Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY”T” DENGAN


PERILAKU KEKERASAN
DI RUMAH SAKIT DADI MAKASSAR

DISUSUN OLEH
HARDITA YURISKA
PO714201171073

PROGRAM STUDI 
DIV KEPERAWATAN MAKASSAR
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

2017
I.                   IDENTITAS
Inisial              : Ny.T                    Tgl Pengkajian : 28 Mei 2017
Umur               : 34 Th                         RM No              : 14862
Tgl Masuk       : 25 Mei 2017             Pendidikan        : SMP
Jam                  : 11.45 WIB
Agama             : Islam
Alamat              : Ballu-ballu
Penanggung Jawab
Nama               : Tn. A
Hub                 : Suami
Pekerjaan         : Petani
Alamat              :Ballu-ballu

II.                ALASAN MASUK
Keluarga mengatakan sejak 4 hari sebelum masuk RS.DADI klien sering marah – marah, mudah
tersinggung, sulit tidur, mengamuk, merusak alat rumah tangga, ketawa sendiri, malas bekerja.

III.             FAKTOR PREDISPOSISI
1.      Riwayat Penyakit Sekarang
  Sakit sudah berlangsung ± 1tahun, dan di masukkan ke RS.DADI,setelah itu putus obat dan
penyakitnya kambu lagi
  Klien tidak pernah melakukan, mengalami, menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan
dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.

2.      Riwayat Keluarga
Garis keturunan dalam keluarga belum pernah ada anggota keluarga yang menderita gangguan
jiwa.

IV.             FAKTOR PRESIPITASI
Putus obat sejak 6 bulan yang lalu dan tidak kontrol lagi

V.                PEMERIKSAAN FISIK
Tanda –tanda vital : T : 110/80 mmHg          
RR  : 20 x / menit
                                    N  : 72 x / menit  
S :36c
                                    BB   : 40 kg
Tidak ada keluhan fisik yang dirasakan klien.
VI.             PSIKOSOSIAL
1.      Genogram
            Keterangan :
Dalam keluarga klien jarang berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain karena
merasa malas dan senang menyendiri. Pengambilan keputusan dalam keluarga diambil
oleh ayahnya.  Dalam pola asuh klien diasuh oleh orang tua sendiri.

2.      Konsep diri
a.       Citra diri
Klien menganggap tubuhnya sebuah anugrah dari tuhan.Klien bersyukur dan menerima
tubuhnya apa adanya.
b.      Identitas diri
Sebelum sakit, klien pernah sekolah sampai dengan SMP. Setelah klien tamat SMP klien tidak
bisa melanjutkan. Klien menerima dirinya sebagai seorang laki-laki tetapi takut untuk menjadi
seorang kepala keluarga.
c.       Peran diri
Klien berusia 34 tahun, klien belum menikah. Klien mengatakan takut untuk berumah tangga
karena menurutnya harus memikirkan kebutuhan keluarga. Dalam melaksanakan tugas
dirumah klien melakukannya bersama dengan ibunya seperti : menyapu, mencuci piring,
mencuci baju dan membantu memasak. Akan tetapi di masyarakat klien kurang dihormati. Klien
berperilaku seperti anak – anak.
d.      Ideal diri
Klien berharap agar bisa sembuh dan cepat pulang karena ingin minta maaf pada ibunya dan
mencari pekerjaan lagi.
e.       Harga diri
Klien mengatakan tidak ada gangguan untuk berhubungan dengan orang lain.

3.      Hubungan Sosial
Klien mengatakan bahwa orang yang paling dekat ibunya. Dalam keluarga klien merasa enggan
untuk berkomunikasi lebih senang menyendiri di kamar.

4.      Spiritual
Klien dan keluarganya beragama Islam, klien melakukan ibadah sholat.
VII.          STATUS MENTAL
1.      Penampilan
Klien berpenampilan cukup rapi, dalam penggunaan baju sesuai. Klien berbadan kecil,
rambut pendek,  bersih.
2.      Pembicaraan
Klien berbicara baik, dapat menjawab pertanyaan, selalu bertanya kapan bisa pulang
3.      Aktivitas Motorik
Klien terlihat gelisah, tegang, sering berpindah – pindah
4.      Afek
Appropriate (tepat)
5.      Interaksi selama wawancara
Saat wawancara klien kooperatif, kontak mata dengan lawan bicara baik, klien tampak curiga.
6.      Proses pikir
Pada saat wawancara klien mengalami sirkumtansial.
7.      Isi pikir
Klien tidak pernah mempunyai pikiran yang aneh-aneh yang dirasakan saat ini hanya gelisah
menunggu kedatangan keluarga.
8.      Tingkat Kesadaran
Klien tampak bingung dan tidak terfokus. Klien mampu mengingat dengan keluarganya, hari
dan waktu, ketika diajak kenalan klien mampu mengingat nama orang lain.
9.      Memori
Klien mengalami gangguan daya ingat jangka pendek sehingga klien lupa kejadian yang telah
terjadi dalam jangka waktu seminggu.

