Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : SOSIALISASI


PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN ISOLASI SOSIAL

DISUSUN OLEH KELOMPOK I :


1. ADITIYA SAPUTRO
2. AGUSTINA DIAN.S
3. ANGGIT APRILIA. K
4. ANITA FITRIANI
5. EDI PURWANTO
6. EKA WAHYU. P
7. ENDANG SRIWILUJENG
8. FAIQUL IBAD
9. HANDRA SETIYAWAN

STIKES HUTAMA ABDI HUSADA


TULUNGAGUNG
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latarbelakang
Gangguan jiwa adalah penyakit yang mempengaruhi emosi,
psikis, pola pikir perilaku penderita akibatnya dapat memicu
permasalahan pada system tubuh. (Hartanto, 2016)., dan Gangguan
jiwa juga dapat diartikan sebagai kumpulan sindrom yang
mempengaruhi perilaku seseorang yang dapat menyebabkan distress
dalam berbagai aspek.(Mahmud,2014). Gangguan jiwa tersebud dapat
dibedakan antara lain halusinasi, waham, deficit perawatan diri,
perilaku kekerasan, resiko bunuh diri, isolasi sosial, harga diri rendah.
(Hartanto, 2016). Pada kasus ini ditekankan pada pasien dengan
gangguan isolasi sosial.
Isolasi sosial merupakan kondisi dimana pasien selalu merasa
sendiri dengan merasa kehadiran orang lain sebagai ancaman.
Penurunan produktifitas pada pasien menjadi dampak dari isolasi
sosial yang tidak dapat ditangani. Klien akan merasa ditolak, tidak
diterima, kesepian dan tidak mampu membina hubungan yang berarti
dengan orang lain (Arisandy, 2022).

B. Tujuan
a. Tujuan umum :
Klien dapat meningkatkan hubungan sosial dalam kelompok
secara bertahap.
b. Tujuankhusus :
1. Klien mampu mengucapkan salam
2. Klien mampu menyebutkan nama lengkap
3. Klien mampu menyebutkan nama panggilan
4. Klien mampu menyebutkan asal
5. Klien mampu menyebutkan hoby
6. Klien mampu mengungkapkan perasaannya saat ini
7. Klien mampu mengungkapkan harapannya
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)


Kelompok adalah kumpulan individu yang mempunyai hubungan antara
satu dengan yang lainnya, saling ketergangtungan serta mempunyai norma
yang sama. Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar
belakang yang harus ditangani sesuai keadaannya seperti agresif, takut,
kebencian, kompetitif, kesamaan, ketidaksamaan, kesukaran dan menarik
diri. Semua kondisi ini akan mempengaruhi dinamika kelompok dimana
anggota kelompok memberi dan menerima umpan balik yang berarti dalam
berbagai interaksi yang terjadi dalamkelompok (Stuart, 2011).
Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok subyek bersama-sama berdiskusi satu sama lain yang
dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa
yang terlatih. Terapi aktivitas kelompok dipercaya sangat efektif dalam
mengatasi masalah sosial pada subyek isolasi sosial (Yoseph, 2011).
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah salah satu terapi modalitas
yang dilakukan oleh sesesorang perawat pada sekelompok klien dengan
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi
dinamika interaksi saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi
laboratorium tempat pasien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk
memperbaiki perilaku lama yang maladaptif (Keliat & Pawirowiyono, 2014).
Pada pasien dengan gangguan isolasi adapun terapi aktivitas kelompok
yang dapat digunakan adalah TAK sosialisasi. TAK Sosialisasi digunakan
untuk mengatasi pasien dengan gangguan isolasi sosial dimana pasien
dilatih untuk belajar berkomunikasi dengan orang lain untuk meningkatkan
kemampuan dalam berhubungan sosial. Sesuai dengan kemampuan
tersebut maka TAK Sosialisasi untuk mengatasi isolasi sosial dibagi
menjadi 7 sesi yaitu :
 Sesi I : Memperkenalkan diri
 Sesi II : Berkenalan dengan anggota kelompok
 Sesi III : Bercakap-cakap dengan anggota
 Sesi IV : Menyampaikan topik pembicaraan
 Sesi V : Menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan
orang lain
 Sesi VI : Bekerjasama dalam permainan sosialisasi kelompok
 Sesi VII: Menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok
yang telah dilakukan.
B. Pengertian Isolasi Sosial
Menurut Townsend dalam jurnal Kusmawati F & Hartono Y 2010,
isolasi sosial merupakan suatu keadaan kesepian yang dirasakan
seseorang karena orang lain menyatakan negatif dan mengancam. Menurut
Keliat 2011 dalam Isolasi sosial adalah keadaan seseorang individu yang
mengalami penurunan atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi
dengan orang lain disekitarnya. Menurut Rusdi 2013, Isolasi sosial
merupakan upaya menghindari komunikasi dengan orang lain karena
merasa kehilangan hubungan akrab dan tidak mempunyai kesempatan
untuk berbagi rasa, pikiran dan kegagalan (Arisandy, 2022).
Isolasi sosial merupakan kondis dimana pasien selalu merasa sendiri
dengan merasa kehadiran orang lain sebagai ancaman. Penurunan
produktifitas pada pasien menjadi dampak dari isolasi sosial yang tidak
dapat ditangani. Klien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian dan
tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain (Arisandy,
2022).

