Anda di halaman 1dari 8

KEPERAWATAN JIWA 2

ANAK YANG MENGALAMI PERILAKU KEKERASAN

Kelompok 3:

Defitri Sariningtyas 11151013

Dewi Anggraeni 11151014

Dewi Nawang Wulan Dari 11151015

Eka Septianti 11151016

Ela Rosiana Chamami 11151017

Fajar Ramadan 11151018

Kelas: S1 Keperawatan Reguler 8A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PERTAMEDIKA

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2018
PROFIL LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK KLAS I TANGERANG

A. Sejarah

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Klas I Tangerang yang dulunya bernama


Lapas Anak Pria Tangerang dibangun Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1925
diatas tanah seluas ares 12.150m2, dengan kapasitas 220 anak. Secara historis sejak
tahun 1934 pengelolaan diserahkan kepada Pro Juventute untuk mengasingkan anak
keturunanBelanda yang berbuat nakal. Tahun 1945 berubah menjadi Markas Resimen
IV Tangerang, Tahun 1957 sampai dengan 1961 dikelola oleh Jawatan Kepnejaraan
dan namanya dirubah menjadi pendidikan negara dan kemudian pada tahun 1964
diserahkan kepada Direktorat Jenderal Pemasyarakatan anak Pria Tangerang.
Berdasarkan UU No 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak akan
diubah kembali menjadi Lembaga Pembinaan Khusus Anak ( LPKA ).

B. Pengertian Anak

Setiap manusia yang berusia dibawah 18 tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan. ( UU No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak ).

Anak yang telah berumur 12 tahun tetapi belum berumur 18 tahun yang diduga
melakukan tindak pidana ( undang undang No.11 Tahun 2012 tenang Sistem
Peradilan Pidana Anak ).

C. Data dan Fakta


Petugas Lapas Anak Pria Tangerang berjumlah 96 orang. Terdiri dari 30
petugas regu jaga, 66 staff yang diantaranya terdiri dari 2 orang dr gigi, 5 orang
perawat, dan 1 orang psikolog. Dengan Kapasitas 220 orang anak. Usia 12 tahun
sampai dengan 18 tahun. Dengan latar belakang pelanggaran hukum yang dilakukan :

