Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUANKEPERAWATAN JIWA PADA GANGGUAN

KESEHATAN JIWA DENGAN ISOLASI SOSIAL

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar


Keperawatan Jiwa

Oleh :
DIONESIA PURWANI AJENG

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SANTO BORROMEUS
BANDUNG
2016

TINJAUAN TEORI
1
A. Pengertian
Isolasi sosial merupakan upaya klien untuk menghindari interaksi dengan
orang lain, menghindari hubungan dengan orang lainmaupun komunikasi dengan
orang lain (Keliat,1998).
Menarik diri adalah suatu usaha seseorang untuk menghindari interaksi dengan
lingkungan sosial atau orang lain, merasa kehilangan kedekatan dengan orang lain dan
tidak bisa berbagi pikiranya dan perasaanya (Rawlins,1993).
Menarik diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang menemukan kesulitan
dalam membina hubungan secara terbuka dengan orang lain. Isolasi sosial merupakan
keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap
menyatakan sikap negatif dan mengancam dirinya (Townsend, M.C, 1998 : 52).
Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat
adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku maladaptif dan
menggangufungsi seseorang dalam hubungan sosial (Depkes RI,2000).
Individu merasa kehilangan teman dan tidak mempunyai kesempatan untuk membagi
pikiran, perasaan dan pengalaman serta mengalami kesulitan berinteraksi secara
spontan dengan orang lain. Individu yang demikian berusaha untuk mengatasi
ansietas yang berhubungan dengan kesepian, rasa takut, kemarahan, malu, rasa
bersalah dan merasa tidak aman dengan berbagai respon. Respon yang terjadi dapat
berada dalam rentang adaptif sampai maladaptif (Stuart and Sudeen, 1998).

B. Rentang Respon Sosial

Rentang Respon Sosial

Respon Adaptif Respon Maladaptif


Menyendiri Menarik diri
Onotomi Merasa sendiri Ketergantungan
Bekerjasama Depedensi Manipulasi
Interdependen Curiga curiga

Gambar.1.1 Rentang respon social, (Stuart and Sundeen, 1998).

Menurut Stuart Sudden tentang respon klien ditinjau dari interaksinya dengan
lingkungan sosial merupakan suatu kontinum yang terbentang antara respons adaptif
dengan maladaptif sebagai berikut:

a. Respon adaptif
Respon yang masih dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan
secara umum serta masih dalam batas normal dalam menyelesaikan masalah

1. Solitut (Menyendiri)

2
Solitut atau menyendiri merupakan respon yang dibutuhkan seorang
untuk merenung apa yang telah dilakukan dilingkungan sosialanya dan
suatu cara untuk nmenentukan langkahnya.
2. Otonomi
Kemapuan individu untuk mentukan dan menyampaikan ide, pikiran,
perasaan dalam hubungan social.
3. Kebersamaan (Mutualisme)
Perilaku saling ketergantungan dalam membina hubungan
interpersonal.
4. Saling ketergantungan (Interdependent)
Suatu kondisi dalam hubungan interpersonal dimana hubungan
tersebut mampu untuk saling memberi dan menerima.

b. Respon maladaptif :
Respon yang diberikan individu yang menyimpang dari norma sosial, yang
termasuk respon maladaptif adalah:
1. Menarik diri
Kondisi dimana seseorang tidak dapat mempertahankan hubungan
dengan orang lain atau lingkunganya.
2. Ketergantungan (Dependent)
Suatu keadaan individu yang tidak menyendiri, tergantung pada orang
lain.
3. Manipulasi
Individu berinteraksi dengan pada diri sendiri atau pada tujuan bukan
berorientasi pada orang lain. Tidak dapat dekat dengan orang lain.
4. Impulsive (curiga)
Keadaan dimana individu tidak mampu merencanakan sesuatu.
Mempunyaipenilaian yang buruk dan tidak dapat diandalkan.

C. Etiologi
Penyebab dari menarik diri adalah harga diri rendah yaitu perasaan negative terhadap
diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan yang ditandai
dengan adanya perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial, merendahkan martabat, percaya diri kurang dan
juga dapat mencederai diri, (Carpenito,L.J, 1998).

