Anda di halaman 1dari 12

IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

Pengetahuan dan Persepsi Ibu yang Menolak


Pemberian Imunisasi Dasar Balita

Dewi Wulandari1 2

1
Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia
2
Universitas Diponegoro
hani_wulan84@yahoo.co.id

: Immunization is one of the public health response is very important because it can protect

program, including some of the mothers in the village Godog which is also the wives of local religious

knowledge and perceptions of mothers on basic immunization toddlers that includes understanding,

immunization of infants as germs enter our bodies in a healthy child. Immunization useless, even harmful

Polio, Measles, and BCG. According to them, the diseases should not be prevented by immunization,

of doubt the halal vaccines.

Abstrak: Imunisasi merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat yang sangat penting karena
dapat melindungi balita dari berbagai macam penyakit. Namun, ternyata tidak semua lapisan masyarakat

juga merupakan istri-istri dari tokoh-tokoh agama setempat yang memiliki pengaruh cukup besar.

imunisasi dasar balita yang meliputi pengertian, tujuan, manfaat, jenis, dan asal bahan-bahan vaksin.
Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologis dilakukan terhadap

memasukkan kuman penyakit ke dalam tunuh anak yang sehat. Imunisasi tidak bermanfaat, bahkan
berbahaya bagi kesehatan anak. Macam-macam imunisasi dasar yang mereka ketahui adalah imunisasi

44 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

imunisasi, melainkan dengan mengkonsumsi bahan-bahan alami dan menghindari bahan-bahan kimia
buatan. Mereka menolak imunisasi karena meragukan kehalalan vaksin.
Kata kunci : pengetahuan, persepsi, ibu, menolak, imunisasi dasar

I. PENDAHULUAN

meninggal karena berbagai penyakit yang


sesungguhnya dapat dicegah dengan imunisasi.
Beberapa penyakit menular yang termasuk ke dilaksanakan program imunisasi baik program
dalam Penyakit yang Dapat Dicegah dengan rutin maupun program tambahan/suplemen untuk
penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan

imunisasi akan terlindungi dari berbagai penyakit seharusnya mendapat imunisasi dasar lengkap

kecacatan atau kematian.


Proses perjalanan penyakit diawali ketika kali. Mulai tahun 2014 untuk imunisasi rutin selain
pada bayi juga pemberian pada anak batita yaitu
tubuh. Setiap makhluk hidup yang masuk ke umur 18 bulan diberikan imunisasi DPT-HB-Hib
dalam tubuh manusia akan dianggap benda asing dan pada anak usia 24 bulan diberikan imunisasi
oleh tubuh atau yang disebut dengan antigen.
Secara alamiah sistem kekebalan tubuh akan Indonesia memiliki cakupan imunisasi
membentuk zat anti yang disebut antibodi untuk
melumpuhkan antigen. Pada saat pertama kali
yang menjadi komitmen Indonesia pada lingkup
yang diberikan tidak terlalu kuat. Hal ini disebabkan regional. Cakupan pada tahun 2013 mengalami
penurunan dibandingkan tahun 2012 yang

sehingga antibodi yang terbentuk lebih banyak lengkap bayi di Jawa Tengah dari semua antigen
dan dalam waktu yang lebih cepat. sudah mencapai target minimal nasional yaitu 85
Proses pembentukan antibodi untuk
melawan antigen secara alamiah disebut imunisasi peningkatan. Jumlah sasaran bayi pada tahun
alamiah. Sedangkan program imunisasi melalui 2015 adalah 577.226. Sedang cakupan masing-
pemberian vaksin adalah upaya stimulasi terhadap masing jenis imunisasi adalah sebagai berikut:
sistem kekebalan tubuh untuk menghasilkan
antibodi dalam upaya melawan penyakit dengan