1. Penyalahgunaan Narkoba
2. Pelanggaran Asusila
3. Pencurian
4. Penganiayaan dan pelanggaran Hukum lainnya
D. Program dan Kerja
1. Pendidikan :
SD, SMP, SMK, PKBM Istimewa ( Paket A, B , dan C )
2. Pondok Pesantren Tarbiyatul Aulad
3. Keterampilan/ Latihan Kerja : Rumah pintar, Pramuka, Komik Cruhat, Modul
SERU, Pelatihan Komputer, Penjahitan, Pengelasan, Perkebunan, Perikanan,
Budidaya Lele, Sablon, Kerajinan Batok Kelapa, Steam Motor
4. Olahraga dan Seni, Badminton, Sepak Bola, Volly ball, Catur, Tenis Meja,
Senam, Futsal, Band, Marawis dan Angklung
5. Kerohanian Mental dan Spritual Majelis Ta'lim, Baca tulis Al-qur'an dan
Kebaktian
6. Rekreasi : Perpustakaan dan Nonton TV
7. Pelayanan Kesehatan dan Kegiatan Sosial : Kunjungan keluarga, Kunjungan
sosial, Kunjungan Akademisi
E. Hak dan Kewajiban
1. Tahanan anak
a. Dilakukan dengan asas praduga tidak bersalah.
b. Memperoleh bantuan hukum dan didampingi oleh penasehat hukum.
c. Melakukan ibadah sesuai dengan agam dan kepercayaannya.
d. Mendapatkan perawatan jasmani dan rohani.
e. Menyampaikan keluhan.
f. Mendapatkan pendidikan dan pelajaran.
g. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran radio dan media massa.
h. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak.
i. Menerima kunjungan penasehat hukum/ orang tertentu.
j. Menerima perawatan oleh dokter pribadi.
Mendapatkan perlindungan barang milik pribadi yang dititipkan di
Rutan/Lapas/Rupbasan yang dirampas/disita negara.
2. Anak Pidana
a. Melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
b. Mendapatkan perawatan jasmani dan rohani.
c. Mendapatkan pendidikan dan pelajaran.
d. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak.
e. Menyampaikan keluhan.
f. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran radio dan media massa.
g. Anak tidak berhak mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan (Pasal 22,
Pasal 29, dan Pasal 36 ayat (1) ).
h. Menerima kunjungan keluarga, penasehat hukum./orang/tertentu.
i. Mendapatkan pengurangan masa pidana atau remisi ( Pasal 29, 36 ayat (1) ).
j. Mendapatkan kesempatan berasimilasi termasuk cuti mengunjungi keluarga
( CMK ).
k. Mendapatkan Pembebasan Bersyarat ( PB), ( Pasal 36 ayat (1) ).
l. Mendapatkan Cuti Menjelang Bebas ( CMB ), ( Pasal 36 ayat (1) ).
m. Mendapatkan Cuti Bersyarat ( CB ).
n. Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
o. Berhak memperoleh pembinaan, pengawasan, pendampingan, pendidikan
dan hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan Perundang-undangan ( uu.no
11 tahun 2012 tentang sistem peradilan anak ).
F. Kewajiban Anak
1. Menciptakan suasana aman, tentram dan nyaman.
2. Menjaga kerukunan dan rasa persaudaraan sesama Anak
3. Saling hormat menghormati sesama Anak.
4. Menjalankan ibadah agama sesuai dengan Agama yang di anut.
5. Mengikuti secara tertib program pembinaan ( pendidikan dan pelatihan ),
pembimbingan dan kegiatan tertentu lainnya.
6. Memakai pakaian seragam sesuai dengan yang telah ditentukan.
7. Mematuhi dan mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di
Lapas Anak.
8. Menciptakan dan memelihara kebersihan kamar, lingkungan, paviliun dan
lingkungan lapas.
9. Menajaga, Merawat dan memelihara barang-barang inventaris yang diberikan
serta mengembalikannya dalam keadaan bersih dan baik/lengkap pada saat akan
diberikan.
10. Berlaku sopan santun serta menghormati dan mnenghargai petugas.
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Perilaku kekerasaan
Perilaku kekerasaan adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan
tindakan yang dapat berbahaya keadaan secara fisik, baik pada dirinya sendiri maupun
orang lain, disertai dengan amuk dan gaduk gelisah yang tidak terkontrol (kusumawati
dan hartono, 2010)
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan seseorang di mana melakukan
tindakan yang dapat berbahaya keadaan secara fisik, baik terhadap diri sendiri, orang
lain maupun lingkungan (stuart dan sundeen, 2010).
Perilaku kekerasan merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain,
maupun lingkungan (fitria, 2009).
Perilaku kekerasan adalah tingkah laku individu yang ditujukan untuk melukai
atau mencelakakan individu lain yang tidak menginginkan datangnya tingkah laku
tersebut (Purba dkk, 2008).
Salah satu contoh dari perilaku kekerasan pada anak dan remaja adalah
Tawuran, adapun pengertian dari tawuran adalah:
1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990), yang dimaksud dengan tawuran
adalah “perkelahian massal atau perkelahian yang dilakukan beramai-ramai”.
Dengan mengetahui ciri, tahap dan tugas perkembangan serta kerawanan yang
seringkali muncul pada siswa yang sedang menjalani masa remaja yang
diharapkan para orang tua, penddik, masyarakat, pemerintah dan remaja itu
sendiri memahami hal-hal yang seharusnya di lalui pada masa remaja ini,
sehingga apabila remaja diarahkan dan dibimbing akan dapat melalui masa
remaja ini dengan baik, maka selanjutnya remaja akan tumbuh sehat kepribadian
dan jiwanya.
2. Tawuran merupakan salah satu bentuk kenakalan remaja, yaitu kecendrungan
remaja untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat
mengakibatkan kerugian dan kerusakan baik dirinya maupun orang lain yang
numumnya dilakukan oleh remaja. Aspek kecendrungan kenakalan remaja terdiri
dari:
a. Aspek prilaku yang melanggar aturan atau setatus
b. Prilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain
c. Prilaku yang mengakibatkan korban materi
d. Prilaku yang mengakibatkan korban fisik (Mariah dalam Tamimi
Oesman,2010;7)
3. Menurut Ridwan dalam Tamimi Oesman(2010:5) tawuran pelajar didefinisikan
sebagai “perkelahian massal yang dilakukan oleh sekelompok siswa terhadap
sekelompok siswa lainnya dari sekolah yang berbeda. Tawuran terbagi dalam
tiga bentuk :
a. Tawuran antar pelajar yang telah memiliki rasa permusuhan secara turun
temurun
b. Tawuran satu sekolah melawan satu perguruan yang didalamnya terdapat
beberapa jenis sekolah
c. Tawuran antar pelajar yang sifatnya insidental yang dipicu situasi dan
kondisi tertentu.
RESUME

