Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH

INEFFECTIVE KOPING

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikososial Dan Budaya Dalam Keperawatan
Dosen Pembimbing : Raden Nety Rustikayanti, S.Kp., M.Kep.

Disusun oleh:
Dela Lorenza (191FK03110)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
NOVEMBER, 2020/2021
BAB 1
LANDASAN TEORI

I. Konsep Dasar Stress Dan Koping


Stres adalah keadaan atau respon ketegangan yang disebabkan oleh stressor
atau oleh tuntutan aktual yang dirasakan yang tetap tidak teratasi (Antonovsky,
1979; Burr, 1973). Sters adalah ketegangan dalam diri seseorang atau system
sosial (keluarga) dan merupakan reaksi terhadap situasi yang menimbulkan
tekanan (Burgess, 1978). Agen pemerkasa atau presipitasi yang mengaktifkan
proses sters disebut stressor (Burr et al, 1993; Chrisman & Fowler, 1980). Agen
presipitasi yang mengaktifkan stress dalam keluarga adalah peristiwa hidup
atau kejadian yang cukup kuat untuk menyebabkan perubahan dalam system
keluarga (Hill, 1949). Stressor keluarga dapat berupa peristiwa atau
pengalaman pinterpersonal (didalam atau diluar keluarga), lingkungan,
ekonomi atau social budaya.
Koping terdiri atas pemecahan upaya pemecahan masalah yang sangat
relevan dengan kesejahteraan, tetapi membebani sumber seseorang. Koping
didefinisikan sebagai respon (kognitifperilaku atau persepsi) terhadap
ketegangan hidup eksternal yang berfungsi untuk mencegah, menghindari,
mengandalkan distress emosional. Koping adalah sebuah istilah yang terbatas
pada perilaku atau kognisi aktual yang ditampilkan seseorang, bukan pada
sumber yang mungkin mereka gunakan. Koping keluarga menunjukkan tingkat
analisa kelompok keluarga (atau sebuah tingkat analisis interaksional). Koping
keluarga didefinisikan sebagai proses aktif saat keluarga memamfaatkan
sumber yang ada dan mengembangkan perilaku serta sumber baru yang akan
memperkuat unit keluarga dan mengurangi dampak peristiwa hidup penuh
stress (McCubbin,1979). Krisis keluarga adalah kondisi kekacauan, tidak
teratur, atau ketidakmampuan dalam system keluarga yang berlangsung terus
menerus. Krisi terjadi ketika sumber dan strategi adaptif keluarga tidak efektif
dalam mengatasi stressor.

II. Fase Waktu Stres Dan Strategi Koping

1. Periode Antrestres
Periode stress sebelim benar-benar melawan stressor, antisipasi kadang
mungkin terjadi, terdapat kesadaran terhadap bahaya yang mengancan
atau ancaman situasi yang dirasakan. Jika keluarga atau orang yang
membantu dapat mengidentifikasi stressor yang akan dating, bimbingan
antispasi serta strategi koping pencegahan dapat dicari atau diberikan
untuk memperlemah atau mengurangi dampak stressor.
2. Periode Stres Aktual
Strategi koping selama periode stress biasanya berbeda intensitas dan
jenisnya dari strategi yang digunakan sebelum awitan stressor dan stress.
Mungkin terdapat stratergi defensive dan bertahan yang sangat dasar
digunakan selama periode ini jika stress dalam keluarga sangat berat.
Dengan energi yang luar biasa besar yang dikeluarkan dalam menangani
stressor dan stre, banyak fungsi keluarga (beberapa dapat penting bagi
kesehatan keluarga) sering kali diabaikan atau dilakukan secara tidak
adekuat sampai keluarga memiliki sumber untuk mengatasi stressor dan
stress. Respon koping yang paling membantu selama periode stress
sering kali interkeluarga dan mencari sumber dukungan spiritual.
3. Periode Pascastres
Strategi koping yang diterpkan setelah periode stress akut, disebut fase
pascatruama yang terdiri dari satrategi untuk mengembalikan keluarga ke
keadaan homeostasis yang seimbang. Untuk meningkatkan kesejatreaan
kel;uarga selam fase ini, keluarga perlu saling bekerja sama, saling
mengungkapkan perasaan dan memecahkan masalah atau mencari atau
memamfaatkan dukungan keluarga untuk memperbaiki situasi penuh
stress. Empat kemungkinan hasil akhir pascatrauma antar lain;
a. Keluarga berfungsi pad tingkat yang lebih tinggi dibandingkan
sebelumnya.
b. Keluarga berfungsi pada tingkat yang lebih rendah dari pada sebelumnya

c. Keluarga berfungsi pada tingkat yang sama dengan prastres

d. Perpecahan keluarga (seperti: perpisahan, perceraian dan pengabaian).


