Anda di halaman 1dari 9

RESUME LUKA BAKAR Nama : Heny Junita I.

Definisi Luka bakar adalah luka yang timbul akibat kulit terpajan suhu tinggi, syok listrik, atau bahkan kimia. Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman dan luas daerah yang terbakar. (Elizabeth J., Corwin. 2 . !al "##$ NPM : 220110120011

Luka bakar adalah luka yang disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. %anas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi, atau kimia. (&meltzer, &uzzanne C. 'ol.(. 2 II. #. !al #)#2$ Eti ! "i Luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. %anas dipindahkan melalui hantaran atau elektromagnetik. *ekstruksi jaringan terjadi akibat koagulasi, denaturasi protein atau ionisasi sel. +ulit dan mukosa saluran atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk organ ,isera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab (burning agent$. -ekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi. *alamnya luka bakar bergantung suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen tersebut. III. K!asifi#asi

Lu#a Ba#a$ : %e$ma!& Kimia& List$i# '(ase A#ut K n)a!ensi* Luka bakar termal . agen pen/edera dapat berupa api, air panas, atau kontak dengan objek panas. Luka bakar api berhubungan dengan asap0 /edera inhalasi. Luka bakar kimia . terjadi dari tipe0 kandungan agen pen/edera, serta konsentrasi dan suhu agen. Luka bakar listrik . terjadi dari tipe0 ,oltase aliran yang menghasilkan proporsi panas untuk tahanan dan mengirimkan jalan sedikit tahanan (/ontoh. saraf memberikan tahanan ke/il dan tulang merupakan tahanan terbesar$. *asar /edera menjadi lebih berat dari /edera yang terlihat. (1ziz 1limul, 2 2$

#. Luka bakar derajat 3 . +erusakan terbatas pada lapisan epidermis (superfi/ial$, kulit hipermik berupa eritem, tidak dijumpai bullae, terasa nyeri karena ujung4ujung saraf sensorik teriritasi. %enyembuhan terjadi se/ara spontan tanpa pengobatan khusus. 2. Luka bakar derajat 33 . +erusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. *ibedakan atas dua bagian . a. *erajat 33 dangkal0 superfi/ial (331$ +erusakan mengenai bagian epidermis dan atas dari /orium0dermis. 5rgan4organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar seba/ea, dll. &emua ini merupakan benih4benih epitel. %enyembuhan terjadi se/ara spontan dalam waktu # 4#6 hari. b. *erajat 33 dalam0 deep (337$ +erusakan hampir seluruh bagian dermis dan sisa4sisa jaringan epitel tinggal sedikit. 5rgan4organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar seba/ea tinggal sedikit. %enyembuhan terjadi lebih lama dan disertai parut hipertrofi. 7iasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan. (. Luka bakar derajat 333 . +erusakan meliputi seluruh tebal kulit dan lapisan yang lebih dalam sampai men/apai jaringan subkutan, otot dan tulang. 5rgan kulit mengalami kerusakan, tidak ada lagi sisa elemen epitel. 8idak dijumpai buloa, kulit yang terbakar berwarna abu4abu dan lebih pu/at sampai berwarna hitam kering. 8erjadi koagulasi protein dalam epidermis dan dermis yang dikenal sebagai esker. 8idak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi karena ujung4ujung sensorik rusak. %enyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi epitelisai spontan. (9. &jaifudin -oer, 2 "$

