Anda di halaman 1dari 8

Aplikasi Teori Adaptasi Orem Pada Manajemen Nyeri Kasus

Post Op Appendisitis Laparatomi Di Ruang Zall Bedah


RSUD Hasanuddin Damrah Manna Tahun 2023

Ns.Yenita, S. Kep
Rumah Sakit Umum Hasanuddin Damrah Manna
Bengkulu Selatan
Email : yenitairwin@gmail.com

Abstrak

Appendisitis merupakan salah satu masalah pada saluran pencernaan yang timbul
karena peradangan pada daerah appendiks. Appendisitis menimbulkan manifestasi
klinis berupa nyeri hebat di kuadran kanan bawah abdomen. Nyeri yang dirasakan
dapat dirasakan oleh pasien baik sebelum operasi (Pre Op) maupun setelah
operasi (Post Op). Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektifitas teori Dorothea
Orem pada manajemen nyeri kasus post op appendisitis laparatomi. Hasil
pelaksanan manajemen nyeri kasus post op appendisitis laparatomi yaitu dengan
manajemen nyeri non farmakologi terdiri dari teknik relaksasi nafas dalam, teknik
distraksi (membaca koran), teknik imajinasi terbimbing dan teknik masase. Klien
mampu melaksanakan secara mandiri setelah implementasi dilaksanakan selama 5
hari.

Kata Kunci : Aplikasi teori Dorothea Orem, Manajemen Nyeri, Appendisitis,


Laparatomy.

Abstract

Appendixitis is one of the problems of gastrointestinal tract which raised because


of implammation in appendixitis cause clinical manifestation, that is great pain in
guadran the right down of abdoment. The pain can be felt by the patient in pre
operation or post operation. Tihs research purpose to see the efectiveness of
Dorothea Orem Theory about the pain management appendixitis laparatomi case.
The result of the pain management in appendixitis laparatomy post operation case
is the farmacology pain managemen whic consist of the deep breathing relaxation,
the distraction, the distraction technique (reading the news paper), guided
imajination technique and massage technique. The patient can do it by himself
after the implementation had done during five days.

