Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak
Disusun oleh :
P1337420116070
2A2
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas anugerah dan
rahmatnya sehingga makalah konsep asuhan keperawatan ini dapat terselesaikan
dengan baik. Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Anak dengan Dosen Pengampu Ibu Budiyati, S.Kp., M.Kep., Ns.,
SP.Kep.An.
Atas bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini
dapat terselesaikan. Karena itu, sudah sepantasnya saya mengucapkan
terimakasih.
Saya sadar bahwa sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses
belajar masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu,
saya sangat menghargai apabila terdapat kritik dan saran yang bersifat positif,
guna membangun penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Definisi ....................................................................................................... 3
B. Klasifikasi ................................................................................................... 4
C. Etiologi........................................................................................................ 5
D. Patofisiologi................................................................................................ 6
E. Manifestasi klinis........................................................................................ 6
F. Pemeriksaan Penunjang.............................................................................. 7
G. Penatalaksanaan...........................................................................................7
H. Konsep Asuhan Keperawatan……...…………………….……........….8-11
A. Kesimpulan ............................................................................................12
B. Saran ......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sepsis neonatorum?
2. Apa saja klasifikasi dari sepsis neonatorum?
3. Apa saja etiologi dari sepsis neonatorum?
4. Bagaimana Patofisiologi dari sepsis neonatorum?
5. Bagaimana manifestasi klinis pada penderita sepsis neonatorum?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang pada penderita sepsis neonatorum?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada penderita sepsis neonatorum?
8. Bagaimanakah konsep asuhan keperawatan yang tepat pada pasien
denagan sepsis neonatorum?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk melengkapi tugas mata kuliah Asuhan Keperawatan Anak pada
semester III, serta diharapkan mhasiswa mampu memahami dan mengerti
tentang Sepsis Neonatorum.
2. Tujuan Khusus
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
B. Klasifikasi
6
2. Sepsis Lanjutan / Sepsis nosokomial atau Sepsis Awitan Lambat
(SAL)
Merupakan infeksi setelah lahir (lebih dari 72 jam) yang diperoleh dari
lingkungan sekitar, rumah sakit atau pelayanan kesehatan lain (infeksi
nosokomial).
Karakteristik : didapat dari bentuk langsung atau tidak langsung
dengan organisme yang ditemukan dari lingkungan tempat peraatan
bayi, sering mengalami komplikasi.
C. Etiologi
1. Perdarahan
2. Demam yang terjadi pada Ibu
3. Infeksi pada uterus atau plasenta
4. Ketuban pecah dini (sebelum usia kehamilan 37 minggu)
5. Ketuban pecah terlalu cepat saat melahirkan ( 18 jam atau lebih sebelum
melahirkan)
6. Proses kelahiran yang lama dan sulit
7
PATHWAY terjadinya Sepsis Neonatorum
8
D. Patofisiologi
2. Setelah lahir
Kontaminasi kuman dapat terjadi dari lingkungan bayi, oleh karena
antara lain hal-hal berikut ini:
a. Infeksi silang
b. Alat-alat yang digunakan bayi kurang bersih/steril
c. Prosedur invasive seperti kateterisasi umbilikus
d. Kurang memperhatikan tindakan aseptik
e. Rawat inap terlalu lama
f. Bayi yang diraat terlalu banyak/padat
E. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala sepsis neonatorum, antara lain:
1. Gangguan nafas, yaitu kecepatan pernafasan > 60x/menit
2. Serangan Apnea
3. Cuping hidung kembang kempis
4. Retraksi dada yang dalam
5. Ubun-ubun besar menonjol
9
6. Kejang
7. Merintih
8. Hipertermia ( suhu >37,7°C) atau Hipotermia ( suhu <35,5°C)
9. Letargi/tidak sadar
10. Tidak mau menyusu
11. Tidak dapat minum
12. Aktivitas menurun
13. Kemerahan sekitar umbilikus
14. Keluar nanah dari telinga
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan kuman dengan kultur darah dan pewarnaan Gram
2. Pemeriksaan hematologi
a. Trombosit <100.000/µL
b. Leukosit dapat meningkat maupun menurun
c. Pemeriksaan kadar D-Dimer
3. Pemeriksaan C-Reactive protein (CRP)
Merupakan pemeriksaan protein yang disintesis di hepatosit dan
muncul pada fase akut bila terdapat kerusakan jaringan
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada sepsis neonatorum adalah dengan mengeliminasi
kuman penyebab, yaitu dengan:
1. Pemberian antibiotika
2. Terapi suportif, misalnya dengan pemverian immune globuline, pemberian
transfusi dan komponen darah, transfusi tukar, dukungan nutrisi dan lain-
lain.