Luka bakar superfi/ial ketebalan parsial (derajat pertama$ . melibatkan hanya epidermis. Luka tampak merah muda terang sampai merah dengan edema minimal dan tak ada lepuh. +ulit sering kering0 hangat. Luka bakar dalam ketebalan parsial (derajat kedua$ . melibatkan epidermis dan dermis luka tampak merah muda sampai pu/at dengan edema sedang dan lepuh. Luka ini lebih kering dari ketebalan luka bakar parsial sedang. Luka bakar ketebalan penuh (derajat ketiga$ . melibatkan semua lapisan kulit, lemak subkutan, dan dapat melibatkan otot, saraf, dan aliran darah. Luka tampak ber,ariasi dari putih, merah buah /eri, sampai /oklat atau hitam, dengan lepuh tak umum. Luka ini kering, tekstur seperti kulit samak. Luka bakar ketebalan penuh (derajat keempat$ . melibatkan lapisan kulit dan otot, jaringan organ dan tulang. (1ziz 1limul, 2 L:1& L:+1 71+1; <alla/e membagi tubuh atas bagian4bagian )= atau kelipatan dari ), terkenal dengan nama ;ule of -ine atau ;ule <alla/e. +epala dan leher )= Lengan 7adan depan 7adan belakang 8ungkai >enitalis0 perineum 8otal #2= #2= #2= ("= #= # = *alam perhitungan agar dapat telapak penderita dari luas lebih mudah dipakai luas tangan adalah # = permukaan 2$

tubuhnya. %ada anak ?anak dipakai modifikasi ;ule of -ine menurut Lund and 7rower, yaitu ditekankan pada umur #@ tahun, @ tahun, dan # tahun.

K$ite$ia Be$at Rin"annya (1meri/an 7urn 1sso/iation$ #. Luka bakar ringan 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 Luka bakar derajat 33 A#@= Luka bakar derajat 33 A# = pada anak4anak Luka bakar derajat 333 A2= Luka bakar derajat 33 #@42@= pada orang dewasa Luka bakar derajat 33 # 42 = pada anak4anak Luka bakar derajat 333 A# = Luka bakar derajat 33 2@= atau lebih pada orang dewasa Luka bakar derajat 33 2 = atau lebih pada anak4anak Luka bakar derajat 333 # = atau lebih Luka bakar mengenai tangan, wajah, mata, kaki, dan genetalia0 perineum Luka bakar dengan /edera inhalasi, listrik, disertai trauma lain.

2. Luka bakar &edang

(. Luka bakar berat

(ASE LUKA BAKAR :ntuk mempermudah penanganan luka bakar maka dalam perjalanan penyakitnya dibedakan dalam ( fase akut, subakut dan fase lanjut. -amun demikian pembagian fase menjadi tiga tersebuttidaklah berarti terdapat garis pembatas yang tegas diantara ketiga fase ini. *engan demikian kerangka berpikir dalam penanganan penderita tidak dibatasi oleh kotak fase dan tetap

harus terintegrasi. Langkah penatalaksanaan fase sebelumnya akan berimplikasi klinis pada fase selanjutnya. #. Base akut 0 fase syok 0 fase awal Base ini mulai dari saat kejadian sampai penderita mendapat perawatan di 3;* 0 :nit luka bakar. %ada fase ini penderita luka bakar, seperti penderita trauma lainnya, akan mengalami an/aman dan gangguan airway (jalan napas$, breathing (mekanisme bernafas$ dan gangguan circulation (sirkulasi$. >angguan airway tidak hanya dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terjadi trauma , inhalasi dalam 624C2 jam pas/a trauma. Cedera inhalasi merupakan penyebab kematian utama penderita pada fase akut. %ada fase ini dapat terjadi juga gangguan keseimbangan sirkulasi /airan dan elektrolit akibat /edera termal0panas yang berdampak sistemik. 1danya syok yang bersifat hipodinamik dapat berlanjut dengan keadaan hiperdinamik yang masih berhubungan akibat problem instabilitas sirkulasi. 2. Base &ubakut Base ini berlangsung setelah fase syok berakhir atau dapat teratasi. Luka yang terjadi dapat menyebabkan beberapa masalah yaitu . a. %roses inflamasi atau infeksi. b. %roblem penutupan luka /. +eadaan hipermetabolisme. (. Base Lanjut Base ini penderita sudah dinyatakan sembuh tetapi tetap dipantau melalui rawat jalan. %roblem yang mun/ul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang hipertrofik, keloid, gangguan pigmentasi, deformitas dan timbulnya kontraktur.

I+.

