Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGN GANGGUAN


SYSTEM MUSKULOSKELETAL :
REMATIK

1. Chandra mulyana
2. Euis rani
3. Imayatul milah
4. Risna fauziah
5. Sri mulyati
PENGERTIAN
• Rematik merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal
dan tersebar luas diseluruh dunia yang secara simetris
mengalami peradangan sehingga akan terjadi pembengkakan,
nyeri dan akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam
sendi dan akan mengganggu aktivitas/pekerjaan penderita.
• Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial
yang bersifat sistemik, progesif, cenderung kronik dan mengenai
sendi serta jaringan ikat sendi secara simetris (Rasjad
Chairuddin, 2015).
JENIS-JENIS REMATIK
Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis rematik yaitu :

1. Reumatik Sendi (Artikuler)


Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi
(reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan
yaitu:
a) Artritis Reumatik
Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang
tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar
persendian.
b. Osteoatritis
Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan
akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum,
kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar persendian (periartikular).
c. Atritis Gout
Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah
(hiperurisemia) . Namun bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan
sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat di persendian meningkat.
2. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)

Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di


luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi
(ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:
a. Fibrosis
Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan
anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut,
penyebabnya adalah faktor kejiwaan.
b. Tendonitis dan tenosivitis
Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal
di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus
tendon.
c. Entesopati
Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini
dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa timbul
akibat menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.
d. Bursitis
Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot
ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan
pseudogout
e. Back Pain
Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses
degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang
berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk.
Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik
dan fraktur.
f. Nyeri pinggang
Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah
mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan
sakroiliaka) Yang dapat menjalar ke tungkai dan kaki.
g. Frozen shoulder syndrome
Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan
atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat,
terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat
pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.
ETIOLOGI/PENYEBAB
Penyebab penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa
faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain :
1. Usia lebih dari 40 tahun
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Kecendrungan wanita untuk menderita Artritis Rhemathoid dan sering
dijumpainya pada wanita yang sedang hamil menimbulkan dugaan terdapatnya faktor
keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit
ini (Nugroho, 2012).
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi rematik pada masing-masing suku bangsa. Hal
ini mungkin berkaitan dengan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada
frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Faktor pekerjaan/aktivitas
Berbagai aktivitas dengan beban pekerja dan daya tekanannya yang dapat
memperberat sendi dan pekerjaan yang banyak menggunakan tangan dalam
jangka waktu yang lama, sering yang menjadi keluhan-keluhan yang dapat
dirasakan pada setiap penderita penyakit rematik (Putri, 2012).
5. Faktor Pola Makan
Hal ini disebabkan karena adanya kebiasaan mengomsumsi makanan yaitu
yang dapat memicu terjadinya kekambuhan rematik, karena makanan merupakan
faktor penting dalam memicu penyakit rematik seperti, menghindari produk susu,
buah jeruk, tomat, jeroan, dan makanan tertentu lainnya (Smeitzer 2001).
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Nugroho (2012), ada beberapa manifestasi klinis yang lazim
ditemukan pada penderita Artritis Rhemathoid.
1) Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun
dan demam.
2) Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi ditangan.
3) Kekakuan dipagi hari selama lebih dari 1 jam
4) Artritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologic
5) Deformitas : kerusakan dari struktur-struktur penunjang
6) Nodula-nodula Rhemathoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar
sepertiga orang dewasa penderita Artritis Rhemathoid.
PATOFISIOLOGI