Ketika keluarga mengakhiri fungsinya pada tingkat kesejahteraan rendah
atau dalam keadaan perpecahan keluarga, anggota keluarga sering kali
membutuhkan bantuan professional untuk membantu keluarga meningkatkan
rangkaian strategi koping yang efektif (Reiss, Streinglass & Howe, 1993).
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

A. KASUS
Tn.A berumur 45 tahun Pasien pernah mengalami pengalaman yang tidak
menyenangkan yaitu Bangkrut dalam usaha tekstil pada tahun 2014,serta bercerai
dengan istrinya pada tahun 2014 istrinya serta kemudian anak-anaknya ikut
bersama istrinya, Ny.M mengatakan semenjak itu Tn.M suka melamun, menyendiri
di kamar,suka marah-marah, tidak mau bergaul dengan masyarakat,jarang
berkomunikasi dengan orang lain sampai hubungan dengan tetangga renggang.
Pada saat pengkajian di dapatkan hasil Tn.A sering menunduk, sering
menyendiri serta kontak mata tidak terlalu fokus saat berbicara . Saat ini Tn.A
tinggal serumah dengan keponakannya saja Yaitu Ny.m.
Ny. M mengatakan apabila Tn.M mempunyai masalah, pasien sering
memendamnya (tidak mau menceritakan pada orang lain)

B. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata
Klien
Nama : Tn.A
Umur : 45 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Panggang, Gunung Kidul
Status : Bercerai
Diagnosa Medis :
Penanggung Jawab
Nama : Ny.M
Umur : 25 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S-1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Panggang,Gunung Kidul
Hubungan dengan klien : Keponakan

2. Keluhan Utama
Ny.M mengatakan semenjak itu Tn.M suka melamun, menyendiri di
kamar,suka marah-marah, tidak mau bergaul dengan masyarakat,jarang
berkomunikasi dengan orang lain sampai hubungan dengan tetangga renggang.

3. Riwayat penyakit dahulu


a.Tn.A tidak pernah mengalami aniaya fisik dalam keluarga maupun
dalam lingkungannya.
b. Dalam keluarga Tn.A tidak ada yang menderita gangguan jiwa.

4. Faktor Predisposisi
Pasien pernah mengalami pengalaman yang tidak menyenangkan yaitu
Bangkrut dalam usaha tekstil pada tahun 2011,serta bercerai dengan istrinya pada
tahun 2011istrinya serta anak-anaknya ikut bersama semenjak itu pasien suka
melamun, menyendiri di kamar,suka marah-marah, sering menunduk,tidak
mau bergaul dengan masyarakat dan jarang berkomunikasi dengan orang lain,
sampai hubungan dengan tetangga renggang.

5. Faktor presipitasi
Klien bangkrut dalam usaha tekstilnya pada tahun 2011 dan bercerai dengan
istrinya pada tahun 2011 serta anak-anaknya ikut bersamaistrinya.

6. Pemeriksaan Fisik
A. Tanda – tanda vital
Pemeriksaan pada Nn. J, diperoleh dengan keadaam umum : Pasien
dalam keadaan sadar, tanda – tanda vital : tensi darah: 130/90 mmHg nadi :
80x/mnt, respiratori : 20x/mnt, suhu : 36oC, berat badan : 50 kg, tinggi badan
153 cm, keadaan fisik : kulit : putih, tidak keriput, turgor baik, tidak ada luka,
kepala : rambut hitam, tidak kotor , mata : konjungtiva tidak anemis, sklera
tidak ikterik, hidung : bersih, tidak ada polip, telinga : bersih, tidak ada
sekret, mulut : mukosa lembab, Leher : tidak ada pembesaran tyroid, dada :
simetris, pengembangan paru kanan dan kiri sama, tidak ada keluhan nyeri
pada dada, abdomen : tidak ada masa dan tidak ada benjolan, ekstremitas
atas: di tangan tidak terpasang infus, tidak terjadi odem begitu juga dengan
ekstremitas bawah tidak terpasang infus pada kakinya, dan tidak didapati
odem.

7. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Pasien mengatakan menyukai seluruh tubuhnya, tidak ada kecacatan
pada anggota tubuhnya
b. Identitas Diri
Pasien adalah seorang laki-laki, pasien menerima dirinya sebagai
seorang laki-laki.
c. Peran
Sebelum sakit pasien mampu menjalankan tugas sebagai seorang laki-laki
(bekerja,bersosialisai dan sebagainya), namun setelah sakit pasien tidak bisa
menjalankan perannya sebagai laki-laki.
d. Ideal Diri
Pasien mengharapkan bisa kembali membangun usahanya serta
keluarganya memperhatikan dirinya, pasien ingin berkumpul kembali
bersama anak-anak dan istrinya.

8. Hubungan Sosial
Pasien tidak ikut dalam organisasi masyarakat, pasien lebih suka sendiri,
dan diam, pasien sering menyendiri, menundukkan kepala, sulit di ajak
komunikasi, dan Tn.A mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.
Masalah Kepeawatan : Coping Tidak efektif

9. Spiritual
Pasien menganggap sakit yang dialami saat ini merupakan cobaan dari
Allah. Selama di rumah pasien jarang melaksanakan kegiatan ibadah

10. Status Mental


A.Penampilan
- Penampilan pasien cukup rapi, pasien memakai pakaian dengan sesuai.
- Pembicaraan (Pasien bicara dengan suara lambat, halus tapi jelas,
inisiatif untuk memulai pembicaraan kurang namun sudah sesuai
dengan topik pembicaraan)
- Aktivitas Motorik (Pasien termasuk pasien yang kurang kooperatif,
suka menyendiri)
- Alam Perasaan (Pasien mengatakan hatinya sedih ketika ingat anak-
anak dan istrinya.
- Afek :
Pasien mengalami jenis afek apropiate (tepat) yaitu: klien sesuai dengan
suasana yang terjadi, klien mengatakan senang dan klien tampak
senyum ketika di ajak bermain, klien mengatakan benci dan muka
tampak tegang ketika ada pertanyaan yang memojokan dirinya
- Interaksi selama wawancara (Selama wawancara respon pasien mau
menceritakan masalahnya kepada perawat walaupun kontak mata sulit
dipertahankan selama berinteraksi)
- Persepsi halusinasi
Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
- Proses piker (Pasien mampu bercerita secara urut dan berarah.)
- Tingkat Kesadaran
Kesadaran pasien composmentis, pasien menyadari bahwa dirinya ada
di Rumah, pasien mengetauhi hari, pasien mengenal nama istri,anak-
anaknya dan teman-temannya.
- Memori
1. Daya ingat jangka panjang baik : pasien dapat mengatakan kalau
dirinya lahir di panggang.
2. Daya ingat jangka pendek baik : pasien mengutarakan kalau disini
bersama keponaknya
3. Daya ingat sesaat baik : pasien masih ingat nama teman-temannya
selama 1 menit.
- Kemampuan Penilaian
setelah makan klien mampu mencuci dan membereskan piring serta
gelas tersebut, dan menaruhnya di tempatnya.
1. Daya titik diri
Pasien tidak mengingkari bahwa dirinya berada dalam rumah akan
tetapi pasien menganggap dirinya tidak sakit.
2. Makan
Pasien mampu menyiapkan makanan, membersihkan alat-alat
makan
3. BAK/ BAB
Pasien mampu mengontrol untuk BAK/BAB ditempat wc.
4. Mandi
Pasien secara mandiri dapat mandi 2x sehari.
5. Berpakaian
Pasien dapat mengenakan pakaian sendiri dengan rapi, menyisir
rambut, dan memakai sandal.
6. Istirahat tidur
Pasien mengatakan bisa beristirahat , pasien istirahat siang
hari 2-3 jam, malam 8-9 jam.
7. Mikanisme koping
Pasien mengatakan apabila pasien mempunyai masalah, pasien
sering memendamnya (tidak mau menceritakan pada orang lain) dan
8. Masalah psikososial dan lingkungan
Selama di Rumah pasien tidak mempunyai masalah dalam
hubungan sesama keponakannya.
9. Penggunaan obat
Klien minum obat 3x sehari setelah makan. Haloperidol 2x5 mg,
trihexiperidine 2x2 mg.
10. Pemeliharaan Kesehatan
Sebelumnya klien tidak pernah memeriksakan kesehatanya baik ke
dokter maupun ke rumah sakit
11. Diagnosa keperawatan
Coping Tidak Efektif
C. ANALISA DATA