10.  Tingkat Konsentrasi dan berhitung


Klien mampu berkomunikasi, tidak mampu berkonsentrasi lama dan sering memutuskan
pembicaraan secara sepihak, mampu berhitung.
11.  Daya tilik diri
Klien sadar bahwa dirinya telah berbuat salah karena telah berperilaku kekerasan dan merasa
menyesal akan tetapi klien tidak tahu tujuannya di RSJ.

VIII.       PERSIAPAN PULANG
         Makan             : klien mampu makan sendiri dan mandiri
         BAB/BAK      : Klien mampu BAB/BAK di temaptnya
         Mandi              : Klien mampu mandi 2x sehari dengan mandiri
         Berpakaian      : klien mampu mengambil, memilih dan memakai pakaian
         Istirahat dan tidur: Tidur siang dari jam 13.30-15.00
       Tidur malam 22.00-04.00
         Penggunaan obat: Klien mampu untuk meminum obat tanpa bantuan orang lain tetapi masih
belum mengerti untuk penggunaan obat yang benar
         Pemeliharaan kesehatan: setelah pulang nanti klien akan berusaha control rutin.
         Aktivitas dalam rumah : mandiri tanpa bantuan oang lain
         Aktivitas diluar rumah : klien pergi keluar rumah dengan menggunakan motor secara mandiri

IX.             MEKANISME KOPING
Klien jika mempunyai masalah lebih senang berdiam diri dikamar, marah - marah. Jika sudah
tidak tahan lagi klien kemudian menjadi mengamuk atau merusak barang-barang yang ada.

X.                MASALAH PSIKOSOSIAL
Menurut keluarga semenjak klien marah-marah dan mengamuk, lingkungan tidak mau
menerima klien dan hal ini membuat klien menjadi lebih menarik diri.
XI.             PENGETAHUAN
Klien tidak mengetahui tentang penyakitnya, tanda dan gejala kekambuhan, obat yang diminum
dan cara menghindari kekambuhan. Pemahaman tentang sumber koping yang adaptif dan
manajemen hidup sehat kurang.

XII.          ASPEK MEDIK
Diagnosa medik  : skizofrenia tak terinci
Terapi medic : chlorpromazine 1 x 100 mg
Haloperidole  2 x 5 mg
Triheksifenidile 2 x 2 mg
Rawat inap di RS.DADI

XIII.       DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1.      Perilaku kekerasan
2.    Gangguan konsep diri : harga diri rendah
XIV.       ANALISA DATA

NO DATA MASALAH
1 S: Perilaku Kekerasan
Klien mengatakan pernah memukul ibunya
Keluarga mengatakan sejak 4 hari sebelum masuk RS
klien marah – marah,mengamuk, merusak alat rumah
tangga
Keluarga mengatakan klien jika mempunyai masalah dan
tidak bisa ditahan lagi klien kemudian menjadi
mengamuk atau merusak barang-barang yang ada.
O:
Mata merah, wajah agak merah, pandangan tajam

2 S: Gangguan konsep dri : harga


diri rendah
Klien mengatakan takut untuk berumah tangga
Klien mengatakan merasa bersalah atas perilakunya
terhadap ibunya
Merasa tidak mampu dan terbatas pengetahuannya
O:
Kesadaran klien tampak bingung dan tidak terfokus
Tampak gelisah
Saat berbicara klien sering memutuskan pembicaraan
secara sepihak

XV.          POHON MASALAH           
                                                                         
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Perilaku kekerasan

Gangguan harga diri: harga diri rendah


XVI.       DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Perilaku kekerasan
2.      Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah

XVII. RENCANA KEPERAWATAN
TGL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
28 Mei Perilaku kekerasan Setelah dilakukan tindakan SP I
2012 keperawatan selama 3x 1.      bina hubungan saling
09.00 pertemuan diharapkan percaya
pasien dapat mengontrol 2.      identifikasi penyebab
perilaku kekerasan dengan marah
kreteria hasil : 3.      identifikasi tanda dan
-       Membina hubungan saling gejala PK
percaya 4.      Identifikasi PK yang
-       Pasien dapat menyebutkan dilakukan
penyebab PK 5.      Identifikasi akibat PK
-       Pasien dapat menyebutkan 6.      Identifikasi cara kontrol
tanda gejala PK PK
-       Pasien dapat 7.      Latih cara kontrol PK
mengidentifikasi PK yang dengan Fisik I ( nafas
dilakukan dalam )
-       Pasien dapat 8.      Bimbing pasien
mengidentifikasi akibat PK memasukkan dalam
-       Pasien menyebutkan cara jadwal kegiatan harian
mengontrol PK SP II
-        Pasien mampu 1.      Evaluasi kemampuan
mempraktekkan latihan cara pasien mengontrol PK
mengontrol PK dengan dengan cara fisik I
nafas dalam, pukul bantal 2.      Latih pasien konrol PK
atau kasur, secara verbal,  dengan cara fisik II
secara spiritual dan 3.      Bimbing pasien
penggunaan obat dengan emasukkan jadwal
benar kegiatan harian
SP III
1. Evaluasi
kemampuan
pasien mengontrol
PK dengan cara
fisik I dan II
2. Latih
kontrol PK dengan
cara verbal
3. Bimbing
pasien
memasukkan
dalam jadwal
kegiatan harian
SP IV
1.      Evaluasi kemampuan
pasien mengontrol PK
dengan cara fisik I , II dan
verbal
2.      Latih kontrol PK dengan
cara spiritual
3.      Bimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
SP V
1.      Evaluasi kemampuan
pasien mengontrol PK
dengan cara fisik I , II dan
verbal
2.      Jelaskan cara kontrol PK
dengan minum obat
teratur
3.      Bimbing pasien
memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian
XII. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI


KEPERAWATAN KEPERAWATAN
Selasa Perilaku SssssSP.1 S: klien mengatakan
namanya Tini suka
29 Mei kekerasan 1. Membina hubungan saling
dipanggil tini
2012 percaya O:klien bicara
09.00 lancar,tampak gelisah
dan tidak terfokus
A:dapat terbina
hubungan saling
percaya
P: lanjutkan intervensi
2
2. Mendiskusikan bersama klien
S:klien mengatakan
penyebab marah,tanda dan pernah memukul
gejala PK,PK yang dilakukan ibunya ketik meminta
saat marah,akibat PK,cara di timang-timang
seperti bayi.klien
control PK
merasa bersalah dan
meminta diajari
mengontrol marah
O:klien
kooperatif,tatapan
mata tajam,tampak
tegang,klien dapat
memahami perilaku
kekerasan
A:PK dapat terpahami
oleh klien
P:lanjutkan intervensi
3
3. Mengajarkan cara control PK S:klien mengatakan
dengan Fisik I(Tarik nafas bisa tenang setelah
Tarik nafas dalam dan
dalam)
akan mencobanya
ketika hendak marah
O:klien
kooperatif,klien
mampu
mendemonstrasikan
cara Fisik I(Tarik nafas
dalam)
A:dapat terkontrol PK
dengan Tarik nafas
dalam
P:lanjutkan intevensi
SP2
- Bimbingan
klien dalam
4.membimbing pasien untuk
memasukkan
memasukkan dalam jadwal teknik control
kegiatan harian marah ke
jadwal
kegiatan
harian
- Ajarkan teknik
control marah
dengan fisik 2
(pukul bantal)

SP II:
1. Memvalidasi masalah.
2. Melatih cara control PK S:klien mengatakan
belum dapat
dengan Fisik II(pukul bantal) mengontrol emosi,dan
3. Membimbing pasien akan mencoba cara
memasukkan dalam jadwal control marah yang
kegiatan harian sudah diajarkan (pukul
bantal)
O:raut muka
tegang,kontak mata
baik,tampak gelisah
A:SP II belum optimal
P:optimalkan SP II
(cara mengontrol
marah dengan cara
fisik II (pukul bantal)
SP II
1. Memvalidasi masalah
S:klien mengatakan
2. Melatih cara control PK dapat mengontrol
dengan cara fisik II emosinya dengan cara
(pukul bantal) fisik II(pukul
bantal)dan berusaha
3. Mengikutsertakan klien
melakukannya saat
dalam kegiatan jadwal sedang marah
sehari-hari O:klien tampak
senang,klien mampu
mendemonstrasikan
cara fisik II dengan
baik tanpa bimbingan
A:SP II tercapai
P:lanjutkan SP III(cara
control PK dengan cara
verbal)
SP III
1. Memvalidasi S:klien mengatakan
masalah masih ingat cara
2. Melatih control PK control marah yang
sudah di ajarkan (tarik
dengan cara verbal
nafas dalam dan pukul
3. Membimbing pasien bantal),klien
memasukkan dalam mengatakan sudah
jadwal kegiatan sering berdoa dan
shalat di RSD
harian
O:klien tampak senang
,kontak mata
baik,klien bersedia
membicarakan dengan
baik-baik ketika marah
A:SP III tercapai
P:lanjutkan SP
IV(dengan cara
spiritual)
SP IV
1. Memvalidasi S:klien mengatakan
masalah sudah dapat
2. Melatih control mengontrol emosi,dan
PK dengan cara akan mencoba cara
control marah dengan
spiritual
berdoa dan shalat
3. Membimbing O:klien tampak senang
pasien A: SP II sudah optimal
memasukkan P:lanjutkan SP V
(dengan cara minum
dalam jadwal
obat teratur)
kegiatan harian

SP V
1. Memvalidasi S:klien mengatakan
masalah sudah teratur dalam
2. Menjelaskan meminum obat
O:klien tampak tenang
cara control Pk dan senang,klien
kooperatif
dengan teratur
A:dapat menggunakan
minum obat obat secara teratur
3. Membimbing P:pertahankan kondisi
pasien pasien
memasukkan
dalam kegiatan
jadwal harian

SS

http://rickybeph.blogspot.com/2012/11/asuhan-keperawatan-jiwa-perilaku_1979.html

Anda mungkin juga menyukai