Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ISOLASI SOSIAL

KEPERAWATAN JIWA

DISUSUN OLEH

MUHAMAD ARDIANSYAH

NIM : 1035222011

PROGRAM PROFESI NERS

UNIVERSITAS MH THAMRIN

JAKARTA TAHUN 2023


LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL

1. Pengertian

Isolasi sosial adalah suatu keadaan seseorang mengalami penurunan untuk melakukan
interaksi dengan orang lain, karena pasien merasa ditolak, tidak diterima, kesepian,
serta tidak mampu membina hubungan yang berarti dengan orang lain atau orang
disekitarnya (Kemenkes, 2019).

Isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain
dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi dirinya. Isolasi sosial
adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan fungsi pikiran dan
perilaku atau bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain
disekitarnya isolasi sosial sebagai suatu pengalaman menyendiri dari seseorang
dan perasaan segan terhadap orang lain sebagaisesuatu yang negatif atau keadaan
yang mengancam. (Pardede, Hamid & Putri, 2020).

2. Tanda dan Gejala


Isolasi sosial meliputi : Kurangspontan, Apatis (acuh tak acuh terhadap lingkungan),
Ekspresi wajah kurang berseri (ekspresisedih). Afek tumpul, Tidak merawat dan
memperhatikan kebersihan diri, Tidak ada atau kurang terhadap komunikasi verbal,
Menolak berhubungan dengan orang lain, Mengisolasi diri (menyendiri), Kurang sadar
dengan lingkungan sekitarnya, Asupan makan dan minuman terganggu, Aktivitas
menurun dan Rendah diri. (Damanik,Pardede& Manalu. 2020).

3. Rentang Respon
Dalam membina hubungan social, individu berada dalam rentang respon yang
adaptif sampai dengan maladaptive.

Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma social dan
kebudayaan yang secara umum berlaku.
Respon maladaptive merupakan respon yang dilakukan individu dalam
menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma social dan budaya
setempat. Respon social yang maladaptive yang sering terjadi dalam kehidupan
sehari hari adalah menarik diri, tergantung (dependen), manipulasi, curiga,
gangguan komunikasi dan kesepian (Muthith, 2015)

Respon adaptif Respon maladaptive

Menyadari kesepian manipulasi


Otonomi menarik diri inpulsif
Kebersamaan ketergantungan narsisisme
Saling ketergantungan

Keterangan :

a. Menyendiri adalah respons yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa


yang telah terjadi di lingkungan sosialnya.
b. Otonomi merupakan kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan
ide, pikiran, perasaan dalam hubungan sosial.
c. Kebersamaan merupakan kemampuan individu untuk saling pengertian,
saling memberi,dan menerima dalam hubungan interpersonal.
d. Saling ketergantungan merupakan suatu hubungan saling ketergantungan
saling tergantung antarindividu dengan orang lain dalam membina hubungan
interpersonal
e. Manipulasi merupakan gangguan sosial dimana individu memperlakukan
orang lainsebagai objek, hubungan terpusat pada masalah mengendalikan orang
laindan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri. Tingkah
lakumengontrol digunakan sebagai pertahanan terhadap kegagalan ataufrustasi
dan dapat menjadi alat untuk berkuasa pada orang lain
f. Impulsif merupakan respon sosial yang ditandai dengan individu sebagai
subyekyang tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampumerencanakan
tidak mampu untuk belajar dari pengalaman dan miskinpenilaian.
g. Narsisme Respon sosial ditandai dengan individu memiliki tingkah
lakuogosentris,harga diri yang rapuh, terus menerus berusaha
mendapatkanpenghargaan dan mudah marah jika tidak mendapat dukungan dari
oranglain.
h. Isolasi sosial adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
i. Menarik diri merupakan seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina
hubungan secara terbuka dengan orang lain.
j. Ketergantungan merupakan seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri
sehingga tergantung dengan orang lain

4. Etiologi
a. Predisposisi adalah faktor presipitasi yang menjadi penyebab antara lain adanya
stressor sosial budaya serta stressor psikologis yang dapat menyebabkan klien
mengalami kecemasan(Arisandy, 2017).
- Aspek Biologis
ebagian besar faktor predisposisi pada klien yang diberikan terapi latihan
ketrampilan sosial adalah adanya riwayat genetik yaitu sebanyak 66,7%.
Faktor genetik memiliki peran terjadinya gangguan jiwa pada klien yang
menderita skizofreniab.
- Aspek Psikologissebagian besar akibat adanya riwayat
kegagalan/kehilangan (77,8%). Pengalaman kehilangan dan kegagalan akan
mempengaruhi respon individu dalam mengatasi stresornyac.
- Aspek sosial budaya dimana pada klien kelolaan didapatkan aspek sosial
budaya sebagian besar adalah pendidikan menengah dan sosial ekonomi
rendah masingmasing