DATA SUBJEKTIV DATA OBJEKTIV DIAGNOSA


KEPERAWATAN
Ds : Do : Coping Tidak
- Pasien mengatakan - klien tampak Efektif b.d tingkat
apabila pasien menyendiri,menunduk ke persepsi kontrol yang
mempunyai bawah, serta kontak mata tidak adekuat
masalah, pasien sering tidak terlalu fokus saat
memendamnya (tidak berbicara
mau menceritakan pada
orang lain)
-Ny.M mengatkan
setelah di tinggal oleh
anak-anak dan istrinya
Tn.A menjadi berubah
seperti suka melamun,
menyendiri di
kamar,suka marah-
marah, tidak
mau bergaul dengan
masyarakat,jarang
berkomunikasi dengan
orang lain sampai
hubungan dengan
tetangga renggang.

B. Daftar Masalah Keperawatan


A. Coping Tidak Efektif b.d tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat
D. Perencanaan Keperawatan
Tgl No Dx.Keperawatan Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
09- 1. 1. Coping Tidak 1. Klien Se Telah 1x interaksi di Bina 1. Hubungan
01- Efektif b.d dapat harapkan :- hubungan saling
2014 tingkat persepsi membina Mengungkapkan saling percaya
kontrol yang hubungan percaya merupakan
kemampuan untuk
tidak adekuat saling dengan dasar
menanggulangi
percaya menggunakan kelancaran
dan meminta bantuan jika komunikasi hubungan
perlu. yang interaksi
Menunjukkan terapeutik: selanjutnya
kemampuan untuk a. Sapa 2. Agar
memecahkan masalah dan pasien menimbulkan
ikut serta bermasyarakat dengan kesan terapeutik
- Mempertahankan bebas ramah dan membuat
dari prilaku tamah baik pasien merasa
verbal nyaman
yang destruktif pada diri
maupun 3.Agar pasien
sendiri maupun orang lain
nonverbal merasa nyaman
Mengkomunikasikan
b. Perkenalkan dengan
kebutuhan dan berunding
diri kedatangan
dengan orang lain untuk
dengan perawat
memenuhi kebutuhan
sopan
c.Bantu pasien 4. Agar pasien
menentukan mengenali dan
tujuan yang mengetahui
realistis dan kemajuan dirinya
mengenali serta mampu
ketrampilan dan berbuat sesuatu
pengetahuan untuk dirinya
pribadi 5.Agar pasien
d. Gunakan merasa nyaman
komunikasi serta mengetahui
empatik, dan apa yang di
dorong harapkan dan
pasien/keluarga
untuk yang di inginkan
mengungkapkan pasien.
ketakutan, 6.Agar pasien
mengekspresikan mengetahui
emosi, dan prospek yang
menetapkan akan di lakukan
tujuan
7..Agar pasien
e. Jelaskan meraskan
tujuan kenyamanan
pertemuan serta perawat
f. Beriperhatian mengetahui
dan perhatikan kebutuhan dasar
kebutuhan dasar yang di inginkan
klien,serta atau yang harus
melakukan hal di perhatikan
yang di sukainya pasien,agar
seperti olahraga. mengembalikan
g.Memberikan energi semangat
pujian yang pasien.
wajar dalam
keberhasilan
klien 8. Agar klien
merasa mendapat
peghargaan atas
pencapaiannya
E. Implementasi dan Evaluasi
No Tgl Dx.Keperawatan Implementasi Evaluasi Ttd
1. 09- 1. Coping Tidak Bina hubungan saling percaya dengan S : Tn.A mengatakan
01- Efektif b.d Menggunakan komunikasi yang "Selamat siang mas, nama saya
2014 tingkat persepsi terapeutik: Tn.A panggil saja Tn.A, rumah
kontrol yang a. Sapa pasien dengan ramah tamah saya di panggang, saya selama di
tidak adekuat baik verbal maupun nonverbal rumah bersih-bersih rumah,
b. Perkenalkan diri dengan sopan mencuci piring dan gelas, serta
c.Bantu pasien menentukan tujuan bergaul dengan tetangga dan
yang realistis dan mengenali masyarakat sekitar
ketrampilan dan pengetahuan pribadi
d. Gunakan komunikasi empatik, dan O: Suara klien pelan,kontak mata
dorong pasien/keluarga untuk sulit dipertahankan, klien tampak
mengungkapkan ketakutan, mencuci gelas,mencuci piring serta
mengekspresikan emosi, dan melakukan olahraga yang di
menetapkan tujuan sukainya.