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 45


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

lengkap pada bayi Tahun 2014 di Kabupaten


diengaruhi faktor kehalalan vaksin meskipun
Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah mengeluarkan
fatwa No. 04 Tahun 2016 tentang imunisasi. MUI
Imunisasi dasar pada bayi seharusnya memberikan fatwa diperbolehkannya imunisasi
diberikan pada anak sesuai dengan umurnya. dengan bahan vaksin yang halal dan suci. Vaksin
yang najis dan haram tidak diperbolehkan kecuali
tubuh dapat bekerja secara optimal. Namun dalam keadaan darurat dan belum ditemukan

tidak mendapatkan imunisasi dasar secara Di Dukuh Tulakan Desa Godog ada 14 orang
lengkap. Kelompok inilah yang disebut dengan dari 146 balita yang tidak mendapatkan imunisasi
drop out (DO) imunisasi. Bayi yang mendapatkan dasar dikarenakan ibunya menolak program
imunisasi DPT/HB1 pada awal pemberian imunisasi. Hal ini menjadi suatu masalah serius
karena jika tidak segera diatasi dikhawatirkan
drop out rate DPT/HB1- campak. angka tersebut akan semakin melonjak hingga
Indikator ini diperoleh dengan menghitung selisih
penurunan cakupan imunisasi campak terhadap sangat dimungkinkan karena kebanyakan dari ibu-
cakupan imunisasi DPT/HB1. ibu yang menolak imunisasi tersebut merupakan
imunisasi DPT/HB1-campak istri dari tokoh agama yang mempunyai pengaruh
besar di masyarakatnya. Tujuan penelitian adalah
lebih rendah dibandingkan tahun 2011 sebesar untuk mendeskripsikan pengetahuan dan sikap
DPT/HB1-campak menunjukkan ibu yang menolak pemberian imunisasi dasar
kecenderungan penurunan sejak tahun 2007 balita.
sampai dengan tahun 2013 yang artinya semakin
sedikit bayi yang tidak mendapatkan imunisasi II. METODE PENELITIAN
dasar secara lengkap. DO rate DPT/HB1-campak Penelitian ini menggunakan desain kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian
tersebut telah berhasil dipenuhi sejak tahun 2010 dilakukan terhadap ibu-ibu yang menolak
pemberian imunisasi dasar bagi balitanya di
Salah satu penyebab terjadinya drop out Dukuh Tulakan Desa Godog Kecamatan Polokarto
imunisasi adalah adanya penolakan terhadap
pemberian imunisasi dasar oleh sebagian pemilihan partisipan dilakukan dengan purposive
kalangan. Faktor yang mempengaruhi pemberian sampling. Partisipan sebanyak 6 (enam) ibu
imunisasi dasar lengkap yaitu pengetahuan ibu dengan kriteria:
1. Ibu yang masih mempunyai anak berusia di

46 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

2. Menolak pemberian imunisasi bagi anaknya comprehending,


dan
3. recontextualizing.

4. Bersedia menjadi responden dalam III. HASIL PENELITIAN


penelitian ini. Gambaran Lokasi Penelitian
Peneliti menggunakan teknik FGD (Focuss Dukuh Tulakan merupakan salah satu
Group Discussion) untuk memperoleh data dari dukuh di Desa Godog. Desa Godog merupakan
para partisipan. Instrumen penelitian adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan
Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Di Desa Godog
maka peneliti memakai alat penunjang seperti ada sebuah Pondok Pesantren yang cukup besar
tape recorder dan berpengaruh. Tokoh-tokoh agama yang tinggal
di Pondok Pesantren ini memegang peranan yang
dan observasi. Teknik pemeriksaan keabsahan sangat penting dalam kehidupan masyarakat
data yang digunakan adalah dengan triangulasi

dan analisis data meliputi empat langkah

Karakteristik Partisipan
Penelitian ini dilakukan terhadap 6 (enam) orang ibu yang menolak pemberian imunisasi dasar
balita di Desa Godog dengan karakteristik sebagai berikut:
Tabel 1. Karakteristik Responden
Jumlah
Responden Nama Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan
anak
R1 Ny. R Perempuan 28 tahun SMA Ibu Rumah Tangga 2
R2 Ny. F Perempuan 24 tahun SMA Ibu Rumah Tangga 2
R3 Ny. H Perempuan 25 tahun SMA Ibu Rumah Tangga 1
R4 Ny. N Perempuan 21 tahun SMA Ibu Rumah Tangga 1
R5 Ny. S Perempuan 25 tahun SMA Ibu Rumah Tangga 2
R6 Ny. I Perempuan 28 tahun SMA Ibu Rumah Tangga 2