C. FAKTOR PREDISPOSISI DAN PRESIPITASI

 Faktor predisposisi

Ada beberapa aspek yang menjadi pendukung terjadinya perilaku


isolasi sosial itu sendiri (Arisandy, 2022):

a) Aspek perkembangan

Keterampilan dalam membina jalinan yang sehat bergantung pada


pengalaman yang dirasakan sepanjang tumbuh serta kembang,
karena apabila tidak di lalui bakal membatasi pertumbuhan berikutnya.
Minimnya stimulus, kasih sayang, serta kepedulian dari orang tua
hendak membagikan rasa tidak nyaman sehingga bisa memunculkan
perasaan tidak yakin diri.

b) Aspek biologis

Aspek generik ialah salah satu aspek pendukung dalam hambatan


jiwa. Sebab salah satu penyebabkan skizofrenia merupakan kelainan
struktur otak.

c) Aspek budaya Aspek sosial budaya serta menggambarkan aspek


pendukung dari terbentuknya kendala dalam membina jalinan dengan
orang lain, misalnya salah satu anggota keluarga terdapat yang
dikucilkan dalam keluarga.

 Faktor presipitasi

Berikut merupakan beberapa faktor presipitasi isolasi sosial (Arisandy,


2022):

a) Stressor sosial budaya

Aspek ini ialah pemicu terbentuknya hambatan dalam berhubungan


dengan orang lain, misalnya terdapat anggota keluarga yang labil.

b) Stressor psikologi

Stressor psikologis dapat berupa kondisi seperti hubungan keluarga


yang tidak hrmonis, perceraian, ketidakpuasan kerja, berpisah dengan
seseorang yang di cintai (perpisahan), kegagalan dalam menjalankan
tuntutan.

D. RENTANG RESPON

Adaptif Maladaptif

Menyendiri Merasa sendiri (loneliness) Manipulasi

Otonomi Menarik diri Impulsive

Bekerjasama Ketergantungan (dependen) Narcisisme

Saling tergantung
Respon adaptif ialah respon individu dalam menyelesaikan dengan
cara yang dapat diterima oleh norma – norma masyarakat. Menurut
Riyardi dan Purwanto T 2013 dalam (Syarifah, 2021) respon ini yaitu:

a) Menyendiri ialah reaksi yang dicoba orang buat merenungkan apa


yang sudah terjalin ataupun dicoba dan sesuatu metode mengevaluasi
diri dalam memastikan rencana- rencana.

b) Otonomi ialah keahlian orang dalam memastikan serta


mengantarkan inspirasi, benak, perasaan dalam ikatan sosial, orang
bisa menetapkan buat interdependen serta pengaturan diri.

c) Kebersamaan ialah keterampilan orang buat sama- sama


penafsiran, saling berikan, serta menerima dalam ikatan interpersonal.

d) Saling ketergantungan ialah sesuatu hubungan sama-sama


ketergantungan saling bergantung antar orang dengan orang lain
dalam membina jalinan interpersonal. Reaksi maladaptif merupakan
reaksi orang dalam menuntaskan permasalahan dengan metode yang
berlawanan dengan norma agama serta penduduk.

