi.

d. Mahasiswa mampu menetapkan intervensi keperawatan secara


menyeluruh pada Ny. N dengan Halusinasi.

e. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawatan yang nyata pada


Ny. N dengan Halusinasi.

f. Mahasiswa mampu mengevaluasi sebagai tolak ukur guna menerapkan


asuhan keperawatan pada Ny. N dengan Halusinasi.

g. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Ny.


N dengan Halusinasi.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. MASALAH UTAMA
Halusinasi (Gangguan Persepsi Sensorik)

B. PROSES TERJADI MASALAH


1. Pengertian
Halusinasi adalah gejala gangguan jiwa berupa respons pacra-indra, yaitu
penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap terhadap sumber yang tidak
nyata (Keliat,2017).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghidu ( Direja 2011). Halusinasi adalah gangguan
persepsi sensori tentang suatu objek atau gambaran dan pikiran yang sering terjadi
tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem penginderaan.
Halusinasi hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi
atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata
(Kusumawati, 2012)
2. Tanda dan Gejala
Mayor
Subjektif:
a. Mendengar suara orang bicara tanpa ada orangnya
b. Melihat benda, orang atau sinar tanpa ada objeknya
c. Menghidu bau-bauan yang tidak sedap, seperti bau badan padahal tidak
d. Merasakan pengecapan yang tidak enak
e. Merasakan rabaan atau gerakan badan

4
Objektif:
a. Bicara sendiri
b. Tertawa sendiri
c. Melihat ke satu arah
d. Mengarahkan telinga kearah tertentu
e. Tidak dapat memfokuskan pikiran
f. Diam sambil menikmati halusinasinya
Minor
Subjektif:
a. Sulit tidur
b. Khawatir
c. Takut
Objektif:
a. Konsentrasi buruk
b. Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi
c. Afek datar
d. Curiga
e. Menyendiri, melamun
f. Mondar-mandir
g. Kurang mampu merawat diri
3. Penyebab Masalah
a. Faktor Predisposisi
1) Perkembangan
Tugas perkembangan klien terganggu misalnya rendahnya kontrol dan
kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu mandiri sejak kecil, mudah
frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap stress.
2) Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak diterima dilingkungannya sejak lagi akan
merasa disingkirkan, kesiapan dan tidak percaya pada lingkungannya.

5
3) Biologis
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa, adanya stress yang
berlebihan, maka didalam tubuh akan dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat
menyebabkan teraktualisasinnya otak.
4) Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggungjawab mudah terjerumus pada
penyalahgunaan zat adaptif. Hal ini berpengaruh pada ketidakmampuan kluen
dalam mengambil keputusan yang tepat dari masa depannya. Klien dapat memilih
kesenangan sesuai dari alam nyata menuju alam hayal.
5) Genetika
Penelitian menunjukan bahwa anak sehat yang diasumsikan orangtua
schizophrenia cenderung mengalami schizophrenia.
b. Faktor Presipitasi
1) Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan respon neurologis yang
maladaptif termasuk, ganggyan dalam penurunan umpan balik dan abnormalitas
pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang kengakibatkan ketidakmampuan
secara selektif menanggapi rangsangan.
2) Stress Lingkungan
Secara biologis menerapkan ambang terhadap toleran distress yang
berinteraksi dengan stressor lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan
perilaku.
3) Pemicu Gejala
Kesehatan, lingkungan dan perilaku

C. Akibat Masalah
Akibat dari halusinasi adalah risiko menciderai oranglain dan lingkungan, ini
diakibatkan karena klien berada dibawah halusinasinya yang meminta dia untuk
melakukan sesuatu diluar kesadarannya.

6
D. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif
1. Pikiran logis 1. Kadang proses 1. Gangguan proses
2. Persepsi akurat pikir tidak berpikir/waham
3. Emosi yang terganggu 2. Halusinasi
konsisten 2. Ilusi 3. Kesukaan proses
4. Perilaku cocok 3. Emosi tidak emosi
5. Hubungan sosial stabil 4. Perilaku tidak
harmonic 4. Perilaku tidak terorganisasi
biasa 5. Isolasi sosial
5. Menarik diri

E. Macam-macam Halusinasi
1. Halusinasi auditorik/Pendengaran
Mendengar suara-suara bisikan, bisikan ini klien disuruh melakukan sesuatu,
kadang-kadang membayangkan
2. Halusinasi visual/Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk penglihatan, contohnya bayangan, bayangan
bila menyenangkan membayangkan
3. Halusinasi Gustatorik/Pengecapan
Merasa mengecap rasa darah, urine atau feses
4. Halusinasi Olfaktori/Penghidu
Merasa bau-bau tertentu seperti bau darah, feses, urine, (bau-bau yang tidak
menyenangkan)
5. Halusinasi Kinestetik/Rabaan
Mengalami nyeri/ ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas, seperti ada
semut ditangan
6. Halusinasi Canesthetik
Aliran darah divena/arteri, pencernaan makanan

7
7. Halusinasi Kliasthetik
Merasa pergerakan sementara bergerak tanpa henti.

F. Fase Halusinasi
Menurut stuart dan laraia dalam Prabowo, (2014) menunjukan tahapan
terjadinya halusinasi terdiri dari 4 fase dan setiap fase mempunyai karakteristik
yang berbeda yaitu:
1. Fase I Pasien mengalami perasaan mendalam seperti ansietas, kesepian,
dan takut serta mencoba untuk berfokus pada pkiran yang menyenangkan untuk
meredakan ansietas disini pasien tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, gerakan
mata cepat, dan asyik sendiri.
2. Fase II Pengalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Pasien mulai
lepas kendali dan mencoba jaga jarak dengan sumber yang dipersepsikan sehingga
timbul peningkatan tanda-tanda vital.
3. Fase III Pasien menghentikan perlawanan halusinasi dan menyerah pada
halusinasi. Disini pasien sukar berhubungan dengan orang lain, tidak mampu
mematuhi perintah dari orang lain, dan kondisi sangat menegangkan terutama
berhubungan dengan orang lain.
4. Fase IV Pengalaman sensori menjadi mengancam jika pasien mengikuti
perintah halusinasi. Disini terjadi perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri dan tidak
mampu berespon terhadap perintah yang kompleks dan tidak mampu berespon lebih
dari 1 orang.

G. Pohon Masalah
Resiko Perilaku Kekerasan Effect

Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi Core Problem

Isolasi Sosial Cause

8
H. Masalah Keperawaan dan data yang perlu dikaji
Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji
Halusinasi Ds:
1. Klien mengungapkan
mendengar bunyi yang tidak
berhubungan dengan stimulis
nyata
2. Melihat gambar yang tidak
nyata
3. Mengungkapkan mencium bau
tanpa stimulus yang nyata
4. Mengungapkan merasa malu
ada suara atau gambar yang
tidak nyata
Do:
1. Bicara sendiri
2. Tertawa sendiri
3. Melihat ke satu arah
4. Mengarahkan telinga kearah
tertentu
5. Tidak dapat memfokuskan
pikiran
6. Diam sambil menikmati
halusinasinya

I. Daftar Diagnosa Keperawatan


Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

9
J. Intervensi Keperawatan
Tgl Diagnosa Rencana Tindakan Rasional
Keperawatan

Tujuan Kriteria Intervensi


Evaluasi
Halusinasi : TUM: Dalam ... kali 1. Bina hubungan Bina hubungan
Pendengaran Klien dapat interaksi klien saling percaya : saling percaya
mengendalika mentunjukkan 1.1. Beri salam setiap untuk
n halusinasi tanda-tanda berinteraksi. membantu
yang percaya kepada 1.2. Perkenalkan proses interaksi
dialaminya perawa t: nama, nama dengan klien
TUK: 1. Klien 1.1 Wajah cerah, panggilan perawat saat pengakjian
dapat tersenyum dan tujuan perawat
membina 1.2 Mau berkenalan
hubungan berkenalan 1.3. Tanyakan nama
saling percaya 1.3 Ada kontak dan panggilan
dengan mata kesukaan klien
perawat 1.4 Menerima 1.4. Tunjukkan sikap
kehadiran perawat jujur dan menepati
1.5 Bersedia janji setiap kali
menceritakan berinteraksi
perasaannya 1.5. Tunjukan sikap
empati dan menerima
apa adanya
1.6. Berikan
perhatian kepada
klien dan kebutuhan
dasar klien
1.7. Tanyakan
perasaan klien dan

10
masalah yang
dihadapi
1.8. Dengarkan
dengan penuh
perhatian ekspresi
perasaan klien
2. Klien 2. Dalam ... kali 2. Adakan kontak Kegiatan
dapat interaksi klien sering dan singkat mengkaji
mengenal menyebutkan : secara bertahap, merupakan
halusinasinya 2.1 Isi observasi tingkah tahap awal agar
2.2 Waktu laku klien terkait klien mengenal
2.3 Frekuensi dengan halusinasinya halusinasinya
2.4 Situasi dan :
kondisi yang 2.1. Tanyakan apakah
menimbulkan klien mengalami
halusinasi. sesuatu (dengar/lihat/
penghidu/raba/kecap)
2.2. Jika klien
menjawab ya,
tanyakan apa yang
dialami
2.3. Katakan bahwa
perawat percaya klien
mengalami tersebut,
namun perawat tidak
mengalaminya
2.4. Katakan ada klien
lain yang mengalami
hal yang sama

11
2.5. Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien
Jika klien tidak
sedang berhalusinasi
klarifikasi tentang
adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan
dengan klien:
• Isi, waktu,
frekuensi
• Situasi dan
kondisi yang
menimbulkan
halusinasi atau yg
tidak
menimbulkan
2. Setelah x • Diskusikan
interaksi klien dengan klien apa
menyatakan yang dirasakan jika
perasaan dan terjadi halusinasi dan
respon saat berikesempatan
mengalami untuk
halusinasi mengungkapkan
perasaannya
• Diskusikan
dengan klien apa
yang dilakukan
untuk mengatasi
perasaan tersebut

12
• Disukusikan
tentang dampak
yang akan
dialaminya bila klien
menikmati
halusinasinya
TUK 3 : 3.1 Setelah x 3.1 Identifikasi Tindakan dan
Klien dapat interaksi klien bersama klien cara cara yang
mengontrol menyebutkan atau tindakan yang diperagakan lalu
halusinasinya tindakan yang dilakukan jika terjadi dipilih
biasanya halusinasinya merupakan
dilakukan untuk 3.2 Diskusikan cara usaha klien
mengendalikan yang digunakan klien dalam
halusinasinya : mengendalikan
• Jika cara yang maupun
3.2 Setelah x digunakan adaptif mengurangi
interaksi klien berikan pujian halusinasi yang
menyebutkan • Jika cara yang muncul
cara baru diberikan
mengontrol maldaptif
halusinasinya diskusikan
kerugia cara
3. Setelah x tersebut
interaksi klien 3.3 Diskusikan cara
dapat memilih baru untuk
dan memutus/mengontrol
memperagakan timbulnyaa
cara mengatasi halusinasi:
halusinasi

13
3.4 Setelah x • Katakan pada diri
interaksi klien sendiri bahwa ini
melaksanakan tidak nyata
cara yang dipilih • Menemui orang
untuk lain untuk
mengendalikan menceritakan
halusinasi halusinasinya
• Membuat dan
menjelaskan
jadwal kegiatan
sehari-hari yang
telah disusun
• Meminta
keluarga/teman/
perawat menyapa
jika sedang
berhalusinasi
3.4 Bantu klien
memilih cara yang
sudah dianjurkan dan
latih untuk
mencobanya
3.5 Beri kesempatan
untuk melakukan
cara yang dipilih dan
dilatih
3.6 Pantau
pelaksanaan yang
telah dipilih, jika
berhasil beri pujian

14
3.7 Anjurkan klien
menikuti TAK,
orientasi realita,
stimulus persepsi
TUK 4 : 4.1 Setelah x 4.1 Buat kontrak Keluarga
Klien dapat interaksi keluarga, dengan keluarga merupakan
dukungan dari keluarga untuk pertemuan faktor
keluarga menyatakan (waktu, tempat dan pendukung
dalam setuju untuk topik) utama bagi klien
mengontrol mengikuti 4.2 Diskusikan dalam proses
halusinasinya pertemuan dengan dengan keluarga : penyembuhan
perawat 4.2.1 Pengertian
4.2 Stelah x halusinasi
interaksi keluarga 4.2.2 Tanda dan
menyebutkan gejala halusinasi
pengertian, tanda 4.2.3 Proses
dan gejala, proses terjadinya halusinasi
terjadinya 4.2.4 Cara yang
halusinasi, dan dapat dilakukan klien
tindakan untuk dan keluaraga untuk
mengendalikan memutus
halusinasinya halusinasinya
4.2.5 Obat-obatan
halusinasinya
4.2.6 Cara merawat
anggota keluarga
yang halusinasi
dirumah
4.2.7 Beri informasi
waktu kontrol ke
rumah sakit dan

15
bagaimana mencari
bantua jika halusinasi
tidak dapat diatasi
dirumah

4.2 Beri pujian


setelah klien selesai
melaksanakan
perawatan diri
TUK 5 : 5.1 Setelah x 5.1 Diskusikan dengan Pemberian obat
Klien dapat interkasi klien klien tentang manfaat pada klien
memanfaatkan menyebutkan : dan kerugian tidak membantu
obat dengan 5.1.1 Manfaat minum obat, dalam
baik minum obat nama, warna, dosis, pengobatan
5.1.2 Kerugian cara, efek samping, secara
tidak minum obat dan efek terapi farmakologi
5.1.3 Nama, penggunaan obat. agar halusinasi
warna, dosis, efek 5.2 Pantau klien saat tidak makin
samping, dan efek penggunaan obat parah bahkan
terapi obat 5.3 Beri pujian jika hilang secara
5.2 Setelah x klien bertahap
interaksi klien menggunakan obat
mendemonstrasik dengan benar
an penggunaan 5.4 Diskusikan akibat
obat dengan benar berhenti
5.3 Setelah x minum obat tanpa
interaksi klien konsultasi ke dokter
menyebutkan 5. Anjurkan klien
akibat berhenti untuk
minum obat tanpa konsultasi kepada
dokter/perawat jika

16
konsultasi ke terjadi hal-hal yang
dokter tidak di inginkan

17
BAB III
GAMBARAN KASUS

Pada tahun 2019 pasien dibawa ke panti gramesia oleh uwanya karena
sering marah-marah dan mengamuk. Pada saat dikaji pasien mengatakan malas
berkomunikasi dengan pasien lain dan hanya menyendiri di kamar pasien keluar
hanya untuk mengambil makan dan kekamar mandi.
Pasien mengatakan malu karena bercerai dengan suaminya dan anaknya
dibawa pergi oleh suaminya sehingga pasien merasa dirinya tidak berguna dan
sering menyendiri. pernah melakukan aniaya fisik terhadap ibunya dan
pembantunya. Pasien mengatakan ketika di rumah pasien komunikasi antar anggota
keluarganya kurang baik (komunikasi tertutup). Pasien mengatakan keputusan
diambil oleh ibunya Pasien mengatakan sejak kecil tinggal dengan orang tuanya.
Pasien harus mengikuti semua yang diperintahkan oleh orangtuanya (pola asuh
otoriter).
Pasien mengatakan merasa malu dan tidak menyukai rambutnya setelah
rambutnya dipotong jadi pendek. Pasien mengatakan tidak puas karena tidak
bekerja hanya membantu pekerjaan rumah. Pasien merasa puas dengan jenis
kelaminnya. Pasien mengatakan tidak mampu menjalankan peran sebagai anak dan
pasien belum menikah. Pasien mengatakan ingin menikah dan ingin mempunyai
anak. Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak seberuntung oranglain.
Pasien mengatakan orang yang paling dekat dengan pasien adalah ibunya.
Pasien mengatakan selama di rumah tidak pernah mengikuti kegiatan di lingkungan
rumahnya. Pasien mengatakan saat di rumah klien malu untuk mengobrol dengan
tetangganya. Pasien mengatakan bahwa dirinya sudah sembuh, namun pada
kenyataanya pasien belum sembuh. Pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu.
Penampilan pasien tampak kotor tidak mandi, bau badan, tidak ganti
pakaian, cara berpakaian tidak sesuai (memakai kerudung tidak dipakai di kepala
tetapi dijadikan sebagai baju). Saat diwawancarai pasien tidak menanggapi
pertanyaan perawat dan malah marah-marah. Tangan dan kaki pasien bergerak
berulang-ulang. Pasien tampak menangis, bersedih dan mengatakan ingin pulang
menemui ibunya. Klien tidak merespon pertanyaan perawat.