Hasil dan Analisis Data: Kategori Kata Kunci


I. Pengetahuan Ibu tentang Imunisasi Dasar Disuntikkan sebelum
gejala penyakit seperti
Balita demam dan batuk
muncul
1. Pengertian imunisasi dasar balita Biar nggak tertular
Tabel 2. Analisis Data Kategori Kata penyakit
b. Memasukkan Menyuntikkan kuman
Kunci Pengertian imunisasi agen penyakit ke dalam
Kategori Kata Kunci penyakit tubuh anak
a. Tindakan Diberikan saat balita Memasukkan virus
Pencegahan masih sehat melalui suntikan
Mencegah terkena Menyuntikkan bahan
penyakit kimia ke dalam tubuh

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 47


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

Kategori Kata Kunci 4. Jenis imunisasi dasar balita dan penyakit


c. Tidak sampai Dosisnya sedikit
yang dapat dicegah
timbul gejala sehingga tidak sampai
penyakit menimbulkan gejala Tabel 5. Analisis Data Kategori Kata
Kunci jenis imunisasi dasar
Nggak kelihatan Kategori Kata Kunci
gejalanya a. Polio
Tapi nggak sampai Diberikan dengan
sakit diteteskan ke mulut anak
d. Bayi dan Bayi baru lahir dan PIN (Pekan Imunisasi
anak balita anak balita Nasional)
Pas di Rumah bersalin Tiba-tiba anak nggak
dan sebelum usia anak bisa jalan
5 tahun b. Campak
Persis setelah lahir merah-merah
sampai usia 5 tahun
jumlah banyak sekali

2. Manfaat Imunisasi pilek

Tabel 3. Analisis Data Kategori Kata minta digendong terus


Disuntikkan di lengan
Kunci Manfaat imunisasi
anak
Kategori Kata Kunci
c. Hepatitis Disuntikkan pas setelah
Tidak Tidak ada manfaatnya lahir
bermanfaat bagi anak
bagi anak Manfaatnya nggak berbahaya
terbukti
Nggak ada gunanya Bisa menjadi kanker hati
Nggak aman bagi anak
d. BCG Untuk mencegah TBC
Mendatangkan penyakit
Bahan kimia buatan
mengganggu tidurnya
itu nggak bagus bagi
Badannya kurus sekali
kesehatan
Yang sakit paru-parunya

3. Tujuan imunisasi dasar balita 5. Asal Vaksin


Tabel 4. Analisis Data Kategori Kata Tabel 6. Analisis Data Kategori Kata
Kunci Tujuan imunisasi Kunci Asal Vaksin
Kategori Kata Kunci
Kategori Kata Kunci
a. Tidak Nggak tahu tujuannya
Bahan yang Ginjal kera
mengetahui apa
tidak baik Sel janin yang
tujuaannya
digugurkan
imunisasi
Bahan kimia buatan
Bingung kenapa mesti
Sel babi
dipaksa-paksa imunisasi
b. Komersial Urusan bisnis negara
orang Barat barat
Memasarkan produk
II. Persepsi Ibu tentang Imunisasi Dasar Balita
barat 1. Persepsi ibu tentang imunisasi dan
Orang Barat nggak mau
rugi penyakit yang dapat dicegah dengan
Balita negara
berkembang yang
imunisasi
menjadi target Tabel 7. Analisis Data Kategori Kata
pemasaran
Kunci Persepsi tentang imunisasi

48 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

Kategori Kata Kunci Kategori Kata Kunci


a. Semua Yang namanya Timbunan bahan kimia
penyakit penyakit pasti merusak hati dan ginjal
pasti berbahaya Nggak
berbahaya sampingnya
ibu sudah cemas c. Menjijikkan
Bisa menyebabkan
kematian atau cacat jijik ah
bagi anak Yang namanya haram
b. Tidak harus pasti menjijikkan
diimunisasi bukan berarti harus Bahan-bahannya
diimunisasi nggilani ah
Bisa dengan cara lain Jangan sampai anak
yang lebih aman saya kemasukan barang
Banyak cara kaya gituan
pencegahan yang bisa Nggak
dipakai apa nggak ada bahan
c. Memakai lain
bahan-
bahan alami
dan lain-lain
Beberapa kategori tersebut dapat dibuat
Bahan alami itu skema yang menghubungkan antar kategori
aman dan tanpa efek
samping sehingga dapat dihasilkan tema-tema.
Back to nature
d. menghindari Bahan-bahan kimia
bahan- itu nggak bagus bagi
bahan kimia tubuh
buatan Menjauhi makanan
berbahan pengawet
dan pewarna buatan
Tidak berobat ke
dokter kecuali belum
Gambar 1. Skema Pengertian imunisasi
sembuh dengan obat
alami
Obat kimia sebagai
alternatif terakhir
Timbunan bahan
kimia di dalam tubuh
merusak hati dan ginjal