e. Jelaskan tujuan pertemuan A : Tn.A mampu


f. Beri perhatian dan perhatikan mengidentifikasi
kebutuhan dasar klien kemampuan dan aspek
g.Memberikan pujian yang wajar positif yang dimiliki,
dalam keberhasilan klien Tn.A mampu menilai
kemampuan yang
masih dapat
digunakan, Tn.A
mampu memilih
kegiatan yang akan
dilatih sesuai dengan
kemampuan, Tn.A
mampu mengeluarkan energi
positiv yang ia miliki.

P : Menganjurkan klien
untuk menerapkan
rencana kegiatan yangtelah di buat
bersama serta menganjurkan klien
agar mau membuka diri pada
orang-orang sekitarnya.

F. INTERVENSI KETIDAKEFEKTIFAN KOPING

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Intervensi Keperawatan


Kriteria Hasil

Ketidakefektifan koping NOC NIC

Definisi : Ketidakmampuan untuk· Decision making Dicision making


membentuk penilaian valid tentang
stressor, ketidakadekuatan pilihan· Role inhasmet · Menginformasikan
pasien alternatif atau solusi
respon yang dilakukan dan/atau · Sosial support lain penanganan
ketidak mampuan untuk
menggunakan sumber daya yang · Memfasilitasi pasien
tersedia untuk membuat keputusan
Kriteria hasil :
· Bantu pasien
· Mengidentifikasi mengidentifikasi,
Batasan Karakteristik : pola koping yang keuntungan, kerugian dari
efektif keadaan
· Perubahan dalam pola
komunikasi yang biasa · Mengungkapkan Role inhancemet
secara verbal tentang
· Penurunan penggunaan kopIng yang efektif · Bantu pasien untuk
dukungan sosial identifikasi bermacam-
· Mengatakan macam nilai kehidupan
· Perilaku destruktif terhadap penurunan stres
orang lain · Bantu pasien identifikasi
strategi positif untuk
· Perilaku destruktif terhadap diri· Klien mengatakan mengatur pola nilai yang
sendiri telah menerima dimiliki
tentang keadaannya
· Letih, Angka penyakit yang Coping enhancement
tinggi ·
Mampu
mengidentifikasi · Anjurkan pasien untuk
· Ketidakmampuan memerhatikan strategi tentang mengidentifikasi gambaran
informasi koping perubahan peran yang
realistis
· Ketidakmampuan memenuhi
kebutuhan dasar · Gunakan pendekatan
tenang dan menyakinkan
· Ketidakmampuan memenuhi
harapan peran · Hindari pengambilan
keputusan pada saat pasien
· Pemecahan masalah yang tidak berada dalam stress berat
adekuat
· Berikan informasi actual
· Kurangnya perilaku yang yang terkait dengan
berfokus pada pencapaian tujuan diagnosis, terapi dan
prognosis
· Kurangnya resolusi masalah
Anticipatory Guidance
· Konsentrasi buruk