18
Saat diwawancara pasien tidak kooperatif dan kontak mata kurang, pasien
melihat kearah lain dan tatapan mata tajam jika ditanya sudah mandi atau belum.
Pasien tampak berbincang-bincang sendirian seperti mengobrol dengan seseorang,
sering menyebut ibunya, nama tukang becak langganannya, pembantunya dan
saudaranya. Saat wawancara pembicaraan berhenti tiba-tiba, melihat kearah yang
lain, ketika pembicaraan dilanjutkan keluar dari topik.
Pasien tampak bingung ketika menjawab pertanyaan. Pasien tidak ingat
dengan kejadian dimasa lalu dan susah saat dikaji tentang kejadian masa lalu.
Pasien mudah beralih pembicaraan, tidak mampu berkonsenstrasi, pasien tidak
mampu berhitung sederhana. Pasien mengalami gangguan penilaian ringan. Pasien
menyatakan dirinya sudah sembuh dan ingin pulang.

19
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Ny. N
DENGAN GANGGUAN HALUSINASI DI PANTI
GRAMESIA CIREBON

Nama mahasiswa : Kelompok 1


NIM :-
Ruang : Panti Gramesia
I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny. N Tanggal masuk : 28 Juli 2019
Umur : 35 tahun Tanggal pengkajian : 17 Januari 2022
Jenis kelamin : Perempuan No. RM :
Informan : Keluarga dan
perawat

B. Alasan Masuk

Pada tahun 2019 pasien dibawa ke panti gramesia oleh uwanya karena sering
marah-marah dan mengamuk. Pada saat dikaji pasien mengatakan malas
berkomunikasi dengan pasien lain dan hanya menyendiri di kamar pasien keluar
hanya untuk mengambil makan dan kekamar mandi. Pasien mengatakan malu karena
bercerai dengan suaminya dan anaknya dibawa pergi oleh suaminya sehingga pasien
merasa dirinya tidak berguna dan sering menyendiri.

C. Faktor Predisposisi

1. Apakah pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu


Ya ✓ Tidak

20
2. Riwayat pengobatan sebelumnya
Berhasil Kurang berhasil Tidak berhasil
3. Riwayat trauma Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan

KDRT
Tindakan kriminal
Jelaskan no 1, 2, 3 :
Pasien mengatakan pernah mengalami KDRT oleh suaminya
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ✓ Ya
Hubungan keluarga Gejala Riwayat
pengobatan/perawatan
Ayah Tidak terkaji Tidak terkaji
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Tidak Terkaji

D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda vital :
TD : 100/80 mmHg ; N: 75x/menit; RR 22x/menit ; Suhu 370C
2. Ukur : TB : 168 cm BB : 48 kg
3. Keluhan fisik : Ya Tidak ✓
Jelaskan :
Pasien tidak mengalami keluhan fisik.

21
E. Aspek Psikososial
Genogram

Keterangan :
= laki-laki = perempuan
= klien = meninggal
= garis keluarga ----------------------- = tinggal serumah
= putus hubungan/cerai
Ket:
a. Komunikasi
Pasien mengatakan ketika di rumah, pasien berkomunikasi dengan
bibinya
b. Pengambilan Keputusan
Pasien mengatakan keputusan diambil bibinya
c. Pola Asuh
Pasien mengatakan sejak kecil tinggal dengan orang tuanya. Setelah
orang tua nya meninggal pasien tinggal dengan neneknya kemudian
setelah neneknya meninggal, lalu pasien tinggal dengan bibinya.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Pasien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya
b. Identitas :
Pasien mengatakan belum puas sebagai seorang ibu karena
tidak bisa mengurus anaknya.

22
c. Peran :
Pasien mengatakan tidak mampu menjalankan peran sebagai ibu
d. Ideal diri :
Pasien mengatakan ingin segera pulang
e. Harga diri :
Pasien mengatakan malu karena bercerai dengan suaminya dan hak
asuh anaknya diambil oleh suaminya
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat
Pasien mengatakan orang yang paling dekat dengan pasien adalah
bibinya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Pasien mengatakan selama di rumah tidak pernah mengikuti
kegiatan di lingkungan rumahnya
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien jarang berkumpul atau berinteraksi, pasien tampak
menyendiri
Masalah keperawatan : isolasi sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan bahwa dirinya sudah sembuh, namun pada
kenyataanya pasien belum sembuh
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan tidak pernah shalat

F. Status Mental
1. Penampilan
Tidak rapi ✓ Penggunaan pakaian Cara berpakaian
Tidak sesuai tdk seperti biasa

23
Jelaskan :
Penampilan pasien tampak tidak rapih, berbau pesing, kuku panjang
dan kotor, berambut pendek.
Masalah keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan
Cepat Keras Gagap ✓ Inkoheren
✓ Lambat Apatis Membisu Tidak
mampu
memulai
pembicaraan
Jelaskan :

Saat diwawancarai pandangan pasien tajam, tangan mengepal,


berbicara lambat.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
3. Aktivitas motorik
Lesu Tegang Tik Agitasi

✓ Gelisah Gremasen Tremor Kompulsif


Jelaskan :
Tangan dan kaki pasien bergerak berulang-ulang
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
4. Alam perasaan
✓ Sedih Putus asa Gembira berlebihan
Ketakutan Khawatir
Jelaskan :
Pasien tampak menangis, bersedih dan mengatakan ingin pulang
menemui bibinya.
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
5. Afek

✓ Datar Tumpul Labil Tidak sesuai


Jelaskan :

Klien dapat merespon pertanyaan perawat tetapi dengan ekspresi wajah datar

24
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif Mudah
tersinggung
✓ Kontak mata kurang Defensif Curiga
Jelaskan :
Saat diwawancara pasien kooperatif dan kontak mata kurang, pasien
melihat kearah lain dan tatapan mata tajam.
Masalah keperawatan : Resiko Perilaku Kekerasan
7. Persepsi (halusinasi)

✓ Pendengaran Penglihatan Perabaan


Pengecapan Penghidu

Jelaskan :
Pasien mengatakan mendengar suara yang mengajak dia berdebat,
suara muncul ±3x/hari, suara muncul seringnya pada sore hari ketika
setelah ashar pasien sedang sendiri dan ketika suara muncul pasien emosi
dan memarahi suara tersebut.
Pasien tampak berbincang-bincang sendirian seperti mengobrol
dengan seseorang.
Masalah keperawatan : Halusinasi pendengaran

8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial ✓ Kehilangan
asosiasi
Flight of ideas ✓ Blocking Pengulangan
pembicaraan/
perseverasi
Jelaskan :

25
Saat wawancara pembicaraan berhenti tiba-tiba, melihat kearah yang
lain.
Masalah keperawatan : Halusinasi pendengaran
9. Isi pikir
✓ Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis
Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir
Kontrol pikir
Jelaskan :
Pasien mengatakan ingin pulang bertemu bibinya
Masalah keperawatan : -
10. Tingkat kesadaran

✓ Bingung Sedasi Stupor


Disorientasi

✓ Waktu Tempat Orang


Jelaskan :
Pasien tampak bingung ketika menjawab pertanyaan
Masalah keperawatan : -
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya
ingat jangka pendek

Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan :
Pasien disorientasi waktu
Masalah keperawatan : -
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
✓ Mudah beralih Tidak mampu Tidak mampu
konsentrasi berhitung sederhana

26
Jelaskan :
Pasien mudah beralih pembicaraan, mampu berkonsenstrasi, pasien
mampu berhitung sederhana.
Masalah keperawatan : Gangguan Komunikasi Verbal
13. Kemampuan penilaian

✓ Gangguan ringan Gangguan bermakna


Jelaskan :
Pasien mengalami gangguan penilaian ringan
Masalah keperawatan : Gangguan Komunikasi Verbal
14. Daya tilik diri
✓ Mengingkari penyakit yg diderita Menyalahkan hal2
diluar dirinya
Jelaskan :
Pasien menyatakan dirinya sudah sembuh dan ingin pulang
G. Kebutuhan Persiapan Pulang
1. Makan
✓ mandiri Bantuan total
2. BAB/BAK

✓ mandiri Bantuan total


3. Mandi
Bantuan total ✓ mandiri
4. Berpakaian
Bantuan tootal ✓ mandiri

5. Istirahat dan tidur


Tidur siang, lama : 1-3 jam
✓ Tidur malam, lama : ± 8 jam
Kegiatan sebelum / sesudah tidur : Berdoa
6. Penggunaan obat

✓ Bantuan minimal Bantuan total

27
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan
Sistem pendukung

8. Aktivitas di dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah
Mencuci pakaian
Pengaturan keuangan

9. Aktivitas di luar rumah


Ya Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain
Jelaskan :
Pasien belum bisa mandiri dalam melakukan aktivitas sehari-hari dan
belum ada perbaikan sehingga belum dapat pulang.
H. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
Bicara dengan orang lain Minum alkohol
Mampu menyelesaikan ✓ Reaksi lambat/
masalah Berlebihan

Teknik relaksasi Bekerja berlebihan


Aktivitas konstruktif Menghindar

Olahraga Mencederai diri


Lainnya: Lainnya:

Masalah Keperawatan : Isolasi Sosial

28
I. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik : pasien mengatakan mendapat
dukungan dari bibinya saja.
Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik : pasien mengatakan malas
untuk berkumpul dengan orang lain.
Masalah dengan pendidikan, spesifik : pasien mengatakan tidak ada masalah
dengan pendidikannya.
Masalah dengan perumahan, spesifik : pasien mengatakan pernah bertengkar
dengan bibinya.
Masalah ekonomi, spesifik : pasien mengatakan tidak ada masalah
diekonominya.
Masalah dengan layanan kesehatan, spesifik : pasien mengatakan masuk ke panti
sudah ketiga kalinya.
Masalah lainnya, spesifik: tidak ada.

Aspek Medis

Diagnosa medis : Skizofrenia


Terapi medik : Stedori 5 mg 2x1
Hexymer 2 mg 2x1
Clorilex 100 mg 1x1
Skizonoat 1 ampul 1x/bulan

II. ANALISA DATA


Masalah
Tgl Data Senjang TTD
Keperawatan
17/01/2022 DS : Gangguan sensori
Pasien mengatakan mendengar suara, persepsi :
Kelompok
suara muncul ± 3 hari sekali, suara Halusinasi
1
muncul pada saat setelah ashar dan pendengaran
muncul pada saat sendirian.

29
DO:
Pasien tampak berbincang-bincang
sendirian seperti mengobrol dengan
seseorang, pasien tampak mondar
mandir.

17/01/2022 DS :
pasien mengatakan dibawa ke panti
gramesia oleh bibinya karena sering
marah-marah dan mengamuk. Dan pada
saat dipanti pasien mengatakan merasa
Resiko Perilaku Kelompok
marah dan ingin memukul dan
Kekerasan 1
menjambak orang.
DO:
Tatapan mata pasien tajam, tangan
mengepal, pasien tampak kesal dan
memukul perawat.

17/01/2022 DS :
Pasien mengatakan sudah mandi
(namun pada nyatanya pasien belum
mandi).
DO: Defisit Perawatan Kelompok
Penampilan pasien tampak tidak Diri 1
rapih, berbau pesing, tidak mengganti
pakaian, kuku panjang dan tampak
kotor.

30
17/01/2022 DS: Harga Diri Rendah Kelompok 1
Pasien mengatakan belum puas sebagai
seorang ibu karena tidak bisa mengurus
anaknya, pasien juga mengatkan malu
karena sudah bercerai dengan suaminya
dan hak asuh anaknya diambil oleh
suaminya.

DO:
- Kontak mata kurang
- Pasien mengkritik diri sendiri
- Perasaan tidak mampu melakukan
perannya sebagai seoang ibu
- Berbicara pelan

17/01/2022 DS: Isolasi Sosial Kelompok 1


Pasien mengatakan malas untuk
mengobrol dengan orang lain, dan
pasien mengatakan lebih nyaman
sendirian dikamar.

DO:
- Ekspresi wajah datar
- Mengisolai diri
- Rendah diri
- Kontak mata kurang
- Tidak mampu merawat diri dan
membersihkan diri.

