BAB I
PENDAHULUAN
1.2.13 Apa saja masalah keperawatan pada fase akut, sub akut, dan
rehabilitasi?
1.2.14 Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada luka bakar?
1.3 Tujuan
Tujuan Umum :
Untuk mengetahui dan memahami luka bakar beserta penanganannya.
Tujuan Khusus:
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Luka bakar adalah kerusakan jaringan tubuh terutama kulit akibat langsung
atau ekspose dengan sumber panas (thermal), kimia, elektrik, dan radiasi
(joyce, MB, 1997).
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh trauma panas yang memberikan
gejala, tergantung luas dalam dan lokasi lukanya (Tim Bedah, FKUA, 1999)
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus listrik,
bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan yang lebih
dalam (Irna Bedah RSUD Dr. Soetomo, 2001).
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa luka bakar adalah
suatu trauma atau kerusakan jaringan tubuh terutama kulityang disebabkan
oleh panas, arus listrik, bahan kimia, dan radiasi yang memberikan gejala
tergantung pada luas dalam dan lokasi lukanya.
2.2 Etiologi
1. Luka bakar termal
Agen pencedera dapat berupa api, air panas atau kontak dengan objek
panas, luka bakar api berhubungan dengan asap/cedera inhalasi (cedera
terbakar, kontak dan kobaran api).
2. Luka bakar listrik
Cedera listrik yang disebabkan oleh aliran listrik di rumah merupakan
insiden tertinggi pada anak-anak yang masih kecil, yang sering
memasukkan benda konduktif kedalam colokan listrik yang menggigit
atau mengisap kabel listrik yang tersambung (Herndon dkk, 1996).
Terjadi dari tife/voltase aliran yang menghasilkan proporsi panas untuk
tahanan dan mengirimkan jalan sedikit tahanan (contoh saraf memberikan
tahanan kecil dan tulang merupakan tahanan terbesar).Dasar cedera
menjadi lebih berat dari cedera yang terlihat.
4
2.3 Patofisiologi
Respons Jaringan Lokal
Cedera selular dimulai saat jaringan terpajan sumber energy (suhu, kimia,
listrik atau radiasi).Kedalaman cedera akibat panas ditunjukkan dengan
kedalaman cedera menembus lapisan kulit. Area hyperemia sembuh dengan
cepat dan tidak terjadi kematian sel. Pada area statis, sel dapat sembuh atau
mengalami nekrosis dalam 24 jam pertama. Diarea koagulasi, suhu telah
mencapai 45˚C.jaringan berwarna hitam, abu-abu, cokelat kekuningan, atau
putih dan telah mengalami koagulasi protein dan kematian sel.
Respon Sistemik
Perubahan utama di tingkat selular menyebabkan respon sistemik yang hebat
yang dijumpai oleh pasien luka bakar.Respon local menyebabkan koagulasi
protein selular, yang menyebabkan cedera sel irreversible dengan produksi
komplemen, histamine, dan radikal bebas oksigen di area local. Radikal bebas
oksigen mengubah sel lipid dan protein, sehingga memengaruhi integritas
membrane sel. Menyebabkan masalh endothelium sirkulasi mikorovaskuler
karena gangguan pada membrane sel menyebabkan peningkatan
permeabilitas b=vascular. Peningkatan permeabilitas vaskuler menyebabkan
kehilangan protein plasma dan menghasilkan penurunan volume sirkulasi
secara mencolok.Aktifitas komplemen dan pelepasan histamine menyebabkan
peningkatan permeabilitas vaskuler dengan meningkatkan produksi radikal
bebas oksigen, sehingga menyebabkan edema intersisial.System vascular
pulmonal terkena dan terbentuk edema intersisial pulmonal, dengan
perdarahan intraalveolar.Kerusakan awal paru ini diduga menjadi precursor
terbentuknya distress pernapasan akut.