Key words : The application of Dorothea Orem Theory, Pain Management,


Appendixitis Laparatomy.
PENDAHULUAN rumah sakit sebanyak 4.351 kasus.
Jumlah ini meningkat drastis
Penyakit yang dapat terjadi pada
dibandingkan degan tahun
sistem gastrointestinal salah satunya
sebelumnya yaitu sebanyak 3.236
yaitu appendiksitis. Appendiksitis
orang (Depkes RI, 2016).
merupakan peradangan dari apendiks
Appendisitis menimbulkan
vermivormis, dan merupakan
manifestasi klinis berupa nyeri hebat
penyebab abdomen akut yang paling
di kuadran kanan bawah abdomen.
sering. Penyakit ini dapat mengenai
Nyeri yang dirasakan dapat dirasakan
semua umur baik laki-laki maupun
oleh pasien baik sebelum operasi (Pre
perempuan, tetapi lebih sering
Op) maupun setelah operasi (Post
menyerang laki-laki berusia antara 10
Op). Nyeri ini dapat dipastikan terjadi
sampai 30 tahun (Mansjoer,
pada setiap pasien yang mengalami
Arief,dkk, 2010).
appendisitis (Mansjoer, Arief,dkk,
Menurut WHO angka kejadian
2010).
appendisitis mencapai 3442 juta
Berdasarkan data rekam medis
kasus tiap tahun (WHO 2013 dalam
RSUD Hasanuddin Damrah Tahun
Rahmat 2021). Statistik di Amerika
2021 di dapatkan angka kejadian
mencatat setiap tahun terdapat 30 –
appendisitis sebanyak 128 kasus dan
35 juta kasus apendisitis. Penduduk
angka ini meningkat di tahun 2022
di Amerika 10% menjalani
menjadi 141 kasus. Berdasarkan data
Appendiktomi. Afrika dan Asia
10 kasus terbanyak di Zall bedah
prevalensinya lebih rendah akan
adalah STT dengan 386 kasus dan
tetapi cenderung meningkat oleh
kasus paling dikit adalah BPH
karena pola dietnya yang tidak sehat
dengan 35 kasus, sedangkan kasus
(WHO 2013 dalam Rahmat 2021).
Post Op Laparatomi dengan APP
Survey di 15 provinsi di
menempati urutan ketiga terbanyak
Indonesia tahun 2021 menunjukan
dengan 196 kasus.
jumlah appendisitis yang dirawat di
Salah satu ahli teori yang cukup mengontrol rasa nyeri yang timbul
terkenal dan teorinya banyak setelah operasi dan mampu
digunakan dalam tatanan pelayanan menjalankan perawatan luka secara
keperawatan adalah Dorothea Orem. mandiri. Hal ini sesuai dengan apa
Dalam teori Self Care, Orem yang dijelaskan dalam teori Dorothea
menganggap bahwa perawatan diri Orem yaitu pasien diperlakukan
merupakan suatu kegiatan untuk tujuan kemandirin dan mampu
membentuk kemandirian individu merawat diri sendiri agar dapat
yang akan meningkatkan taraf meningkatkan derajat kesehatan dan
kesehatannya. Sehingga bila kesejateraan pasien (Orem dalam
mengalami defisit, ia membutuhkan George, 1995).
bantuan dari perawat untuk Berdasarkan latar belakang di
memperoleh kemandiriannya atas maka peneliti tertarik untuk
kembali. Teori ini suatu pendekatan mengangkat judul “Aplikasi Teori
yang dinamis, dimana perawat Adaptasi Orem Pada Manajemen
bekerja untuk meningkatkan Nyeri Kasus Post Op Appendisitis
kemampuan klien dalam merawat Laparatomi di Ruang Zall Bedah
dirinya sendiri dan bukan RSUD Hasanuddin Damrah Manna “.
menempatkan klien pada posisi
bergantung karena Self Care METEDOLOGI PENELITIAN
merupakan prilakun yang dapat Penelitian ini menggunakan
dipelajari (Orem dalam George, pendekatan penelitian kualitatif
1995). dengan strategi penelitian case study
Pada kasus post op appendisitis research dilengkapi dengan kerangka
teori Self care orem dapat diterapkan konsep penelitian.
karena pasien dengan post op Penelitian ini menggunakan
appendisitis memerlukan perawatan, asuhan keperawatan dengan teknik
maka diperlukan sebuah kemandirian wawancara dan observasi yaitu
agar pada saat pasien di rawat di menjelaskan bagaimana penerapan
rumah sakit dan pulang ke rumah aplikasi manajemen nyeri pasien post
pasien mampu dan mengerti op laparatomi appendisitis dengan