b. Presipitasi Merupakan factor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami isolasi


sosial: menarik diri adalah adanya tahap pertumbuhan dan perkembangan yang
belum dapat dilalui dengan baik, adanya gangguan komunikasi didalam
keluarga, selain itu juga adanya norma-norma yang salah yang dianut dalam
keluarga serta faktor biologis berupa gen yang diturunkan dari keluarga
yang menyebabkan klien menderita gangguan jiwa (Arisandy,2017).
1. Penatalaksanaan
pasien dengan isolasi sosialmenurut Sukaesti (2019), adalah:
a. Terapi farmakologi
b. Electri Convulsive Therapi Electri Convulsive Therapi (ECT) atau yang dikenal
dengan electroshock adalah suatu terapi psikiatri yang menggunakan energy shock
listrik dalam usaha pengobatannya. Biasanya ECT ditujukan untuk terapi pasien
gangguan jiwa yang tidak berespon kepada obat psikiatri pada dosis terapinya.
c. Terapi Kelompok Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang
dilakukan sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama
lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang terapis atau petugas
kesehatan jiwa. Terapi ini bertujuan memberi stimulus bagi pasiendengan
gangguan interpersonal.
d. Terapi lingkungan manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungansehingga aspek
lingkungan harus mendapatkan perhatian khusus dalam kaitanya untuk menjaga
dan memelihara kesehatan manusia. Lingkungan berkaitan erat dengan stimulus
psikologi seseorang

2. Konsep Asuhan Keperawatan


a. Pengkajian Keperawatan Pengkajian adalah tahap awal dari proses asuhan
keperawatan, secara sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
data untuk mengevaluasi dan mengindentifikasi status kesehatan klien sehingga
ditemukan perumusan kebutuhan atau masalah klien(Anita, 2020)
b. Diagnosa Keperawatan
Menurut Damaiyanti (2012) adapun diagnosa keperawatan pasien yang muncul pada
pasien skizofrenia adalah:
1. Isolasi sosial menarik diri
2. Risiko gangguan persepsi sensori halusinasi
3.Gangguan konsep diri harga diri rendah
c. Intervensi keperawatan
Pasien dengan Harga diri rendah dapat dilakukan dengan pemberian teknik
mengontrol perilaku kekerasan dengan pemberian SP I cara fisik yaitu relaksasi
tarik nafas dalam serta penyaluran energi, SP II dengan pemberian obat, SP III
verbal atau social, SP IV spiritual. Intervensi tersebut dilakukan kepada pasien
lalu pasien diberikan jadwal kegiatan sehari dalam upaya mengevaluasi
kemampuan pasien (Hasannah, 2019)

5. Pohon Masalah
Risiko gangguan persepsi sensori halusinasi

Isolasi sosial:
Menarik diri

Gangguan konsep diri: Harga diri rendah

Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan Rasional


Keperawatan

Isolasi Sosial Tujuan Umum: a Membina hubungan


saling percaya
Klien mampu
b Mengidentifikasi
mengatasi isolasi
penyebab isolasi
sosial.
sosial pasien.
Tujuan Khusus: c Merdiskusi dengan
a. Klien dapat pasien tentang

membina keuntungan

hubungan berinteraksi

saling dengan orang lain.

percaya d Merdiskusi dengan

b. Klien dapat pasien tentang

menyebutkan kerugian

penyebab berinteraksi

isolasi social dengan oranglain

c. Klien mampu e Mengajarkan pasien

menyebutkan cara berkenalan

keuntungan dengan satu orang


dan kerugian f Menganjurkan
mempunyai pasien
hubungan memasukkan
dengan orang kegiatan latihan
lain berbincang-
d. Klien dapat bincang dengan
melakukan orang lain dalam
hubungan kegiatan harian.
social secara
bertahap
e. Klien mampu
menjelaskan
perasaan
setelah
berhubungan
dengan orang
lain
f. Klien
mendapat
dukungan
keluarga
dalam
memperluas
hubungan
social
g. Klien dapat
memanfaatka
n obat
dengan baik

d. Penatalaksana Keperawatan
Tindakan keperawatan klien isolasi sosial yaitu dengan cara membantu klien
mengidentifikasi penyebab, manfaat mempunyai teman,kerugian tidak mempunyai
teman, latihan berkenalan dengan orang lain secara bertahap, Beberapa studi
telahdilakukan untuk mengatasi masalah isolasi sosial dengan memberikan
berbagai intervensi keperawatan( Fadly & Hargiana 2018)

e. Evaluasi
Pada tinjauan kasus evaluasi yang dihasilkan adalah : 1.Pasien sudah dapat
memahami keuntungan dan keruguan memiliki teman2.Pasien dapat berkenalan
dengan dua orang atau lebih3.Pasien dapat bercakap-cakap sambil melakukan
kegiatan harian 4.Pasien dapat berbicara social meminta sesuatu berbelanja dan
sebagainya.
STRATEGI PELAKSANAAN
ISOLASI SOSIAL