2. Nilai Keyakinan ibu tentang asal vaksin


Gambar 2. Skema Manfaat dan Tujuan imunisasi
Tabel 4. Analisis Data Kategori Kata
Kunci Nilai keyakinan Ibu tentang asal
vaksin
Kategori Kata Kunci
a. Haram

itu haram
Barang haram tidak
Gambar 3. Skema Jenis imunisasi dasar
boleh dipakai sebagai
obat
Obat yang halal masih
banyak
b. Berbahaya Kuman dan virus itu
merusak tubuh

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 49


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

orang Barat. Mereka juga memandang

akan mendatangkan penyakit bagi anak-


anaknya.
3. Jenis imunisasi yang diketahui adalah
Gambar 4. Skema Asal Vaksin imunisasi

Untuk imunisasi DPT mereka tidak


menyebutkannya. Sedangkan untuk waktu

imunisasi Hepatitis yang diberikan pada


saat bayi baru lahir.
4.
Gambar 5. Skema Persepsi ibu tentang diimunisasikan tersebut berasal dari ginjal
imunisasi dan penyakit yang dapat dicegah

dan bahan-bahan kimia buatan. Mereka


juga beranggapan bahwa bahan-bahan
tersebut menjijikkan dan berbahaya jika
dimasukkan ke dalam tubuh anaknya.
5. Persepsi ibu-ibu tersebut tentang penyakit
Gambar 6. Skema Nilai Keyakinan ibu tentang yang dapat dicegah dengan imunisasi
imunisasi
dasar adalah juga berbahaya bagi balita
Kategori-kategori dan kata-kata kunci yang
diperoleh dapat dirumuskan menjadi tema: pencegahannya tidak harus dengan
1. Imunisasi dasar balita adalah salah satu imunisasi. Mereka lebih suka dengan
upaya tindakan pencegahan terhadap
penyakit bagi bayi dan balita dengan cara
itu keluarga mereka sebisa mungkin
buatan atau penyebab penyakit lainnya menghindari makanan yang mengandung
dalam jumlah sedikit sehingga tidak sampai
menimbulkan gejala penyakit. kimia buatan lainnya.
2. Ibu-ibu yang menolak pemberian imunisasi 6. Pandangan ibu-ibu terhadap bahan-bahan
dasar balita pada umumnya tidak
mengetahui tujuan dari program imunisasi.
Namun ada sebagian yang beranggapan mereka menolak pemberian imunisasi.
bahwa program imunisasi berhubungan
erat dengan urusan bisnis/ komersial

50 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

IV. PEMBAHASAN pasif diberikan dengan memasukkan


1. Pengetahuan ibu yang menolak pemberian immunoglobulin dari plasma manusia
imunisasi dasar atau binatang.
a. Pengertian imunisasi dasar balita b. Tujuan dan manfaat imunisasi dasar
Pengertian imunisasi menurut Ibu yang menolak imunisasi
ibu-ibu yang menolak pemberian dasar beranggapan bahwa imunisasi
imunisasi adalah salah satu upaya
tindakan pencegahan terhadap justru berbahaya karena akan
penyakit bagi bayi dan balita dengan mendatangkan penyakit bagi
anak-anaknya. Ada juga yang
bahan kimia buatan atau penyebab beranggapan bahwa program
penyakit lainnya dalam jumlah sedikit imunisasi berhubungan erat dengan
sehingga tidak sampai menimbulkan kepentingan bisnis/ komersial negara
gejala penyakit. Pernyataan ini Barat. Tujuan imunisasi menurut
sesuai dengan teori Supartini (2004) teori adalah agar tubuh kebal
bahwa imunisasi adalah upaya
yang dilakukan dengan sengaja 2008). Namun para partisipan tidak
memberikan kekebalan (imunitas) sependapat dengan teori tersebut.
pada bayi atau anak agar terhindar Hal ini sesuai dengan penelitian
dari penyakit. Dewi dkk (2014) bahwa pemberian
Imunisasi Imunisasi dilakukan imunisasi dipengaruhi oleh tingkat
dengan cara memasukkan sejumlah pengetahuan ibu.
Vaksin hepatitis B diisukan
kimia buatan serta agen penyebab dapat menyebabkan penyakit multiple
penyakit lainnya ke dalam tubuh anak
dalam jumlah sedikit sehingga tidak
sampai menimbulkan gejala penyakit. semua sudah dibantah secara
ilmiah (
of Philadelphia, 2011). Memang
teori dalam Hidayat (2008) bahwa benar vaksin adalah obat yang tidak
imunisasi dibagi menjadi imunisasi
aktif dan pasif. Imunisasi aktif jadi walaupun diciptakan untuk
dilakukan dengan memasukkan mencegah penyakit tapi tentu bisa
antigen yang berfungsi sebagai menyebabkan efek samping. Sejak