teori Dorothea Orem menggunakan berjalan dengan baik dan
metode Self care, pada penelitian ini berdasarkan pengkajian teori
penulis ingin memperoleh aplikasi Orem.
teori Dorothea Orem dalam Dari hasil pengkajian
manajemen nyeri secara mandiri pada yang dilakukan ditemukan
pasien post op laparatomi masalah klien pada pengkajian
appendisitis. personal faktor dan self care
deficits yaitu nyeri pada luka
HASIL DAN PEMBAHASAN post operasi laparatomi
1. Evaluasi Perkembangan Kasus appendisitis, gangguan istirahat
Pelaksanaan asuhan keperawatan tidur dan intoleransi aktivitas.
pada Ny. R di ruang Zall Bedah Masalah utama pada Ny. R
RSUD Hasanuddin Damrah Manna. adalah Ny. R tidak bisa
Penelitian dilakukan dari tanggal 23 mengontrol rasa nyeri yang
Januari sampai dengan 28 Januari ditimbulkan.
2023. Proses keperawatan yang b. Diagnosa
telah dilakukan meliputi, Peneliti merumuskan
pengkajian, diagnosa, intervensi, diagnosa keperawatan
implementasi dan evaluasi. berdasarkan teori Orem, peneliti
a. Pengkajian menegakkan diagnosa pertama
Proses pengkajian dilakukan yaitu “Ketidakmampuan Ny. R
berdasarkan teori Orem yang dalam melakukan perawatan diri
terdiri dari beberapa bagian melakukan manajemen nyeri
seperti, Personal Factor, luka post operasi app
Universal Self Care Requisits, laparatomi”, diagnosa kedua
Developmental Self Care, Health yaitu “Ketidakmampuan Ny. R
Deviations,, Medical Problem dalam melakukan perawatan diri
and Plan dan Self Care Defisit. pemenuhan istirahat tidur”, dan
Pada proses pengkajian peneliti diagnosa ketiga yaitu
tidak menemukan hambatan “Ketidakmampuan Ny. R dalam
yang bearti proses pengkajian melakukan perawatan diri
mobilisasi dini post operasi app mobilisasi duduk, ajarkan
laparatomi”. mobilisasi berjalan.
c. Rencana Keperawatan
Peneliti menyusun rencana d. Implementasi
intervensi untuk dignosa pertama Peneliti melakukan
yaitu : jelaskan tentang nyeri dan implementasi pada diagnosa
manajemen nyeri, ajarkan teknik pertama selama 5 hari, dalam
manajemen nyeri non melaksanakan implementasi
farmakologi pertama teknik peneliti tidak menemukan
relaksasi nafas dalam, ajarkan hambatan, Ny. R sangat
teknik manajemen nyeri non kooperatif dan mampu
farmakologi kedua teknik melakukan semua yang di
distraksi (membaca buku/koran), ajarkan tentang manajemen
ajarkan teknik manajemen nyeri nyeri. Implementasi yang
non farmakologi ketiga imajinasi dilakukan sebagai berikut :
terbimbimng, ajarkan teknik menjelaskan tentang nyeri dan
manajemen nyeri non manajemen nyeri, mengajarkan
farmakologi masase. Intervensi teknik manajemen nyeri non
untuk diagnosa kedua yaitu : farmakologi pertama teknik
jelaskan pentingnya istirahat relaksasi nafas dalam,
tidur pada pasien, ajarkan klien mengajarkan teknik manajemen
dan keluarga memodifikasi nyeri non farmakologi kedua
lingkungan yang nyaman untuk teknik distraksi (membaca
tidur, ajarkan klien untuk buku/koran), mengajarkan teknik
menjaga kebersihan diri sebelum manajemen nyeri non
tidur (cuci muka, tangan dan farmakologi ketiga imajinasi
kaki). Intervensi untuk diagnosa terbimbing, mengajarkan teknik
ketiga yaitu : Jelaskan manajemen nyeri non
pentingnya mobilisasi dini, farmakologi masase.
ajarkan cara mobilisasi miring Implementasi pada diagnosa
kiri miring kanan, ajarkan kedua dilaksanakan selama 2
hari. Implementasi yang
dilakukan sebagai berikut:
menjelaskan pentingnya istirahat 2. Analisa Aplikasi Teori Dorothea
tidur pada pasien, mengajarkan Orem
klien dan keluarga memodifikasi Teori self care Orem dapat
lingkungan yang nyaman untuk diterapkan pada kasus-kasus
tidur, mengajarkan klien untuk keperawatan karena Orem telah
menjaga kebersihan diri sebelum memperluas fokus
tidur (cuci muka, tangan dan keperawatannya dari perawatan
