Anda di halaman 1dari 16

MANUSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT PADA


PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN LUKA GANGGREN DI
RUANG WALISONGO RSI SAKINAH MOJOKERTO

SITI LIA WIJAYANTI


NIM :201604038

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA SEHAT PPNI
MOJOKERTO
2019
Asuhan Keperawatan Kerusakan Integritas kulit Pada Pasien Diabetes
Mellitus Dengan Luka Ganggren di Ruang Walisongo RSI Sakinah
Mojokerto
Nursing Care Of Skin Integrityin Patients Of Diabetes Mellitus With
Ganggren Painting In RSI Sakinah Mojokerto Walisongo Space

Siti Lia Wijayanti, Amd.Kep*, Dr. Lilik Ma’rifatul A.,S.Kep.Ns., M.Kes *, Tri
Peni, S.Kep. Ns., M.Kes

*Mahasiswa D3 Keperawatan, ** Dosen STIKES Bina Sehat PPNI


Mojokerto,**Dosen STIKES Bina Sehat PPNI Mojokerto*

ABSTRAK
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit kronis progresif dimana
tubuh tidak mampu untuk melakukan metabolisme lemak, protein dan karbohidrat
yang mengarah pada keadaan hiperglikemia (kadar glukosa darah yang tinggi)
serta komplikasi kronik Diabetes Melitus yang sering terjadi karena adanya
kelainan pada saraf, pembuluh darah dan adanya infeksi yang menimbulkan luka.
Kerusakan integritas jaringan kulit adalah keadaan dimana seorang individu
mengalami kerusakan jaringan epidermis dan dermis atau jaringan membran
mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul sendi dan ligamen.
Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan asuhan keperawatan kerusakan
integritas jaringan kulit pada penderita Diabetes Mellitus di RS Islam Sakinah
Mojokerto. Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian dilakukan di RS Islam
Sakinah Mojokerto pada maret 2019. Hasil analisa kualitatif kedua pasien sama.
Dalam 4 hari implementasi masalah pasien teratasi sebagian, tetapi sudah
menunjukkan proses penyembuhan luka, pus berkurang, jaringan nekrosis
berkurang dan muncul jaringan granulasi, partisipan kedua sudah menunjukkan
perubahan luas luka, panjang luka 4 cm, lebar 2 cm, kedalaman 3 cm, jaringan
granulasi tumbuh baik, serta mntaati diet yang diberikan tim nedis. Teknik analisa
digunakan dengan cara observasi luka pasien dan studi data pasien untuk
selanjutnya diinterprestasikan dan dibandingkan dengan teori untuk memberikan
rekomendasi dalam intervensi tersebut. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa
pelaksanaan keperawatan dengan masalah kerusakan integritas kulit pada
partisipan 1 dan 2 belum berhasil hal ini dikarenakan luka pada kedua partisipan
yang kondisinya belum membaik dan beresiko terkena infeksi. Sehingga
membutuhkan perawatan lebih lanjut dan kerjasama antara pasien dan petugas
kesehatan sehingga membantu berjalannya asuhan keperawatan yang optimal.
Kata Kunci: Diabetes Mellitus, Gangguan Integritas Jaringan Kulit, Luas
Luka

Siti Lia Wijayanti_ Asuhan Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit Pada


Pasien Diabetes Mellitus Dengan Luka Ganggren Di Ruang Walisongo RSI
Sakinah Mojokerto
ABSTRACT

Diabetes Melitus (DM) is a chronic progressive disease in which the body


is unable to metabolize fats, proteins and carbohydrates which lead to
hyperglycemia (high blood glucose levels) and chronic complications of Diabetes
Mellitus that often occur due to abnormalities in the nerves, blood vessels and an
infection that causes injury. Damage to skin tissue integrity is a condition where
an individual experiences damage to the epidermis and dermis tissue or mucous
membrane tissue, cornea, fascia, muscles, tendons, bones, cartilages, joint
capsules and ligaments. The purpose of this study was to carry out nursing care
damage to skin tissue integrity in patients with Diabetes Mellitus at Sakinah
Mojokerto Islamic Hospital. The method used in this study used a descriptive
method with a case study approach. The study was conducted at Sakinah
Mojokerto Islamic Hospital in March 2019. The results of the qualitative analysis
of the two patients were the same. In 4 days the implementation of the patient's
problem was partially resolved, but it had shown the wound healing process, pus
reduced, necrotic tissue reduced and granulation tissue appeared, the second
participant had shown changes in wound area, 4 cm wound length, 2 cm wide, 3
cm depth, 3 cm depth, granulation tissue growing well, and dietary obedience
given by the medical team. The analysis technique is used by means of patient
wound observations and patient data studies to be interpreted and compared with
the theory to provide recommendations in the intervention. From these results it
was concluded that the implementation of nursing with the problem of damage to
skin integrity in participants 1 and 2 had not succeeded, this was due to injuries in
both participants whose conditions had not improved and were at risk of infection.
So that it requires further care and cooperation between patients and health
workers so as to help run optimal nursing care.

