Anda di halaman 1dari 7

BAB IV

PEMBAHASAN

Penulis akan membahas persamaan dan kesenjangan yang ada “Asuhan


Keperawatan Jiwa Pada Ny. M dengan gangguan Isolasi Sosial Di Panti Gramesia
Cirebon. Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan pada tanggal 17 Januari
2022 pada Ny. M, penulis mengangkat 3 diagnosa keperawatan berdasarkan data-
data pendukung yang ditemukan penulis. Dalam pembahasan ini penulis
membaginya dalam 5 (lima) langkah proses keperawatan yaitu pengkajian,
diagnosa keperawatan, intervensi atau perencanaan, implementasi dan evaluasi
tindakan keperawatan.

A. Analisis Penyakit (Disease Analyse)


Isolasi sosial adalah keadaan dimana seseorang individu mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya (Damayanti, 2011)

Isolasi sosial juga kesepian yang dialami oleh individu dan disarankan atau
dirasakan saat didorong oleh keberadaan orang lain dan sebagai pernyataan
negatif atau mengancam (Nanda, 2012).

Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu


dan dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan
mengancam. Kondisi isolasi sosial seseorang merupakan ketidakmampuan klien
dalam mengungkapkan perasaan klien yang dapat menimbulkan klien
mengungkapkan perasaan klien dengan kekerasan (Sukaesti. 2018).

Tanda dan gejala isolasi sosial meliputi : Kurangspontan, Apatis (acuh tak
acuh terhadap lingkungan), Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresisedih), Afek
tumpul, Tidak merawat dan memperhatikan kebersihan diri, Tidak ada atau
kurang terhadap komunikasi verbal, Menolak berhubungan dengan oranglain,
Mengisolasi diri (menyendiri), Kurang sadar dengan lingkungan sekitarnya,
Asupan makan dan minuman terganggu, Aktivitas menurun dan Rendah diri.
(Damanik, Pardede & Manalu. 2020).
Hasil pengkajian isolasi sosial yang dialami oleh Ny. M disebabkan karena
Ny. M mengalami KDR oleh suaminya sehinga Ny M merasa tertekan dan depresi
sehingga hal tersebut menyebabkan Ny. M di bawa ke Rumah Sakit Jiwa. Ny.M
selalu menghabisan waktu didalam kamar, tidak mau berinteraksi dengan pasien
lain, raut muka pasien apatis (tidak berseri), pasien tampak sedih, afek tumpul hal
tersebut merupakan faktor penyebab Ny. M mengalami gangguan proses fikir
(isolasi sosial). Tanda gejala yang muncul pada Nn. M dimana menunjukan Ny. M
mengalami isolasi sosial yaitu Ny. M Apatis (acuh tak acuh terhadap lingkungan),
Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresisedih), Afek tumpul, Tidak merawat dan
memperhatikan kebersihan diri, Tidak ada atau kurang terhadap komunikasi
verbal, Menolak berhubungan dengan oranglain, Mengisolasi diri (menyendiri),
Kurang sadar dengan lingkungan panti.

B. Analisis Diagnosa Kperawatan (Nursing Diagnose Analyse)

Diagnosa Keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap

pengalaman atau respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah

kesehatan, pada resiko masalah kesehatan atau pada proses kehidupan. Diagnosa

keperawatan merupakan bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang

sesuai untuk membantu klien mencapai kesehatan yang optimal (SDKI, 2016).

Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan teori adalah isolasi sosial

b.d ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan d.d menarik diri, menolak

berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan. Harga diri rendah b.d terpapar situasi

traumatis d.d berjalan menunduk, postur tubuh menunduk, kontak mata kurang. Defisit

perawatan diri b.d perubahan proses pikir d.d badan bau, pakaian kotor, rambut

dan kulit kotor, kuku panjang dan kotor, gigi kotor disertai mulut bau, penampilan

tidak rapi, malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tidak

berdaya, rendah diri dan merasa hina, interaksi kurang.