31
III. POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan Defisit Perawatan Diri Effect

Halusinasi Core

Harga Diri Rendah Cause

Koping Individu Tidak Efektif

32
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
a. Halusinasi pendengaran
b. Resiko perilaku kekerasan
c. Defisit perawatan diri
d. Harga diri rendah
e. Isolasi Sosial

V. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tgl Diagnosa Perencanaan


keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
29/11/ Halusinasi : TUM: 1. Dalam 3 1. Bina hubungan Bina
2021 Pendengaran Klien dapat kali interaksi saling percaya: hubungan
mengendalikan klien 1.1. Beri salam saling
halusinasi mentunjukkan setiap percaya
yang tanda-tanda berinteraksi. untuk
dialaminya percaya kepada 1.2. Perkenalan membantu
TUK: 1. Klien perawat: nama, nama proses
dapat membina 1.1 Wajah panggilan perawat interaksi
hubungan cerah, dan tujuan dengan
saling percaya tersenyum perawat klien saat
dengan 1.2 Mau berkenalan pengakjian
perawat berkenalan 1.3. Tanyakan
1.3 Ada kontak nama dan
mata panggilan
1.4 Menerima kesukaan klien
kehadiran 1.4. Tunjukkan
perawat sikap jujur dan
1.5 Bersedia menepati janji
menceritakan setiap kali
perasaannya berinteraksi
1.5. Tunjukan
sikap empati dan
menerima apa
adanya
1.6. Berikan
perhatian kepada
klien dan

33
kebutuhan dasar
klien
1.7. Tanyakan
perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi
1.8. Dengarkan
dengan penuh
perhatian ekspresi
perasaan klien
TUK 2 : 2. Dalam 1 kali 2. Adakan Kegiatan
Klien dapat interaksi klien kontak sering dan mengkaji
mengenal menyebutkan : singkat secara merupakan
halusinasinya 2.1 Isi bertahap, tahap awal
2.2 Waktu observasi tingkah agar klien
2.3 Frekuensi laku klien terkait mengenal
2.4 Situasi dengan halusinasi-
dan kondisi halusinasinya : nya
yang 2.1. Tanyakan
menimbulkan apakah klien
halusinasi. mengalami
sesuatu
(dengar/lihat/
penghidu/raba/ke
cap)
2.2. Jika klien
menjawab ya,
tanyakan apa
yang dialami
2.3. Katakan
bahwa perawat
percaya klien
mengalami
tersebut, namun
perawat tidak
mengalaminya
2.4. Katakan ada
klien lain yang
mengalami hal
yang sama

34
2.5. Katakan
bahwa perawat
akan membantu
klien
Jika klien tidak
sedang
berhalusinasi
klarifikasi tentang
adanya
pengalaman
halusinasi,
diskusikan dengan
klien:
• Isi, waktu,
frekuensi
• Situasi dan
kondisi yang
menimbulkan
halusinasi
atau yg tidak
menimbulkan
2. Setelah x • Diskusikan
interaksi dengan klien apa
klien yang dirasakan
menyatakan jika terjadi
perasaan halusinasi dan
dan respon berikesempatan
saat untuk
mengalami mengungkapkan
halusinasi perasaannya
• Diskusikan
dengan klien apa
yang dilakukan
untuk mengatasi
perasaan tersebut
• Disukusikan
tentang dampak
yang akan
dialaminya bila

35
klien menikmati
halusinasinya
TUK 3 : 3.1 Setelah 3.1 Identifikasi Tindakan
Klien dapat 3x interaksi bersama klien dan cara
mengontrol klien cara atau yang
halusinasinya menyebutkan tindakan yang diperagakan
tindakan yang dilakukan jika lalu dipilih
biasanya terjadi merupakan
dilakukan halusinasinya usaha klien
untuk 3.2 Diskusikan dalam
mengendali- cara yang mengendali
kan digunakan klien : kan maupun
halusinasinya • Jika cara yang mengurangi
digunakan halusinasi
3.2 Setelah adaptif berikan yang
3x interaksi pujian muncul
klien • Jika cara yang
menyebutkan diberikan
cara baru maldaptif
mengontrol diskusikan
halusinasinya kerugia cara
tersebut
3.3 Setelah 3.3 Diskusikan
3x interaksi cara baru untuk
klien dapat memutus/mengon
memilih dan trol timbulnyaa
memperaga- halusinasi:
kan cara • Katakan pada
mengatasi diri sendiri
halusinasi bahwa ini
tidak nyata
3.4 Setelah • Menemui
3x interaksi orang lain
klien untuk
melaksanakan menceritakan
cara yang halusinasinya
dipilih untuk • Membuat dan
mengendali- menjelaskan
kan halusinasi jadwal
kegiatan

36
sehari-hari
yang telah
disusun
• Meminta
keluarga/tema
n/ perawat
menyapa jika
sedang
berhalusinasi
3.4 Bantu klien
memilih cara
yang sudah
dianjurkan dan
latih untuk
mencobanya
3.5 Beri
kesempatan untuk
melakukan cara
yang dipilih dan
dilatih
3.6 Pantau
pelaksanaan yang
telah dipilih, jika
berhasil beri
pujian
3.7 Anjurkan
klien menikuti
TAK, orientasi
realita, stimulus
persepsi
TUK 4 : 4.3 Setelah 4.3 Buat kontrak Keluarga
Klien dapat 3x interaksi dengan keluarga merupakan
dukungan dari keluarga, untuk pertemuan faktor
keluarga keluarga (waktu, tempat pendukung
dalam menyatakan dan topik) utama bagi
mengontrol setuju untuk 4.4 Diskusikan klien dalam
halusinasinya mengikuti dengan keluarga : proses
pertemuan 4.4.1 Pengertian penyembu-
dengan halusinasi han
perawat

37
4.4 Stelah x 4.4.2 Tanda dan
interaksi gejala halusinasi
keluarga 4.4.3 Proses
menyebutkan terjadinya
pengertian, halusinasi
tanda dan 4.4.4 Cara yang
gejala, proses dapat dilakukan
terjadinya klien dan
halusinasi, dan keluaraga untuk
tindakan untuk memutus
mengendalikan halusinasinya
halusinasinya 4.4.5 Obat-
obatan
halusinasinya
4.4.6 Cara
merawat anggota
keluarga yang
halusinasi
dirumah
4.4.7 Beri
informasi waktu
kontrol ke rumah
sakit dan
bagaimana
mencari bantua
jika halusinasi
tidak dapat diatasi
dirumah

4.2 Beri pujian


setelah klien
selesai
melaksanakan
perawatan diri
TUK 5 : 5.4 Setelah 5.6 Diskusika Pemberian
Klien dapat 3x interkasi n dengan klien obat pada
memanfaatkan klien tentang manfaat klien
obat dengan menyebutkan : dan kerugian membantu
baik 5.4.1 Manfaa tidak minum obat, dalam
t minum obat nama, warna, pengobatan

38
5.4.2 Kerugi dosis, cara, efek secara
an tidak samping, dan efek farmakologi
minum obat terapi agar
5.4.3 Nama, penggunaan obat. halusinasi
warna, dosis, 5.7 Pantau tidak makin
efek samping, klien saat parah
dan efek terapi penggunaan obat bahkan
obat 5.8 Beri hilang
5.5 Setelah 3x pujian jika klien secara
interaksi klien menggunakan bertahap
mendemonstra obat dengan
sikan benar
penggunaan 5.9 Diskusika
obat dengan n akibat berhenti
benar minum obat tanpa
5.6 Setelah 3x konsultasi ke
interaksi klien dokter
menyebutkan 5.10 Anjurkan
akibat berhenti klien untuk
minum obat konsultasi kepada
tanpa dokter/perawat
konsultasi ke jika terjadi hal-
dokter hal yang tidak di
inginkan
Risiko TUM : 1. Setelah 2x 1. Bina hubungan Bina
Perilaku Klien tidak interaksi, saling percaya : hubungan
Kekerasan melakukan klien dapat 1.1. Beri salam saling
perilaku menunjuk- setiap percaya
kekerasan kan tanda- berinteraksi. untuk
tanda 1.2. Perkenalkan membantu
TUK 1: percaya nama, nama proses
Klien dapat pada panggilan perawat interaksi
membina perawat : dan tujuan dengan
hubungan • Wajah perawat klien saat
saling percaya cerah, berkenalan pengakjian
tersenyum 1.3. Tanyakan
• Mau nama dan
berkenalan panggilan
• Ada kontak kesukaan klien
mata

39
• Bersedia 1.4. Tunjukkan
menceritaka sikap jujur dan
n perasaan menepati janji
setiap kali
berinteraksi
1.5. Tunjukan
sikap empati dan
menerima apa
adanya
1.6. Berikan
perhatian kepada
klien dan
kebutuhan dasar
klien
1.7. Tanyakan
perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi
1.8. Dengarkan
dengan penuh
perhatian ekspresi
perasaan klien
TUK 2 : 2. Setelah 3x 2. Bantu klien Mengidentif
Klien dapat ineraksi, klien mengungkapkan ikasi
mengidentifika dapat perasaan penyebab
si penyebab menceritakan marahnya terjadinya
RPK penyebab • Motivasi klien perilaku
perilaku menceritakan kekerasaan
kekerasan penyebab rasa yang klien
yang kesal/jengkeln lakukan
dilakukannya : ya
• Mencerita • Dengarkan
kan tanpa menyela
penyebab atau memberi
perasaan penilaian
jengkel/ke setiap
sal baik ungkapan
diri perasaan klien
sendiri
maupun

40
lingkunga
n
TUK 3 : 3. Seterlah 3x 3. Bantu klien Memotivasi
Klien dapat interaksi mengungkapkan klien untuk
mengidentifika klien tanda-tanda menceritaka
si tanda-tanda menceritaka perilaku n tanda-
perilaku n tanda- kekerasan tanda
kekerasan tanda saat • Motivasi klien perilaku
terjadi menceritakan kekerasan
perilaku kondisi fisik yang
kekerasan saat perilaku dirasakan
• Tanda kekerasan klien
fisik : terjadi
mata • Motivasi klien
merah, menceritakan
tangan kondisi
mengepal, emosinya saat
ekspresi terjadi perilaku
tegang, kekerasan
dan lain- • Motivasi klien
lain menceritakan
• Tanda kondisi
emosional hubungan
: perasaan dengan orang
marah/jen lain saat terjadii
gkel, perilaku
bicara kekerasan
kasar
• Tanda
sosial :
bermusuh
an yang
dialami
saat
terjadi
perilaku
kekerasan
TUK 4 : 4. Setelah 2 x 4. Diskusikan Membantu
Klien dapat interaksi dengan klien klien
mengidentifika klien perilaku melihat

41
si jenis menjelas- kekerasan yang dampak
perilaku kan : telah yang
kekerasan • Jenis-jenis dilakukannya ditimbulkan
yang pernah ekspresi selama ini : akibaat
dilakukannya kemeraha • Motivasi klien perilaku
n yang menceritakan kekerasan
selama ini jenis-jenis yang
telah tindak dilakukan
dilakukan kekerasan klien
nya yang selama
• Perasaan ini pernah
sat dilakukannya
melakuka • Motivasi klien
n menceritakan
kekerasan perasaan klien
• Efektivita setelah tindak
s cara kekerasan
yang tersebut terjadi
dipakai • Diskusikan
dalam apakah tindak
menyelesa kekerasan
ikan yang
masalah dilakukannya
masalah yang
dialami
teratasi
TUK 5 : 5. Setelah 3x 5. Diskusikan Mengidentif
Klien dapat interaksi, klien dengan klien ikasi akibat
mengidentifika menjelaskan akibat negatif perilaku
si akibat akibat cara yang kekerasan
perilaku tindakan dilakukan pada : yang
kekerasan kekerasan • Diri sendiri dilakukan
yang • Orang
dilakukannya : lain/keluarga
• Diri sendiri • lingkungan
: luka,
dijauhi
teman, dll
• Orang
lain/keluarg

42
a : luka,
tersinggung
, ketakutan,
dll
• Lingkungan
: barang
atau benda
rusak dll
TUK 6 : 6. Setelah 3x 6. Diskusikan Mengidentif
Klien dapat interaksi, klien engan klien : ikasi cara
mengidentifika dapat 6.1 Apakah klien konstruksif
si cara mengungkapk mau dalam
konstruksif an cara-cara memepelajari mengungka
dalam sehat cara baru pkan
mengungkapka mengungkapk untuk kemarahan
n kemarahan an marah mengungkapk
a marah yang
sehat
6.2 Jelaskan
berbagai
alternatif
pilihan untuk
mengungkapk
an marah
selain perilaku
kekerasan
yang diketahui
klien
6.3 Jelaskan cara-
cara sehat
untuk
mengungkapk
an marah :
6.3.1 Cara fisik
(tarik napas
dalam,
pukul
bantal kasur
dan
olahraga)

43
6.3.2 Verbal
mengukapk
an bahwa
dirinya
sedang
kesal
kepada
orang lain
6.3.3 Sosial :
latihan
asertif
dengan
orang lain
6.3.4 Spiritual
TUK 7 : 7. Setelah 3x 7.1 Diskusikan mendemons
Klien dapat interaksi, cara yang trasikan
mendemonstra klien dapat dipilih cara yang
sikan cara memperaga anjurkan klien dipilih klien
mengontrol kan cara memilih cara untuk
perilaku mengontrol yang mungkin mengontrol
kekerasan perilaku untuk perilaku
kekerasan : mengungkapk kekerasan
• Fisik an kemarahan
• Verbal 7.2 Latih klien
• Spiritual memperagaka
n cara yang di
pilih
7.3 Anjurkan klien
menggunakan
cara yang
sudah dilatih
saat
marah/jengkel
TUK 8 : 8. Setelah 3x 8.1 Diskusikan Mendiskusi
Klien dapat interaksi pentingnya kan dengan
dukungan keluarga : peran serta kluarga
keluarga untuk • Menjelaska keluarga untuk
mengontrol n cara sebagai mendukung
perilaku merawat pendukung klien
kekerasan klien mengontrol

44
dengan klien untuk perilaku
perilaku mengatasi PK kekerasan
kekerasan 8.2 Diskusikan selama di
• Mengungka potensi rumah
pkan rasa keluarga untuk
puas dalam membantu
merawat klien
klien mengatasi PK
8.3 Jelaskan
pengertian,
penyebab,
akibat dan
cara merawat
klien PK yang
dapat
dilakukan oleh
keluarga
8.4 Pragakan cara
merawat klien
8.5 Beri
kesempatan
keluarga untuk
memeperagak
an ulang
8.6 Beri pujian
kepada
keluarga
setelah
peragaan
8.7 Tanyakan
perasaan
keluarga
setelah
mencoba cara
yang dilatih
TUK 9 : 9.1 Setelah 3x 9.1 Jelaskan Mendiskusi
Klien interaksi manfaat kan
menggunakan klien menggunakan keuntungan
obat sesuai menjelaska obat secara teratur minum obat
program yang n: dan kerugian jika sesuai

45
telah • Manfaat tidak dengan
ditetapkan minum menggunakan program
obat obat yang
• Kerugian 9.2 Jelaskan ditetapkan
tidak kepada klien ; dan
minum • Jenis obat kerugian
obat • Dosis jika tidak
• Nama • Waktu meminum
obat • Cara obat dengan
• Bentuk • Efek sesuai
dan warna samping
obat yang
• Dosis dirasakan
• Waktu 9.3 Anjurkan klien
• Cara :
pemberian • Minta dan
• Efek menggunaka
samping n obat tepat
9.2 Setelah 3x waktu
pertemuan • Lapor
klien perawat/dokt
menggunak er jika
an obat mengalami
sesuai efek yang
program tidak biasa
• Beri pujian
terhadap
kedisiplinan
klien
menggunaka
n obat
Defisit TUM: klien Dalam ... kali 1. Bina Bina
Perawatan dapat mandiri interaksi klien hubungan hubungan
Diri (Mandi, dalam mentunjukkan saling saling
Berpakaian, perawatan diri tanda-tanda percaya : percaya
Keramas, TUK: 1. Klien percaya kepada 1.1. Beri salam untuk
Gosok Gigi, dapat membina perawat: setiap membantu
Berdandan hubungan 1.6 Wajah berinteraksi. proses
dan Gunting saling percaya cerah, 1.2. Perkenalkan interaksi
Kuku) tersenyum nama, nama dengan