Keywords: Diabetes Mellitus, Disorders of Skin Tissue Integrity, Wound


Area

Siti Lia Wijayanti_ Asuhan Keperawatan Kerusakan Integritas Kulit Pada


Pasien Diabetes Mellitus Dengan Luka Ganggren Di Ruang Walisongo RSI
Sakinah Mojokerto
PENDAHULUAN negara berkembang termasuk
Diabetes Melitus (DM) Indonesia dan pada tahun 2014,
merupakan suatu penyakit kronis penderita DM di dunia meningkat
progresif dimana tubuh tidak mampu sebesar 422 milyar. Menurut
untuk melakukan metabolisme International Diabetes Federation
lemak, protein dan karbohidrat yang (IDF, 2015). Prevalensi Diabetes se-
mengarah pada keadaan Indonesia diduduki oleh provinsi
hiperglikemia (kadar glukosa darah Jawa Timur karena Diabetes
yang tinggi) (Black & Hawks, 2014). merupakan 10 besar penyakit
Komplikasi kronik Diabetes terbanyak. Jumlah penderita DM
Melitus yang sering terjadi karena menurut Riskesdas mengalami
adanya kelainan pada saraf, peningkatan dari tahun 2007 sampai
pembuluh darah dan adanya infeksi tahun 2013 sebesar 330.512
yang menimbulkan luka (Fady, penderita (Kemenkes RI, 2014).
2015). Fenomena yang terjadi pada Berdasarkan data dari rekam medis
penderita Diabetes Mellitus adalah pada tahun 2018 bulan Maret
Masalah kerusakan integritas kulit terdapat 58 pasien, bulan April
yang terjadi akibat keadaan dimana terdapat 60 pasien dan pada bulan
seorang individu mengalami atau Mei 38 pasien. Hasil study
beresiko terhadap kerusakan jaringan pendahuluan pada tanggal 08
epidermis dan dermis. Keterlambatan November 2018 dengan observasi
penyembuhan luka bisa diruang Bonang terdapat 1 pasien
menimbulkan kerentanan terjadinya Diabetes Melitus dan mengalami
infeksi, infeksi inilah yang dapat kerusakan integritas kulit.
memperburuk keadaan dan Diabetes Melitus dapat terjadi
menimbulkan ganggren, seringkali karena tubuh tidak mampu untuk
bisa mengakibatkan kematian melakukan metabolisme lemak,
ataupun resiko tinggi untuk protein dan karbohidrat. Dalam
dilakukan amputasi (Maryunani, metabolisme tubuh hormon insulin
2013). bertanggung jawab dalam mengatur
Diabetes Mellitus merupakan kadar glukosa darah, hormon insulin
salah satu penyakit yang diproduksi dalam pankreas kemudian
prevalensinya paling tinggi di dunia. dikeluarkan untuk mengubah glukosa
Berdasarkan badan kesehatan dunia menjadi glikogen (energi), apabila
(WHO) tahun 2014 bahwa pada didalam tubuh kekurangan hormon
tahun 2012 terdapat 1,5 juta insulin maka dapat menyebabkan
penduduk terjadi kerusakan integritas hiperglikemia (tingginya kadar
kulit yang disebabkan Diabetes, glukosa dalam darah) sehingga
dengan prevalensi sekitar 2,7%. Dari terjadi vaskositas darah meningkat
kejadian angka terjadi kerusakan dan aliran darah melambat terjadi
integritas kulit akibat DM di dunia, iskemik jaringan (ketidak cukupan
Pravelensi penderita DM dengan suplai darah kejaringan atau organ
ulkus di dunia berkisar 4-10%, tubuh), salah satunya terjadi
menyebabkan 40-70% kasus dengan kerusakan pada anti bodi dan
amputasi non trauma, 70% terjadi kekebalan tubuh dapat menurun serta
kerusakan integritas kulit dinegara- mudah beresiko infeksi, jika

1
mengalami luka atau lecet sulit perencanaan (intervensi
sembuh, apabila tidak ditangani keperawatan), melakukan tindakan
menjadi nekrosis sampai (implementasi) dan evaluasi
menyebabkan ganggren sehingga keperawatan.
muncul masalah kerusakan Partisipan dalam keperawatan
integritas kulit. Penatalaksanaan umumnya adalah klien. Subjek yang
ulkus diabetik yang baik dan benar digunakan adalah 2 klien dengan
perlu dilakukan untuk mengurangi masalah keperawatan dan diagnosa
resiko infeksi dan amputasi (Aini & medis yang sama, dengan kriteria:
Aridiana, 2016). partisipan 1 dan 2 umurnya tidak
Asuhan keperawatan yang terpaut jauh, mempunyai riwayat
diberikan dalam mengatasi gangguan keturunan Diabetes Melitus, dengan
integritas kulit yaitu mulai dari kondisi luka ganggren grade 2
pengkajian masalah, menentukan keatas.
diagnosa keperawatan, membuat
intervensi, implementasi serta HASIL DAN PEMBAHASAN
evaluasi asuhan keperawatan. Hasil
Pengkajian pada pasien Diabetes Penelitian studi kasus ini
Melitus dengan kerusakan integritas dilaksanakan di RSI Sakinah
kulit pengkajian difokuskan pada Mojokerto. Pengambilan data dan
data mayor harus terdapat gangguan penelitian ini dilakukan di Ruang
jaringan epidermis dan dermis, data Walisongo, di temukan 2 orang
minor mungkin terdapat lesi (primer, pasien dengan kerusakan intergritas
sekunder), edema, eritema, kulit dengan luka ganggren.
kekeringan membrane mukosa,
leukoplakia (Gangguan pada gusi, Pengkajian
bagian dalam pipi, bagian bawah 1. Identitas Klien
mulut dan lidah yang berupa Identitas Partisipan
Partisipan 1
penebalan atau bercak putih), lidah Partisipan 2
Nama Ny. N Ny. U
kotor (Carpenito, 2009). Partisipan

Tujuan Penelitian Umur 53 Tahun 66 Tahun


Melaksanakan asuhan
keperawatan pada klien yang Jenis Perempuan Perempuan
mengalami kerusakan integritas kulit Kelamin
pada penyakit diabetes mellitus di Alamat Nginggas,Ke Blimbing
Ruang Walisongo RSI Sakinah. mbangan, RT.4
Mojosari RW.1
METODE PENELITIAN Blimbing
Jenis penelitian pada Kesamben
Suku / Jawa/ Jawa /
penelitian deskriptif dengan Bangsa Indonesia Indonesia
pendekatan proses asuhan
keperawatan. Proses keperawatan Agama Islam Islam
pada individu melalui beberapa tahap
yaitu: pengkajian, perumusan Pendidikan SMP SD
masalah (diagnosa keperawatan) ,
Pekerjaan Ibu Rumah Ibu Rumah