1. Faktor predisposisi
Beberapa faktor yang menyebabkan isolasi sosial adalah:
a. Faktor perkembangan
Tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa bayi
sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseoarang sehingga mempunyai
masalah respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga
dapat mempengaruhi terjadinya menarik diri. Organisasi anggota keluarga
bekerja sama dengan tenaga profisional untuk mengembangkan gambaran

3
yang lebih tepat tentang hubungan antara kelainan jiwa dan stress keluarga.
Pendekatan kolaburatif sewajarnya dapat mengurangi masalah respon social
menarik diri.
b. Faktor Biologik
Faktor genetik dapat menunjang terhadap respon sosial
maladaptive.Genetik merupakan salah satu faktor pendukung gangguan
jiwa. Kelainanstruktur otak, seperti atropi, pembesaran ventrikel, penurunan
berat dan volume otak serta perubahan limbik diduga dapat menyebabkan
skizofrenia.
c. Faktor Sosiokultural
Isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap
orang lain, atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif,
seperti lansia, orang cacat dan berpenyakit kronik. Isolasi dapat terjadi
karena mengadopsi norma, perilaku, dan system nilai yang berbeda dari
yang dimiliki budaya mayoritas. Harapan yang tidak realitisterhadap
hubungan merupakan faktor lain yang berkaitan dengan gangguan ini,
(Stuart and sudden, 1998)
2. Faktor persipitasi
Ada beberapa faktor persipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik
diri. Faktor- faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stressor antara lain:
a. Stressor sosiokultural
Stressor sosial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam
membina hubungan dengan orang lain, misalnya menurunya stabilitasunit
keluarga, berpisah dari orang yang berarti dalam kehidupanya, misalnya
karena dirawat di rumah sakit.
b. Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan keterbatasan
kemampuan untuk mengatasinya. Tuntutan untuk berpisah dengan orang
terdekat atau kegagalan orang lain untuk memenuhi kebutuhanya hal ini
dapat menimbulkan ansietas tinggi bahkan dapat menimbulkan seseorang
mengalami gangguan hubungan (menarik diri), (Stuart & Sundeen, 1998)
c. Stressor intelektual
1) Kurangnya pemahaman diri dalam ketidak mampuan untuk berbagai
pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan
dengan orang lain.
2) Klien dengan “kegagalan” adalah orang yang kesepian dan
kesulitan dalam menghadapi hidup. Mereka juga akan sulit
berkomunikasi dengan orang lain.
3) Ketidakmampuan seseorang membangun kepercayaan dengan orang
lain akan persepsi yang menyimpang dan akan berakibat p ada
gangguan berhubungan dengan orang lain.

d. Stressor fisik

4
1) Kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan
seseorangmenarik diri dari orang lain
2) Penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang minder atau malu
sehingga mengakibatkan menarik diri dari orang lain(Rawlins,
Heacock,1993)

D. Tanda Dan Gejala


Gejala subjektif:
a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
b. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain
c. Respon verbal kurang dan sangat singkat
d. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
e. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
f. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
g. Klien merasa tidak berguna
h. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
i. Klien merasa ditolak

Gejala objektif

a. Klien banyak diam dan tidak mau bicara


b. Tidak mengikuti kegiatan
c. Banyak berdiam diri di kamar
d. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
e. Klien tampak sedih, ekspresi datar dan dangkal
f. Kontak mata kurang
g. Kurang spontan
h. Apatis (acuh terhadap lingkungan)
i. Ekspresi wajah kurang berseri
j. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
k. Mengisolasi diri
l. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
m. Masukkan makanan dan minuman terganggu
n. Retensi urine dan feses
o. Aktivitas menurun
p. Kurang energi (tenaga)
q. Rendah diri
r. Postur tubuh berubah, misalnya sikap fetus atau janin (khususnya pada posisi
tidur.)

E. Mekanisme Koping
5
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi kecemasan yang
merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan koping yang
sering digunakan adalah regresi, represi dan isolasi. Sedangkan contoh sumber
koping yang dapat digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam
keluarga dan teman, hubungan dengan hewan peliharaan, menggunakan kreativitas
untuk mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian, musik, atau tulisan,
(Stuart and sundeen,1998:349)

F. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial : menarik diri

(Keliat,B.A,2005:201)