46
dengan 1.7 Mau panggilan perawat klien saat
perawat berkenalan dan tujuan pengakjian
1.8 Ada kontak perawat
mata berkenalan
1.9 Menerima 1.3. Tanyakan
kehadiran nama dan
perawat panggilan
1.10 Bersedi kesukaan klien
a menceritakan 1.4. Tunjukkan
perasaannya sikap jujur dan
menepati janji
setiap kali
berinteraksi
1.5. Tanyakan
perasaan dan
masalah yang
dihadapi klien
1.6. Buat kontrak
interaksi yang
jelas
1.7. Dengarkan
ungkapan
perasaan klien
dengan empati
1.8. Penuhi
kebutuhan dasar
klien

2. Klien 3. Dalam ... 3. Diskusikan Kegiatan


mengeta kali interaksi dengan klien : mengkaji
hui klien 3.1. Penyebab merupakan
penting menyebutkan : klien tidak tahap awal
nya 3.1 Penyebab merawat diri untuk
perawat tidak merawat 3.2. Manfaat mengidentif
an diri diri menjaga ikasi
3.2 Manfaat perawatan diri kebutuhan
menjaga untuk keadaan klien dalam
perawatan diri fisik, mental, dan perawatan
sosial. diri
sehingga

47
3.3 Tanda- 3.3. Tanda-tanda intervensi
tanda bersih perawatan diri lebih efektif
dan rapi yang baik
3.4 Gangguan 3.4. Penyakit atau
yang dialami gangguan
jika perawatan kesehatan yang
diri tidak bisa dialami oleh
diperhatikan. klien bila
perawatan diri
tidak adekuat
Klien 3.5 Dalam 3.8 Diskusikan Menjaga
mengetahui ..... kali Frekuensi perawatan
cara-cara interaksi klien menjaga diri
melakukan menyebutkan perawatan diri merupakan
perawatan diri frekuensi selama ini salah satu
menjaga 3.8.1 Mandi dari usaha
perawatan diri: 3.8.2 Gosok gigi untuk klien
3.5.1 Frekue 3.8.3 Keramas dapat
nsi mandi 3.8.4 Berpakain melakukan
3.5.2 Frekue 3.8.5 Berhias perawat diri
nsi gosok gigi 3.8.6 Gunting secara benar
3.5.3 Frekue Kuku dan tepat
nsi keramas
3.5.4 Frekue 3.9 Diskusikan
nsi ganti cara praktek
pakaian perawatan diri
3.5.5 Frekue yang baik dan
nsi Berhias benar:
3.5.6 Frekue 3.9.1 Mandi
nsi Gunting 3.9.2 Gosok
kuku gigi
3.9.3 Keramas
3.6 Dalam 3.9.4 Berpakaia
..... kali n
interaksi klien 3.9.5 Berhias
menjelaskan 3.9.6 Gunting
cara menjaga kuku
perawatan diri
3.6.1 Cara 3.10 Berikan
mandi pujian untuk

48
3.6.2 Cara setiap respon
Gosok klien yang positif
gigi
3.6.3 Cara
Keram
as
3.6.4 Cara
Berpak
aian
3.6.5 Cara
Berhias
3.6.6 Cara
Gunting Kuku
3. Klien 4.5 Dalam ..... 4.5 Bantu klien Latihan
dapat kali interaksi saat perawatan melakukan
melaksa klien diri: perawatan
nakan mempraktekka 4.5.1 Mandi diri dengan
perawat n perawatan 4.5.2 Gosok perawat
an diri diri dengan gigi untuk
denganb dibantu oleh 4.5.3 Keramas membantu
antuan perawat: 4.5.4 Berpakaia memudahka
perawat 4.5.1 Mandi n n klien
4.5.2 Gosok 4.5.5 Berhias untuk bisa
gigi 4.5.6 Gunting dipantau
4.5.3 Kerama kuku dalam
s melakukan
4.5.4 Berpak 4.2 Beri pujian tindakan
aian setelah klien perawatan
4.5.5 Berhias selesai diri secara
4.5.6 Guntin melaksanakan bertahap
g kuku perawatan diri
4. Klien 5.7 Dalam 5.11 Bantu Memasukan
dapat ..... kali klien dalam letihan
melaksa interaksi klien melaksanakan perawatan
nakan melaksanakan perawatan diri diri dalam
perawat praktek 5.11.1 Mandi kegiatan
an diri perawatan diri 5.11.2 Gosok harian akan
secara secara mandiri gigi memberikan
mandiri 5.11.3 Keramas kemudahan
klien dalam

49
5.7.1 Mandi 5.11.4 Berpakaia proses
2X n pembiasaan
sehari 5.11.5 Berhias sehingga
5.7.2 Gosok 5.11.6 Gunting perawatan
gigi kuku diri menjadi
sehabis suatu
makan 5.2 Beri pujian kebutuhan
5.7.3 Kerama saat klien
s 2X melaksanakan
seming perawatan diri
gu secara mandiri
5.7.4 Ganri
pakaian
1X
sehari
5.7.5 Berhias
sehabis
mandi
5.7.6 Guntin
g kuku
setelah
mulai
panjang
5. Klien 6.1 Dalam ..... 6.1 Diskusikan Peran
mendap kali interaksi dengan keluarga: keluarga
atkan keluarga 6.1.1 Penyebab dalam
dukunga menjelaskan klien tidak perawatan
b cara-cara melaksanakan diri pada
keluarga membantu perawatan diri klien untuk
untuk klien dalam 6.1.2 Tindakan membantu
mening memenuhi yang telah perawatan
katkan kebutuhan dilakukan klien memantau
perawat perawatan selama dirumah dan juga
an diri dirinya. sakit dalam mengevalua
6.2 Dalam .... menjaga si dan juga
kali interaksi perawatan diri mebnatu
keluargar dan kemajuan memberi
menyiapkan yang telah rekomendas
sarana dialami oleh klien i klien
perawatan diri untuk

50
klien: sabun 6.1.3 Dukungan melatih
mandi, pasta yang bisa perawatan
gigi, sikat gigi, diberikan oleh diri secara
shampoo, keluarga untuk mandiri
handuk, meningkatjan
pakaian, kemampuan
bersih,sabdal klien dalam
dan alat perawatan diri
berhias
6.2 Diskusikan
6.3 Keluarga dengan keluarga
mempraktekan tentang
perawatan diri 6.2.1 Sarana yang
pada klien diperlukan untuk
6.3.1 Mandi menjaga
2X sehari perawatan diru
6.3.2 Gosok klien
gigi sehabis 6.2.2 Anjurkan
makan kepada keluarga
6.3.3. Keramas untuk menjaga
2X seminggu perawatan diri
6.3.4 Ganti klien
pakaian 1X
sehari 6.3 Diskusikan
6.3.5 Berhias dengan keluarga
sehabis mandi hal-hal yang perlu
6.3.6 Gunting dilakukan
kuku setelah keluarga dalam
mulai panjang perawatan diri
6.3.1 Anjurkan
keluarga untuk
mempraktekkan
perawatan diri
(mandi, gosok
gigi, keramas,
ganti bahu,
berhias dan guntu
kuku)
6.3.2 Ingatkan
klien waktu

51
mandi, gosok
gigi, keramas,
ganti baju, berhias
dan gunting kuku
6.3.4 Berikan
pukian atas
keberhasilan klien
Harga Diri TUM : Klien 1. Setelah 3 1. Bina Aspek
Rendah dapat kali hubungan positif
meningkatkan interaksi, saling percaya penting
harga dirinya klien dengan untung
TUK : menunjuka menggunakan meningkatk
1. Klien n prinsip an percaya
dapat ekspresiwa komunikasi diri
membina jah terapeutik :
hubungan bersahabat, 1) Sapa klien
saling menunjuka dengan
percaya n rasa ramah baik
dengan senang, ada verbal
perawat. kontak maupun
mata, mau non verbal
berjabat 2) Perkenalka
tangan, n diri
mau dengan
menyebutk sopan.
an nama, 3) Tanyakan
mau nama
menjawab lengkap
salam, dan nama
klien mau panggilan
duduk yang
berdampin disukai
gan dengan klien
perawat, 4) Jelaskan
mau tujuan
mengutara pertemuan.
kan 5) Jujur dan
masalah menepati
yang di janji.
hadapi.

52
6) Tunjukan
sikap
empati dan
menerima
klien apa
adanya
7) Beri
perhatian
dan
perhatikan
kebutuhan
dasar klien
2. Klien dapat 2. Setelah 3 x 2.1. Diskusikan Mencari
mengidenti interaksim dengan klien cara yang
fikasi klien tentang: konstruktif
aspek menyebutk • Aspek dan
positif dan an positif yang menunjukan
kemampua 1) Aspek dimuliki potensi
n yang positif dan klien, yang
dimiliki kemampua keluarga, dimiliki
n yang lingkungan. klien untuk
dimiliki • Kemampuan mengubah
klien yang dirinya
2) Aspek dimiliki lebih
positif klien baikdan
keluarga 2.2. Bersama klien berharga
3) Aspek buat daftar
positif tentang:
lingkungan • Aspek
klien positif klien,
keluarga,
lingkungan.
• Kemampuan
yang
dimiliki
klien
2.3. Beri pujian
yang realistis,
hindarkan
memberi

53
penilaian
negatif.
3. Klien dapat 3. Setelah 3 x 3.1. Diskusikan Menghargai
menilai interaksi dengan klien kemampuan
kemampan klien kemampuan klien serta
yang menyebutk yang dapat menunjukan
dimiliki an dilaksanakan kemampuan
untuk kemampua 3.2. Diskusikan yang klien
dilaksanak n yang kemampuan miliki.
an dapat yang dapat
dilaksanak dilanjutkan
an pelaksanaanya
4. Klien dapat 4 Setelah 3 x 4.1. Rencanakan Pujian yang
merencana interaksi klien bersama klien wajar akan
kan membuat aktivitas yang meningkat
kegiatan rencana dapat harga diri
sesuai kegiatan harian dilakukan klien.
dengan setiap hari
kemampua sesuai
n yang kemampuan
dimiliki. klien:
• Kegiatan
mandiri
• Kegiatan
dengan
bantuan
4.2. Tingkat
kegiatan
sesuai kondisi
klien.
4.3. Beri contoh
cara
pelaksanaan
kegiatan yang
dapat klien
lakukan.
5. Klien dapat 5 Setelah 3 x 5.1. Anjurkan
melakukan interaksi klien klien untuk
kegiatan melakukan melaksanakan
sesuai kegiatan sesuai kegiatan yang

54
rencana jadwal yang telah
yang dibuat direncana
dibuat kan.
• Pantau
kegiatan
yang
dilaksan
akan
klien.
• Beri
pujian
atas
usaha
yang
dilaku
kan
klien
• Diskusi
kan
kemung
kina n
pelaksa
naan
kegiata
n
setelah
pulang.

55
6. Klien dapat 6 Setelah 3x 6.1. Beri
memanfaat interaksi klien pendidika
kan sistem memanfaatkan n
pendukung sistem kesehatan
yang ada pendukung pada
yang ada di keluarga
keluarga tentang
cara
merawat
klien
dengan
harga diri
rendah.
6.2. Bantu
keluarg
a
member
ikan
dukung
an
selama
klien di
rawat
6.3. Bantu
keluarga
menyiapka
n
lingkungan
di
rumah.

Isolasi sosial SP I : klien Setelah ... x Dorong Dengan


mampu interaksi klien klien untuk mengetahui
menyebutka mampu mampu penyebab klien
menyebutka menarik diri dapat
n penyebab menyebutkan
n penyebab ditemukan
menarik diri penyebab menarik diri mekanisme koping
menarik diri dalam berinteraksi
sosial, serta
strategi apa yang
diterapkan kepada
klien
SP I : berdiskusi Setelah ... x Diskusikan Dengan
dengan interaksi klien dengan klien mengetahui
klien dapat tentang kemampuan
keuntungan berinteraksi
tentang menyebutkan
berinteraksi dengan orang lain
56
keuntungan keuntungan dengan maka klien dapat
berinteraksi berinteraksi orang lain termotivasi untuk
dengan dengan orang berinteraksi
dengan orang lain
orang lain lain
berdiskusi Setelah ... x Diskusikan Dengan
dengan interaksi klien dengan klien mengetahui
klien dapat tentang kemampuan
kerugian berinteraksi
tentang menyebutkan
berinteraksi dengan orang lain
kerugian kerugian dengan maka klien dapat
berinteraksi berinteraksi orang lain termotivasi untuk
dengan dengan orang berinteraksi
orang lain lain dengan orang lain
SP I : klien Setelah ... x Ajarkan Melibatkan klien
diajarkan interaksi klien klien cara dalam interaksi
oleh mengetahui berkenalan sosial akan
dengan satu mendorong klien
perawat cara
orang untuk melihat
tentang cara berkenalan melihat dan
berkenalan dengan satu merasakan secara
dengan satu orang langsung
orang keuntungan dari
berinteraksi sosial
serta
meningkatkan
konsep diri klien
SP I : klien Setelah ... x Masukkan memasukkan
dapat interaksi klien kegiatan kegiatan
memasukan dapat berbincang- berbincang-
bincang bincang dengan
kegiatan memasukkan
dengan orang lain
berbincang- kegiatan orang lain kedalam kegiatan
bincang berbincang- dalam harian akan
dengan bincang kegiatan membantu klien
orang lain dengan orang harian mencapai interaksi
dalam lain dalam sosial secara
kegiatan kegiatan bertahap
harian harian
SP II : klien Setelah ... x Ajarkan Melibatkan klien
diajarkan interaksi klien klien cara dalam interaksi
oleh mengetahui berkenalan sosial akan
dengan dua mendorong klien
perawat cara
orang untuk melihat
tentang cara berkenalan melihat dan
berkenalan dengan dua merasakan secara
dengan dua orang langsung
orang keuntungan dari
berinteraksi sosial
serta
meningkatkan
57
konsep diri klien