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1)


A. Kondisi Klien
DS :
- Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
- Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya.
- Klien merasa orang lain tidak selevel.
DO :
- Klien tampak menyendiri.
- Klien terlihat mengurung diri.
- Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.
B. Diagnosa Keperawatan: Isolasi sosial
C. Tujuan
a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.
b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.
c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang
lain.
d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.
e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.
f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.
g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
D. Tindakan Keperawatan
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain
e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan
orang lain dalam kegiatan harian.
i. Strategi Pelaksanaan
1. Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum..selamat pagi bu, perkenalkan nama saya Ardi . Saya
mahasiswa Universitas MH Thamrin, yang akan dinas di ruangan ini selama 1
minggu. Hari ini saya dinas siang dari jam 14:00 sampai jam 20:00 malam.
Saya akan merawat ibu selama di rumah sakit ini. Nama ibu siapa? Senangnya
ibu di panggil apa?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan Bu, hari ini? jadi Bu merasa bosan dan tidak
berguna.Apakah Ibu masih suka menyendiri ??
c. Kontrak
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan Bu
dan kemampuan yang Bu miliki? Apakah bersedia? Tujuananya Agar ibu
dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu dapat mengetahui
keuntungaberinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi
dengan orang lain
Waktu : Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 10 menit
saja ya?
Tempat : Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang
tamu?.
2. Kerja
Dengan siapa ibu tinggal serumah?
Siapa yang paling dekat dengan ibu?
apa yang menyebabkan ibu dekat dengan orang tersebut?
Siapa anggota keluarga dan teman ibu yang tidak dekat dengan ibu?
apa yang membuat ibu tidak dekat dengan orang lain? A
pa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan saat bersama keluarga?
Bagaimana dengan teman-teman yang lain?
Apakah ada pengalaman yang tidak menyenangkan ketika bergaul dengan orang
lain? Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau bercakap-cakap dengan
orang lain?
Menurut ibu apa keuntungan kita kalau mempunyai teman?
Wah benar, kita mempunyai teman untuk bercakap-bercakap.
Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa)
Nah kalau kerugian kita tidak mempunyai teman apa ibu? ya apa lagi? (sampai
menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya tidak punya teman ya.
Kalau begitu ingin ibu belajar berteman dengan orang lain?
Nah untuk memulainya sekrang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih
dahulu. Begini ibu, untuk berkenalan dengan orang lain dengan orang lain kita
sebutkan dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai.
Contohnya: nama saya Khairil Anwar, senang sipanggil Anwar.
Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak berkenalan. Contohnya
nama Bapak siapa ? senangnya dipanggil apa?
Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya saya belum kenal dengan ibu. coba ibu
berkenalan dengan saya.
Ya bagus sekali ibu!! coba sekali lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!!
Setelah berkenalan dengan ibu, orang tersebut diajak ngobrol tentang hal-hal yang
menyenangkan. Misalnya tentang keluarga, tentang hobi, pekerjaan dan
sebagainya,
Nah bagaimana kalau sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman ibu.
(dampingi pasien bercakap-cakap).
3. Terminasi :

a. Evaluasi subjektif dan objektif :


Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan? Nah sekarang coba
ulangi dan peragakan kembali cara berkenalan dengan orang lain!
b. RTL
Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap
dengan teman? Dua kali ya ibu? baiklah jam berapa ibu akan latihan? Ini ada
jadwal kegiatan, kita isi pasa jam 11:00 dan 15:00 kegiatan ibu adalah
bercakap-cakap dengan teman sekamar. Jika ibu melakukanya secara mandiri
makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh
keluarga atau teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu
tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.
c. Kontrak yang akan datang :
Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang
pengalaman ibu bercakap-cakap dengan teman-teman baru dan latihan
bercakap-cakap dengan topik tertentu. apakah ibu bersedia?
Waktu :
Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?
Tempat :
Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang
tamu?? Baiklah bu besok saya akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu.
saya permisi Assalamualaikum Wr,Wb.

Anda mungkin juga menyukai