G. Proses terjadinya masalah

Pattern of parenting Inefevtive coping Lack of Stressor internal


(pola asuh keluarga) (koping individu development task and external
tidak efektif) (gangguan tugas (stress internal dan
perkembangan) eksternal)
Misal: Misal: Misal: Misal:
Pada anak yang Saat individu Kegagalan Stress terjadi
kelahirannya tidak mengalami menjalin akibat ansietas
dikehendaki(unwated kegagalan hubungan intim yang
child) akibat kegagalan menyalahkan dengan sesama berkepanjangan
KB. Hamil di luar orang lain, jenis atau lawan dan terajadi
nikah, jenis kelamin ketidak jenis, tidak bersamaan dengan
yang tidak diinginkan, berdayaan, mampu mandiri keterbatasan
bentuk fisik tidak menyangkal dan kemampuan
menawan, tidak mampu menyelesaikan individu untuk
menyebabkan keluarga menghadapi tugas, bekerja, mengatasinya.
mengeluarkankomentar kenyataan dan bergaul, sekolah, Ansietas terjadi
-komentar menarik diri dari menyebabkan akibat berpisah
negatif,merendahkan, lingkungan, ketergantungan dengan orang
menyalahkan anak. terlalu tingginya pada orang tua, terdekat,
self ideal dan rendahnya hilangnya
tidak mampu ketahanan pekerjaan atau
menerima terhadap berbagai orang yang
realitas dengan kegagalan. dicintai.
rasa bersyukur.

Isolasi sosial

ASUHAN KEPERAWATAN

6
A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial dan spiritual.
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor
predisposisi, penilaian terhadap stresor, sumber koping dan kemampuan koping
yang dimiliki klien.
(Stuart and Sundeen, 1995)
Adapun data yang dapat dikumpulkan pada klien dengan Kerusakan Interaksi
Sosial pada kasus Isolasi Sosial adalah sebagai berikut:
a. Identitas Klien
Pada umumnya idetitas klien yang dikaji pada klien dengan masalah utama
Isolasi Sosial adalah biodata yang meliputi nama, umur (terjadi pada umur
atara 15 – 40 tahun), bisa terjadi pada semua jenis kelamin, status perkawinan,
tangggal pengkajian, alamat klien, agama, pendidikan serta pekerjaan dapat
menjadi faktor untuk terjadinya Isolasi Sosial.
b. Alasan masuk rumah sakit
Keluhan biasanya adalah kontak mata kurang, duduk sendiri lalu menunduk,
menjawab pertanyaan dengan singkat, menyediri (menghindar dari orang lain)
komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam diri dikamar, menolak interaksi
dengan orang lain, tidak melakukan kegiatan sehari – hari.
c. Faktor predisposisi
Pernah atau tidaknya mengalami gangguan jiwa, usaha pengobatan bagi klien
yang telah mengalami gangguan jiwa trauma psikis seperti penganiayaan,
penolakan, kekerasan dalam keluarga dan keturunan yang mengalami
gangguan jiwa serta pengalaman yang tidak menyenangkan bagi klien
sebelum mengalami gangguan jiwa, kehilangan, perpisahan, penolakan orang
tua, harapan orang tua yang tidak realistis, kegagalan / frustrasi berulang,
tekanan dari kelompok sebaya, perubahan struktur sosial.
Terjadi trauma yang tiba-tiba misalnya harus dioperasi , kecelakaan, dicerai
suami , putus sekolah, PHK, perasaan malu karena sesuatu yang terjadi
( korban perkosaan, di tuduh KKN, dipenjara tiba – tiba) perlakuan orang lain
yang tidak menghargai klien/ perasaan negatif terhadap diri sendiri yang
berlangsung lama.
d. Aspek fisik atau biologis
Hasil pengukuran tanda-tanda vital:
Tekanan Darah : Cenderung meningkat
Nadi : Cenderung meningkat
Pernapasan : Betambah cepat
TB dan BB : Menurun

Terjadi demikian karena, klien selalu merasa takut dan berprasangka buruk
pada orang-orang yang ada di sekitarnya.
e. Keluhan fisik
Biasanya mengalami gangguan pola makan dan tidur sehingga bisa terjadi penurunan
berat badan. Klien biasanya tidak menghiraukan kebersihan dirinya.