A. Pengkajian
Klien An. B. S, lahir di Jakarta, umur 17 tahun, suku Jawa, anak ke 2 dari 3
bersaudara. Tinggal bersama orang tuanya di Cipulir Kebayoran Lama.
Klien masuk Lapas Anak kelas 1 Tangerang untuk pertama kalinya pada bulan
Juli 2015 dengan kasus tawuran. Klien mengatakan sebelumnya sering mengikuti
tawuran dimulai sejak masa sekolah menengah pertama dan tidak ada ajakan dari
teman, dan ikut tawuran karena pergaulan sesama temannya. Klien mengatakan
hubungan dengan keluarganya baik-baik saja. Klien ketika dirumah selalu menuruti
aturan dari orang tuanya dan bilang bahwa orangtuanya tidak mengetahui apa yang ia
perbuat diluar rumah. Klien pernah sekolah di SMK 13 Rawa Belong, saat kelas X,
dan masuk lapas ketika ia kelas X. Klien mengatakan memiliki senjata celurit. Klien
mengatakan kejadian ketika klien pulang sekolah pada saat itu klien membawa celurit
dan ikut tawuran. Dalam tawuran tersebut memakan korban jiwa. Beberapa hari
kemudian datang polisi ke rumahnya, dan menangkap klien dan dua orang temannya
dengan kasus tawuran. klien langsung dibawa oleh polisi untuk dimintai
keterangannya hingga klien disidang dan mendapat sanksi pidana dan menjadi
tersangka.
Klien juga mengatakan ia merasa sedang apes saja karena ada seseorang yang
melaporkannya dan 2 temannya ke polisi akibat kejadian tawuran itu. Klien sekarang
sudah mengikuti sanksi pidana kurang lebih 3 tahun. Di lapas ini klien harus
mengikuti peraturan sesuai ketentuan yang ada di lapas. Klien mengatakan merasa
terbina di lapas. Klien mengatakan menyukai tempat ini karena tidak seperti di
penjara, dan berbeda dengan penjara dewasa. Klien menyukai kegiatan futsal, dan
pernah mengikuti lomba dan juara 2 dengan timnya. Cita-cita klien adalah membuat
pabrik motor serta klien ingin memberangkatkan haji kedua orang tuanya. Klien tidak
ingin melakukan kembali apa yang klien pernah perbuat.
B. Analisa Data
DS:
1. Klien mengatakan awal tawuran karena kemauan sendiri tanpa diajak teman
2. Klien mengatakan mempunyai benda tajam berupa celurit
3. Klien mengatakan alasan melakukan tawuran karena pergaulan
4. Klien mengatakan saat menikam dalam keadaan sadar tetapi tidak bermaksud
untuk membunuh lawannya
5. Klien mengatakan puas saat menikam
6. Klien mengatakan menyesal setelah menikam
7. Klien mengatakan sudah sering melakukan tawuran
DO:
1. Tatapan klien tampak sangat tajam saat bercerita
2. Wajah klien tampak tegang dan merah saat bercerita
3. Cara bicara klien tampak tidak fokus dan ragu saat bercerita
4. Raut wajah klien tampak gelisah saat bercerita
5. Tangan klien tampak ada luka akibat tawuran
C. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Mencederai Diri, Orang Lain Dan Lingkungan
2. Perilaku Kekerasan
3. Gangguan Konsep Diri ; Harga Diri Rendah

Anda mungkin juga menyukai