VAERS
bakteri yang dimatikan. Imunisasi Reporting System untuk mendeteksi

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 51


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

reaksi yang tidak diinginkan atau bulan; dan campak usia 9 bulan

d. Asal vaksin imunisasi


badan ini akan melacak apakah Partisipan berangapan bahwa
penyebabnya memang lantaran vaksin yang diimunisasikan berasal
vaksinasi atau bukan. Setiap Negara
pada prinsipnya mempunyai lembaga
ini yang juga mempunyai fungsi yang bahan kimia buatan. Mereka juga
sama. beranggapan bahwa bahan-bahan
c. Jenis imunisasi dasar tersebut menjijikkan dan berbahaya
Jenis imunisasi dasar yang jika dimasukkan ke dalam tubuh
anaknya. Bahan vaksin menurut

imunisasi dasar balita menurut yang berupa air steril atau cairan
teori ada 5 yaitu imunisasi campak

imunisasi polio untuk mencegah


2008).
untuk melindungi anak dari infeksi Bahan vaksin yang dianggap
tidak baik oleh partisipan adalah
bukan bahan utama. Ginjal kera
imunisasi DPT untuk melindungi anak maupun kultur jaringan binatang
lainnya digunakan sebagai
. Partisipan media pembuatan vaksin. Untuk
tidak menyebutkan imunisasi DPT. melemahkan atau mematikan
Waktu pemberian imunisasi kuman yang hendak dijadikan
yang diketahui partisipan sebatas
imunisasi hepatitis yang diberikan
pada saat bayi baru lahir dan
imunisasi polio yang diberikan pada
saat Pekan Imunisasi Nasional Namun setelah kuman berkembang
(PIN). Waktu pemberian imunisasi
dasar menurut teori adalah imunisasi hasil perkembangbiakan virus atau
Hepatitis B diberikan usia 0 bulan; bakteri ini akan dipisahkan dari media
BCG dan Polio 1 usia 1 bulan; DPT untuk mengembangbiakkannya.
Jadi tempat pembiakan ini hanya
merupakan media dan selanjutnya

52 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

yang digunakan untuk menjadi vaksin makanan yang mengandung zat


hanyalah kumpulan kuman-kuman
yang dilemahkan atau dimatikan tadi. kimia buatan lainnya.
b. Nilai keyakinan ibu tentang imunisasi
proses sehingga bisa dipasarkan dasar
Pandangan ibu-ibu terhadap
harus lulus uji test keamanan terhadap

hanya pada sekira 10-20 orang. Bila menolak pemberian imunisasi. Dalam
sebuah tanya jawab soal pandangan
fase uji II yang dilakukan pada orang Islam terhadap imunisasi pada anak
lebih banyak dengan jumlah ratusan.