SP II : klien Setelah ... x Masukkan memasukkan


dapat interaksi klien kegiatan kegiatan bercakap-
memasukan dapat bercakap- cakap dengan
kegiatan memasukkan cakap orang lain
bercakap- kegiatan dengan kedalam kegiatan
cakap bercakap- orang lain harian akan
dengan baik cakap dengan dalam membantu klien
ketika orang lain kegiatan mencapai interaksi
melakukan dalam harian sosial secara
2 kegiatan kegiatan bertahap
harian harian
SP III : klien Setelah ... x Ajarkan Melibatkan klien
diajarkan interaksi klien klien cara dalam interaksi
oleh mengetahui berkenalan sosial akan
perawat cara dengan dua mendorong klien
tentang cara berkenalan orang untuk melihat
berkenalan dengan tiga- melihat dan
dengan tiga- empat orang merasakan secara
empat orang langsung
keuntungan dari
berinteraksi sosial
serta
meningkatkan
konsep diri klien
SP III : klien Setelah ... x Masukkan memasukkan
dapat interaksi klien kegiatan kegiatan bercakap-
memasukan dapat bercakap- cakap dengan
kegiatan memasukkan cakap orang lain
bercakap- kegiatan dengan kedalam kegiatan
cakap berbincang- orang lain harian akan
dengan baik bincang dalam membantu klien
ketika dengan orang kegiatan mencapai interaksi
melakukan lain dalam harian sosial secara
58
3-4 kegiatan kegiatan bertahap
harian harian
SP IV : Ajarkan Setelah ... x Masukkan memasukkan
klien terlibat interaksi klien kegiatan kegiatan TAK
dalam dapat TAK kedalam kegiatan
kegiatan memasukkan dalam harian akan
kelompok kegiatan TAK kegiatan membantu klien
seperti TAK dalam harian mencapai interaksi
(di kegiatan sosial secara
RS/Komunit harian bertahap
as)
SP IV : melatih Setelah ... x Masukkan memasukkan
klien interaksi klien kegiatan di kegiatan di
bersosialisas dapat masyarakat masyarakat
i di kegiatan memasukkan dalam kedalam kegiatan
masyarakat kegiatan di kegiatan harian akan
seperti kerja masyarakat harian membantu klien
bakti, dalam mencapai interaksi
pengajian, kegiatan sosial secara
berbelanja, harian bertahap
ke bank (di
komunitas)

59
IMPLEMENTASI

IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl, jam: 18-01-2022 jam 13.00 WIB S:
Data: Pasien mengatakan mendengar suara yang
DS : mengajak dia untuk berdebat, suara muncul
Pasien mengatakan mendengar suara yang mengajak ± 5x/hari, suara muncul seringnya pada pagi
dia untuk berdebat, suara muncul ± 5x/hari, suara dan siang hari, ketika pasien sedang sendiri
muncul seringnya pada pagi dan siang hari, ketika dan ketika suara muncul pasien emosi dan
pasien sedang sendiri dan ketika suara muncul pasien memarahinya
emosi dan memarahinya
DO: O:
Pasien tampak berbincang-bincang sendirian seperti Pasien tidak mampu memperagakan latihan
mengobrol dengan seseorang, sering menyebut menghardik ketika perawat mengajarkan
ibunya, nama tukang becak langganannya, pasien tidak ada respon
pembantunya dan saudaranya.
A : Halusinasi masih ada
Dx Kep: Halusinasi Pendengaran
P:
Tindakan: SP 1 Halusinasi Anjurkan pasien latihan menghardik
- Bantu pasien mengenal halusinasi (isi, frekuensi, 2x/hari atau ketika halusinasi muncul
waktu, situasi pencetus, respon, upaya)
- Latih pasien mengontrol halusinasi dengan
menghardik Ttd
- Bantu pasien memasukkan ke dalam jadwal Kelompok 1
kegiatan harian pasien

RTL:
- Evaluasi tindakan (SP1)
- Latih pasien mengontrol halusinasi dengan
minum obat 8 benar

60
IMPLEMENTASI EVALUASI
Tgl, jam: 18-01-2022 jam 13.00 WIB S:
Data: Pasien mengatakan masih kesal dengan
DS : suara yang muncul
Pasien mengatakan kesal ketika ada suara – suara
aneh muncul dan membuat dirinya marah O : Pasien tidak dapat mengontrol perilaku
kekerasan dan tidak mempratikan tarik
DO: nafas dalam
Pasien tampak berbicara sendiri seperti sedang
mengobrol dengan seseorang dengan mengumpat A : RPK masih ada
dengan kata-kata kasar, berbicara dengan nada keras,
ketus dan mengancam. P:
Anjurkan pasien mengontol marah dengan
Dx Kep: Resiko Perilaku Kekerasan tarik nafas dalam 2x/hari dan ketika
perasaan kesal/marah muncul
Tindakan: SP 1 RPK
- Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
- Membantu klien mempraktekan latihan cara
mengontrol perilaku kekerasan (Tarik nafas
dalam)
- Menganjurkan klien memasukan dalan jadwal
kegiatan harian

RTL:
- Evaluasi tindakan (SP 1)
- Latih klien mengontrol perilaku kekerasan dengan
pukul kasur dan bantal
Tgl, jam: 18-01-2022 jam 13.30 WIB S : Klien mengatakan sudah mandi
Data:
DS : O:

61
IMPLEMENTASI EVALUASI
Pasien mengatakan sudah mandi (namun pada - Klien mandi tetapi tidak
nyatanya pasien belum mandi) menggunakan sabun
- Klien keramas tetapi tidak
DO: menggunakan shampoo
Penampilan pasien tampak kotor tidak mandi, bau - Pakaian klien tidak diganti dan bau
badan, tidak ganti pakaian, cara berpakaian tidak
sesuai (memakai kerudung tidak dipakai di kepala
tetapi dijadikan sebagai baju). A : Defisit perawatan diri masih ada

Dx Kep: Defisit Perawatan Diri P : Anjutkan klien melakukan perawatan


diri meliputi mandi/kebersihan diri,
Tindakan: SP 1 DPD berpakaian/berhias secara mandiri,
- Mengkaji tanda dan gejala perawatan diri
- Menjelaskan proses terjadinya masalah
perawatan diri : kebersihan diri, berpakaian
- Melatih kebersihan diri : mandi, keramas,
sikat gigi, berpakaian, berhias dan gunting
kuku

RTL:
- Evaluasi tindakan (SP1)
- Memberikan latihan cara melakukan
mandi/kebersihan diri secara mandiri.
Tgl, jam: 18-01-2022 jam 13.45 WIB S : Klien mengatakan bahwa jadi dirinya itu
Data: tidak enak dan tidak dapat melakukan apa-
DS : apa
Pasien mengatakan merasa malu dan tidak menyukai
rambutnya setelah rambutnya dipotong jadi pendek. O : Klien tampak bingung
Pasien mengatakan tidak puas karena tidak bekerja

62
IMPLEMENTASI EVALUASI
hanya membantu pekerjaan rumah. Pasien A : Harga diri rendah masih ada
mengatakan tidak mampu menjalankan peran
sebagai anak dan pasien belum menikah. Pasien P : Anjurkan pasien melatih kemampuan
mengatakan ingin menikah dan ingin mempunyai lainnya misalnya mencuci piring setelah
anak. Pasien mengatakan bahwa dirinya tidak makan
seberuntung oranglain

DO:
Afek datar, kontak mata kurang kadang melihat
kearah yang lain, terkadang berbicara pelan.

Dx Kep: Harga diri rendah

Tindakan: SP 1 HDR
- Membantu klien mengenal masalah harga
dirinya (penyebab, tanda dan gejala, dan
akibat dari HDR)
- Mendiskusikan kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki klien
- Membantu klien menilai kemampuan klien
yang masih dapat dilakukan
- Membantu klien memilik kegiatan yang akan
dilatih sesuai dengan kemampuan klien
- Melatih klien sesuai kemampuan yang dipilih
- Memberikan pujian terhadap keberhasilan
klien
- Membantu klien menyusun jadwal-jadwal
kegiatan klien

63
IMPLEMENTASI EVALUASI
RTL:
- Evaluasi tindakan (SP1)
- Melatih kemampuan ke 2 (misalnya mencuci baju
kotor, menyapu lantai)
- Menganjurkan klien memasukan dalam jadwal
kegiatan harian

Tanggal 18-01-2022 jam 13.45 WIB


S : pasin mengtakan malas untuk mengobrol
Data :
dengan orang lain
DS:
Pasien mengatakan malas untuk mengobrol dengan
orang lain, dan pasien mengatakan lebih nyaman O : pasien tampak melamun sendiri, kontak
sendirian dikamar. mata kurang

DO:
A : Isolasi Sosial masih ada
Ekspresi wajah datar, mengisolai diri, rendah diri,
kontak mata kurang, tidak mampu merawat diri dan
P : Anjurkan pasien melatih bercakap-cakap
membersihkan diri.
dengan orang lain

Dx Kep : Isolasi Sosial

Tindakan :
- Membantu klien mengenal masalah isolasi
sosial (penyebab, tanda dan gejala)
- Berdiskusi dengan klien tentang manfaat
berinteraksi dengan orang lain
- Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian
tidak berinteraksi dengan orang lain
- Melatih klien cara berkenalan dengan
seseorang (di RS)

64
- Melatih klien bercakap-cakap ketika
melakukan satu kegiatan harian di rumah (di
komunitas)
- Membantu klien menyusun jadwal kegiatan
harian

RTL :
- Mengevaluasi jadwal latihan SP 1 dan
memberikan pujian
- Melatih klien berinteraksi dengan orang lain
secara bertahap (2 orang) (di RS)
- Melatih klien bercakap-cakap dengan baik
ketika melakukan 2 kegiatan harian di rumah
(di komunitas)
- Membantu klien menyusun jadwal kegiatan
harian

65
VI. CATATAN PERKEMBANGAN
CATATAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. S No CM:
Ruangan : Panti Gramesia Nama Perawat PJ: Kelompok 1
Tgl, jam: 30 November 2021, 08.00 WIB S: Pasien mengatakan senang mengobrol
dengan perawat tetapi masih merasa kesal
Data:
Pasien tampak berbincang-bincang sendirian seperti O: Pasien belum mampu menjelaskan cara
sedang mengobrol dengan seseorang, tampak minum obat (5 benar), menghardik
memaki, tatapan pasien tajam, dan mengeluarkan halusinasi, tarik nafas dalam, melakukan
kata-kata kasar/mengumpat, pakaian kotor dan bau perawatan diri dan melakukan aktivitas
badan sehari-hari

Dx Kep : Halusinasi, RPK, DPD, HDR A:


PK sedikit mereda, halusinasi masih ada,
Tindakan: Menjelaskan cara minum obat (5 benar), belum mampu menghardik halusinasi,
melatih menghardik halusinasi, melatih tarik nafas melatih tarik nafas dalam, melatih
dalam dan menganjurkan pasien melakukan melakukan perawatan diri dan melatih
perawatan diri melakukan aktivitas sehari-hari

RTL:
- Latih kembali cara menghardik halusinasi P:

66
- Latih kembali tarik nafas dalam - Anjurkan pasien minum obat
- Latih kembali cara melakukan 2x/hari
mandi/kebersihan diri secara mandiri - Anjurkan latihan menghardik
- Latih kembali cara melakukan aktivitas 3x/hari
sehari-hari - Anjurkan latihan tarik nafas dalam
3x/hari
- Anjurkan mandi 2x/hari
- Anjurkan keramas, berhias,
mengganti pakaian
- Anjurkan pasien melakukan
aktivitas sehari-hari seperti mencuci
baju, mencuci piring, menyapu
lantai dll
Tgl, jam: 1 Desember 2021, 08.00 WIB S: Pasien mengatakan senang mengobrol
dengan perawat
Data:
Pasien tampak berbincang-bincang sendirian seperti O: Pasien belum mampu menjelaskan cara
sedang mengobrol dengan seseorang, tampak minum obat (5 benar), menghardik
memaki, tatapan pasien tajam, dan mengeluarkan halusinasi, tarik nafas dalam dan pasien
kata-kata kasar/mengumpat, pakaian kotor dan bau melakukan perawatan diri, dan melakukan
badan aktivitas sehari-hari

Dx Kep : Halusinasi, RPK, DPD, HDR


A:
Tindakan: Menjelaskan cara minum obat (5 benar), PK sedikit mereda, halusinasi masih ada,
melatih menghardik halusinasi, melatih tarik nafas belum mampu menghardik halusinasi,
dalam dan menganjurkan pasien melakukan melatih tarik nafas dalam, melatih
perawatan diri melakukan perawatan diri dan melatih
melakukan aktivitas sehari-hari
RTL:
- Latih kembali cara menghardik halusinasi

67
- Latih kembali tarik nafas dalam P:
- Latih kembali cara melakukan - Anjurkan pasien minum obat
mandi/kebersihan diri secara mandiri 2x/hari
- Latih kembali cara melakukan aktivitas - Anjurkan latihan menghardik
sehari-hari 3x/hari
- Anjurkan latihan tarik nafas dalam
3x/hari
- Anjurkan mandi 2x/hari
- Anjurkan keramas, berhias,
mengganti pakaian
- Anjurkan pasien melakukan
aktivitas sehari-hari seperti mencuci
baju, mencuci piring, menyapu
lantai dll
Tgl, jam: 2 Desember 2021, 14.00 WIB S: Pasien mengatakan sudah mandi

Data: O: Pasien belum mampu menjelaskan cara


Pasien tampak diam melamun, tampak lesu, tatapan minum obat (5 benar), menghardik
pasien tajam, dan pasien sudah ganti baju tetapi halusinasi, tarik nafas dalam dan pasien
masih bau sudah mengganti baju dan kerudungnya
tetapi saat mandi pasien tidak menggunakan
Dx Kep : Halusinasi, RPK, DPD, HDR sabun, tampak bau

Tindakan: Menjelaskan cara minum obat (5 benar), A:


melatih menghardik halusinasi, melatih tarik nafas PK mereda, halusinasi masih ada, belum
dalam, menganjurkan pasien melakukan perawatan mampu menghardik halusinasi, melatih
diri, dan menganjurkan melakukan aktivitas sehari- tarik nafas dalam, melakukan perawatan
hari diri (mandi dengan bersih menggunakan air
bersih dan sabun), dan melakukan aktivitas
RTL: sehari-hari
- Latih kembali cara menghardik halusinasi

68
- Latih kembali tarik nafas dalam
- Latih kembali cara melakukan P:
mandi/kebersihan diri secara mandiri - Anjurkan pasien minum obat
- Latih kembali cara melakukan aktivitas 2x/hari
sehari-hari - Anjurkan latihan menghardik
3x/hari
- Anjurkan latihan tarik nafas dalam
3x/hari
- Anjurkan mandi 2x/hari
menggunakan sabun
- Anjurkan keramas, berhias,
mengganti pakaian
- Anjurkan pasien melakukan
aktivitas sehari-hari seperti mencuci
baju, mencuci piring, menyapu
lantai dll
Tgl, jam: 3 Desember 2021, 14.00 WIB S: Pasien mengatakan ingin pulang bertemu
dengan ibunya
Data:
Pasien tampak diam melamun, tampak lesu, melihat O: Pasien tampak sedih, belum mampu
kearah pintu, dan pakaian pasien belum ganti pasien menjelaskan cara minum obat (5 benar),
tampak bau melatih menghardik halusinasi, melatih
tarik nafas dalam,
Dx Kep : Halusinasi, RPK, DPD, HDR
A:
Tindakan: Menjelaskan cara minum obat (5 benar), PK sedikit mereda, halusinasi masih ada,
melatih menghardik halusinasi, melatih tarik nafas belum mampu menghardik halusinasi,
dalam, menganjurkan pasien melakukan perawatan melatih tarik nafas dalam, melakukan
diri dan menganjurkan melakukan aktivitas sehari- perawatan diri dan melakukan aktivitas
hari sehari-hari