2
Tangga Tangga kondisi klien Hiperglikemia,
ngedrop akhirnya pasien disarankan
Tgl. MRS 28-03-2019 29-03- keluarga untuk opname dan
2019 membawa klien menjalani
Diagnosa DM DM ke RSI Sakinah perawatan luka
Hiperglikem ganggren + pada tanggal 28 diruang Walisongo.
ia + DM DM Maret 2019 pukul Hasil observasi
ganggren Hiperglike 17.00 WIB, suhu: 370C, N:
pedis + mia dengan tes GDA: 86x/menit, TD:
Anemia 500 Mg/dl Dokter 110/70 mmHg, RR:
Tgl 30-03- 2019 30-03- mendiagnosa DM 20x/menit turgor
Pengkajian 2019 Hiperglikemia+ kulit teraba hangat,
2. Riwayat Kesehatan DM Ganggren pasien lemas, GCS:
Pedis + Anemia, 456
Keluhan Utama pasien disarankan
PARTISIPAN 1 PARTISIPAN 2 untuk opname dan
Pasien menjalani
mengatakan ada perawatan luka
. diruang
luka pada kaki
- Walisongo. Hasil
sebelah kanan
observasi Suhu:
360C N : 89
Riwayat Penyakit Sekarang x/menit, TD :
PARTISIPAN 1 PARTISIPAN 2 120/80 mmHg,
Keluarga Klien Klien mengatakan RR: 22x/menit,
mengatakan ada ada luka pada kaki kulit teraba
luka pada kaki bagian kanan akibat hangat, pasien
bagian kiri klien jatuh lemas, GCS: 425
awalnya tersandung kaki Riwayat Penyakit Dahulu
terkena/tertusuk klien luka dan luka PARTISIPAN 1 PARTISIPAN 2
kayu 1 bulan yang tersebut tidak
lalu, sudah diobati kunjung sembuh Keluarga Klien Klien mengatakan
namun luka kurang lebih sudah mengatakan bahwa pasien
tersebut tidak 2 bulan luka pada bahwa pasien pernah operasi
kunjung sembuh, kaki klien tambah pernah opname amputasi kaki
setelah beberapa parah, klien juga karena DM kanan pada jari
minggu luka mengatakan pernah Hiperglikemia + tengah 2 minggu
tersebut tambah menjalani operasi DM Ganggren yang lalu di RSI
parah, akhirnya amputasi pada jari Pedis, klien Sakinah Mojokerto,
oleh keluarga di kaki kanannya (jari mengatakan sudah klien juga
bawa ke RS. tengah) 2 minggu mempunyai mengatakan sudah
Arofa Mojosari yang lalu, setelah 1 riwayat Diabetes mempunyai riwayat
dengan tes GDA minggu klien Melitus sudah 2 Diabetes Melitus
pertama: 530 pulang namun tahun. sudah 5 tahun.
Mg/dl setelah keadaan klien Riwayat Penyakit Keluarga
menjalani ngedrop, akhirnya PARTISIPAN 1 PARTISIPAN 2
perawatan selama keluarga membawa
1 minggu pasien ke RSI Sakinah Keluarga Klien Klien mengatakan
dibawah pulang pada tanggal 29 mengatakan dalam dalam
dan menjalani Maret 2019 pukul keluarganya ada keluarganya ada
perawatan luka 16.30 WIB, dengan yang mempunyai yang mempunyai
dirumah, 1 tes GDA 600 Mg/dl riwayat penyakit riwayat penyakit
minggu dirumah Dokter yang sama yaitu yang sama yaitu
keluarga mendiagnosa DM Diabetes Melitus Diabetes Melitus
mengatakan Ganggren + DM

3
PEMBAHASAN tidak melanggar diet yang sudah
Pengkajian diberikan oleh dokter, klien
Berdasarkan data yang mengatakan ingin segera pulih dari
diperoleh dari hasil pengkajian klien sakitnya karena klien paham akan
dengan masalah kerusakan integritas riwayat Diabetes Mellitus yanng
kulit pada klien Diabetes Melitus sudah dideritanya sejak 5 tahun yang
dengan luka ganggren, menunjukkan lalu, klien juga sebelumnya sering
perbedaan lokasi dan kondisi luka opname karena luka ganggren pada
bahwa secara subjektif keluarga kaki kanannya serta 2 minggu yang
Klien 1 mengatakan ada luka pada lalu menjalani operasi amputasi pada
kaki bagian kiri, data objektif ada jari tengah kaki klien, klien juga
luka ganggren pada kaki kiri klien, mentaati diet dan menjaga luka agar
keadaan Luka sloughy, luka tetap bersih dan kering, data objektif
berbau,terdapat darah dan sedikit ada luka ganggren pada kaki sebelah
pus, terdapat nekrosis, muncul kanan, berat badan klien 48 kg,
jaringan granulasi, ukuran luka perbedaan ketiga yaitu mengenai
panjang 8 cm, lebar 5 cm, kedalaman kondisi klien partisipan 1 tidak
2 cm, jari kaki kiri ke-4 lepas, luka kooperatif saat dilakukan pengkajian
derajat 3, sedangkan pada partisipan pasien hanya tertidur lemas dan
2 menunjukkan bahwa secara pasien terlihat gelisah dengan kondisi
subjektif klien mengatakan ada luka tangan kanan yang diikat, sedangkan
pada kaki bagian kanan, keadaan pada partisipan 2 klien kooperatif
Luka sloughy, luka tidak berbau, naman sedikit pendengaranya
terdapat nekrosis, muncul jaringan terganggu. Perbedaan keempat
granulasi, ukuran luka panjang 5cm, tentang penyakit penyerta pada
lebar 3cm, kedalaman 3cm, jari kaki kedua partisipan, partisipan 1 DM
kanan ke-3 diamputasi, luka derajat Hiperglikemia + DM ganggren pedis
3. Perbedaan kedua dari data yang S+ Anemia, sedangkan partisipan 2
diperoleh pada riwayat penyakit DM ganggren pedis S+ DM
dahulu adalah pantangan atau patuh Hiperglikemia, Perbedaan yang ke
terhadap diet yang sudah diberikan lima pada partisipan 1 mengalami
oleh dokter, serta riwayat penyakit masalah pada hemoglobin yang
Diabetes Mellitus yang sudah lama menurun dengan hasil: 7,7 g/dl
diderita klien, pada partisipan 1 klien berpengaruh pada kesadaran pasien
lebih menyepelehkan diet yang yang menurun GCS: 425 serta pasien
diberikan oleh dokter, karena juga mendapatkan tindakan tranfusi
keluarga mengatakan dulu klien darah sebanyak 2 kantong darah, dan
berjualan dan klien suka makan apa mengalami penurunan albumin: 2,6
saja yang disukainya tanpa gr/dl, Sedangkan pada partisipan 2
memikirkan efek samping dari tidak mengalami masalah pada HB
adanya riwayat Diabetes yang sudah dan Albumin.
diderita kurang lebih 2 tahun ini dan Menurut teori diet yang tepat
mengalami luka ganggren 1 bulan pada seseorang yang menderita
yang lalu dari data yang diperoleh diabetes mellitus sangat perlu
pada berat badan klien yaitu 65 kg, dilakukan terapi gizi medis bertujuan
sedangkan pada partisipan 2 klien untuk mencegah tidak terkontrolnya

