A DENGAN
Disusun Oleh :
Muhammad Rafie
NPM: 09225 A-S1
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul Laporan
Nama Mahasiswa
Muhammad Rafie
NPM
09225 A-S1.
Institusi
Sekolah
Tinggi
Ilmu
Kesehatan
Muhammadiyah
Banjarmasin.
Banjarmasin, Agustus 2014
Mahasiswa
Muhammad Rafie
Menyetujui
CT
CT
Artritis Reumatoid
Definisi
Arthritis rheumatoid adalah sebuah penyakit kronis, sistemik, inflamasi yang
menyebabkan kerusakan sendi dan perubahan bentuk dan mengakibatkan kelumpuhan
(Lueckenotte, 2000).
Arthritis rheumatoid adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai system
organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan penyambung
difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui sebab-sebabnya.
Artritis rematoid adalah suatu penyakit inflamasi sistemik kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. Terlibatnya
sendi pada pasien artritis rematoid terjadi setelah penyakit ini berkembang lebih lanjut
sesuai dengan sifat progresifitasnya. Pasien dapat juga menunjukkan gejala berupa
kelemahan umum cepat lelah (Corwin, 2001)
Tanda dan gejala rematik
Penderita penyakit rematik kebanyakan datang ke dokter sudah dalam kondisi
parah. Ada yang sudah tidak bisa jalan, sendi-sendi tangannya cacat, atau depresi berat.
Padahal jika pasien ditangani secara dini maka setidaknya kecacatan itu dapat dihindari
lewat metode pengobatan, operasi, dan terapi fisik. dengan penanganan yang tepat,
penderita rematik dapat menjalani hidup seperti orang sehat pada umumnya.
Deteksi penyakit Rematik pada awalnya dilakukan dengan tes Rheumatoid
Faktor (RF). Namun tes antibodi ini juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit
autoimun lainnya, seperti infeksi kronik. Penanda yang lebih spesifik untuk penyakit ini
dilakukan lewat tes anti CPP atau Anti-cylic citrullinated antibody. Tes ini relatif batu
dan merupakan penanda yang dapat mendeteksi munculnya rematik secara lebih dini.
Karena hasil tes ini bisa memprediksi munculnya rematik lima tahun kedepan. Deteksi
dini sangat penting bagi diagnosis rematik. Pasalnya dengan penanganan dini pula maka
berbagai kerusakan sendi dapat dicegah.
Adapun Gejala Rematik antara lain :
1. Kekakuan pada dan seputar sendi yang berlangsung sekitar 30-60 menit di pagi
hari.
2. Bengkak pada 3 atau lebih sendi pada saat yang bersamaan.
3. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi pada sendi-sendi tangan.
4. Bengkak dan nyeri umumnya terjadi dengan pola yang simetris (nyeri pada
sendi yang sama di kedua sisi tubuh) dan umumnya menyerang sendi
pergelangan tangan. (Corwin, 2001)
Anatomi dan Fisiologi
Gambar 1.1
Gambar Sendi lutut normal dan reumatoid arthritis
Gambar 1.2
Gambar sendi lutut Normal Gambar sendi lutut Rheumatoid arthritis
Sistem muskuloskeletal bekerja membuat gerakan dan tindakan yang harmoni
sehingga manusia menjadi seorang yang bebas dan mandiri. Sistem muskuloskeletal
terdiri dari kerangka, sendi, otot, ligamentum dan bursa. Kerangka membentuk dan
menopang tubuh, melindungi organ penting dan berperan sebagai penyimpanan mineral
tertentu seperti kalsium, magnesium, dan fosfat. Rongga medula tulang adalah tempat
utama yang memproduksi sel darah. Otot memberikan kekuatan untuk menggerakkan
tubuh, menutup lobang luar dari sistem gastrointestinal dan saluran kencing serta
meningkaykan produksi panas untuk menjaga kontrol temperatur (Charlene J, 2001)
Etiologi
Penyebab utama penyakit reumatik masih belum diketahui secara pasti.
Biasanya merupakan kombinasi dari faktor genetik, lingkungan, hormonal dan faktor
sistem reproduksi. Namun faktor pencetus terbesar adalah faktor infeksi seperti bakteri,
mikroplasma dan virus (Lemone & Burke, 2001). Ada beberapa teori yang
dikemukakan sebagai penyebab artritis reumatoid, yaitu:
a. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.
b. Endokrin
c. Autoimmun
d. Metabolik
e. Faktor genetik serta pemicu lingkungan
Pada saat ini artritis reumatoid diduga disebabkan oleh factor autoimun dan infeksi.
Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II, faktor infeksi mungkin disebabkan
karena virus dan organisme mikroplasma atau grup difterioid yang menghasilkan
antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi penderita.
Patofisiologi
Pemahaman mengenai anatomi normal dan fisiologis persendian diartrodial atau
sinovial merupakan kunci untuk memahami patofisiologi penyakit rheumatik. Fungsi
persendian sinovial adalah gerakan. Setiap sendi sinovial memiliki kisaran gerak
tertentu kendati masing-masing orang tidak mempunyai kisaran gerak yang sama pada
sendi-sendi yang dapat digerakkan. Pada sendi sinovial yang normal. Kartilago artikuler
membungkus ujung tulang pada sendi dan menghasilkan permukaan yang licin serta
ulet untu gerakan.
Membran sinovial melapisi dinding dalam kapsula fibrosa dan mensekresikan
cairan kedalam ruang antara-tulang. Cairan sinovial ini berfungsi sebagai peredam kejut
(shock absorber) dan pelumas yang memungkinkan sendi untuk bergerak secara bebas
dalam arah yang tepat. Sendi merupakan bagian tubuh yang sering terkena inflamasi
dan degenerasi yang terlihat pada penyakit rheumatik.
Meskipun memiliki keaneka ragaman mulai dari kelainan yang terbatas pada
satu sendi hingga kelainan multi sistem yang sistemik, semua penyakit reumatik
meliputi inflamasi dan degenerasi dalam derajat tertentu yang biasa terjadi sekaligus.
Inflamasi akan terlihat pada persendian sebagai sinovitis.
Pada penyakit reumatik inflamatori, inflamasi merupakan proses primer dan
degenerasi yang merupakan proses sekunder yang timbul akibat pembentukan pannus
(proliferasi jaringan sinovial).
Inflamasi merupakan akibat dari respon imun. Sebaliknya pada penyakit
reumatik degeneratif dapat terjadi proses inflamasi yang sekunder. Sinovitis ini biasanya
lebih
ringan
serta
menggambarkan
suatu
proses
reaktif,
dan
lebih
besar
kemungkinannya untuk terlihat pada penyakit yang lanjut. Sinovitis dapat berhubungan
dengan pelepasan proteoglikan tulang rawan yang bebas dari karilago artikuler yang
mengalami
degenerasi
kendati
faktor-faktor
imunologi
dapat
pula
terlibat
(Brunner&Suddarth, 2002).
Manifestasi klinik
Rasa nyeri merupakan gejala penyakit reumatik yang paling sering
menyebabkan seseorang mencari pertolongan medis gejala yang sering lainnya
mencakup pembengkakan sendi. Gerakan yang terbatas, kekakuan, kelemahan, dan
perasaan mudah lelah. (Brunner&Suddarth, 2002).
Penatalaksanaan
Sendi yang meradang di istirahatkan selama eksaserbasi, periode-periode
istirahat setiap hari, kompres panas dan dingin bergantian, aspirin, obat anti-inflamasi
nonsteroid lainnya, atau steroid sistemik, pembedahan untuk mengeluarkan membrane
sinovium atau untuk memperbaiki deformitas (Corwin, 2001).
: Tn. A.Y
Umur
: 41 Tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
Alamat
Agama
: Islam
Suku
: Banjar
Nama Klien
: Ny. A
Umur
: 38 Tahun
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Petani
Alamat
Agama
: Islam
Suku
: Banjar
Nama
Tn. A. Y
Ny. A
An. R
An. A
An. M
An. I
3. Genogram
L/P
Umu
Hub.Kel
Pend
Pekerjaa
Status Kes
L
P
P
P
L
L
r
41 Th
38 Th
17 Th
12 Th
7 Th
7 Th
KK
Istri
Anak
Anak
Anak
Anak
.
SD
SD
MA
SD
SD
SD
n
Buruh
Buruh
Pelajar
Pelajar
Pelajar
Pelajar
Sehat
Sakit Rematik
Sehat
Sehat
Sehart
Sehat
Keterangan :
: Laki-laki
: Meninggal Perempuan
: Perempuan
: Tinggal Serumah
4. Tipe Keluarga
a. Tipe keluarga
Nuclear Family yang terdiri dari ayah dan ibu serta anak yang tinggal
serumah . dan keluarga berada pada tahap perkembangan anak remaja.
memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat
remaja yang sudah bertambah dewasa dan meningkatkan otonominya,
mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga, mempertahankan
komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan, perubahan system peran dan peraturan untuk
tumbuh kembang keluarga
a. Pengambil keputusan
dibutuhkan untuk mencukupi kehidupannya sehari hari dan itu pun belum di
tambah dengan pengeluaran lain seperti biaya anak sekolah.