10
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA NEONATUS
A. Pengkajian
1) Biodata / identitas
Nama : Diisi sesuai nama pasien
Umur : Biasanya menyerang pada usia neonatal 0 hari – 28 hari . Infeksi
nosocomial/ HAIs pada bayi berat badan lahir sangat rendah
(<1500gr) rentan sekali menderita sepsis neonatal.
Jenis Kelamin :
Alamat : tempat tinggal keluarga padat dan tidak bersih serta higienis.
Nomor Telepon :
Nomor Register :
Tanggal MRS :
2) Riwayat Kesehatan
Riwayat penyakit sekarang
Riwayat Kesehatan dahulu
Riwayat Kesehatan keluarga
3) Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum
Suhu :
Pernafasan :
Nadi :
Keaktifan gerak :
11
Keadaan umum
Kesadaran :
Bangun tubuh :
Postur tubuh :
Cara berjalan :
Gerak motoric :
Keadaan kulit :
B. Diagnosa Keperawatan
Kriteria hasil:
12
Intervensi dan Rasional:
INTERVENSI RASIONAL
Posisi semi fowler dapat
1. Posisikan pasien semi fowler
memaksimalkan ventilasi
Suara napas tambahan dapat menjadi
2.. Auskultasi suara napas, catat adanya
sebagai tanda jalan napas yang tidak
suara napas tambahan
adekuat
Pada sepsis terjadinya gangguan
respirasi dan status O2 sering
3. Monitor respirasi dan status O2,TTV
ditemukan yang menyebabkan TTV
tidak dalam rentan normal
4. Berikan pelembab udara kasa basah Nacl Mengurangi jumlah lokasi yang dapat
lembab menjadi tempat masuk organisme
Untuk mengeluarkan sekret pada
5. Ajarkan batuk efektif,suction,pustural
saluran napas untuk menciptakan
drainage
jalan napas yang paten
Kriteria hasil:
INTERVENSI RASIONAL
Isolasi/pembatasan pengunjung
1. Berikan isolasi atau pantau pengunjung dibutuhkan untuk melindungi pasien
sesuai indikasi imunosupresi dan mengurangi risiki
kemungkinan infeksi
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas walaupun Menugrangi kontaminasi silang
menggunakan sarung tangan steril
3. Dorong sering menggati posisi, napas Bersihan paru yang baik mencegah
dalam/batuk pneumonia
4. Batasi penggunaan alat/prosedur Mengurangi jumlah lokasi yang dapat
invasif jika memungkinkan menjadi tempat masuk organisme
5. Lakukan inspeksi terhadap luka/ sisi Mencatat tanda-tanda inflamasi atau
alat invasif setiap hari infeksi lokal, perubahan pada karakter
13
drainase luka atau sputum dan urine.
Mencegah infeksi yang berkelanjutan
6. Gunakan teknik steril setiap waktu
Mencegah masuknya bakteri,
pada saat penggantian balutan ataupun
mengurangi risiko infeksi nasokomial
suction atau pemberian perawatan
Demam (38,5oC – 40 oC) disebabkan
oleh efek-efek dari endotoksin pada
hipotalamus dan endorfin yang
7. Pantau kecenderungan suhu, jika
melepaskan pirogen. Hipotermia (<36
demam berikan kompres hangat. o
C) adalah tanda-tanda genting yang
menunjukkan status syok atau
penurunan perfusi jaringan
Menggigil seringkali mendahului
8. Amati adanya menggigil dan
memuncaknya suhu pada adanya
diaphoresis
infeksi
Dapat menunjukkan ketidaktepatan
9. Memantau tanda-tanda penyimpangan
atau ketiakadekuatan terapi antibiotik
kondisi atau kegagalan untuk membaik
atau perumbuhan berlebih ari
selama masa terapi
organisme resisten
10. Inspeksi rongga mulut terhadap plak Depresi sistem imun dan penggunaan
putih atau sariawan, selidiki juga adanya dari antibiotik dapat meningkatkan
rasa gatal atau peradangan vaginal/perineal risiko infeksi sekunder.
11. Kolaborasi dalam pemberian obat Terapi pengobatan sangat membantu
antibiotik. Perhatikan dampak pemberian penyembuan dalam masa terapi
obat perawatan
Kriteria hasil:
– Nadi dan frekwensi napas dalam batas normal (Nadi neonatus normal 100-
180 x/menit, frekwensi napas neonatus normal 30-60x/menit)
INTERVENSI RASIONAL
1. Monitoring tanda-tanda vital setiap Perubahan tanda-tanda vital yang
14
dua jam dan pantau warna kulit signifikan akan mempengaruhi proses
regulasi ataupun metabolisme dalam
tubuh.