• Sendi merupakan bagian tubuh yang paling sering terkena


inflamasi dan degenerasi yang terlihat pada penyakit rematik.
Inflamasi akan terlihat pada persendian sebagai sinovitis. Pada
penyakit rematik inflamatori, inflamasi merupakan proses
primer dan degenerasi yang terjadi merupakan proses sekunder
yang timbul akibat pembentukan pannus (proliferasi jaringan
synovial). Inflamasi merupakan akibat dari respon imun
(Nugroho, 2012).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat :
1) Tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien Artritis Rhemathoid
terutama bila masih aktif.
2) Protein C-reaktif biasanya positif.
3) LED meningkat.
4) Leukosit normal atau meningkat sedikit.
5) Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi yang kronik.
6) Trombosit meningkat.
7) Kadar albumin serum menurun dan globulin naik.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan pada pasien rematik mencakup terapi farmakologi,
rehabilitasi dan pembedahan bila diperlukan, serta edukasi kepada pasien dan
keluarga. Tujuan pengobatan adalah menghilangkan inflamasi, mencegah deformitas,
mengembalikan fungsi sendi, dan mencegah destruksi jaringan lebih lanjut (Kapita
Selekta, 2014).
1. NSAID (Nonsteroidal Anti-Inflammatory Drug)
Diberikan sejak awal untuk menangani nyeri sendi akibat inflamasi. Namun
NSAID tidak melindungi kerusakan tulang rawan sendi dan tulang dari proses
destruksi.
2. DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drug)
Digunakan untuk melindungi sendi (tulang dan kartilago) dari proses destruksi
oleh Rheumatoid Arthritis.
3. Kortikosteroid
Diberikan kortikosteroid dosis rendah setara prednison 5-7,5mg/hari sebagai “bridge”
terapi untuk mengurangi keluhan pasien sambil menunggu efek DMARDs yang baru muncul
setelah 4-16 minggu.
4. Rehabilitasi
Terapi ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Caranya dapat
dengan mengistirahatkan sendi yang terlibat melalui pemakaian tongkat, pemasangan bidai,
latihan, dan sebagainya. Setelah nyeri berkurang, dapat mulai dilakukan fisioterapi.
5. Pembedahan
Jika segala pengobatan di atas tidak memberikan hasil yang diharapkan, maka dapat
dipertimbangkan pembedahan yang bersifat ortopedi, contohnya sinovektomi, arthrodesis,
total hip replacement, dan sebagainya. (Kapita Selekta, 2014)
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA
A. Pengkajian Keperawatan Keluarga
1. Data umum
a) Nama KK, alamat dan telepon
b) Komposisi keluarga (dilengkapi genogram 3 generasi)
c) Tipe keluarga
d) Suku bangsa
e) Agama
f) Status social ekonomi dan keluarga
g) Aktivitas rekreasi keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a) Tahap perkembangan keluarga saat ini
b) Tahap perkembangan kekuarga yg belum terpenuhi
c) Riwayat keluarga inti
d) Riwayat keluarga sebelumnya
e) Sistem pendukung keluarga
3. Data lingkungan
a). Karakteristik rumah
a. pengolahan sampah
b. system drainage air
c. penggunaan jamban
d. kondisi air
b). Mobilitas geografis keluarga
c). Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
4. Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
b) Struktur kekuatan keluarga
c) Struktur peran
d) Nilai dan norma keluarga
5. Fungsi keluarga
a) Fungsi efektif
b) Fungsi sosialis
c) Fungsi reproduksi
d) Fungsi ekonomi
6. Stress dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek dan jangka panjang
b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
c) Strategi koping
d) Strategi adaptasi disfungsional
7. Pemeriksaan fisik mencakup semua keluarga
8. Harapan keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Mubarak (2012) merumuskan diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan data yang


didapatkan pada pengkajian. Komponen diagnosis keperawatan meliputi problem atau masalah,
etiology atau penyebab, dan sign atau tanda yang selanjutnya dikenal dengan PES.
1. Problem atau masalah (P) Masalah yang mungkin muncul pada penderita artritis rheumatoid.
2. Etiology atau penyebab (E) Penyebab dari diagnosa keperawatan pada asuhan keperawatan
keluarga berfokus pada 5 tugas kesehatan keluarga yang meliputi:
3. Mengenal masalah kesehatan.
4. Mengambil keputusan yang tepat.
5. Merawat anggota keluarga yang sakit.
6. Memodifikasi lingkungan.
7. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
8. Sign atau tanda (S) Tanda atau gejala yang didapatkan dari hasil pengkajian
MENENTUKAN PRIORITAS MASALAH
N KRITERIA HASIL BOBOT
O
1 Sifat Masalah
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
-Krisis atau keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolkan masalah
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
LANJUTAN…..

1. Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan


:
2. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.
3. Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
Skor𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
4. x Bobot
𝑆𝑘𝑜𝑟𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