4
kadar gula dalam darah, memenuhi terjadi kerusakan maka akan terjadi
kebutuhan energi pada pasien ketidakseimbangan produksi insulin,
diabetes mellitus serta mencapai metabolisme protein jug terganggu,
pemeliharaan berat badan yang penurunan sintesis protein, sehingga
stabil. Mematuhi diet yang mudah terinfeksi, regenerasi sel
dianjurkan oleh tim medis terganggu dan luka sulit sembuh.
merupakan hal yang sepatuhnya Albumin adalah protein terbanyak
karena dengan diet maka kadar gula dalam plasma yang berperan dalam
yang berlebih pada tubuh dapat proses penyembuhan luka. Kira-kira
terkontrol dengan baik dan itu 40% albumin dapat dijumpai pada
berpengaruh juga terhadap proses extraseluler. Peningkatan kebutuhan
penyembuhan luka pada klien yang akan protein saat terjadinya luka
menderita diabetes mellitus dengan diperlukan untuk proses inflamasi
luka ganggren, serta pentingnya dan granulasi. (Nanda, dan sistem
merawat luka dan menjaga luka agar endokrin, 2016).
tetap bersih dan kering adalah hal
yang harus dimengerti oleh klien Hasil penelitian pada
maupun keluarga untuk pempercepat partisipan 1 melanggar diet yang
penyembuhan luka. Klien yang telah ditentukan oleh pihak rumah
mempunyai riwayat diabetes mellitus sakit, berat badan turun dari 73 kg
sejak lama serta mengalami menjadi 65 kg, suka mengonsumsi
kerusakan integritas kulit karena luka makanan yang disukai tanpa
ganggren, maka proses penyembuhan memikirkan diet yang sudah
lukanya akan cepat membaik pada ditentukan oleh tim medis, serta
klien yang sudah sering opname riwayat penyakit diabetes mellitus
karena luka ganggren karena kondisi yang sudah diderita kurang lebih 2
luka yang rutin dilakukan rawat luka tahun dan baru 1 bulan klien
dibandingkan dengan klien yang menderita luka ganggren dengan
datang dengan riwayat diabetes kondisi luka yang memburuk,
mellitus dengan luka ganggren yang komplikasi penyakit lain yaitu
menderita luka baru, klien juga anemia, klien mengalami masalah
sebaiknya mematuhi diet untuk pada hemoglobin dan pada albumin
mengurangi makanan yang manis yang dapat berpengaruh pada kondisi
serta makanan yang mengandung klien yang menurun serta
tinggi glukosa, agar tidak terjadi menghambat proses penyembuhan
hiperglikemia, hiperglikemi pada luka akibat dari penyakit Diabetes
pasien diabetes mellitus adalah suatu Mellitus yang sudah diderita oleh
penyakit penyerta yang banyak partisipan 1. Sedangkan pada
dijumpai pada klien dengan riwayat partisipan 2 tidak melanggar diet
diabetes mellitus, hiperglikemia itu yang telah ditentukan oleh pihak
sendiri adalah dimana kadar gula rumah sakit, berat badan normal,
dalam darah melebihi ambang batas serta riwayat penyakit diabetes
normal yaitu lebih dari 200 mg/dl. mellitus yang sudah lama diderita
Kerusakan sel beta dapat disebabkan klien sejak 5 tahun yang lalu dan
karena faktor genetik, inveksi virus, menderita luka ganggren sedah lama
pengrusakan imunologi, jika sel beta serta klien pernah menjalani operasi
amputasi jari tengah kaki klien akibat