d. Sosial
Hubungan keluarga dengan masyarakat baik, bahkan di lingkungan rumah
mayoritas kerabat dekat. Ny. A tidak begitu aktif dalam kegiatan masyarakat
dalam kepengurusan masyarakat. Ny. Hanya sebagai ibu rumah tangga
5. Pola Kebiasaan Keluarga
1. Nutrisi
Keluarga Ny.A memiliki kebiasaan makan 3 x sehari dengan waktu yang
tidak teratur, dengan makanan pokok nasi ditambah tahu atau tempe, makan
sayur kadang-kadang saja, dan Ny. R makan makan tidak ada pantangan
baik itu manis, asam dan asin. Klien mkan buah buahan jarangv sekali
karena keterbatasan biaya.
2. Personal Hygiene keluarga cukup bersih.
Keluarga ini mandi 2 x sehari yaitu pagi dan sore hari dengan memakai
sabun dan air sungai, gosok gigi 2 x sehari dengan menggunakan pasta gigi,
kebersihan anggota keluarga cukup.
3. Pola Rekreasi dan Hiburan
Hanya menonton tv dan kadang kerumah anak2nya.
Keterangan : Posisi ruangan rumah dapat dilihat pada denah rumah dihalaman ini.
DAPUR 1
KETERANGAN
1 : DAPUR
2 : KAMAR
KAMAR 2
3 : RUANG TAMU
DAN KUMPUL
KELUARGA
L
O
R
O
N
G
4 : PINTU
5 : TERAS
6 : KAMAR MANDI
Pintu
4
2. Sanitasi Lingkungan
a. Sumber Air Minum.
Air minum berasal dari air tadah hujan dan sungai yang ada di depan
rumah, air bisa di beri obat/tawas bisa juga tidak. Air yang digunakan
untuk minum dimasak sampai mendidih.
b. Sumber Air Untuk Mencuci.
Air yang digunakan untuk mencuci adalah air sungai.
c. Pembuangan Air Limbah.
Pembuangan air limbah biasanya dilakukan keluarga di belakang rumah
seperti tanah serapan.
rumah.pada sore hari keluarga baru terkumpul untuk untuk bercanda bersama
anak anak.
5. Riwayat Perkembangan Keluarga
a. Tahapan Perkembangan Keluarga :
-
Ny. A
sebelahnya.
g. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Bapak A termasuk anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti
kegiatan masyarakat, dengan keluarga dilingkungan nya seperti pengajian
dan yang lainnya tampak saling berinteraksi dengan baik. Ny. A yang
menderita Rematik juga seorang yang aktif.
h. Sistem Pendukung Keluarga
Keluarga tidak mempunyai tabungan asuransi, namun sudah terdaftar menjadi
anggota Jamkesmas
berobat kepuskesmas
6. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis, dalam menghadapi
masalah, biasanya dilakukan musyawarah keluarga sebelum memutuskan
suatu permasalahan. Komunikasi dilakukan dengan sangat terbuka.
9. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum Ibu R Nampak masih kuat, tetapi daya keseimbangannya
kurang, makan dan minum masih dalam batas normal
Tanda-tanda vital :
TD
: 120/80 mmHg
Respirasi : 20 x/mnt
Suhu
: 36,5 C
TB
: 155 cm dan BB : 60 Kg
Leher
Pada leher tidak nampak adanya peningkatan tekanan vena Jugularis dan
Arteri carotis, tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid (Struma)
Mata
Konjungtiva tidak terlihat anemis, tidak ada katarak, penglihatan masih
baik
Telinga
Pendengaran bagus tidak menggunakan alat bantu pendengaran,
kebersihan telinga bersih, tidak ada serumen dalam lubang telinga atau
pun cairan yang keluar dari telinga.
Hidung
Bentuk simtris dan Tidak ada kelainan yang ditemukan
Mulut
Tidak ada kelainan, sumbing(-),stomatitis(-), perdarahan gusi(-)
Dada
Pergerakan dada terlihat simetris antara kiri dan kanan, tidak ada jejas
pada dada, bunyi jantung s1 dan s2 tunggal, frekuensi R = 20x/menit
Abdomen
Pada pemeriksaan abdomen tidak ditemukan adanya pembesaran hepar,
tidak kembung, pergerakan peristaltic usus baik, tidak ada bekas luka
operasi
Ekstremitas
Pada Ekstremitas atas dan bawah tidak terdapat edema, ekstremitas pada
kaki sedkit terganggu akibat penyakitnya dan sedkit sulit digerakkan dan
terasa nyeri jika ditekan di area kaki bawah dan lutut.