5. Jumlahkan skor untuk semua kriteria skor tertinggi adalah 5.


Etiologi pada diagnosis keperawatan keluarga menggunakan lima skala
ketidak kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugaskesehatan dan
keperawatan, yaitu :
• Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga disebabkan
karena :
a) Kurang pengetahuan atau ketidaktahuan fakta
b) Rasa takut akibat masalah yang diketahui
c) Sikap dan falsafah hidup
• Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk melaksanakan
tindakan, disebabkan karena :
a) Tidak memahami mengenai sifat, berat, dan luasnya masalah
b) Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan,
dan kurangnya sumberdaya keluarga
c) Ketidak cocokan pendapat keluarga
• Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit,
disebabkan karena :
a) Tidak mengetahui keadaan penyakit
b) Tidak mengetahui tentang perkembangan perawat yang dibutuhkan
c) Kurang atau tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan
• Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang
kondusif yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi
anggota keluarga, disebabkan karena :
a) Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung
jawab atau wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat
b) Kurang dapat mellihat untung dan manfaat pemeliharaan lingkungan
rumah
c) Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan
• Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan sumber dimasyarakat guna
memelihara kesehatan, disebabkan karena :
a) Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada
b) Tidak memahami keuntungan yang diperoleh
c) Kurang percaya terhadap petugas kesehatan atau lembaga kesehatan
d) Pengalaman yang kurang baik dari petugas
e) Rasa takut pada akibat tindakan
f) Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan
g) Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN
MUNCUL PADA KELUARGA DENGAN REMATIK
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan
keluarga tentang reumatik
2. Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit
3. Resiko cedera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga modifikasi lingkungan
4. Gangguan mobilitas fisik akibat penurunan kekuatan otot pada penderita artritis reumatoid
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
5. Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah kesehatan
6. Defisit perawatan diri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggota keluarga yang sakit
7. Ansietas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
8. Sumber : (Doengoes, 2000 dalam Lukman, 2009)
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
Dx1.Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berhubungan
dengan kurang pengetahuan keluarga tentang reumatik

Rencana Keperawatan
Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional
objektif
TUK 1 Keluarga mampu 1. Kaji tingkat pengetahuan 1. Memudahkan dalam
mengenal Keluarga menentukan intervensi
masalah tentang 2. Berikan pendidikan selajutnya
pengetahuan kesehatan tentang 2. Menambah pengetahuan
kesehatan dan perilaku rematik klien dan keluarga tentang
sehat 3. Evaluasi tingkat penyakit yang dideritanya.
pengetahuan keluarga 3. Mengetahui sejauh mana
keluarga memahami
tentang penyakit yang
dideritanya
Dx2. Nyeri akut b.d ketidak mampuan keluarga merawat
anggota keluarga yg sakit.

• TUK 2 1. Kaji skala nyeri 1. Membantu menentukan


Keluraga mampu memutuskan 2. Anjurkan keluarga intervensi selanjutnya
untuk merawat, meningkatkan membantu klien untuk 2. Panas meningkatkan
atau memperbaiki kesehatan mandi air hangat, kompres relaksasi otot dan
sendi- sendi yang sakit mobilitas, menurunkan
dengan kompres hangat rasa sakit.

• TUK 3 1. Berikan masase yang 1. Meningkatkan relaksasi/


Keluarga mampu merawat lembut mengurangi tegangan otot
anggota keluarga untuk 2. Ajarkan teknik relaksasi 2. Meningkatkan relaksasi,
meningkatkan atau dan distraksi memberikan rasa kontrol
memperbaiki kesehatan 3. Kolaborasi pemberian obat dan mungkin
sesuai indikasi yang meningkatkan kemampuan
diberikan koping.
3. Memudahkan untuk ikut
serta dalam terapi dan
mengurangi tegangan otot /
spasme.
Dx3. Resiko cedera b.D ketidakmampuan keluarga
modifikasi lingkungan

• TUK 4 1. Anjurkan modifikasi 1. Kondisi lingkungan


Keluarga mampu lingkungan yang yang sehat dapat
memodifikasi sehat dan aman menghindarkan resiko
lingkungan.  Lantai tidak licin dan pada anggota
kotor keluarga yang sakit.
 Penerangan lampu
baik (tidak gelap dan
tidak terlalu terang)
• TUK 5 1. Minta keluarga 1. apabila ada anggota
Keluarga mampu menunjukan salah keluarga yang sakit
memanfaatkan fasilitas satu fasilitas terutama klien
kesehatan. kesehatan (Misal : apabila cedera
Kartu JKN dan lain-
lain)
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KELUARGA

• Tindakan keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini yaitu :


1. Merangsang kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah kesehatan
dan kebutuhan keluarga

2. Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,esehatan


dengan cara memberi informasi
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit, ,
4. Membantu keluarga untuk memodifikasi lingkungan menjadi sehat,

5. Memberi motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan tyang ada,


dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan keluarga,
serta membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada. (Widyanto,
2014)
EVALUASI
 Evaluasi Kuantitatif
Evaluasi kuantitatif dilaksanakan dalam kuantitas, jumlah pelayanan, atau
kegiatan yang telah dikerjakan.

 Evaluasi Kualitatif
Evaluasi kualitatif merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada salah
satu dari tiga dimensi yang saling terkait.
 Tahapan evaluasi dapat dilakukan pula secara formatif dan sumatif. Evaluasi formatif
adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan keperawatan sedangkan evaluasi
sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir asuhan keperawatan (Mubarak, 2012).

 Evaluasi dilaksanakan dengan pendekatan SOAP (Subyektif, Obyektif, Analisa, dan


Planning).

Anda mungkin juga menyukai