Semantara itu berdasarkan hasil pengkajian yang didapat, penulis


menegakan 3 (tiga) diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Isolasi sosial b.d ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan d.d
menarik diri, menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan
Isolasi sosial merupakan kondisi kesendirian yang di alami oleh individu
dan dipersepsikan disebabkan orang lain dan sebagai kondisi yang negatif dan
mengancam. Kondisi isolasi sosial seseorang merupakan ketidakmampuan klien
dalam mengungkapkan perasaan klien yang dapat menimbulkan klien
mengungkapkan perasaan klien dengan kekerasan (Sukaesti. 2018).
Diagnosa ditegakan berdasarkan hasil pengkajian, data subjektif : Pasien
mengatakan selalu menghabisan waktu didalam kamar, tidak mau berinteraksi dengan
pasien lain, data objektif : raut muka pasien apatis (tidak berseri), pasien tampak sedih,
afek tumpul.

2. Harga diri rendah b.d gangguan psikiatri d.d Afek datar, kontak mata
kurang kadang melihat kearah yang lain, terkadang berbicara pelan.
Harga diri rendah adalah evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan klien seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak berdaya
yang berlangsung dalam waktu yang lama terus menerus (SDKI, 2016).
Diagnosa ditegakan berdasarkan hasil pengkajian, data subjektif : Pasien
mengatakan malu jika diajak untuk berkomunikasi dan pasien tidak mau diajak
berkenalan dengan banyak orang. Pasien mengatakan tidak puas karena tidak
bekerja hanya membantu pekerjaan rumah. Pasien mengatakan tidak mampu
menjalankan peran sebagai istri dan menjadi seorang ibu. Data objektif : Afek
datar, kontak mata kurang, berjalan menunduk, kadang melihat kearah yang lain
dan berbicara pelan.
3.Defisit perawatan diri b.d gangguan psikologis d.d Penampilan pasien
tampak kotor,jarang mandi, bau badan, tidak ganti pakaian, cara berpakaian tidak
sesuai, memakai kerudung.
Defisit perawatan diri adalah ketidakmampuan melakukan atau
menyelesaikan aktivitas perawatan diri. Penyebabnya adalah gangguan
muskuloskletal, gangguan neuromuskular, kelemahan, gangguan psikologis dan
atau psikotik dan penurunan motivasi/minat (SDKI, 2016).
Diagnosa ini ditegakan berdasarkan data hasil pengkajian data subjektif :
Pasien mengatakan sudah mandi (namun pada nyatanya pasien belum mandi).
Data objektif : Penampilan pasien tampak kotor, jarang mandi, bau badan, tidak
ganti pakaian, cara berpakaian tidak sesuai, memakai kerudung.
C. Analisis Intervensi Keperawatan (Nursing Intervetion Analyse)
Perencanaan adalah sebuah fase proses keperawatan yang mempunyai
pertimbangan yang sistematis dimana mencakup pembuatan keputusan dan
menyelesaikan masalah. Pembuatan perencanaan perawat merujuk pada hasil
pengkajian klien dan pernyataan diagnosis sebagai petunjuk dalam tujuan dan
merancang intervensi yang sesuai untuk mencegah, mengurangi, atau
menghilangkan masalah yang ditemukan. Intervensi keperawatan merupakan
tindakan berdasarkan penilaian klinis dan pengetahuan yang perawat lakukan
untuk mencegah, mengurangi, atau menghilangkan masalah klien (Bulechek,
2013)
Tujuan perencanaan adalah untuk membuat keputusan yang baik mengenai
hal-hal yang yang perlu dilakukan dan cara melaksanakannya. Perencanaan
mengarahkan apa yang perlu ditempuh dalam mengatasi masalah sehingga
pencapaian tujuan memungkinkan adanya kontrol yang efektif. Langkah –
langkah dalam membuat perencaan proses keperawatan yaitu memprioritaskan
masalah, menuliskan tujuan, kriteria hasil, dan memilih rencana tindakan yang
sesuai.
2. Berdasarkan masalah keperawatan yang ditemukan pada klien, penulis
membuat 3 intervensi keperawatan. Diagnosa pertama yaitu: Isolasi sosial b.d
ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan d.d menarik diri, menolak
berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x interaksi diharapkan SP 1
isolasi sosial dapat membatu pasien berinteraksi dengan satu orang. Adapun
uraian intervensinya adalah SP 1 isolasi sosial dapat membantu pasien
menjelaskan penyebab menarik diri, menjelaskan dengan pasien tentang
keuntungan berinteraksi dengan orang lain, menjelaskan tentang kerugian jika
tidak berinteraksi dengan orang lain, menganjurkan pasien cara berkomunikasi
dengan satu orang, memasukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain
dalam kegiatan harian.
Diagnosa kedua yaitu harga diri rendah (HDR). Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x interaksi diharapkan dapat membantu mengatasi masalah
pasien. Intervensi keperawatan yang dibuat adalah SP 1 HDR yaitu pasien
mengenal harga diri rendah, mengidentifikasi kemampuan positif yang dimiliki
pasien, mampu menilai kemampuan yang dimiliki, pasien memilih kemampuan
yang akan dilatih, pasien melakukan kegiatan yang sudah dipilih, pasien
memasukan kedalam jadwal harian pasien.
Diagnosa ketiga yaitu defisit perawatan diri (DPD). Setelah dilakukan
tindakan keperawatan selama 3x interaksi diharapkan SP 1 DPD dapat mengatasi
masalah pasien. Adapun uraian intervensi yaitu melatih kebersihan diri seperti
mandi, keramas, sikat gigi, berpakaian, berhias dan gunting kuku. Melatih makan
dan minum.
D. Analisis Tindakan Keperawatan (Nursing
Implementation Analyse)
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatannya yang lebih
baik dengan menggambarkan kriteria hasil sesuai yang diharapkan (Potter &
Perry, 2009). Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, penulis berkaloborasi
dengan tim medis lain serta melibatkan keluarga untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Implementasi kasus ini selama 3x interaksi, selama pasien masih
menjalani perawatan di Panti Gramesia sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
telah ditegakan. Adapun tindakan keperawatan yang penulis susun berdasarkan
diagnosa yang diangkat adalah sebagai berikut:

1. Isolasi sosial b.d ketidakmampuan menjalin hubungan yang


memuaskan d.d menarik diri, menolak berinteraksi dengan orang lain atau
lingkungan, implemetasi isolasi sosial membantu pasien menjelaskan penyebab
menarik diri, menjelaskan dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain, menjelaskan tentang kerugian jika tidak berinteraksi dengan orang
lain, menganjurkan pasien cara berkomunikasi dengan satu orang, memasukan
kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian.

2. Harga diri rendah b.d gangguan psikiatri d.d Afek datar, kontak mata
kurang kadang melihat kearah yang lain, terkadang berbicara pelan. Implementasi
Herga diri rendah, pasien mengenal harga diri rendah, mengidentifikasi
kemampuan positif yang dimiliki pasien, mampu menilai kemampuan yang
dimiliki, pasien memilih kemampuan yang akan dilatih, pasien melakukan
kegiatan yang sudah dipilih, pasien memasukan kedalam jadwal harian pasien.

3. Defisit perawatan diri b.d gangguan psikologis d.d Penampilan pasien


tampak kotor,jarang mandi, bau badan, tidak ganti pakaian, cara berpakaian tidak
sesuai, memakai kerudung. Implementasi Defisit perawatan diri melatih
kebersihan diri seperti mandi, keramas, sikat gigi, berpakaian, berhias dan gunting
kuku. Melatih makan dan minum.

Anda mungkin juga menyukai