5
luka ganggren, luka membaik sering Kerusakan integritas jaringan
dilakukan rawat luka, tidak ada kulit yang terjadi pada kedua
komplikasi penyakit lain dan tidak partisipan, keadaan dimana terjadi
mengalami masalah pada albumin. kerusakan sel beta yang
menyebabkan terjadinya
Diagnosis Keperawatan ketidakseimbangan produksi insulin
Berdasarkan data yang sehingga gula dalam darah tidak
diperoleh dari pengkajian dan dapat dibawah masuk kedalam sel
observasi antara lain pada partisipan yang dapat menyebabkan
1 data subyektifnya didapatkan hiperglikemi dan mempengaruhi
bahwa keluaga mengatakan ada luka anabolisme protein, yang dapat
pada kaki bagian kiri pasien, dengan menyebabkan kekebalan tubuh
data objektifnya terdapat luka menurun dan terjadilah gangguan
ganggren pada kaki kiri Keadaan neuropati perifer yang dapat
Luka sloughy, luka berbau,terdapat menimbulkan masalah keperawatan
darah dan sedikit pus, terdapat kerusakan integritas kulit. Hasil
nekrosis, muncul jaringan granulasi. penelitian dari data subyektif dan
Ukuran luka panjang 8 cm, lebar 5 obyektif digunakan untuk
cm, kedalaman 2 cm, jari kaki kiri menentukan diagnosa klien yang
ke-4 lepas, luka derajat 3 dengan hasi mengalami kerusakn integritas kulit
GDA: 500mg/dl, serta riwayat pada pasien diabetes mellitus. Dalam
penyakit diabetes mellitus yang menentukan masalah juga terdapat
sudah diderita kurang lebih 2 tahun, etiologi yakni terjadinya kerusakan
serta baru 1 tahun mengalami luka sel beta yang menyebabkan
ganggren dengan luka yang terjadinya ketidakseimbangan
memburuk, ditambah lagi dengan produksi insulin sehingga gula dalam
hasil lab albumin semakin rendah 2,6 darah tidak dapat dibawa masuk
gr/dl, Hemoglobin 7,7 dan pasien kedalam sel yang dapat
mendapat tranfusi sebanyak 2 kolf menyebabkan hiperglikemi dan
darah. Sedangkan pada partisipan 2 mempengaruhi anabolisme protein,
data subyektifnya didapatkan klien yang dapat menyebabkan kekebalan
mengatakan ada luka pada kaki tubuh menurun dan terjadilah
bagian kanan, serta riwayat penyakit gangguan neuropati perifer yang
diabetes mellitus yang sudah 5 tahun dapat menimbulkan masalah
diderita klien dan luka ganggren keperawatan kerusakan integritas
yang lama diderita serta pernah jaringan kulit.
menjalani operasi amputasi jari Hasil penelitian data partisipan
tengah klien akibat luka ganggren, 1 yaitu mengeluh ada luka pada kaki
luka yang kunjung membaik, dengan bagian kiri yang tak kujung sembuh,
data obyektifnya terdapat luka luka derajat 3 gula darah diatas
ganggren pada kaki kanan Keadaan ambang normal yaitu 500mg/dl
Luka sloughy, luka tidak berbau, (hiperglikemia), dan pada partisipan
terdapat nekrosis, muncul jaringan 2 juga mengeluh terdapat luka pada
granulasi. Ukuran luka panjang 5cm, kaki bagian kanan, luka derajat 3
lebar 3cm, kedalaman 3cm, jari kaki serta gula darah diatas ambang batas
kanan ke-3 diamputasi, luka derajat normal yaitu 600 mg/dl (
3, dengan hasil GDA: 600mg/dl.

6
hiperglikemi). Sehingga kedua kebersihan luka agar tetap bersih dan
partisipan dapat dikatakan kering, anjurkan klien untuk menaati
mengalami masalah keperawatan diet yang telah diberikan ahli gizi.
kerusakan integritas jaringan kulit. Tujuan intervensi adalah
setelah dilakukan asuhan
Intervensi Keperawatan keperawatan selama 4x24 jam
Rencana asuhan keperawatan diharapkan terjadi proses
yang dapat diberikan pada pasien penyembuhan luka, klien
dengan kerusakan integritas jaringan memperlihatkan integritas kulit yang
kulit secara mandiri adalah dengan baik bisa dipertahankan (sensasi,
manajemen nonfarmakologi, serta elastisitas, temperatur, hidrasi,
kolaborasi dalam hal pemberian obat. pigmentasi), tidak ada luka/lesi pada
Peneliti melakukan intervensi pada kulit, perfusi jaringan baik,
klien 1 dan 2 yaitu Observasi luka: menunjukkan pemahaman dalam
Lokasi, dimensi, kedalaman luka, proses perbaikan kulit dan mencegah
karakteristik, warna cairan, granulasi, terjadinya cidera berulang, mampu
jaringan nekrotik, tanda-tanda melindungi kulit dan
infeksi, Massase area sekitar luka, mempertahankan kelembaban kulit
Lakukan teknik perawatan luka steril dan perawatan alami, luka tidak
meliputi cleaninsing, CSWD, berpau busuk, tidak terdapat pus
dressing, lakukan pemeriksaan GDA pada luka, tidak ada tanda-tanda
secara rutin, kolaborasi dengan tim infeksi, jaringan fibrin terbentuk
medis untuk terapi penyembuhan mulai membentuk anyaman, adanya
luka, anjurkan klien untuk jaringan granulasi. Intervensi
menggunakan alat bantu seperti diberikan pada klien dengan tujuan
tongkat, alas kaki yang nyaman dan untuk mengatasi keluan keluan
menghindari penekanan pada daerah kerusakan integritas jaringan kulit
sekitar luka, anjurkan klien untuk dengan melakukan observasi luka,
menjaga kebersihan luka agar tetap lokasi, dimensi, kedalaman
bersih dan kering, anjurkan klien luka,karakteristik, warna cairan,
untuk menaati diet yang telah granulasi, jaringan nekrotik, tanda-
diberikan ahli gizi. Pada partisipan 2 tanda infeksi.
Observasi luka: Lokasi, dimensi, Dari hasil penelitian dan teori,
kedalaman luka, karakteristik, warna peneliti dapat mengetahui tingkat
cairan, granulasi, jaringan nekrotik, metabolisme jaringan dan
tanda-tanda infeksi, Massase area disintegrasi kulit guna memudahkan
sekitar luka, Lakukan teknik menejemen perawatan luka
perawatan luka steril meliputi ganggren. Massase area sekitar luka,
cleaninsing, CSWD, dressing, untuk merangsang sirkulasi dan
lakukan pemeriksaan GDA secara mengalirkan ke sel darah putih,
rutin, kolaborasi dengan tim medis fibroblast, dan nutrisi yang
untuk terapi penyembuhan luka, dibutuhkan untuk penyembuhan.
anjurkan klien untuk menggunakan Lakukan teknik perawatan luka
alat bantu seperti tongkat, alas kaki steril meliputi cleasing, CSWD,
yang nyaman dan menghindari dressing dengan perawatan luka
penekanan pada daerah sekitar luka, dengan teknik aseptik dapat
anjurkan klien untuk menjaga