69
RTL: P:
- Latih kembali cara menghardik halusinasi - Anjurkan pasien minum obat
- Latih kembali tarik nafas dalam 2x/hari
- Latih kembali cara melakukan - Anjurkan latihan menghardik
mandi/kebersihan diri secara mandiri 3x/hari
- Latih kembali cara melakukan aktivitas - Anjurkan latihan Tarik nafas dalam
sehari-hari 3x/hari
- Anjurkan mandi 2x/hari
- Anjurkan keramas, berhias,
mengganti pakaian
- Anjurkan pasien melakukan
aktivitas sehari-hari seperti mencuci
baju, mencuci piring, menyapu
lantai dll
Tgl, jam: 4 Desember 2021, 16.00 WIB S: Pasien mengatakan senang setelah
melakukan TAK tetapi pasien mengatakan
Data: gambarnya jelek
Pasien tampak kesal dengan gambar yang dibuat saat
TAK, mengeluarkan kata-kata kasar, pakaian kotor O: Pasien belum mampu menjelaskan cara
dan bau badan minum obat (5 benar), melatih menghardik
halusinasi, melatih tarik nafas dalam,
Dx Kep : Halusinasi, RPK, DPD, HDR menganjurkan pasien melakukan perawatan
diri dan menganjurkan melakukan aktivitas
Tindakan: Menjelaskan cara minum obat (5 benar), sehari-hari
melatih menghardik halusinasi, melatih tarik nafas
dalam, menganjurkan pasien melakukan perawatan
diri dan menganjurkan melakukan aktivitas sehari- A:
hari PK muncul kembali, halusinasi mereda,
belum mampu menghardik halusinasi, tarik
nafas dalam, melakukan perawatan diri dan
RTL: melakukan aktivitas sehari-hari

70
- Latih kembali cara menghardik halusinasi
- Latih kembali tarik nafas dalam P:
- Latih kembali cara melakukan - Anjurkan pasien minum obat
mandi/kebersihan diri secara mandiri 2x/hari
- Latih kembali cara melakukan aktivitas - Anjurkan latihan menghardik
sehari-hari 3x/hari
- Anjurkan latihan Tarik nafas dalam
3x/hari
- Anjurkan mandi 2x/hari
- Anjurkan keramas, berhias,
mengganti pakaian
- Anjurkan pasien melakukan
aktivitas sehari-hari seperti mencuci
baju, mencuci piring, menyapu
lantai dll

71
STRATEGI PELAKSANAAN 1
HALUSINASI

1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi Ibu, perkenalkan saya perawat dari STIKes Indramayu.
Nama Ibu siapa? Senang dipanggil apa?” “Oh baik, kalau begitu saya
memanggilnya dengan Ibu A ya”
b. Evaluasi
“Apa yang Ibu A rasakan?” “Oo...Ibu A mendengar suara-suara yang tidak
ada wujudnya ya. Sudah berapa lama mengalami hal tersebut?”
c. Validasi
“Apa yang telah Ibu A lakukan untuk mengatasi suara-suara yang tidak ada
wujudnya itu?”. “Bagaimana hasilnya? Apa manfaat yang Ibu A rasakan?”
d. Kontrak
i. Tindakan dan Tujuan
“Baik Ibu A, bagaimana kalau saya periksa dulu tentang suara-suara
yang Ibu A dengar dan kita belajar cara mengatasinya?”
“Tujuannya supaya Ibu A merasa lebih tenang, dan suara-suara
tersebut berkurang”
“Bagaimana apakah Ibu A setuju?”.
ii. Waktu
“Baik, kita akan diskusi selama 30 menit ya”.
iii. Kontrak Tempat
“Mari kita duduk di ruang tamu, mari”
2. Kerja
a. Pengkajian
- Jenis : Apakah Ibu A mendengar suara tanpa ada orangnya?
- Isi : Apa yang dikatakan suara itu?
- Waktu : Kapan / Jam berapa saja yang paling sering muncul
- Frekuensi : Berapa sering suara itu muncul?

72
- Situasi : Pada situasi apa yang paling sering muncul? Saat sendiri?
Atau malam hari
- Respon : Apa yang Ibu A rasakan saat suara itu muncul?
- Upaya : Apa yang Ibu A lakukan untuk menghilangkannya?
Apakah berhasil?
b. Diagnosa
Baiklah, berarti Ibu A mendengar suara tanpa ada orang yang bicara. Ini
yang kita sebut dengan Halusinasi. Bagaimana kalau kita latihan untuk
mengendalikannya?
Ada beberapa cara untuk mengendalikan suara itu, yaitu menghardik, patuh
minum obat, bercakap-cakap, dan melakukan kegiatan.
Bagaimana kalau saat ini kita latih?
c. Tindakan
Ibu A, mari kita belajar cara menghardik ya
- Contohkan : “Baiklah, jika muncul suara itu segera tutup telinga dan
katakan pada suara itu: pergi jangan ganggu saya, kamu suara palsu, saya
tidak mau dengar”
- Dampingi: “Ayo coba kita lakukan bersama-sama”
- Mandiri: “Ayo coba lakukan sendiri dengan yakin”.
- Bagaimana perasaannya?

3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan Ibu A setelah latihan tadi?
b. Evaluasi objektif
Apa saja tadi latihan kita: ……, ……, …., benar sekali (bantu jika belum
ingat)
c. Rencana Tindak Lanjut Klien
Bagaimana kalua Ibu A latihan secara teratur? Baik, berapa kali sehari? 2
kali sehari ya? Jam ….. dan jam …….(Sambil mengisi jadwal kegiatan).
Selain latihan secara teratur lakukan jika suara terdengar.

73
d. Rencana Tindak Lanjut Perawat
“Baiklah, besok kita ketemu lagi pada jam yang sama
dan tempat yang sama untuk latihan cara mengendalikan suara dengan patuh
minum obat”
e. Salam
“Selamat pagi, semoga cepat sembuh”.

74
STRATEGI PELAKSANAAN 1
RESIKO PERILAKU KEKERASAN

1. Orientasi
1.1 Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan saya Perawat dari STIKes Indramayu. Nama
Ibu siapa? Senang dipanggil apa?” “Oh baik, kalau begitu saya
memanggilnya dengan Ibu A ya”
1.2 Evaluasi
“Apa yang Ibu A rasakan?”
“Oo..jadi Ibu A sering kesal atau marah. Sudah berapa lama?”
1.3 Validasi
“Apa yang sudah dilakukan untuk mengatasinya? Apakah berhasil?”
1.4 Kontrak
1.4.1 Tindakan dan Tujuan
“Bagaimana kalau saya periksa dulu tentang marah dan belajar cara
mengendalikannya?”
1.4.2 Waktu
“Waktunya kira-kira 30 menit, apakah Ibu A setuju?”.
1.4.3 Kontrak Tempat
“Kita lakukan di sini saja ya?”
2. Kerja
2.1 Pengkajian
2.1.1 Penyebab
“Apa yang menyebabkan Ibu A marah?” “Apakah disertai rasa kesal
atau kecewa dan ingin memukul?”
2.1.2 Tanda dan Gejala
“Apakah yang dirasakan saat marah, apakah merasa tegang, tangan
terkepal, mengatupkan rahang dengan kuat?”.
“Apakah bicara kasar, suara tinggi, menjerit atau berteriak?”

75
“Apakah berjalan mondar-mandir dengan marah dan melemparkan
barang-barang atau memukul orang?”
2.1.3 Akibat
“Apakah akibat dengan cara marah demikian?” “Apakah dengan
cara seperti itu marahnya bisa hilang?”
2.2 Diagnosa
“Ibu A sering kesal dengan berteriak, melempar barang sampai memukul
orang lain”. “Jadi Ibu A masih sulit mengendalikan marah sehingga bisa
terjadi perilaku kekerasan”. “Apakah Ibu A ingin belajar
mengendalikannya?”
2.3 Tindakan
“Baiklah, saya akan bantu Ibu A untuk mengatasi marah dengan beberapa
cara yaitu latihan cara fisik, cara verbal, cara spiritual dan minum obat”.
“Sekarang kita latihan carak fisik 1 yaitu relaksasi nafas dalam”.
- Contohkan: “Tarik nafas Panjang secara perlahan dari hidung, tahan
sebentar dan keluarkan secara perlahan dari mulut seperti
mengembuskan kekesalan Ibu A”
- Dampingi: “Nah, sekarang ayo kita coba bersama-sama, ya….benar
seperti itu”
- Mandiri: “Sekarang coba lakukan sendiri”. “Bagus, sudah benar”
3. Terminasi
3.1 Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan Ibu A setelah latihan tadi?
3.2 Evaluasi objektif
Apa yang telah dilatih? Bagaimana langkah-langkahnya? Bagus sekali.
3.3 Rencana Tindak Lanjut Klien
Selanjutnya mari kita buat jadwal latihannya, berapa kali sehari, jam
berapa? Jangan lupa diceklis kalau sudah dilakukan.
3.4 Rencana Tindak Lanjut Perawat

76
“Baiklah, besok kita bertemu lagi pada jam yang sama
dan tempat yang sama untuk memeriksa kondisi Ibu A dan latihan cara fisik
kedua yaitu pukul kasur dan bantal”.
3.5 Salam
“Selamat pagi, semoga cepat sembuh”.

77
STRATEGI PELAKSANAAN 1
DEFISIT PERAWATAN DIRI

1. Orientasi
1.1 Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan saya Perawat dari STIKes Indramayu. Nama
Ibu siapa? Senang dipanggil apa?” “Oh baik, kalau begitu saya
memanggilnya dengan Ibu A ya”
1.2 Evaluasi
“Apa yang Ibu A rasakan saat ini? Jadi Ibu A tidak mau merawat diri ya?”
“Apa yang menyebabkan Ibu A tidak merawat diri?”
“Oh, jadi Ibu A merasa tidak mampu merawat diri”
“Sudah berapa lama Ibu A tidak merawat diri?”
1.3 Validasi
“Apa yang telah Ibu A lakukan supaya dapat merawat diri? Lalu,
bagaimana manfaatnya?”
1.4 Kontrak
1.4.1 Tindakan dan Tujuan
“Bagaimana kalau kita periksa dulu kegiatan perawatan diri Ibu A
dan belajar meningkatkannya”.
“Tujuannya supaya Ibu A mampu merawat diri sendiri”.
1.4.2 Waktu
“Waktunya kira-kira 30 menit, apakah Ibu A setuju?”.
1.4.3 Kontrak Tempat
“Kita lakukan di sini saja ya?”
2. Kerja
2.1 Pengkajian
2.1.1 Penyebab
Bagaimana kebersihan diri Ibu A? Apa yang menyebabkan?
2.1.2 Tanda dan gejala

78
- Bagaimana dengan mandinya? Berapa kali sehari? Apa alat-alat
yang disediakan?
- Bagaimana dengan kebersihan rambut? Berapa hari sekali
keramas? Apa saja alat yang disediakan?
- Bagaimana dengan kebersihan gigi? Berapa kali sikat gigi per
hari? Apa saja alat yang disediakan?
- bagaimana dengan pakaian? Berapa kali diganti? Apakah ada
pakaian khusus: tidur, di rumah, bepergian? Pakaian yang sudah
dipakai ini sudah berapa hari? Menurut Ibu A apakah sudah perlu
diganti? Apa saja pakaian yang tersedia?
2.1.3 Akibat
“Apa gunanya kebersihan diri?
“Apa akibatnya jika tidak dilakukan? Apakah sudah ada yang
dirasakan?
2.2 Diagnosa
“Ibu A, dari hasil percakapan kita tadi sepertinya kebersihan dirinya perlu
ditingkatkan. Bagaimana kalau Ibu A Latihan agar keuntungan kebersihan
diri dapat dirasakan”.
2.3 Tindakan
“Baiklah, mari kita Latihan mulai dengan mandi, keramas, sikat gigi dan
menggunting kuku”.
2.3.1 Persiapan
Mari kita siapkan alat-alat: Alat mandi (sabun, shampoo, pasta gigi,
sikat gigi), pakaian bersih, handuk”.
2.3.2 Latihan sikat gigi
- Mari ambil sikat gigi dan pasta gigi: Bimbing menaruh pasta gigi
pada sikat gigi
- Beri arahan cara sikat gigi dan bombing melakukannnya
- Bersihkan alat dan simpan
2.3.3 Latihan keramas dan mandi
- Mari ambil alat keramas dan amndi: Sampo, sabun, handuk

79
- Latih membuka pakaian kotor dan meletakkan di tempat pakaian
kotor
- Latih membilas tubuh, kepala, dan rambut
- Latih keramas dan membilas
- Latih menyabuni badan dan membilas
- Latih mengeringkan badan dengan handuk
2.3.4 Latihan berpakaian
- Mari ambil pakaian yang bersih dan pakaian dalam
- Latih memakai pakaian
3. Terminasi
3.1 Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan Ibu A setelah kita latihan kebersihan tadi?
3.2 Evaluasi objektif
Apakah Ibu A masih ingat kegiatan yang telah kita latih bersama tadi?
Bagaimana langkah-langkahnya? Bagus sekali.
3.3 Rencana Tindak Lanjut Klien
Selanjutnya mari kita buat jadwal latihannya : mandi, keramas, sikat gigi,
berpakaian
3.4 Rencana Tindak Lanjut Perawat
“Baiklah, besok kita bertemu lagi pada jam yang sama
dan tempat yang sama untuk memeriksa kondisi Ibu A dan latihan berhias”.
3.5 Salam
“Selamat pagi, semoga cepat sembuh”.