B. Analisa Data
No
1.
DATA
Data Subyektif
1. Ibu A sudah lama mengalami asam urat dan
dikatakan menderita Rematik setelah berobat ke
Puskesmas tamban sari baru
2. Ibu A tidak mengetahui penyebab penyebab rematik
ini dan bagaimana pencegahannya supaya tidak
kambuh lagi.
Data Objektif
1. Usia 38 Tahun
2. Berdasarkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital
didapatkan
TD
: 120/80 mmHg
Respirasi
: 20 x/mnt
Suhu
: 36,5 C
TB
: 155 cm dan BB : 60 Kg
ETIOLOGI
Kurangnya pengetahuan
keluarga tentang pencegahan
penyakit rematik
MASALAH
Resiko terjadinya trauma
Data Subyektif
1. Ibu A sudah lama mengalami asam urat dan berobat
Ketidakmampuan keluarga
perawatan rematik
sakit
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perawatan rematik
No
1.
Kriteria
a. Sifat Masalah :
Skala
2
Bobot
1
Skoring
2/3x1 = 2/3
Ancaman Kesehatan
Pembenaran
Keluarga tidak tahu penyakitnya
mudah mengakibatkan resiko
trauma
b. Kemungkinan
1/2x2 = 1
masalah dapat
mempengaruhi penyerapan
diubah : Hanya
informasi
sebagian
3
3/3x1 = 1
c. Potensial masalah
2/2x1 = 1
d. Menonjolnya
masalah : Masalah
ditangani
Total
3 2/3
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perawatan rematik
No
1.
Kriteria
a. Sifat Masalah :
Skala
2
Bobot
1
Skoring
2/3x1 = 2/3
Ancaman Kesehatan
Pembenaran
Rematik adalah penyakit yang
terjadi akibat penurunan kondisi
tubuh dan dipengaruhi oleh factor
umur
b. Kemungkinan
1/2x2 = 1
masalah dapat
diubah : Hanya
sebagian
3
3/3x1 = 1
c. Potensial masalah
0/2x1 = 1
d. Menonjolnya
masalah : Masalah
ditangani
Total
2 2/3
Berdasarkan rumusan prioritas diatas, maka dapat diketahui prioritas permasalahan pada Keluarga Bapak Ahmad adalah sebagai
berikut :
1. Resiko terjadinya trauma berhubungan dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit rematik
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan dalam merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang perawatan rematik
Tujuan
Umum
Khusus
Kriteria Evaluasi
Kriteria
Standar
Intervensi
Dx
1.
Setelah
dilakukan
Klien mampu :
Verbal
dapat menjelaskan
penyuluhan
penyakit rematik
keluarga
mengenal dan
dapat menyebutka
mampu
2. Dapat menyebutkan
mencegah
terjadinya resiko
menyebabkan penyakit
trauma pada
rematik
penyakit rematik
sumber penyebab
penyakit rematik
3. Klien dan keluarga
dapat menyebutkan
3. Dapat menyebutkan
pada anggota
keluarganya
terjadinya trauma
terjadinya trauma
2.
Setelah
dilakukan
Keluarga mampu :
1. Menyebutkan pengertian
Verbal
pengetahua
1. Keluarga dapat
menyebutkan tanda-
penyuluhan
keluarga mampu
rematik
2. Menybutkan tanda dan
mengambil
keputusan untuk
gejala rematik
penyakit Rematik
penanganannya
2. Keluarga dapat
3. Menyebutkan factor
mengidentifikasi cara
berobat secara
pengobatan dan
rematik
perawatan
4. Menyebutkan
3. Keluarga dapat
Puskesmas/RS setelah
pengobatan dan
memutuskan tindakan
perawatan rematik
5. Mampu mengambil
keputusan dalam
pengobatan
No Dx
1.
Diagnosa Keperawatan
Resiko terjadinya trauma
berhubungan dengan
Tanggal
1 September 2014
Implementasi
Memberi penyuluhan
Evaluasi
S=
kurangnya pengetahuan
keluarga tentang
pencegahan penyakit
rematik
A=
-
P=
2.
Ketidakmampuan keluarga
5 September 2014
Penyuluhan tentang :
Lanjutkan Intervensi
S=
mengambil keputusan
1. Pengertian rematik
2. Penyebab Rematik
berhubungan dengan
4. Penatalaksanaan rematik
perawatan rematik
hipertensi
O=
-
Proses
A=
-
P=
Intervensi di hentikan
Daftar Pustaka
Mubarok, I, dkk, 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta : Sagung Seto