kaki). Implementasi pada individu menjadi unit multiperson
diagnosa ketiga dilaksanakan (keluarga, kelompok dan
selama 2 hari. Implementasi masyarakat), Orem mencatat
yang dilakukan sebagai berikut: bahwa ketika unit multiperson
menjelaskan pentingnya dilayani oleh perawat, maka
mobilisasi dini, mengajarkan sistem keperawatan yang
cara mobilisasi miring kiri digunakan adalah wholly
miring kanan, mengajarkan compensatory system, the partly
mobilisasi duduk, mengajarkan compensantory system, the
mobilisasi berjalan. supportive-educative system,
e. Evaluasi sesuai dengan kemampuan pasien
Dari semua implementasi dalam melakukan perawatan.
yang dilakukan didapatkan hasil 3. Kefektifan Aplikasi Teori
klien mampu mengontrol rasa Dorothea Orem dalam
nyeri yang timbul dan klien Menyelesikan Masalah Nyeri
mengatakan nyeri sudah banyak pada Pasien Post Op
berkurang, meskipun nyeri tidak Laparatomi Appendisitis.
hilang tapi rasa nyeri dapat Dari diagnosa yang
dikontrol dengan baik oleh Ny. ditegakkan dan implementasi yang
R, klien sudah bisa tidur dengan telah dilakukan terhadap Ny. R
nyenyak dan aktivitas klien maka peneliti dapat
sudah normal. menyimpulkan Teori Orem efektif
diterapkan pada pasien dengan mobilisasi dini miring kiri miring
masalah keperawatan nyeri post kanan, duduk dan berjalan.
op laparatomi appendisitis,
efektifitas teori Orem terbukti Saran
dengan respon klien yang 1. Bagi Sasaran
mengatakan nyeri sudah banyak Perlu ditingkatkan kemampuan
berkurang dibandingkan sebelum dalam melakukan perawatan diri
diberikan implementasi, dari secara mandiri terhadap
pernyataan tersebut peneliti dapat penyakitnya agar tidak terjadi
menyimpulkan meskipun nyeri penurunan status kesehatan pada
tidak hilang tapi rasa nyeri dapat klien. Yang perlu ditingkatkan
dikontrol dengan baik oleh Ny. R. yaitu kemampuan untuk
melakukan perawatan luka operasi
KESIMPULAN DAN SARAN setelah pulang atau saat pasien di
Kesimpulan rumah.
Setelah dilakukan pemberian 2. Bagi Perawat RSUD-HD Manna
asuhan keperawatan sesuai dengan Diharapkan semua perawat
teori Dorothea Orem selama lebih dapat mengaplikasikan teori self
kurang 5 hari maka peneliti care pada kasus manajemn nyeri
mendapatkan bahwa pasien mampu post op laparatomi appendisitis
untuk melakukan perawatan secara terutama perawat bangsal Bedah.
mandiri dengan cara melakukan 3. Bagi Peneliti
teknik-teknik manajemen nyeri yang Diharapkan bagi peneliti
telah di ajarkan oleh peneliti. Hasil selanjutnya dapat
yang didapatkan Ny. R mengatakan mengembangkan penelitian ini
nyeri berkurang dan mampu untuk kasus-kasus lain terutama
mengontrol nyeri yang timbul. Klien kasus pembedahan laparatomi.
mampu memodifikasi lingkungan 4. Bagi RSUD- HD Manna
untuk memenuhi kebutuhan tidur dan Diharapkan hasil penelitian
menjaga kebersihan diri sebelum ini dapat diterapkan atau dijadikan
tidur, klien mampu mempraktekkan tinjauan dalam memberikan atau
melaksanakan asuhan keperawatan
dengan manajemen nyeri post op
laparatomi appendisitis.

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2016. Survey Kesehatan
Rumah Tangga. Jakarta :
Depkes RI
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu.
2016. Rekapitulasi Laporan
Sistem Pencatatan dan
Pelaporan Tingkat Provinsi.
Bengkulu : Dinkes Provinsi
Bengkulu
Manjoer, Arif dkk. 2010. Kapita
Selekta Kedokteran. Jakarta :
EGC
George. 1995. Nursing Theorles The
Base for Professional Nursing
Practice. Fourth Edition
United State of Ammerica:
Appleton and lange Norwalk
Connecticut
Rahmat. 2016. Faktor-Faktor
Kejadian Appendisitis.
Makassar : Universitas
Hasanuddin
RSUD Hasanuddin Damrah Manna.
Rekam Medik Tahun 2021-
2022. Manna : RSUD HD

Anda mungkin juga menyukai