80
STRATEGI PELAKSANAAN 1
HARGA DIRI RENDAH

1. Orientasi
1.1 Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan saya Perawat dari STIKes Indramayu. Nama
Ibu siapa? Senang dipanggil apa?” “Oh baik, kalau begitu saya
memanggilnya dengan Ibu A ya”
1.2 Evaluasi
“Apa yang Ibu A rasakan?”
“Oo..jadi Ibu A malu keluar rumah. Sudah berapa lama?”
1.3 Validasi
“Apa upaya yang sudah dilakukan? Apakah berhasil?”
1.4 Kontrak
1.4.1 Tindakan dan Tujuan
“Bagaimana kalau saya periksa agar kita belajar cara
mengatasinya?”
1.4.2 Waktu
“Waktunya kira-kira 30 menit, apakah Ibu A setuju?”.
1.4.3 Kontrak Tempat
“Kita lakukan di sini saja ya?”
2. Kerja
2.1 Pengkajian
2.1.1 Penyebab
“Apa peristiwa yang terjadi sampai Ibu A malu keluar rumah?”
2.1.2 Tanda dan Gejala
“Apa yang Ibu A rasakan akibat peristiwa itu (sebutkan peristiwa
penyebab)? Apakah kehidupan Ibu A yang dapat dibanggakan?
Apakah kelebihan yang Ibu A rasakan?”
2.1.3 Akibat

81
“Apakah akibat dari Ibu A tidak keluar rumah? Apakah kehidupan
Ibu A semakin baik atau sebaliknya?”.
2.2 Diagnosa
“Ibu A merasa malu, tidak berarti dan merasa tidak bisa apa-apa. Kondisi
ini membuat Ibu A tidak ingin keluar rumah. Apakah Ibu A ingin belajar
untuk semangat dan bangkit kembali?”
2.3 Tindakan
“Baiklah, saya akan bantu Ibu A untuk mengatasi rasa malu dan tidak
berarti dengan beberapa langkah-langkah”
2.3.1 Membuat daftar kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
“Ibu A, mari kita tulis semua kemampuan dan aspek positif yang Ibu
A miliki dari dulu sampai saat ini”
2.3.2 Menilai kemampuan dan aspek positif yang masih dapat dilakukan
“Ibu A dari kemampuan dan aspek positif ini mari kita tandai yang
masih dapat dilakukan”
2.3.3 Memilih kegiatan yang akan dilatih
“Ibu A, dari kemampuan dan aspek positif ini, yang mana yang akan
dilatih, silahkan pilih?”
2.3.4 Melatih kemampuan dan aspek positif yang dipilih secara bertahap
sampai semua kemampuan dan aspek positif dilatih dan dibiasakan
dilakukan
- Beri contoh melakukannya
- Dampingi klien melakukannya
- Beri kesempatan mandiri melakukannya
- Beri pujian atas keberhasilan
2.3.5 Menyusun jadwal melakukan kemampuan dan aspek positif yang
sudah dilatih
3. Terminasi
3.1 Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan Ibu A setelah latihan tadi?
3.2 Evaluasi objektif

82
Apa yang telah dilatih? Bagaimana langkah-langkahnya? Bagus sekali.
3.3 Rencana Tindak Lanjut Klien
Selanjutnya mari kita buat jadwal latihannya, berapa kali sehari, jam
berapa? Jangan lupa diceklis kalau sudah dilakukan dan rasakan
manfaatnya
3.4 Rencana Tindak Lanjut Perawat
“Baiklah, besok kita bertemu lagi pada jam yang sama
dan tempat yang sama untuk memeriksa kondisi Ibu A dan latihan
kemampuan dan aspek positif yang kedua”.
3.5 Salam
“Selamat pagi, semoga cepat sembuh”.

83
STRATEGI PELAKSANAAN 1
ISOLASI SOSIAL
1. Orientasi
1.1 Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan saya Perawat Nur. Nama Ibu siapa? Senang dipanggil apa?” “Oh
baik, kalau begitu saya memanggilnya dengan Ani ya”

1.2 Evaluasi
“Apa yang Ani rasakan saat ini?”

“Oo..jadi Ani sering merasa kesepian?

Sudah berapa lama Ani sering merasa kesepian?”

1.3 Validasi
“Apa yang telah Ani lakukan untuk mengatasi rasa kesepian? Lalu, bagaimana manfaatnya?”

1.4 Kontrak
1.4.1 Tindakan dan Tujuan
“Baik, karena Ani mengatakan merasa kesepian, bagaimana kalau saya periksa dulu?
Selanjutnya kita akan Latihan bagaimana cara untuk mengatasi rasa kesepian
tersebut”.

“Tujuannya supaya Ani mampu bersosialisasi dengan orang lain”.

1.4.2 Waktu
“Waktunya kira-kira 30 menit, apakah Ani setuju?”.

1.4.3 Kontrak Tempat


“Kita lakukan di sini saja ya?”

2. Kerja
2.1 Pengkajian
“Apa yang Ani rasakan saat sedang bersama dengan orang lain?”

“Apakah ada perasaan tidak nyaman jika bersama orang lain”

“Siapa saja anggota keluarga/orang lain yang sering bercakap dengan Ani? Apa saja yang
biasanya dibicarakan? Selain itu, apakah ada teman terdekat Ani?
84
“Apa alasannya Ani senang bercakap-cakap dan merasa dekat dengan ….?”

“Siapa saja yang jarang atau bahkan tidak pernah bercakap-cakap dengan Ani?

“Apa yang menyebabkan Ani tidak ingin bercakap-cakap dengan orang lain? Apakah ada
pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain? Apa yang
menghambat Ani dalam berteman atau bercakap-cakap dengan orang lain?”.

akibat peristiwa itu (sebutkan peristiwa penyebab)? Apakah kehidupan Ani yang dapat
dibanggakan? Apakah kelebihan yang Ani rasakan?”

2.2 Diagnosa
“Ani sering merasa kesepian, merasa ditolak oleh orang lain dan takut bercakap-cakap dengan
orang lain sehingga berdiam diri di kamar. Ini kita sebut isolasi sosial. Bagaimana kalau
Ani Latihan bercakap-cakap dengan orang lain?”

2.3 Tindakan
2.3.1 Diskusikan keuntungan apabila klien memiliki banyak teman dan bergaul akrab
dengan mereka/ berinteraksi dengan orang lain
“Menurut Ani, apa saja manfaat jika kita memiliki banyak teman? Benar, jika memiliki
banyak teman maka………, ……….., ………………,”

2.3.2 Diskusikan kerugian bila tidak berinteraksi/bergaul dengan orang lain


“Menurut Ani, apa saja kerugian jika kita tidak bergaul dengan orang lain? Benar
sekali.”

2.3.3 Jelaskan kepada klien cara bercakap-cakap dengan orang lain


“Jika kita telah mengenal orang yang akan diajak bercakap-cakap, kita dapat langsung
menghampiri, menyapa dan mengajaknya bercakap-cakap”.

“Jika kita belum mengenal orang yang akan diajak bercakap-cakap, maka hal pertama
yang dilakukan adalah berkenalan dengan orang tersebut”.

2.3.4 Latihan berkenalan


- Contohkan: Jika ada orang baru, tamu tidak dikenal lakukan seperti ini:
“Selamat pagi, perkenalkan saya Nur Fitri, panggil saya Nur, saya tinggal di
Indramayu, hobi saya membaca”.

Lanjutkan dengan: “Namanya siapa, panggilannya, tinggal di mana, hobinya. Wah

85
senang berkenalan”.

- Dampingi: “Ayo coba Ani lakukan kepada saya. Mulai perkenalkan diri
(berikan dukungan), bagus sekali. Sekarang mulai dengan salam ke saya (beri
dukungan), bagus sekali”.
- Mandiri: “Ayo sekarang coba lagi sendiri (beri dukungan), dapat diulang
beberapa kali. Mari kita coba dengan orang lain (dapat dicoba kepada orang lain
di sekitar)”.
3. Terminasi
3.1 Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan Ani setelah kita latihan tadi?

3.2 Evaluasi objektif


Apakah Ani masih ingat kegiatan yang telah kita latih bersama tadi? Bagaimana langkah-
langkahnya? Bagus sekali.

3.3 Rencana Tindak Lanjut Klien


Selanjutnya mari kita buat jadwal latihannya (berkenalan setiap kali bertemu orang baru,
bercakap-cakap dengan orang lain).

3.4 Rencana Tindak Lanjut Perawat


“Baiklah, besok kita bertemu lagi pada jam yang
sama dan tempat yang sama untuk memeriksa kondisi Ani dan latihan bercakap-cakap
dengan 2 orang”.

3.5 Salam
“Selamat pagi, semoga cepat sembuh”.

86
BAB IV
PEMBAHASAN

Penulis akan membahas persamaan dan kesenjangan yang ada “Asuhan


Keperawatan Jiwa Pada Nn. N dengan gangguan Halusinasi Di Panti Gramesia
Cirebon. Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan pada tanggal 17 Januari
2022 pada Nn. N, penulis mengangkat 5 diagnosa keperawatan berdasarkan data-
data pendukung yang ditemukan penulis. Dalam pembahasan ini penulis
membaginya dalam 5 (lima) langkah proses keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi atau perencanaan, implementasi dan evaluasi
tindakan keperawatan.

A. Analisis Penyakit (Disease Analyse)


Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi. Merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, parabaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetul-
betulnya tidak ada (Damaiyanti, 2012). Halusinasi adalah hilangnya kemampuan
manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan
eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan
tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan
mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Direja, 2011).
Ditinjau dari penyebabnya, maka halusinasi dibedakan menjadi : 1. Faktor
predisposisi (faktor perkembangan tugas, faktor soiokultural, faktor biokimia stress,
faktor psikologis, faktor genetic dan pola asuh). 2. Faktor presipitasi (dimensi fisik,
domensi emosional, dimensi intelektual, dimensi social, dimensi spiritual). Adapun
Tanda dan gejala halusinasi menurut Direja, 2011 sebagai berikut: Halusinasi
Pendengaran (bicara atau ketawa sendiri, marah-marah tanpa sebab, mengarahkan
telinga ke arah tertentu, menutup telinga), (mendengar suara atau kegaduhan,
mendengarkan suara yangmengajak bercakap-cakap, mendengarkan suara yang
menyuruh melakukansesuatu yang berbahaya).

87
Halusinasi Penglihatan (menunjuk-nunjuk kearah tertentu, ketakutan pada sesuatu
yang tidak jelas), (melihat bayangan, sinar bentuk geometris, bentuk
kartoon,melihat hantu atau monster). Halusinasi Penghidungan (menghidu seperti
sedang membaui bau-bauan tertentu, menutuphidung), (membaui bau-bauan seperti
bau darah, urine, feses, kadang-kadang bau itu menyenangkan). Halusinasi
Pengecapan (Sering meludah, muntah), (merasakan rasa seperti darah, urine atau
feses). Halusinasi Perabaan (Menggaruk- garuk permukaan kulit), (menyatakan ada
serangga di permukaan kulit, merasa tersengat listrik).
Hasil pengkajian halusinasi yang dialami oleh Ny. N disebabkan karena Ny.
N sering marah-marah dan mengamuk. Hal tersebut merupakan faktor penyebab
Ny. N masuk ke panti gramesia. Tanda gejala yang muncul pada Ny. N dimana
menunjukan Ny. N mengalami halusinasi yaitu Ny. N sering berbicara sendiri,
mondar-mandir, Ny. N berbicara pelan. Data yang didapatkan pada pola persepsi
bahwa Ny. N mengalami halusinasi pendengaran. Nn. y kadang mendengar suara-
suara yang membuatnya marah, suara muncul 3 hari sekali, suara muncul seringnya
pada waktu ashar ketika Nn. N sedang sendiri dan ketika suara muncul Nn. N emosi
dan ingin memukul orang .

B. Analisis Diagnosa Kperawatan (Nursing Diagnose Analyse)


Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok. Perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi,
mencegah dan merubah (Carpenito, 2000).
Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan teori adalah harga diri
rendah b.d ketidakefektifan mengatasi masalah kehilangan d.d berbicara pelan,
postur tubuh menunduk, kontak mata kurang. Halusinasi b.d gangguan pendengaran
d.d bersikap seolah mendengar sesuatu), mondar mandir, bicara

88
sendiri.

1. Halusinasi b.d gangguan pendengaran d.d sering berbicara sendiri,


sendiri, sering menyebut ibunya, mondar-mandir, disorientasi waktu, melamun,
melihat ke satu arah.
Halusinasi adalah Gangguan pesepsi sensori (halusinasi pendengaran)
adalah perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang
disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi. (SDKI, 2017).
Adapun batasan karakteristik dari diagnosis gangguan persepsi sensori (halusinasi
pendengaran) dengan data mayor adalah mendengar suara bisikan atau melihat
bayangan, merasakan sesuatu melalui indera perabaan, penciuman, pengecapan,
distorsi sensori, respons tidak sesuai, bersikap seolah melihat, mendengar,
mengecap, meraba, atau mencium sesuatu. Sedangkan data minor adalah
menyatakan kesal, menyendiri, melamun, konsentrasi buruk, curiga, melihat kesatu
arah, mondar-mandir (SDKI, 2017).
Diagnosa ini ditegakan karena ditemukan data subjektif diantaranya pasien
mengatakan sering mendengar suara-suara yang mengajak Ny. N untuk berdebat
dan suara muncul 5x sehari, ketika suara itu muncul Nn. S emosi dan memarahinya.
Sedangkan data objektif yang didapat pasien tampak berbincang-bincang sendirian

seperti mengobrol dengan seseorang, sering menyebut ibunya, nama tukang becak
langganannya, pembantunya, dan saudaranya.
2. Resiko perilaku kekerasan b.d ketidakmampuan mengendalikan
dorongan marah d.d menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, perilaku
agresif/amuk, merusak lingkungan.
Resiko perilaku kekerasan adalah beresiko membahayakan secara fisik,
emosi, dan tau seksual pada diri sendiri atau orang lain (SDKI, 2017). Adapun
faktor resiko dari diagnosis perilaku kekerasan yaitu, pemikiran waham/delusi,
curiga pada orang lain, halusinasi, berencana bunuh diri, disfungsi sistem keluarga,
kerusakan kognitif, disorientasi atau konfusi, persepsi pada lingkungan tidak akurat,
alam perasaan depresi, riwayat kekerasan pada hewan, kelainan neurologis,
lingkungan tidak taratur, penganiayaan atau pengabaian anak, impulsif. (SDKI,
2017).
Diagnosa ini ditegakkan karena ditemukan data subjektif : Pasien

89
mengatakan kesal ketika ada suara-suara yang membuat dirinya marah. Data
objektif : Pasien melukai mahasiswa dengan cara menjambak dan menarik
kerudung. Defisit perawatan diri b.d penurunan motivasi d.d pasien bau badan,
tidak ganti pakaian.
3. Isolasi sosial b.d ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan
d.d menarik diri, menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan. Resiko
perilaku kekerasan d.d halusinasi, menyerang orang lain, melukai diri sendiri/ orang
lain, perilaku agresif atau amuk, merusak lingkungan. Defisit perawatan diri b.d
penurunan motivasi d.d badan bau, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor,
gigi kotor disertai mulut bau.
4. Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan diri. Penyebabnya adalah gangguan
muskuloskletal, gangguan neuromuskular, kelemahan, gangguan psikologis dan
atau psikotik dan penurunan motivasi/minat (SDKI, 2016).
Diagnosa ini ditegakan berdasarkan data hasil pengkajian data subjektif :
Pasien mengatakan sudah mandi (namun pada nyatanya pasien belum mandi). Data
objektif : Pasien bau badan, kuku panjang dan kotor, kulit berdaki.
5. Harga diri rendah b.d ketidakefektifan mengatasi masalah kehilangan
d.d Afek datar, kontak mata kurang kadang melihat kearah yang lain, terkadang
berbicara pelan.
Harga diri rendah adalah evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya
yang berlangsung dalam waktu yang lama terus menerus (SDKI, 2016).
Diagnosa ditegakan berdasarkan hasil pengkajian, data subjektif : Pasien
mengatakan merasa malu karena bercerai dengan suaminya. Pasien mengatakan
bangga menjadi seorang Ibu rumah tangga. Pasien d mengatakan mampu
menjalankan peran sebagai Ibu rumah tangga dan melayani suami. Pasien
mengatakan ingin pulang dan bertemu dengan bibinya. Data objektif : Afek datar,
kontak mata kurang, berbicara pelan.