· Mengungkapkan
ketidakmampuan meminta bantuan

· Mengungkapkan
ketidakmampuan untuk mengatasi
masalah

· Pengambilan risiko, Gangguan


tidur,

· Penyalahgunaan zat

· Menggunakan koping yang


mengganggu perilaku adaptif
Faktor Yang Berhubungan :

· Gangguan dalam pola penilaian


ancaman, melepas tekanan

· Gangguan dalam pola


melepaskan tekanan / ketegangan

· Perbedaan gender dalam srategi


koping

· Derajad ancaman yang tinggi

· Ketidakmampuan untuk
mengubah energi yang adaptif

· Sumber yang tersedia tidak


adekuat

· Dukungan sosial yang tidak


adekuat

· yang diciptakan oleh


karekteristik hubungan

· Tingkat percaya diri yang tidak


adekuat dalam kemampuan
mengatasi masalah

· Tingkat persepsi kontrol yang


tidak adekuat

· Ketidakadekuatan kesempatan
untuk bersiap terhadap stresor

· Krisis maturasi, Krisis situasi,


Ragu
G. Ketidakefektifan koping

Definisi : Ketidakmampuan untuk membentuk penilaian valid tentang stressor,


ketidakadekuatan pilihan respon yang dilakukan dan/atau ketidak mampuan untuk
menggunakan sumber daya yang tersedia
Batasan Karakteristik :
· Perubahan dalam pola komunikasi yang biasa
· Penurunan penggunaan dukungan sosial
· Perilaku destruktif terhadap orang lain
· Perilaku destruktif terhadap diri sendiri
· Letih, Angka penyakit yang tinggi
· Ketidakmampuan memerhatikan informasi
· Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
· Ketidakmampuan memenuhi harapan peran
· Pemecahan masalah yang tidak adekuat
· Kurangnya perilaku yang berfokus pada pencapaian tujuan
· Kurangnya resolusi masalah
· Konsentrasi buruk
· Mengungkapkan ketidakmampuan meminta bantuan
· Mengungkapkan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah
· Pengambilan risiko, Gangguan tidur,
· Penyalahgunaan zat
· Menggunakan koping yang mengganggu perilaku adaptif

Faktor Yang Berhubungan :


· Gangguan dalam pola penilaian ancaman, melepas tekanan
· Gangguan dalam pola melepaskan tekanan / ketegangan
· Perbedaan gender dalam srategi koping
· Derajad ancaman yang tinggi
· Ketidakmampuan untuk mengubah energi yang adaptif
· Sumber yang tersedia tidak adekuat
· Dukungan sosial yang tidak adekuat
· yang diciptakan oleh karekteristik hubungan
· Tingkat percaya diri yang tidak adekuat dalam kemampuan mengatasi masalah
· Tingkat persepsi kontrol yang tidak adekuat
· Ketidakadekuatan kesempatan untuk bersiap terhadap stresor
· Krisis maturasi, Krisis situasi, Ragu
Tujuan dan Kriteria Hasil :
NOC
· Decision making
· Role inhasmet
· Sosial support
Kriteria hasil :
· Mengidentifikasi pola koping yang efektif
· Mengungkapkan secara verbal tentang kopIng yang efektif
· Mengatakan penurunan stres
· Klien mengatakan telah menerima tentang keadaannya
· Mampu mengidentifikasi strategi tentang koping
Intervensi Keperawatan :
NIC
Dicision making
· Menginformasikan pasien alternatif atau solusi lain penanganan
· Memfasilitasi pasien untuk membuat keputusan
· Bantu pasien mengidentifikasi, keuntungan, kerugian dari keadaan
Role inhancemet
· Bantu pasien untuk identifikasi bermacam-macam nilai kehidupan
· Bantu pasien identifikasi strategi positif untuk mengatur pola nilai yang dimiliki
Coping enhancement
· Anjurkan pasien untuk mengidentifikasi gambaran perubahan peran yang realistis
· Gunakan pendekatan tenang dan menyakinkan
· Hindari pengambilan keputusan pada saat pasien berada dalam stress berat
· Berikan informasi actual yang terkait dengan diagnosis, terapi dan prognosis
Anticipatory Guidance
DAFTAR PUSTAKA :

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Friedman. M, Marilyn. 1998. Keperawatn Keluarga. Jakarta. EGC

Anda mungkin juga menyukai