5
2.4 Klasifikasi
1. Kedalaman luka bakar
Partial
Karakteristik Superfisal Full Thickness
Thickness
Lapisan kulit Epidermis Epidermis dan Epidermis,
yang hilang dermis dermis, dan
jaringan
dibawahnya
Penampilan Merah muda Lepuh berisi Putih seperti
kulit pada hingga merah cairan; merah llin; kering,
luka bakar dan kering; muda terang atau kasar, hangus
dapat mengalai merah dengan
edema lokal partial thickness
superficial
Pucat, berbintik-
bintik, putih
seperti lilin
7
1) Parah – critical :
a) Tingkat II : 30% atau lebih
b) Tingkat III : 10% atau lebih
c) Tingkat III pada tangan, kaki dan wajah
d) Dengan adanya komplikasi pernafasan, jantung, fraktur, soft tissue
yang luas.
2) Sedang – moderate :
a) Tingkat II : 15-30%
b) Tingkat III : 1-10 %
3) Ringan – minor :
a) Tingkat II : kurang 15%
b) Tingkat III : kurang 1%
3. Keparahan luka bakar
a. Luka bakar minor
Cedera ketebalan parsial dengan LPTT lebih kecil dari 15% pada
orang dewasa atau LPTT 10% pada anak-anak atau cedera ketebalan
penuh LPTT kurang 2% yang tidak disertai komplikasi.
b. Luka bakar sedang tak terkompilasi
Ketebalan parsial dengan LPTT dari 15% sampai 25% pada orang
dewasa atau LPTT dari 10% sampai 20% pada anak-anak atau cedera
ketebalan penuh dengan LPTT kurang dari 10% tanpa disertai
komplikasi.
c. Cedera luka bakar mayor
Cedera ketebalan parsial dengan LPTT lebih dari 25% pada orang
dewasa atau lebih dari 20% pada anak-anak.Cedera ketebalan penuh
dengan LPTT 10% atau lebih besar.
9
6. Formula Evans
a. 24 jam pertama
Salin normal 0,9 % (1 ml/kg/%TBSA) ditambah larutan koloid (1
ml/kg/%TBSA); setengah diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya
diberikan dalam 16 jam berikutnya.
b. 24 jam kedua
Salin normal 0,9% (0,5 ml/kg/%TBSA) ditambah 5% dekstrosa
dalam air (2L).
2.10 Maintenance
Untuk pasien anak dengan prinsip yang sama menggunakan formula parkland
+ cairan rumatan: 3-4 ml x KgBB x %TBSA dan ditambah rumus
maintenance dengan 5% dextrose (glukosa) dalam 0.45% (1/2 normal) saline.
Catatan :
Observasi dan dicatat per jam pada chart monitoring. Adapun untuk
mengetahui TBSA dapat dilihat dari lampiran tabel body survace area.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
a. Identitas pasien
Resiko luka bakar setiap umur berbeda : anak dibawah 2 tahun dan diatas
60 tahun mempunyai angka kematian lebih tinggi, pada umur dibawah 2
tahun lebih rentan terkena infeksi.
b. Riwayat kesehatan sekarang
1) Sumber kecelakaan
2) Sumber panas atau penyebab yang berbahaya
3) Gambaran yang mendalam bagaimana luka bakar terjadi
4) Faktor yang mungkin berpengaruh seperti alkohol, obat-obatan
5) Keadaan fisik disekitar luka bakar
6) Peristiwa yang terjadi saat luka sampai masuk rumah sakit
7) Beberapa keadaan lain yang memperberat luka bakar
c. Riwayat kesehatan dahulu
Penting untuk menentukan apakah pasien mempunyai riwayat penyakit
yang merubah kemampuan untuk memenuhi keseimbangan cairan dan
daya pertahanan terhadap infeksi (seperti DM, gagal jantung, sirosis
hepatis, gangguan pernapasan).
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang berhubungan
dengan kesehatan klien, meliputi: jumlah anggota keluarga, kebiasaan
keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga masalah kesehatan.
e. Pola-Pola Kesehatan
1) Aktivitas/istirahat
Tanda : penurunan kekuatan, tahanan, keterbatasan rentang gerak
pada area yang sakit, gangguan massa otot, perubahan tonus.
2) Sirkulasi
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT), hipotensi
(syok), penurunan nadi perifer distal pada ekstemitas yang cedera,
24
8) Pernafasan
Gejala : terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama
(kemungkinan cedera inhalasi).