Menurut Riyardi S dan Purwanto T. (2013) dalam (Syarifah, 2021)


respon maladaptive adalah:

a) Manipulasi

Ialah kendala sosial dimana orang memperlakukan orang lain sebagai


objek, hubungan terpusat pada permasalahan mengatur orang lain
serta orang cenderung berorientasi pada diri sendiri. Tingkah laku
mengendalikan digunakan sebagai pertahanan terhadap kegagalan
ataupun frustasi serta bisa sebagai perlengkapan buat berkuasa pada
orang lain.

b) Impulsif

Ialah reaksi sosial yang diisyarati dengan orang selaku subyek yang
tidak bisa diprediksi, tidak bisa dipercaya, tidak sanggup merancang
tidak sanggup buat belajar dari pengalaman serta miskin penilaian.
c) Narsisme

Reaksi sosial diisyarati dengan orang mempunyai tingkah laku


ogosentris, harga diri yang rapuh, terus menerus berupaya
memperoleh penghargaan serta gampang marah bila tidak
menemukan support dari orang lain.

d) Isolasi Sosial

Merupakan kondisi dimana seseorang orang hadapi penyusutan


ataupun terlebih lagi sama sekali tidak sanggup berhubungan dengan
orang lain disekitarnya. Penderita bisa jadi merasa ditolak, tidak
diterima, kesepian, serta tidak dapat membina hubungan yang berarti
dengan orang lain.

E. TANDA DAN GEJALA

Menurut Deden & Rusdi, 2013 dalam (Syarifah, 2021) tanda dan gejala
isolasi sosial yaitu :

Indikasi Subjektif:

1) Klien menggambarkan perasaan kesepian ataupun ditolak oleh


orang lain

2) Klien merasa tidak nyaman diantara / dengan orang lain

3) Reaksi verbal kurang serta sangat singkat

4) Klien berkata hubungan yang tidak berarti dengan orang lain

5) Klien merasa bosan serta pelan menghabiskan waktu

6) Klien tidak sanggup berkonsentrasi serta membuat keputusan

7) Klien merasa tidak berguna

8) Klien tidak percaya bisa melakukan hidup

9) Klien merasa ditolak

Indikasi Objektif
1) Klien banyak diam serta tidak ingin bicara

2) Tidak menjajaki kegiatan

3) Banyak berdiam dikamar

4) Klien menyendiri serta tidak ingin berhubungan dengan orang yang


terdekat

5) Klien nampak berkecil hati, ekpresi datar serta dangkal

6) Kontak mata kurang

7) Kurang spontan

8) Apatis

9) Ekspresi muka kurang berseri

10) Tidak menjaga diri serta tidak mencermati kebersihan diri

11) Mengisolasi diri

12) Tidak ataupun kurang sadar terhadap daerah sekitarnya

13) Masukkan makanan serta minuman terganggu

14) Retensi kemih serta feses

15) Akktivitas menurun

16) Kurang energy

17) Rendah diri

18) Bentuk badan tubuh berubah

F. PERUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

a) Pengkajian

Pengumpulan data melalui data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.

b) Analisa data
Melihat data subyektif & objektif bisa memilih permasalahan yang dihadapi
klien dengan menggunakan pohon masalah mampu diketahui penyebab,
affeck berdasarkan kasus tersebut. Dari output analisa data inilah bisa
menegakkan diagnosa keperawatan.

c) Diagnosa

1. Gangguan perubahan persepsi sensori: halusinasi D.0085

2. Isolasi sosial: menarik diri D.0121

3. Gangguan konsep diri: harga diri rendah

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Intervensi keperawatan dilakukan selama 3 hari dengan melakukan Sp


dengan pasien (Syarifah, 2021):

1. Melakukan SP 1 : Membina hubungan saling percaya, Mengidentifikasi


penyebab isolasi sosial, Berdiskusi dengn pasien tentang keutungan
berinteraksi dengan orang lain, Mengajarkan pasien cara berkenalan
dengan satu orang.

