KEPERAWATAN JIWA
“HARGA DIRI RENDAH”
Dosen Pengampu:
Hj. Yeni Mulyani,S.Kp,M.Kes
Disusun Oleh:
Kelompok 2
Prolog
Suatu hari, dirumah sakit X menerima pasien baru yang bernama Nn. P. Nn.P
anak sulung dari Tn. A dan Ny. G, Nn.P berumur 16 tahun duduk dibangku kelas 1
SMA X dibanjarmasin.
Menurut keterangan kedua orang tuanya, 1 bulan yang lalu usaha yang selama
ini menghidupi mereka bangkrut dan bersamaan dengan Nn.p ingin minta
dibelikan Handphone Iphone XR yang sama persis dengan teman-temannya
miliki. Mendegar keinginan nn. p, ayah dan ibu nya terkejut karena keinginan
nn.p itu sangatlah tidak mungkin untuk mereka kabulkan karena uang yang
mereka miliki sudah pas-pasan dan handphone yang nn.p inginkan sangatlah
mahal harganya, lalu mereka menolak keinginan nn.p tersebut.
Nn.p pun menangis dan marah terhadap orang tuanya dan tidak ingin berbicara
dengan oarang tuanya sampai tidak ingin keluar kamar, keluar kamarpun hanya
untuk makan dan minum lalu kembali lagi kekamar dan tidak ingin pergi
kesekolah karena malu tidak memiliki handphone seperti temannya, karena
apabila Nn.P pergi kesekolah pasti akan di olok-olok temannya karna tidak
memiliki handphone yang sama dengan temannya.
Orang tuanya pun tidak sanggup melihat kelakuan anaknya, mereka langsung
membawa nn.p kerumah sakit X.
Diruang Jiwa
Perawat 1 : Tok,tok,tok “Assalamualaikum”
Perawat 1 : “Perkenalkan kami perawat yang bertugas pada hari ini, saya
perawat putri dan teman saya perawat diah, kami disini ingin
melakukan pemeriksaan terhadap nn.patmah waktunya kurang
lebih 7 menit.”
Perawat 1 : “ Ibu, mohon maaf bu, untuk saat ini adek patmah masih belum
bisa diajak berkomunikasi. Jadi kami kembali keruang perawat
dulu bu, tapi nanti kami akan kembali 1 jam lagi ibu.
Perawat 2 : “ibu dan bapak tenang saja, untuk kasus adek patmah ini memang
menunjukkan sikap seperti ini, tapi lambat laun dia pasti sembuh
bu.. kami permisi bu...
Lalu perawat kembali lagi, dan nn.p masih tidak bisa diajak berkomunikasi
nn.patmah hanya diam. Setelah 2 hari dirawat nn.patmah berhasil
melakukan tras (hubungan saling percaya) dengan perawat dan nn.patmah
pun sudah bisa diajak berkomunikasi.
Perawat 2 : “adek patmah, suster mau tahu apa cita-cita adek patmh boleh
tidak?”
Patmah : “Iya boleh, sus”
Perawat 2 : “okey, jadi suster kasih kertas, nanti kamu tulis apa cita-cita kamu
ya dikertas ini?”
Patmah : “Iya sus,”