Manifestasi K!inis

a. +era/unan karbon monoksida (C5$ ditandai dengan kekurangan oksigen dalam darah, lemas, bingung, pusing, mual, muntah, koma, bahkan meninggal. b. *istress pernapasan ditandai dengan sesak, ngiler, dan ketidakmampuan menangani sekresi. c. Cedera pulmonal ditandai dengan pernapasan /epat atau sulit, krakles, stridor, dan batuk pendek. d. >angguan hematologik tanda yang ditemukan adalah kenaikan hematokrit, penurunan &*%, leukosit meningkat, penurunan trombosit. e. >angguan elektrolit tanda yang ditemukan adalah penurunan kalium, kenaikan natrium dan klorida, serta kenaikan 7:f. >angguan ginjal tanda yang ditemukan adalah peningkatan haluaran urine, dan mioglobinuria
6

g. >angguan metabolik tanda yang ditemukan adalah hipermetabolisme dan kehilangan berat badan. +. 2 K m,!i#asi 9enurut ; &jamsuhidajat dalm bukunya yang berjudul Buku Ajar Ilmu Bedah, tahun C menyebutkan bahwa komplikasi pada luka bakar antara lain. a$ &yok karena kehilangan /airan. b$ &epsis 0 toksis. /$ >agal >injal mendadak d$ %eneumonia #. &etiap luka bakar dapat terinfeksi yang menyebabkan /a/at lebih lanjut atau kematian. 2. Lambatnya aliran darah dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah sehingga timbul /erebo,as/ular a//ident, infark miokardium, atau emboli paru. (. +erusakan paru akibat inhalasi asap atau pembentukan embolus. *apat terjadi kongesti paru akibat gagal jantung kiri atau infark miokardium, serta sindrom distress pernapasan pada orang dewasa. 6. >angguan elektrolit dapat menyebabkan disritmia jantung. @. &yok luka bakar dapat se/ara irre,ersible merusak ginjal sehingga timbul gagal ginjal dalam # atau 2 minggu pertama setelah luka bakar. *apat terjadi gagal ginjal akibat hipoksia ginjal atau rabdomiolisis (obstruksi mioglobin pada tubulus ginjal akibat nekrosis otot yang luas$. ". %enurunan aliran darah ke saluran /erna dapat menyebabkan hipoksia sel4sel penghasil mu/us sehingga terjadi ulkus peptikum. C. *apat terjadi koagulasi intra,as/ular diseminata (*3C$ karena desrtuksi jaringan yang luas. 2. %ada luka bakar yang luas akan menyebabkan ke/a/atan, trauma psikologis dapat menyebabkan depresi, perpe/ahan keluarga, dan keinginan untuk bunuh diri. >ejala4gejala psikologis dapat timbul setiap saat setelah luka bakar. >ejala4gejala dapat datang dan pergi berulang4ulang kapan saja seumur hidup. ). 7eban biaya pada keluarga pasien pengidap luka bakar yang luas sangatlah besar. 1pabila pasiennya orang dewasa, yang hilang tidak saja penghasilan tetapi perawatan pasien tersebut juga harus terus4menerus dan mahal. +I. Penata!a#sanaan

-atatan Pentin" .an L/, diambil dari buku yang berjudul Penuntun Praktis Anestesi karya
9i/hael *obson, tahun #))6D

%asien luka bakar dapat mengalami trauma tersembunyi dari inhalasi gas panas atau gas bera/un. Luka bakar pada traktus respiratorius bagian atas (yang dengan /epat dapat mengakibatkan edema laring yang fatal$, dapat juga disertai luka bakar pada muka dan bulu hidung.

%emasangan infus berguna untuk menggantikan /airan yang hilang akibat e,a,orasi pada daerah yang terbakar dan metabolisme yang meninggi.

%engaturan suhu ruangan agar tetap hangat berfungsi untuk mengurangi gangguan metabolisme.

%engukuran jumlah urin setiap jam berguna untuk mengetahui apakah terapi /airan sudah /ukup atau belum dan usahakan jumlah urin minimal ,@ ml0kgbb0jam.

%engukuran tekanan ,ena sentral sangat membantu, yang dipertahankan pada # 42 /m! 25
( ,)24#,)" k%a$ di atas atrium kiri. Jika mungkin hematokrit dipertahankan pada ( 4(@=.