2. Melakukan SP 2 : Membantu pasien memasukan kegiatan berbincang –


bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan harian.

3. Melakukan SP 3 : Memberikan kesempatan kepada pasien berkenalan


dengan dua orang atau lebih

Melakukan SP dengan keluarga :

1. Melakukan SP 1 : Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga


dalam merawat pasien, Menjelaskan cara merawat pasien dengan isolasi
sosial.

2. Melakukan SP 2 : Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien


dengan isolasi sosial

3. Melakukan SP 3 : Melatih keluarga melakukan cara merawat


langsungikepada pasien sosial. (Buku Keperawatan Jiwa, 2020-2021)
BAB III
PELAKSANAAN

A. Tempat : Ruang TAK


B. Hari /tanggal : Sabtu 19 Agustus 2023
C. Waktu : 15.00 - 14.45 WIB
D. Lamanya : ± 60 menit
E. Jumlah anggota : 10 orang.
F. Pengorganisasian :
1. Leader : HANDRA SETIYAWAN
Uraian Tugas Pelaksana
a. Memimpin jalannya terapi aktifitas kelompok.
b. Merencanakan, mengontrol, danmengatur jalannya terapi.
c. Menyampaikan materi sesuai tujuan TAK.
d. Menyampaikan Tata tertib TAK
e. Memimpin diskusi kelompok.
f. Menutup acara diskusi.
2. Co Leader : ADITIYA SAPUTRO
Uraian Tugas Pelaksana
a. Membuka acara
b. Mendampingi Leader
c. Mengambil alih posisi Leader jika Leader blocking
d. Menyerahkan kembali posisi kepada leader
3. Fasilitator : ANGGIT APRILIA. K, , EDI PURWANTO, EKA WAHYU. P,
ENDANG SRIWILUJENG.
Uraian Tugas Pelaksana
a. Ikut serta dalam kegiatan kelompok
b. Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk
aktif mengikuti jalannya terapi.
4. Observer : ANITA FITRIANI, AGUSTINA DIAN.S,.
Uraian Tugas Pelaksana

a. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang


tersedia)
b. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan,
proses, hingga penutupan.
5. Operator : , FAIQUL IBAD
Uraian Tugas Pelaksana

a. Mengatur alur permainan (Menghidupkan dan mematikan musik)


b. Timer (Mengatur waktu)

G. Persiapan lingkungan
a. Ventilasi baik
b. Penerangan cukup
c. Suasana tenang
d. Pengaturan posisi tempat duduk (setting)

H. Aktivitas dan indikasi


Aktivitas TAK dilakukan 1 sesi yang melatih kemampuan sosialisasi klien.
Klien yang mempunyai indikasi TAK adalah klien dengan gangguan
hubungan social berikut :
1. Klien isolasi sosial yang cukup kooperatif
2. Klien yang sulit mengungkapkan perasaannya melalui komunikasi
verbal
3. Klien dengan gangguan isolasi sosial yang telah dapat berinteraksi
dengan orang lain.
4. Klien dengan kondisi fisik yang dalam keadaan sehat (tidak
sedangmengidap penyakit fisik tertentu seperti diare, thypoid, dan lain-
lain)

I. Bentuk formasi kelompok


1. Klien dan terapis duduk bersama dalam satu lingkaran.
2. Ruangan yang nyaman dan tenang.
L CO
O
K
K

F F

K
K

O
F
K

Petunjuk :Klien duduk melingkar bersama perawat.


Keterangan:
K : klien
F : fasilitator
L : leader
CO : coordinator leader
O : observer

J. Metode:
a) Dinamika kelompok.
b) Bermain peran dan stimulasi.
c) Media yang digunakan : Boneka / Sound sistem, kertas dan alat tulis