7
mencegah kontaminasi luka dan Keadaan luka sloughy, luka
menjaga kebersihan luka serta dapat berbau,terdapat darah dan pus,
meminimalkan kontaminasi silang. terdapat sedikit jaringan nekrosis,
Lakukan pemeriksaan GDA secara serta jaringan granulasi mulai
rutin agar dapat memantau kadar tumbuh, ukuran luka panjang 8 cm,
gula daam batas normal. Anjurkan lebar 5 cm, kedalaman 2 cm, luka
klien untuk menggunakan alat bantu derajat 3 serta balutan luka berwarna
seperti tongkat, alas kaki yang kuning, ada cairan merembes,
nyaman dan menghindari penekanan intervensi hari ketiga tanggal 01
pada daerah sekitar luka agar dapat April 2019 masih tetap dilakukan
menghindari beban dan penekanan sama seperti hari pertama yaitu
pada daerah luka dapat mencegah dilakukan perawatan luka steril dan
perluasan luka. Anjurkan klien untuk dilakukan debridement serta
menaati diet yang telah diberikan melakukan tindakan lain yang belum
ahli gizi. Untuk membantu proses tercapai dengan hasil Keadaan Luka
penyembuhan luka anjurkan klien sloughy, luka berbau,tidak ada darah,
untuk menjaga agar lukanya tetap pus berkurang, ada jaringan nekrosis
bersih dan kering. Kolaborasi dengan dan dilakukan tindakan debridement,
tim medis untuk terapi penyembuhan tumbuh jaringan granulasi baik, luka
luka, pencegahan infeksi dengan mulai membaik, ukuran luka panjang
pemberian obat mempercepat 8 cm, lebar 5 cm, kedalaman 2 cm,
penyembuhan luka ganggren. luka derajat 3, sampai hari keempat
tanggal 02 April 2019 dilakukan
Implementasi observasi balutan luka serta memberi
Pada kasus yang dialami HE pada klien dan keluarga, Pada
klien 1 dan klien 2 dengan masalah klien 2 juga ada 1intervensi yang
keperawatan kerusakan integritas dihentikan dikarenakan hari kedua
kulit pada pasien Diabetes mellitus tidak dilakukan perawatan luka
dengan luka ganggren, semua namun hanya mengobservasi balutan
tindakan telah dilakukan. luka serta melakukan tindakan lain
Implementasi yang sudah dilakukan yang belum tercapai dengan hasil
oleh peneliti pada hari pertama Keadaan Luka sloughy, luka tidak
sampai hari keempat pada kedua berbau, terdapat nekrosis, muncul
klien sebagai berikut : pada tanggal jaringan granulasi. Ukuran luka
30 Maret 2019 klien 1 dan klien 2 panjang 5cm, lebar 3cm, kedalaman
hari pertama dilakukan 9 tindakan 3cm, jari kaki kanan ke-3
keperawatan. Pada hari kedua diamputasi, luka derajat 3 serta
tanggal 31 Maret 2019 klien 1 balutan luka bersih, tidak ada cairan
dilakukan 8 tindakan keperawatan, merembes, intervensi hari ketiga
Pada hari ke 2 untuk klien 1 ada satu tetap dilakukan tindakan perawatan
intervensi yang dihentikan luka steril serta tindakan lain yang
dikarenakan hari kedua tidak belum trcapai dengan hasil keadaan
dilakukan perawatan luka namun luka tidak berbau, terdapat nekrosis,
hanya mengobservasi balutan luka muncul jaringan granulasi baik,
serta melakukan tindakan lain yang ukuran luka panjang 4cm, lebar 2cm,
belum tercapai, dengan hasil kedalaman 3cm, jari kaki kanan ke-3