Tanda : serak, batuk mengi, partikel karbon dalam sputum,
ketidakmampuan menelan sekresi oral dan sianosis, indikasi cedera
inhalasi.
Pengembangan toraks mungkin terbatas pada adanya luka bakar
lingkar dada, jalan napas atau stridor/mengi (obstruksi sehubungan
dengan laringospasme, oedema laringeal); bunyi napas : gemericik
(oedema paru), stridor (oedema laringeal), sekret jalan napas dalam
(ronchi).
9) Keamanan
Kulit umum : destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti
selama 3-5 hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler
pada beberapa luka.
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan
pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung
sehubungan dengan kehilangan cairan/status syok.
Cedera api : terdapat area cedera campuran dalam sehubungan
dengan variase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar.
Bulu hidung gosong, mukosa hidung dan mulut kering, merah, lepuh
pada faring posterior, oedema lingkar mulut dan atau lingkar nasal.
Cedera kimia : tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab.
Kulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seperti kulit samak
halus, lepuh, ulkus, nekrosis, atau jaringan parut tebal. Cedera secara
umum lebih dalam dari tampaknya secara perkutan dan kerusakan
jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam stelah cedera.
Cedera listrik : cedera kutaneus ekternal biasanya lebih sedikit
dibawah nekrosis. Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka
aliran masuk/keluar (eksplosif), luka bakar dari gerakan aliran pada
proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal sehubungan dengan
pakaian terbakar.
26
Rencana Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan
Intervensi Rasionalisasi
Kriteria Hasil
Kerusakan Tujuan : Pasien 1. Bersihkan luka 1. Untuk
integritas menunjukkan tanda- dan kulit menurunkan
kulit tanda penyembuhan sekitarnya resiko infeksi
berhubungan luka dengan seksama dan untuk
dengan Kriteria hasil : Luka dan angkat meningkatka
cedera panas sembuh tanpa tanda- debris jaringan n proses
tanda kerusakan atau yang mengalami penyembuha
inflamasi devitalisasi n luka
2. Jaga pasien 2. Untuk
untuk tidak mempertaha
menggaruk dan nkan proses
mengorek luka penyembuha
3. Pertahankan n luka
perawatan luka 3. Untuk
4. Diet tinggi kalori menghindari
dan protein kerusakan
5. Pantau tanda dan jaringan
gejala infeksi yang sedang
pada luka berepitelisasi
dan
bergranulasi
4. Untuk
memenuhi
kebutuhan
protein dan
28
kalori yang
meningkat
dikarenakan
peningkatan
metabolisme
dan
katabolisme
5. Untuk
mematikan
pengenalan
dan terapi
yang tepat
Resiko Tujuan : pasien 1. Pantau tanda dan 1. Untuk
perubahan mempertahankan gejala kompresi memastikan
perfusi sirkulasi yang sirkulasi yang perfusi
jaringan optimal ke daerah berhubungan sirkulasi
berhubungan distal pada dengan edema yang adekuat
dengan luka ekstremitas yang 2. Kaji denyut nadi 2. Untuk
bakar terbakar yang melemah mengetahui
sirkumferensi dengan Doppler adanya
al Kriteria Hasil : dan pengisian penuruna
Perfusi distal yang kapiler yang perfusi distal
adekuat pada memanjang 3. Untuk
ekstremitas yang 3. Tinggikan mencegah
terbakar dapat ekstremitas lebih penurunan
dipertahankan dari jantung sirkulasi
4. Hindari balutan ekstremitas
retriksi pada 4. Untuk
ekstremitas yang mencegah
cedera penurunan
sirkulasi ke
ekstremitas
29
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Luka bakar adalah suatu trauma atau kerusakan jaringan tubuh terutama
kulityang disebabkan oleh panas, arus listrik, bahan kimia, dan radiasi yang
memberikan gejala tergantung pada luas dalam dan lokasi lukanya.
4.2 Saran
Penyusun mengharapkan semoga dengan adanya makalah ini dapat
menambah wawasan bagi para pembaca dan merupakan tambahan referensi
untuk ilmu pengetahuan khususnya tentang keperawatan medical bedah 2
tentang luka bakar.
33
DAFTAR PUSTAKA