C. Analisis Intervensi Keperawatan (Nursing Intervetion Analyse)


Perencanaan adalah sebuah fase proses keperawatan yang mempunyai
pertimbangan yang sistematis dimana mencakup pembuatan keputusan dan
menyelesaikan masalah. Pembuatan perencanaan perawat merujuk pada hasil

90
pengkajian klien dan pernyataan diagnosis sebagai petunjuk dalam tujuan dan
merancang intervensi yang sesuai untuk mencegah, mengurangi, atau
menghilangkan masalah yang ditemukan. Intervensi keperawatan merupakan
tindakan berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan yang perawat lakukan untuk
mencegah, mengurangi, atau menghilangkan masalah klien (Bulechek, 2013)
Tujuan perencanaan adalah untuk membuat keputusan yang baik mengenai
hal-hal yang yang perlu dilakukan dan cara melaksanakannya. Perencanaan
mengarahkan apa yang perlu ditempuh dalam mengatasi masalah sehingga
pencapaian tujuan memungkinkan adanya kontrol yang efektif. Langkah – langkah
dalam membuat perencaan proses keperawatan yaitu memprioritaskan masalah,
menuliskan tujuan, kriteria hasil, dan memilih rencana tindakan yang ssesuai.
Berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan pada klien, penulis
membuat 5 intervensi keperawatan. Diagnosa pertama yaitu: Halusinasi b.d
gangguan pendengaran d.d gelisah. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x interaksi diharapkan SP 1 halusinasi dapat membantu pasien dalam mengontrol
halusinasi. Adapun uraian intervensinya adalah SP 1 halusinasi klien dapat
mengidentifikasi jenis halusinasi, klien dapat mengindentifikasi frekuensi
halusinasi, klien dapat mengidentifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi, klien
dapat mengidentifikasi respon klien terhadap halusinasi, klien dapat menghardik
halusinasi klien dapat memasukan latihan kejadwal harian klien.
Diagnosa kedua yaitu resiko perilaku kekerasan. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x interaksi diharapkan SP 1 halusinasi dapat membantu
pasien dalam mengatasi marah. Adapun uraian intervensinya yaitu SP 1 resiko
perilaku kekerasan klien dapat mengenal masalahnya, klien dapat melakukan cara
fisik 1 relaksasi nafas dalam dan mampu memasukan jadwal latihan dalam kegiatan
harian klien.
Diagnosa ketiga yaitu Isolasi Sosial Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x interaksi diharapkan SP 1 Isolasi Sosial dapat mengatasi masalah klien.
Adapun uraian intervensi yaitu membantu klien mengenal masalah isolasi sosial,
berdiskusi dengan klien tentang manfaat berinteraksi dengan orang lain, berdiskusi
dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain, melatih klien
cara berkenalan dengan seseorang (di rs), melatih klien bercakap-cakap ketika
melakukan satu kegiatan harian di rumah (di komunitas), membantu klien
menyusun jadwal kegiatan harian.

91
Diagnosa keempat yaitu Defisit Perawatan Diri (DPD). Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x interaksi diharapkan dapat membantu mengatasi
masalah klien. Intervensi keperawatan yang dibuat adalah SP 1 DPD yaitu Melatih
makan dan minum, Menjelaskan pentingnya kebersihan diri, Menjelaskan cara
menjaga kebersihan diri: mandi, keramas, gosok gigi, berpakaian, gunting kuku,
Melatih klien untuk mandi dengan benar, berkeramas dengan benar, menggosok
gigi dengan benar, berpakaian dengan benar dan merawat kuku dengan benar,
Membantu klien menyusun jadwal jadwal kegiatan harian.
Diagnosa kelima yaitu Harga Diri Rendah (HDR). Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x interaksi diharapkan dapat membantu mengatasi
masalah klien. Intervensi keperawatan yang dibuat adalah SP 1 HDR yaitu
Membantu klien mengenal masalah harga dirinya (penyebab, tanda dan gejala, dan
akibat dari HDR), Mendiskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien, Membantu klien menilai kemampuan klien yang masih dapat dilakukan,
Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan
klien, Melatih klien sesuai kemampuan yang dipilih, Memberikan pujian terhadap
keberhasilan klien, Membantu klien menyusun jadwal jadwal kegiatan harian

D. Analisis Tindakan Keperawatan (Nursing Implementation


Analyse)
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatannya yang lebih
baik dengan menggambarkan kriteria hasil sesuai yang diharapkan (Potter & Perry,
2009). Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, penulis berkaloborasi dengan tim
medis lain serta melibatkan keluarga untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Implementasi kasus ini selama 3x interaksi, selama pasien masih menjalani
perawatan di Panti Gramesia sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
ditegakan. Adapun tindakan keperawatan yang penulis susun berdasarkan diagnosa
yang diangkat adalah sebagai berikut:
1. Halusinasi b.d gangguan pendengaran d.d gelisah. Implementasi
halusinasi yaitu identifikasi isi, waktu, frekuensi, situasi dan kondisi yang
menimbulkan halusinasi, melatih cara menghardik halusinasi. Tindakan selanjutnya
yaitu latih pasien mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat dengan
prinsip benar minum obat, melatih klien untuk bercakap-cakap dengan orang lain

92
serta menganjurkan klien untuk melakukan kegiatan sehari-hari
2. Resiko perilaku kekerasan b.d ketidakmampuan mengendalikan
dorongan marah d.d menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, perilaku
agresif/amuk. Implementasi untuk diagnosa keperawatan yang kedua adalah resiko
perilaku kekerasan yaitu mengidentifikasi penyebab perasaan marah tanda dan
gejala yang dirasakan, latihan fisik 1 yaitu Tarik napas dalam, latihan fisik 2 pukul
bantal/Kasur, melatih klien latihan cara verbal (mengungkapkan perasaan, meminta
dengan baik, dan menolak dengan baik), latihan spiritual, menganjurkan pasien
patuh minum obat, menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan
harian.
3. Isolasi Sosial b.d ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah d.d
menyerang orang lain, melukai diri sendiri/orang lain, perilaku agresif/amuk.
Implementasi untuk diagnosa keperawatan yang kedua adalah resiko perilaku
kekerasan yaitu mengidentifikasi penyebab perasaan marah tanda dan gejala yang
dirasakan, latihan fisik 1 yaitu Tarik napas dalam, latihan fisik 2 pukul bantal/Kasur,
melatih klien latihan cara verbal (mengungkapkan perasaan, meminta dengan baik,
dan menolak dengan baik), latihan spiritual, menganjurkan pasien patuh minum
obat, menganjurkan klien memasukan kedalam jadwal kegiatan harian.
4. Defisit perawatan diri b.d penurunan motivasi d.d badan bau, pakaian
kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai mulut bau,
penampilan tidak rapih, malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, merasa tidak
berdaya, rendah diri, dan interaksi kurang. Sedabgkan implementasi untuk diagnose
keperawatan yang ketiga adalah defisit perawtan diri yaitu mengkaji kemampuan
klien melakukan perawatan diri meliputi mandi/kebersihan diri, berpakaian/berhias,
makan, BAK dan BAB secara mandiri
5. Harga diri rendah b.d ketidakefektifan mengatasi masalah kehilangan d.d klien
mengatakan malu karena becerai dengan suaminya. Implentasi untuk diagnosa
keperawatan harga diri rendah yaitu identifikasi kemampuan dan aspek positif yang
dimiliki klien, membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan,
membantu klien memilih kemampuan yang masih dapat digunakan, melatih kemampuan
positif yang pertama (memasak). Tindakan selanjutnya yaitu latih pasien malakukan
kemampuan positif yang kedua, menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal
kegiatan harian.

93
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami
perubahan sensori persepsi : merasakan sensori palsu berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghidu ( Direja 2011).
Halusinasi hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan
internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi
atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata
(Kusumawati, 2012). Data subjektif: Mendengar suara orang bicara tanpa ada
orangnya, Melihat benda, orang atau sinar tanpa ada objeknya sedangkan data
objektifnya : Bicara sendiri, Tertawa sendiri , Melihat ke satu arah , Mengarahkan
telinga kearah tertentu.
1. Pengkajian yang dilakukan tanggal 17 Januari 2022 klien dengan
diagnose keperawatan sebagai berikut :
a. Diagnosa keperawatan halusinasi diperoleh data subjektif : pasien
mengatakan mendengar suara, suara muncul pada saat setelah ashar dan muncul
pada saat sendirian, suara muncul ± 3 hari sekali. Data obektifnya : Pasien tampak
berbincang-bincang sendirian seperti mengobrol dengan seseorang, pasien tampak
mondar-mandir.
b. Dengan diagnosa resiko perilaku kekerasan diperoleh data subjektif :
Pasien mengatakan dibawa ke panti gramesia oleh bibinya karena sering marah-
marah dan mengamuk. Dan pada saat dipanti pasien mengatakan merasa marah,
ingin memukul, dan ingin menjambak orang. Data objektif : tatapan mata pasien
tajam, tangan mengepal, pasien tampak kesal dan memukul perawat.
c. Dengan diagnosa defisit perawatan diri diperoleh data subjektif : Pasien
mengatakan sudah mandi (namun pada nyatanya pasien belum mandi). Data objektif
: Penampilan pasien tampak tidak rapih, bau pesing, tidak ganti pakaian, kuku
panjang dan tampa kotor

94
d. Dengan diagnosa harga diri rendah diperoleh data subjektif : Pasien
mengatakan tidak merasa puas sebagai seorang ibu karena tida bisa mengurus
anaknya, pasien juga mengatan malu karena sudah bercerai dengan suaminya dan
hak asuh anaknya diambil oleh suaminya. Data objektif : konta mata kurang, pasien
mengkritik dirinya sendiri, perasaan tidak mampu melauan perannya sebagai ibu,
berbicara pelan.
e. Dengan diagnosa isolasi sosial diperoleh data subjektif : Pasien
mengatakan malas untuk mengobrol dengan orang lain, dan pasien mengetakan
lebih nyaman sendirian dikamar. Data objektif : ekspresi wajah datar, mengisolasi
diri, rendah diri, kontak mata kurang, tidak mampu merawat diri dan membersihan
diri
2. Rencana tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien dengan
diagnosa sebagai berikut :
a. Rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi diagnosa pada klien
dengan halusinasi :
Klien dapat menghardik jika suara suara itu muncul, Klien dapat
mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain, Klien
dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien, Klien dapat memasukkan
kegiatan menggunakan obat secara teratur kedalam jadwal kegiatan harian
b. Resiko perilaku kekerasan :
Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan, Klien dapat
mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 2 (memukul bantal / benda lain
yang empuk), Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan cara verbal, Klien
dapat mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual, Klien dapat
memasukkan latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat ke
dalam jadwal kegiatan harian.
c. Defisit perawatan diri :
Klien mengetahui pentingnya perawatan diri, Klien mengetahui cara-cara
melakukan perawatan diri, Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan
bantuan perawat, Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri, Klien
mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri.

95
d. Harga diri rendah :
Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dari aspek positif yang
dimilikinya, Klien dapat melatih kemampuan kedua yang dapat dilakukan.

e. Isolasi Sosial

Klien mengenal masalah isolasi sosial (penyebab, tanda dan gejala),


berdiskusi dengan klien tentang manfaat berinteraksi dengan orang lain, berdiskusi
dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain, melatih klien
cara berkenalan dengan seseorang (di rs), melatih klien bercakap-cakap ketika
melakukan satu kegiatan harian di rumah (di komunitas), membantu klien menyusun
jadwal kegiatan harian
3. Implementasi
a. Pada klien dengan halusinasi pendengaran :
Tindakan: SP 1 Halusinasi
1) Bantu pasien mengenal halusinasi (isi, frekuensi, waktu, situasi pencetus,
respon, upaya)
2) Latih pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik
3) Bantu pasien memasukkan ke dalam jadwal kegiatan harian pasien
b. Resiko perilaku kekerasan
Tindakan: SP 1 RPK
1) Menyebutkan cara mengontrol perilaku kekerasan
2) Membantu klien mempraktekan latihan cara mengontrol perilaku
kekerasan (Tarik nafas dalam)
3) Menganjurkan klien memasukan dalan jadwal kegiatan harian
c. Defisit perawatan diri
Tindakan: SP 1 DPD
1) Mengkaji kemampuan klien melakukan perawatan diri meliputi
mandi/kebersihan diri, berpakaian/berhias, makan, BAK dan BAB secara mandiri
d. Harga diri rendah
Tindakan: SP 1 HDR
1) Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien
2) Bantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan

96
e. Isolasi Sosial
Tindakan : SP 1 Isolasi Sosial
1) Membantu klien mengenal masalah isolasi sosial (penyebab, tanda dan
gejala)
2) Berdiskusi dengan klien tentang manfaat berinteraksi dengan orang lain
3) Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
4) Melatih klien cara berkenalan dengan seseorang (di RS)
5) Melatih klien bercakap-cakap ketika melakukan satu kegiatan harian di
rumah (di komunitas)
6) Membantu klien menyusun jadwal kegiatan harian

B. Saran
1. Bagi Pasien
Sebaiknya klien sering berlatih menghardik saat suara suara itu muncul, klien
sering berlatih untuk meningkatkan perawatan diri dan melakukan perawatan diri
secara mandiri dan teratur, klien dapat melakukan kegiatan positif yang dimiliki,
dan klien dapat mengontrol amarahnya dengan tarik napas dalam.

2. Bagi Perawat
Agar lebih meningkatkan pelaksanaan asuhan keperawatan yang baik,
sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik antara pasien, keluarga dan perawat
demi tercapai tujuan yang diharapkan.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penyediaan lahan praktek yang memadai memudahkan penulis untuk
mendapatkan data secara akurat serta pemahaman persepsi yang tepat, sehingga
ketika penulis melaporkan hasil pengkajian tidak terjadi kerancuan.

97
DAFTAR PUSTAKA

Eko, P. (2014). Konsep & Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha
Medika
Damayanti, M., & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika
Aditama.
Direja, A. H. S. (2011). Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Nuha Medika.
Keliat, B. A., dkk. (2014). Proses Keperawatan Jiwa. Edisi II. Jakarta : EGC
Kusumawati, F & Hartono, Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
Muhith, A. (2015). Pendidikan Keperawatan Jiwa (Teori dan Aplikasi).
Yogyakarta: Andi
Pradede, J. A,. Siregar, L. M., & Hulu, E. P. (2020). Efektifitas Behavior Therapy
Terhadap Resiko Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofernia Di Rumah
Sakit Jiwa Prof. Dr. Muhammad Ildrem Provsu Medan. Jurnal Mutiara
Ners. 3(1), 8-14.
https://114.7.97.221/index.php/NERS/article/view/1005

98

Anda mungkin juga menyukai