f. Konsep diri

7
Konsep diri merupakan satu kesatuan dari kepercayaan, pemahaman dan keyakinan
seseorang terhadap dirinya yang memperngaruhi hubungannya dengan orang lain.
Pada umumnya klien dengan Isolasi Sosial mengalami gangguan konsep diri.
1) Citra tubuh
Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak menerima
perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang akan terjadi. Menolak penjelasan
perubahan tubuh, persepsi negatif tentang tubuh.
2) Identitas diri
Ketidakpastian memandang diri, sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu
mengambil keputusan.
3) Peran
Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit, proses menua,
putus sekolah, PHK.
4) Ideal Diri
Mengungkapkan keputusasaan karena penyakitnya; mengungkapkan keinginan
yang terlalu tinggi.
5) Harga diri
Perasaan malu terhadap diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, gangguan
hubungan sosial, merendahkan martabat, mencederai diri, dan kurang percaya
diri. Klien mempunyai gangguan / hambatan dalam melakukan hubungan social
dengan orang lain terdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikuti dalam
masyarakat.
6) Hubungan social
Hubungan sosial merupakan kebutuhan bagi setiap manusia, karena manusia
tidak mampu hidup secara normal tanpa bantuan orang lain. Pada umumnya
klien  dengan Isolasi Sosial mengalami gangguan seperti tidak merasa memiliki
teman dekat, tidak pernah melakukan kegiatan kelompok atau masyarakat dan
mengalami hambatan dalam pergaulan.
7) Status Mental
a) Penampilan
Pada klien dengan Isolasi Sosial berpenampilan tidak rapi, rambut acak-
acakan, kulit kotor, gigi kuning, tetapi penggunaan pakaian sesuai dengan
keadaan serta klien tidak mengetahui kapan dan dimana harus mandi.
b) Pembicaraan
Pembicaraan klien dengan Isolasi Sosial pada umumnya tidak mampu
memulai pembicaraan, bila berbicara topik yang dibicarakan tidak jelas atau
kadang menolak diajak bicara.
c) Aktifitas motorik
Klien tampak lesu, tidak bergairah dalam beraktifitas, kadang gelisah dan
mondar-mandir.
d) Alam perasaan
Alam perasaan pada klien dengan Isolasi social biasanya tampak putus asa
dimanifestasikan dengan sering melamun.
e) Interaksi selama wawancara
Klien menunjukkan kurang kontak mata dan kadang-kadang menolak untuk
bicara dengan orang lain.
f) Persepsi
Klien dengan Isolasi social pada umumnya mengalami gangguan persepsi
terutama halusinasi pendengaran, klien biasanya mendengar suara-suara yang
megancam, sehingga klien cenderung sering menyendiri dan melamun.
g) Isi pikiran
Klien dengan Isolasi sosial pada umumnya mengalami gangguan isi pikir :
waham terutama waham curiga.

h) Kesadaran

8
Klien dengan Isolasi social tidak mengalami gangguan kesadaran.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi sosial berhubungan dengan menarik diri
(Kelliat,2005)

C. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Perencanaan Rasional


Keperawatan Tujuan Kriteria Hasil Intervensi
1 Isolasi sosial Pasien Setelah … SP 1
mampu : pertemuan (Tgl……………..) 1. Mengetahui
1. pasien dapat : 1. Identifikasi penyebab penyebab isolasi
Menyadari 1. Membina a. Siapa yang satu soaial dan
penyebab hubungan rumah dengan pasien memudahkan dalam
isolasi saling percaya b. Siapa yang dekat intervensi
sosial 2. Menyadari dengan pasien? Apa selanjutnya.
2. penyebab penyebabnya?
Berinteraksi isolasi sosial, c. Siapa yang tidak
dengan keuntungan dekat dengan pasien
orang lain dan kerugian apa sebabnya?
berinteraksi d. Tanyakan
dengan orang keuntungan dan
lain kerugian berinteraksi
3. Melakukan dengan orang lain
interaksi e. Tanyakan pendapat
dengan orang pasien tentang
lain secara kebiasaan berinteraksi
bertahap dengan orang lain
f. Tanyakan apa yang
menyebabkan pasien
tidak ingin berinteraksi
dengan orang lain

2. Identifikasi presepsi 2. Apersepsi dengan


mengenai interaksi. pasien dan
a. Diskusikan menambah
keuntungan bila pasien pengetahuan pasien
memiliki banyak teman tentang keuntungan
dan bergaul akrab dan kerugian tidak
dengan mereka berinteraksi

b. Diskusikan kerugian
bila pasien hanya
mengurung diri dan
tidak bergaul dengan
orang lain

3. Ajarkan Pola 3. Menambah


Interaksi pengetahuan dan
a. Jelaskan pengaruh keterampilan pasien
isolasi sosial terhadap dalam berkenalan
kesehatan fisik pasien dengan orang lain.