Jika luas luka bakar sudah dihitung, maka hitunglah kebutuhan /airan dengan menggunakan rumus. Cairan yang dibutuhkan E luas luka bakar F berat badan (kg$ F ,@.

9isalnya, untuk luka bakar dengan luas ( = pada orang dewasa dengan berat badan " kg, membutuhkan /airan ( F " F ,@ E ) ml. 7erikan /airan dalam bentuk koloid (dekstran, poligelin, hidroksietil, plasma, atau darah$ mengikuti petunjuk dibawah ini. # unit tiap 6 jam dalam #2 jam pertama # unit tiap " jam untuk #2 jam berikutnya # unit selama #2 jam berikutnya (total kebutuhan " unit dan (" jam$ *itambahkan /airan sehari4hari per oral atau intra,ena dengan larutan glukosa @= (@ g0liter$, minimal (@ ml0kgbb0hari untuk orang dewasa dan #@ ml0kgbb0hari untuk anal4anak dengan berat badan kurang dari # kg. Jika jumlah luas luka bakar (dalam =$ dan usia pasien men/apai # , maka sulit untuk dapat bertahan, tetapi buatlah pasien merasa nyaman dengan memberikan analgesik opiat. %asien yang dapat mengatasi luka bakar yang berat, akan mengalami metabolisme katabolik yang hebat, juga anoreksia dan akan menyebabkan kematian ke/uali bila diberikan makanan khusus. *engan kata lain pemberian makanan se/ara nasogastrik dengan protein dan kalori

yang tinggi yaitu "

kkal0hari. 1nastesi mungkin dibutuhkan kemudian pada waktu

merawat luka dan pada saat melakukan skin grafting. +etamin sangat membantu dalam keadaan ini, dapat juga menggunakan analgetik inhalasi dengan trikloroetilen. Jangan memberikan suksametonium untuk luka bakar berat karena dapat menyebabkan terlepasnya kalium dalam jumlah yang besar ke dalam sirkulasi, yang dapat mengakibatkan henti jantung. 9enurut 1ziz 1limul !idayat pada bukunya yang berjudul +eterampilan *asar %raktik +linik untuk +ebidanan, tahun 2 Compos 9entis yang diberikan %enilaian kesadaran se/ara kuantitatif dapat diukur melalui penilaian skala koma (nilai koma di bawah # $ yang dinyatakan denagn >lasgow Coma &/ale (>C&$. 1dapun penilaian sebagai berikut. #. 1spek membuka mata a. &pontan b. *engan diajak bi/ara /. *engan rangsangan nyeri d. 8idak membuka 2. ;espon ,erbal a. &adar dan orientasi ada b. 7erbi/ara tapi ka/au /. 7erkata tanpa arti d. !anya mengerang e. 8idak ada suara (. ;espon motorik a. &esuai perintah b. 8erhadap rangsangan nyeri #. 8imbul gerakan normal 2. Bleksi /epat dan abduksi bahu .@ .6 ." .@ .6 .( .2 .# .6 .( .2 .# 2, mengenai pemeriksaan status kesadaran, tertulis bahwaD

. +esadaran penuh dengan memberikan respon yang /ukup terhadap stimulus

(. Bleksi lengan dengan adduksi bahu . ( 6. Ekstensi lengan, adduksi, endorotasi bahu, dan pronasi lengan bawah . 2 @. 8idak ada gerakan ( digunakan pada usia G2 tahun$ .#

%enentuan nilai dilakukan dengan menjumlahkan masing4masing aspek penilaian yaitu . aspek membuka mata H respon ,erbal H respons motorik. Masa!a0 yan" 1e$0u1un"an : #. &istem distres pernapasan dewasa 2. +etidakseimbangan /airan dan elektrolit (. 1spek4aspek psikososial perawatan akut 6. &epsis0 septikemia @. *ukungan nutrisi total ". %erdarahan gastrointestinal atas0 esofageal !idayat, 1. 1ziz 1limul. 2 2. Keterampilan Dasar Praktik Klinik untuk Kebidanan . Jakarta.

&alemba 9edika.

Anda mungkin juga menyukai