K. Antisipasi Masalah
1. Penanganan klien yang tidak efektif saat TAK, fasilitator memastikan agar
klien berperan aktif dalam TAK.
2. Penanganan untuk klien yang meninggalkan permainan tanpa pamit:
a. Ingatkan klien akan aturan permainan bahwa barang siapa yang akan
meninggalkan ruang TAK harus pamit terlebih dahulu pada perawat.
b. Jika klien tetap saja pergi jangan paksakan klien untuk mengikuti TAK
tapi setelah TAK selesai temui klien dan tanyakan mengapa tadi ia
meninggalkan TAK.
L. ProsesEvaluasi
 Waktu
 Kehadiran
 Topik diskusi
 Isu, ide dan pendapat anggota
 Strategi leader
 Rencana strategi berikutnya
 Prediksi respon anggota pertemuan berikutnya
M. Proses Pelaksanaan
SP 1
1. Persiapan
a.Memilih klien sesuai dengan indikasi, yaitu isolasi sosial : menarik diri
b.Membuat kontrak dengan klien
c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan
2. Orientasi
a.SalamTerapeutik
1. Mengucapkan salam

3. Perkenalan di mulai oleh leader dilanjutkan oleh fasilitator, dan


observer.
4. Perkenalan oleh masing-masing klien dengan menyebutkan nama,
asal ruangan perawatan
b. Penjelasan Tujuan dan Aturan Main.

1. Penjelasan aturan main dan tujuan terapi oleh leader


Sebelum memulai permainannya, saya menjelaskan tujuan dari
permainan ini yaitu:
1. Klien mampu mengucapkan salam
2. Klien mampu menyebutkan nama lengkap
3. Klien mampu menyebutkan nama panggilan
4. Klien mampu menyebutkan asal
5. Klien mampu menyebutkan hoby
6. Klien mampu mengungkapkan perasaannya saat ini
7. Klien mampu mengungkapkan harapannya
Aturan mainnya yaitu teman-teman disini diharapkan mengikuti
kegiatan TAK dari awal sampai akhir, jika ada teman-teman yang
ingin meninggalkan permainan TAK ini atau kekamar mandi,
teman-teman harus minta izin dengan Leader.
2. Cara permainannya, pertama saat musik dihidupkan bruder/suster
akan memberikan boneka, dan berputar searah jarum jam, lalu musik
berhenti dan boneka pun berhenti pada salah satu teman-teman. lalu
teman yang memegang boneka berdiri dan memberikan salam,
menyebutkan nama
3. Bagi anggota kelompok yang telah memperkenalkan diri maka di
berikan identitas berupa tulisan nama pasien.
2. Fase Kerja
Langkah-langkah kegiatan.
a. Jelaskan kegiatan yaitu pada saat musik dihidupkan boneka diedarkan
sesuai arah jalur jam. Dan pada saat musik dimatikan, maka anggota
kelompok yang memegang boneka mengucapkan salam,menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan.

b. Hidupkan musik kembali dan edarkan boneka searah jarum jam.


c. Pada saat musik dihentikan, anggota kelompok yang memegang
boneka meyebutkan nama lengkap, nama panggilan, hoby dan asal
serta mengungkapkan perasaan dan harapannya saat ini dimulai dari
terapis sebagai contoh.
d. Leader memberikan pujian “ bagus bapak/ibu telah dapat menyebutkan
nama lengkap, nama panggilan, hoby dan asal serta mengungkapkan
perasaan dan harapannya saat ini.
e. Tulis nama panggilan pada kertas atau papan nama dan tempelkan di
peserta.
f. Ulangi sampai semua anggota kelompok mendapat giliran.
g. Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan.
3. FaseTeminasi
a. Evaluasi respon subjektif klien
b. Bagaimana perasaan bapak-bapak dan ibu-ibu setelah kita bermain
TAK selama 60 menit?
c. Leader dan co leader berpamitan untuk mengakhiri kegiatan TAK

N. Evaluasi dan Dokumentasi

N NAMA MAMPU MAMPU MAMPU MAMPU MAMPU MAMPU MAMPU


MENYE MENYEBUT MENYEBUT MENYEBUT MENGUNG MENGUN
O PASIEN MENGUCAP
BUTKAN KAN NAMA KAN ASAL KAN HOBY KAPKAN GKAPKAN
KAPKAN NAMA PANGGI PERASAAN HARAPAN
LENGKAP LAN SAAT INI SAAT INI
SALAM

Anda mungkin juga menyukai