lagi uji fase II b dan III yang diujikan mengatakan bahwa menggunakan
pada orang lebih banyak lagi. Setelah vaksin untuk meningkatkan
lulus uji III pun masih harus dipantau kekebalan tubuh adalah halal karena
keamanannya jika mulai dipasarkan. bertujuan untuk mencegah sesuatu
yang membahayakan (Immunization
membutuhkan proses panjang dan Advisory Centre University of
kompleks untuk kemudian bisa lolos Auckland, 2006). Qardawi lalu
dipasaran.
2. Persepsi ibu yang menolak pemberian
imunisasi dasar tersebut sudah digunakan sejak
a. Persepsi ibu tentang imunisasi dasar lama di seluruh dunia termasuk
dan penyakit yang dapat dicegah oleh lebih dari 50 negara muslim.
Persepsi ibu-ibu tersebut Vaksin tersebut terbukti efektif untuk
tentang penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi dasar ada ahli agama Islam terutama dari
adalah juga berbahaya bagi balita Universitas di Mesir yang keberatan
untuk menggunakan vaksin ini.
cara pencegahannya tidak harus
dengan imunisasi. Mereka lebih suka sebagai satu-satunya industri vaksin
dengan bahan-bahan yang alami di Indonesia sudah memperoleh

dan sebagainya. Selain itu keluarga Dunia (WHO) setidaknya untuk


mereka sebisa mungkin menghindari

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 53


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

3.

juga telah menjadi kiblat industri


vaksin bagi 57 negara Islam dengan
program vaksin halal dan berkualitas.
Majelis Ulama Indonesia (MUI)
telah mengeluarkan fatwa No. 04
DAFTAR PUSTAKA
Tahun 2016 tentang imunisasi. MUI
memberikan fatwa diperbolehkannya
CDC. 2011. Vaccine Adverse Event Reporting
imunisasi dengan bahan vaksin yang
. http://www.cdc.gov/
halal dan suci. Vaksin yang najis dan
vaccinesafety/Activities/vaers.html
haram tidak diperbolehkan kecuali
dalam keadaan darurat dan belum
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu dengan
ditemukan vaksin yang halal (Komisi

Bayi di Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah

V. SIMPULAN
Padang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan
1. Pengetahuan ibu-ibu yang menolak
Andalas. 2014; 3(2). http://jurnal.fk.unand.
pemberian imunisasi dasar balita tidak
ac.id.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2014.
imunisasi dasar balita adalah upaya
pencegahan terhadap berbagai macam
Tahun 2014. http://www.depkes.go.id/
penyakit tertentu bagi bayi dan anak usia
di bawah lima tahun yang diberikan dengan
KAB_KOTA_2014/3311_Jateng_Kab_
Sukoharjo_2014.pdf
bahan kimia dan agen penyebab penyakit
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2015.
lainnya dalam jumlah sedikit sehingga tidak
sampai menimbulkan gejala penyakit.
www.dinkesjatengprov.go.id.
2. Ibu-ibu tersebut memandang bahwa
New vaccines technology.
imunisasi bukanlah cara yang terbaik
http://61.183.207.199/suite/resource/
untuk mencegah penyakit. Imunisasi itu
download.do?key=1754864
Pengantar Ilmu Keperawatan
mendatangkan penyakit bagi anak. Mereka
Jakarta: Salemba Medika.
lebih suka dengan cara mengkonsumsi
Immunization Advisory Centre University of
bahan-bahan alami serta menjauhi makanan
Auckland. 2006.
yang mengandung bahan pewarna dan
and immunization.http://www.immune.
pengawet serta bahan kimia buatan lainnya.
org. nz/ sit e_resources/Prof essionals/

54 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

Vaccinology/The_infant_immune_system_
and_immunisation.pdf Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Indonesia Tahun 2013. www.depkes.go.id
Komisi Fatwa MUI. 2005.

Polio Oral. http://mui.or.id/wp-content/


uploads/2014/11/24.-Penggunaan-Vaksin-
Polio-Oral.pdf
Komisi Fatwa MUI. 2016.
http://www.
halalmui.org/images/stories/pdf/Fatwa-
MUI-No.4-Tentang-Imunisasi.pdf.
Majelis Ulama Indonesia. 2011. Biofarma Kiblat
. http://www.mui.or.id/

.
Faktor yang mempengaruhi
penolakan ibu terhadap pemberian imunisasi
dasar lengkap di wilayah puskesmas
kamoning kabupaten sampang tahun

airlangga).
Faktor yang Mempengaruhi
Ibu dalam Ketidakikutsertaan Balitanya

Surabaya
Airlangga).

Keperawatan Anak. Jakarta: EGC


The College of Phycisian of Philadelphia. 2011.
History anti vaccination movements. http://
www.historyofvaccines.org/content/articles/
history-anti-vaccination-movements

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 55

Anda mungkin juga menyukai