Hipertermi sangat potensial untuk
menyebabkan kejang yang akan semakin
memperburuk kondisi pasien serta dapat
2. Observasi adanya kejang dan menyebabkan pasien kehilangan banyak
dehidrasi cairan secara evaporasi yang tidak
diketahui jumlahnya dan dapat
menyebabkan pasien masuk ke dalam
kondisi dehidrasi.
Kompres pada aksila, leher dan lipatan
paha terdapat pembuluh-pembuluh dasar
3. Berikan kompres denga air hangat
besar yang akan membantu menurunkan
pada aksila, leher dan lipatan paha,
demam. Penggunaan alcohol tidak
hindari penggunaan alcohol untuk
dilakukan karena akan menyebabkan
kompres.
penurunan dan peningkatan panas secara
drastis.
Kolaborasi:
Pemberian antipiretik juga diperlukan
4. Berikan antipiretik sesuai kebutuhan untuk menurunkan panas dengan segera.
jika panas tidak turun.
Kriteria hasil:
– Suhu tubuh berada dalam batas normal (Suhu normal 36,5o-37o C)
– Nadi dan frekwensi napas dalam batas normal (Nadi neonatus normal 100-
180 x/menit, frekwensi napas neonatus normal 30-60x/menit)
INTERVENSI RASIONAL
Perubahan tanda-tanda vital yang
1. Monitoring tanda-tanda vital setiap signifikan akan mempengaruhi proses
dua jam dan pantau warna kulit regulasi ataupun metabolisme dalam
tubuh.
2. Observasi adanya hipertermi, kejang Hipertermi sangat potensial untuk
15
dan dehidrasi. menyebabkan kejang yang akan
semakin memperburuk kondisi pasien
serta dapat menyebabkan pasien
kehilangan banyak cairan secara
evaporasi yang tidak diketahui
jumlahnya dan dapat menyebabkan
pasien masuk ke dalam kondisi
dehidrasi.
Kompres air hangat lebih cocok
digunakan pada anak dibawah usia 1
tahun, untuk menjaga tubuh agar tidak
3. Berikan kompres hangat jika terjadi
terjadi hipotermi secara tiba-tiba.
hipertermi, dan pertimbangkan untuk
Hipertermi yang terlalu lama tidak baik
langkah kolaborasi dengan memberikan
untuk tubuh bayi oleh karena itu
antipiretik.
pemberian antipiretik diperlukan untuk
segera menurunkan panas, misal dengan
asetaminofen.
4. Berikan ASI/PASI sesuai jadwal Pemberian ASI/PASI sesuai jadwal
dengan jumlah pemberian yang telah diperlukan untuk mencegah bayi dari
ditentukan kondisi lapar dan haus yang berlebih.
D. Implementasi
Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat
mandiri dan kolaboratif. Selama melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan
dimonitor kemajuan kesehatan klien ( Santosa. NI, 1989;162 )
E. Evaluasi
Tahap evaluasi dalam proses keperawatan menyangkut pengumpulan data
subyektif dan obyektif yang akan menunjukkan apakah tujuan pelayanan
keperawatan sudah dicapai atau belum. Bila perlu langkah evaluasi ini
merupakan langkah awal dari identifikasi dan analisa masalah selanjutnya (
Santosa.NI, 1989;162).
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik dan terencana tentang kesehatan
pasien dengan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan . Dalam evaluasi
tujuan tersebut terdapat tiga alternatif, yaitu :
a. Tujuan tercapai : pasien menunjukkan perubahan sesuai dengan standar
yang telah ditetapkan.
16
b. Tujuan tercapai sebagian : pasien menunjukkan perubahan sebagian sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
c. Tujuan tidak tercapai : pasien tidak menunjukkan perubahan dan kemajuan
sama sekali
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sepsis Neonatorum atau Septicemia neonatorum merupakan keadaan
dimana terdapat infeksi oleh bakteri dalam darah di seluruh tubuh (Nurhayati,
Maryunani, 2009).
B. Saran
a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
b. Meningkatkan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
c. Meningkatkan pofesionalitas kerja perawat.
18
DAFTAR PUSTAKA
http://hilal-setyawan.blogspot.co.id/2012/06/askep-sepsis-neonatorum.html
http://imamfadhurrohman3.blogspot.co.id/2016/04/sepsis_24.html
http://jatiarsoeko.blogspot.com/2012/01/makalah-askep-sepsis-neonatus.html
https://indahverawati.wordpress.com/2015/04/23/asuhan-keperawatan-sepsis-
neonatum/
19