8
diamputasi, luka derajat 3, sampai serta menganjurkan pada keluarga
hari keempat dilakukan observasi klien untuk melakukannya, cek GDA
balutan luka serta memberi HE pada secara rutin, memberi HE salah
klien dan keluarga. satunya yaitu menganjurkan untuk
mentaati diet yang sudah dianjurkan
Menurut teori implementasi oleh dokter, serta menganjurkan
yang komperhensif merupakan untuk memakai alas kaki, menjaga
pengeluaran dan perwujudan dari kebersihan luka agar tetap bersih dan
rencana yang telah disusun pada kering, hal ini dibuktikan pada klien
tahap-tahap perencanaan dapat 1 kriteria hasil belum tercapai
diterealisasi dengan baik apabila meskipun kondisi luka klien mulai
berdasarkan hakikat masalah, jenis membaik, namun masih harus tetap
tindakan atau pelaksanaan bisa dijaga kebersihannya dan rutin dalam
dikerjakan oleh perawat itu sendiri, perawatan luka karena luka yang
kolaborasi sesama tim atau kesehatan terbuka masih beresiko tinggi terkena
lain dan rujukan dari profesi lain infeksi jadi pada klien 1 intervensi
(Mubarak & Cahyatin, 2012) tetap dilanjutkan pasien dirujuk di
Implementasi hari pertama Rumah sakit umum dengan
dilakukan semua intervensi namun melakukan perawatan luka steril
penulis tidak mengimplementasikan serta memberi HE kepada keluarga
untuk meyakinkan klien bahwa cara menjaga dan merawat luka.
upaya ini dilakukan untuk Intervensi belum tercapai dalam
mempercepat proses penyembuhan waktu yang telah ditentukan yaitu
luka klien pada hari kedua, karena 4x24 jam, karena kondisi luka masih
upaya melakukan perawatan luka memerlukan perawatan luka steril
seperti hari tersebut cukup sekali secara rutin sehingga masalah
diberikan dan klien sudah memahami keperawatan kerusakan integritas
bahwa tindakan yang dilakukan kulit dilanjutkan oleh pihak rumah
penulis tidak berbahaya dan untuk sakit lain karena pasien dirujuk, hal
kesembuhannya, hari ke empat tetap ini dikarenakan kondisi klien yang
melakukan perawatan luka dengan menurun serta klien lebih
tepat, dilakukan sesuai dengan menyepelehkan diet yang sudah
perencanaan serta melihat kondisi dianjurkan oleh dokter serta klien
klien, selalu didokumentasikan datang dengan kondisi luka yang
menurut urutan waktu, dan memburuk. Sedangkan pada klien 2
memberikan HE untuk mengontrol kriteria hasil juga belum terlampaui
kadar gula dalam darah serta diet dalam waktu yang telah ditentukan
yang teratur. karena luka yang masih terbuka
beresiko tinggi terkena infeksi jadi
Evaluasi maih memerlukan perawatan luka
Evaluasi pada klien yang steril secara rutin sehingga masalah
mengalami kerusakan integritas kulit keperawatan kerusakan integritas
pada pasien diabetes mellitus yang kulit hanya teratasi sebagian, namun
mengalami ganggren, jika diberikan kondisi luka klien 2 membaik dan
intervensi yang tepat seperti terlihat tanda-tanda penyembuhan
melakukan perawatan luka steril, luka tumbuh jaringan granulasi. Hal
massase area sekitar luka secara rutin

9
ini dikarenakan pada klien 2 datang asuhan keperawatan terhadap
dengan luka yang sudah baik serta penyembuhan luka (Mubarak &
klien mentaati diet yang sudah Chatayin, 2012).
dianjurkan oleh dokter.
Hasil penelitian perawatan luka
Terdapat kesenjangan dari partisipan 1 kondisinya menurun
kasus diatas kedua patisipan pasien gelisah dengan kondisi paien
diberikan tindaka keperawatan yang mendapat tindakan tranfusi darah 2
sama tetapi dengan respon yang kolf karena HB nya trus menurun,
bebeda. Menuurut pendapat penulis dan observasi pada luka mengalami
hal ini dapat terjadi karena banyak perubahan baik antara lain observasi
factor, beberapa factor yang dapat di luka didapatkan tepi luka berwarna
tinjau untuk dijadikan penyebab pink, terjadi granulasi, luka masih
salah satunya yaitu partisipan 1 Ny.N berbau, pus berkurang, panjang 8 cm
yang mempunyai riwayat penyakit lebar 5 cm, kedalaman 2 cm, luka
diabetes mellitus sudah 2 tahun dan 1 derajat 3 dikarenakan klien tidak
bulan yang lalu klien menderita luka mentaati diet yang dianjurkan oleh
ganggren pada kaki kirinya dengan dokter. Sedangkan pada partisipan 2
kondisi luka yang memburuk, serta kondisi pasien membaik, pasien
klien tidak mematui diet yang telah mematuhi diet yang sudah diberikan
diberikan oleh tim medis, dengan oleh tim medis, dan observasi pada
hasil GDA yang masih diatas normal, luka mengalami perubahan baik
sedangkan partisipan 2 Ny. U antara lain observasi luka didapatkan
mempunyai riwayat penyakit tepi luka berwarna pink, terjadi
diabetes mellitus sudah 5 tahun dan granulasi, luka tidak bau, tidak ada
mengalami luka ganggren sejak lama pus, ukuran luka panjang 5 cm, lebar
serta klien juga menjalani operasi 3cm, kedalaman 3 cm,jari kaki kanan
amputasi pada jari tengah kaki klien ke-3 diamputasi, luka derajat 3.
akibat luka ganggren dengan kondisi
luka yang kunjung membaik, maka KESIMPULAN DAN SARAN
dari itu kondisi klien 1 proses 1. Kesimpulan
penyembuhanya lebih lama karena ketidakefektifan bersihan
kondisi luka yang baru dan kondisi jalan nafas berhubungan dengan
luka yang memburuk karena masih akumulasi secret pada kasus
belum lama menjalani perawatan tuberkulosis paru jika diberikan
luka, sedangkan pada klien 2 proses intervensi yang tepat seperti
penyembuhannya lebih cepat karena memberikan posisi semi fowler,
kondisi luka yang sudah membaik, mengajarkan cara batuk efektif,
dari asuhan yang sudah diberikan mengajarkan teknik fisioterapi
meliputi perawatan luka steril, dada dan menganjurkan klien
pemenuhan diet sesuai ahli gizi dan untuk minum air hangat dapat
pemenuhan kebutuhan lainnya, memperbaiki efektivitas jalan
apakah benar-benar telah terpenuhi nafas hal ini dibuktikan pada klien
sesuai dengan kebutuhan yang telah 1 seluruh kriteria hasil berhasil
dikaji berupa catatan perkembangan dilampaui dalam waktu yang telah
pasien berdasarkan nursing out ditentukan yaitu 3x24 jam,
comes/ kriteria hasil dan tujuan sehingga masalah keperawatan