9
b. Latih berkenalan
c. Jelaskan kepada
pasien cara berinteraksi
dengan orang lain
d. Berikan contoh cara
berinteraksi dengan
orang lain
e. Beri kesempatan
pasien mempraktekan
cara berinteraksi
dengan orang lain yang
dilakukan dihadapan
perawat
f. Mulailah bantu
pasien berinteraksi
dengan satu orang
teman / anggota
keluarga
g. Bila pasien sudah
menunjukan kemajuan
tingkatkan jumlah
interaksi dengan 2, 3, 4
orang dan seterusnya
h. Beri pujian untuk
setiap kemajuan
interaksi yang telah
dilakukan oleh pasien
i. Siap mendengarkan
ekspresi perasaan
pasien setelah
berinteraksi dengan
orang lain, mungkin
pasien akan
mengungkapkan
keberhasilan atau
kegagalannya, beri
dorongan terus menerus
agar pasien tetap
semangat
mengingatkan
interaksinya
j. Masukan dalam
jadwal kegiatan pasien

SP 2 (Tgl … )
1. Evaluasi kegiatan 1. Mengetahui
yang lalu (SP 1) perkembangan pasien
dan data dasar untuk
intervensi selanjutnya
2. Latih berhubungan 2. Menumbuhkan
sosial secara intensif keterbiasaan dan
motivasi untuk
berinteraksi
3. Masukkan dalam

10
jadwal kegiatan pasien 3. Mendisiplinkan
dan melaitih pasien
untuk terus
berkenalan
SP 3 ( Tgl … )
1. Evaluasi kegiatan 1. Mengetahui
yang lalu (SP 1 & 2) perkembangan pasien
dan data dasar untuk
intervensi selanjutnya

2. Latih cara 2. Menumbuhkan


berkenalan dengan dua keterbiasaan dan
orang atau lebih motivasi untuk
berinteraksi dengan
orang yang lebih
banyak

3. Masukkan dalam 3. Memotivasi pasien


jadwal kegiatan untuk

SP. 1 (Tgl……. ) ·Diharapka keluarga


1. Identifikasi masalah dapat merawat klien
yang ada dihadaopan dengan benar dan
keluarga dalam baik.
Keluarga Setelah … merawat klien.
mampu: pertemuan 2. Penjelasan tentang ·Diharapkan keluarga
Merawat keluarga masalah yang ada pada dapat mengerti
klien isolasi mampu klien (isolasi Sosial). dampak, penyebab,
menjelaskan 3. Cara perawatan klien dan tanda gejalanya
sosial
tentang: dengan isolasi sosial.
1. Masalah 4. Latih (simulasi)
isolasi sosial 5. RTL keluarga/jadwal
dan keluarga untuk
dampaknya merawat klien.
pada pasien
2. Penyebab
isolasi sosial
3. Sikap
keluarga untuk
membantu
pasien
mengatasi
isolasi
sosialnya
4. Pengobatan
yang
berkelanjutan
dan untuk
mencegah
putus obat
5. Tempat
rujukan dan
fasilitas
kesehatan SP.2 (Tgl…..)
Diharapkan keluarga

11
yang tersedia 1. Evaluasi dapat melakukannya
bagi pasien kegiatan dengan benar
sebelumnya
(Sp 1).

2. Latih keluarga/klien
dihadapan keluarga dan
klien
3. RTI keluarga/klien
untuk merawat klien.

SP.3 (Tgl…..)
1. Evaluasi kegiatan
Diharapkan keluarga
sebelumnya (Sp 1 dan
dapat melakukannya
2).
dengan benar
2. Latih keluarga/klien
dihadapan keluarga
dank lien
3. RTI keluarga/klien
untuk merawat klien.

SP.4 (Tgl…..)
1. Evaluasi kemampuan Mengetahui tingakat
keluarga keberhasilan
2. Evaluasi kemampuan implementasi
pasien
3. Rencana tindak
lanjut keluarga
4. Follow up
5. Rujukan

12
DAFTAR PUSTAKA

Dalami, Ermawati.2009.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Jiwacet 1. Jakarta : CV

Trans Media

Iyus, Yosep. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta :

Keliat, budi Anna dan Akemat. 2006.Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:

EGC.

Kusuma, Farina. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : Salemba Medika

13

Anda mungkin juga menyukai