10
ketidakefektifan bersihan jalan kerusakan integritas kulit pada
nafas dapat teratasi. Sedangkan pasien DM dengan luka ganggren
pada klien 2 seluruh kriteria hasil sehingga dapat melakukan asuhan
belum terlampaui dalam waktu keperawatan secara mandiri
yang telah ditentukan sehingga 2.4 Bagi Instansi Pendidikan
masalah keperawatan Institusi pendidikan dapat
ketidakefektifan bersihan jalan meningkatkan profesionalitas
nafas hanya teratasi sebagian. kerja kepada peserta didik
2. Saran sehingga terciptanya tenaga
2.1 Bagi partisipan dan keluarga kesehatan yang terampil,
Diharapkan dengan adanya bernmutu, inovatif dan mampu
penelitian ini dapat digunakan memberikan asuhan keperawatan
sebagai wawasan bagi pasien secara komperhensif.
untuk lebih memahami tindakan
perawatan seperti, rutin Ucapan Terima Kasih
melakukan perawatan luka steril, Diucapkan terimakasih
menjaga luka agar tetap bersih kepada seluruh Responden dan
dan kering, mentaati diet yang beberapa instansi yang turut
sudah diberikan tim medis, membantu dalam penelitian ini.
periksa GDA secara rutin, serta
menggunakan alat bantu seperti DAFTAR PUSTAKA
tongkat atau alas kaki yang Aini, N., & Aridiana, L. M. (2016).
nyaman. Saran pada anggota Asuhan Keperawatan Pada
keluarga klien salah satunya yaitu Sistem Endokrin dengan
memotivasi klien dalam pendekatan NANDA NIC
kesembuhannya menjalani NOC . Jakarta : Salemba
perawatan luka serta Medika .
mengingatkan dan menyediakan
diet yang tepat untuk klien, Amin, & Doupis. (2016). Upaya
memeriksakan GDA klien secara perawatan kerusakan
rutin, serta menyediakan alat integritas kulit pada pasien
bantu seperti tongkat atau alas Diabetes Melitus. 7.
kaki yang nyaman agar terhindar
Black , J., & Hawks, J. H. (2014).
penekanan pada daerah sekitar
Keperawatan Medikal Bedah
luka.
Manajemen Klinis untuk
2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil yang Diharapkan Edisi
Diharapkan klien tetap
8.Buku 2. Singapore:
kooperatif dengan intervensi atau
Elsevier.
perawatan yang akan dilakukan
dengan tenaga kesehatan dirumah Carpenito, L. J. (2009). Buku Saku
sakit. Sehingga bisa mempercepat Diagnosa Keperawatan Edisi
proses kesembuhan dan 6. Jakarta: EGC.
memperpendek waktu MRS.
2.3 Bagi Mahasiswa Doenges, M. E., Moorhouse, M. F.,
Sebagai aplikasi klinik dalam & Geissler, A. C. (2000).
pemberian asuhan keperawatan Rencana Asuhan Kepeawatan

11
Keperawatan Pedoman untuk Praktis Berdasarkan
Perencanaan dan Penerapan Diagnosa Nanda,
Pendokumentasian NIC, NOC dalam Berbagai
Perawatan Pasien Edisi 3. Kasus. Jogjakarta:
Jakarta: EGC. MediAction.
Fady. (2015). Upaya Perawatan PPNI, T. P. (2016). Standar
kerusakan Integritas Kulit Diagnosis Keperawatan
pada Pasien Diabetes Melitus Indonesia Definisi dan
. Indikator Diagnostik Edisi 1.
Jakarta Selatan: Dewan
Hariyanto, A., & Azizah, L. M. Pengurus Pusat Persatuan
(2014). Perbedaan efektifitas Perawat Nasional Indonesia.
relaksasi benson dan kompres
hangat dalam menurunkan Purwanto, H. (2016). Modul Bahan
nyeri sendi lanjut usia. Ajar Cetak Keperawatan
Darmojo dan Martono. Keperawatan Medikal Bedah
II. Jakarta Selatan :
Hidayat, A. (2007). Riset Kementrian Kesehatan
Keperawatan dan tehnik Republik Indonesia .
penulisan ilmiah. Jakarta:
Salemba Medika. Riyadi, S., & Sukarmin. (2008).
Asuhan keperawatan pada
Huda, A. N., & Kusuma, H. (2015). pasien dengan gangguan
NANDA NIC-NOC. Eksokrin dan endokrin pada
Jogjakarta : MadiAction. Pada pankreas. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Lathifah, N. L. (2017). Hubungan
Durasi Penyakit dan Kadar S. Hamid, A. Y. (2008). Buku Ajar
Gula dengan Keluhan Riset Keperawatan Konsep,
Subjektif Penderita Diabetes Etika dan Instrumentasi, edisi
Melitus. diabetes melitus tipe 2. Jakarta: EGC.
2, durasi penyakit, kadar gula
darah, keluhan subyektif, Sabiston, D. C. (2012). Buku Ajar
231-239. Bedah Bagian 1. Jakarta:
EGC.
Maryunani. (2013). Asuhan
keperawatan pada pasien Saryono. (2013). Metodologi
Diabetes Melitus dengan Penelitian Kualitatif dan
ulkus diabetik di Majapahit Kuantitatif dalam Bidang
Wound care center. 3. Kesehatan. Jakarta: Nuha
Media.
Notoadmojo, s. (2010). Metodologi
Penelitian Keshatan. Jakarta: Sugiyono. (2013). Statistika Untuk
RinekaCipta. Penelitian . Bandung:
Alfabeta.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H.
(2016). Asuhan Keperawatan

12
Wilkinson, J. M. (2016). Diagnosis
Keperawatan: Diagnosis
NANDA-1, Intervensi NIC,
Hasil NOC Edisi 10. Jakarta:
EGC.

13

Anda mungkin juga menyukai