Anda di halaman 1dari 11

Program Studi D3 Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta


2019

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK


DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Rumtias Tuti Ningsih1, Agik Priyo Nusantoro2
1
Mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada
Surakarta
Rumtiastuti1124@gmail.com
2
Dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Agik_nusantoro@stikeskusumahusada.ac.id

ABSTRAK
Stroke merupakan masalah kesehatan penting di dunia penyebab kematian ketiga setelah
penyakit jantung dan kanker. Hal ini karena serangan stroke yang mendadak mengakibatkan
kematian maupun kecacatan baik fisik maupun mental. Sekitar 2,5% meninggal dan sisanya
cacat ringan maupun berat. Pasien stroke, perlu diberikan stimulasi gerak, salah satunya
berupa latihan menggenggam yang merupakan latihan fungsional tangan dalam pemenuhan
kebutuhan aktivitas dan latihan: mobilisasi. Tujuan studi kasus ini untuk mengaplikasikan
tindakan pemberian Range Of Motion (ROM) aktif-asistif: spherical grip terhadap
peningkatan kekuatan otot ekstremitas atas pada pasien di RSUD Salatiga. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Subyek dalam
penelitian ini adalah satu orang pasien yang mengalami atau didiagnosis Stroke Non
Hemoragik dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas dan latihan : mobilisasi, dengan kriteria
mengalami kelemahan pada anggota tubuh dan mengalami kelemahan kekuatan otot
ekstremitas atas. Analisa peningkatan kekuatan otot diukur berdasarkan skala Medical
Research Council (MRC). Pemberian spherical grip dilakukan dengan teknik berikan benda
berbentuk bulat (bola tenis), lakukan koreksi jari agar menggenggam sempurna, posisi jari
wrist point 45 derajat, berikan instruksi untuk menggenggam secaara kuat selama 5 detik
kemudian rileks, lakukan pengulangan sebanyak 7 kali. Hasil studi menunjukan bahwa ada
perubahan peningkatan kekuatan otot dari 2 menjadi 3 setelah pemberian terapi Range Of
Motion (ROM) aktif-asistif : spherical grip. Kesimpulan berdasarkan studi kasus ROM
spherical grip yang dilakukan sehari dua kali pagi dan sore selama 10 menit dapat
meningkatkan kekuatan otot.
Kata kunci : Stroke Non Hemoragik, Range Of Motion aktif-asistif (Spherical grip),
Mobilisasi
D3 Nursing Study Program
STIKes Kusuma Husada Surakarta
2019

NURSING CARE ON NON-HEMORRHAGIC STROKE PATIENT IN


FULFILLMENT OF ACTIVITY AND REST NEEDS
Rumtias Tuti Ningsih1, Agik Priyo Nusantoro2
1
Student of D3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada Surakarta

rumtiastuti1124@gmail.com
2
Lecturer pf D3 Nursing Study Program of STIKes Kusuma Husada Surakarta
Agik_nusantoro@stikeskusumahusada.ac.id
ABSTRAK
Stroke is the third leading cause of death in the world after heart disease and cancer.
Sudden stroke resulting in death, disability both physically and mentally. 2.5% of people died
and the rest were mildly or severely handicapped. Stroke patients need motion stimulations,
one of them is a grasping exercise which is a functional exercise of the hand in fulfilling the
needs of activities and exercises: mobilization. The purpose of this case study was to apply
the active-assistive Range of Motion (ROM): Spherical Grip to increase the strength of the
patient's upper extremity muscles at RSUD Salatiga. This type of research was descriptive
with a case study approach. The subject was one patient who was diagnosed with Non-
Hemorrhagic Stroke in fulfilling the needs of activity and rest: mobilization, with the criteria
of experiencing weakness in the parts of body and weakness of the upper extremity muscle
strength. The muscle strength was analyzed by the Medical Research Council (MRC) scale.
The Spherical Grip was performed by providing a round object (tennis ball), correcting the
fingers so that they were perfectly grasped, positioning the wrist point 45 degrees, giving
instructions to hold it tightly for 10 minutes then relaxing, repeating 7 times. The result
showed an increase in muscle strength from 2 to 3 after applying active-assistive Range of
Motion (ROM) therapy: Spherical Grip. Conclusion: based on a Spherical Grip which is
conducted twice a day in the morning and evening for 10 minutes can increase muscle
strength.

Keywords: Non-Hemorrhagic Stroke, Range of Motion active-assistive (Spherical grip),


Mobilization
PENDAHULUAN Stroke adalah penyakit atau
Stroke merupakan salah satu gangguan fungsional otak akut fokal
masalah kesehatan penting penyebab maupun global akibat terhambatnya aliran
kematian ketiga setelah penyakit jantung darah keotak karena perdarahan ataupun
dan kanker. Hal ini dikarenakan serangan sumbatan. Jenis stroke yang paling banyak
stroke yang mendadak mengakibatkan dengan angka kejadian 88 % adalah Stroke
kematian ataupun kecacatan fisik maupun Non Hemoragik atau iskemik atau infark
mental. karena sumbatan. Pada stroke iskemik,
Pravalensi stroke di Amerika tercatat aliran darah keotak terhenti karena
sebanyak 75 % penderita mengalami aterosklerosik atau bekuan darah yang
kelumpuhan, Eropa kasus baru stroke telah menyumbat suatu pembuluh darah,
sebanyak 650.000, sedangkan Inggris melalui proses aterosklerosis. Hal ini tentu
kasus stroke menduduki urutan ketiga sangat berdampak pada kesehatan klien
penyebab kematian setelah penyakit (Junaidi, 2012).
jantung dan kanker (Irawati,dkk, 2016). Dampak pada sebagian besar
Riset Kesehatan Dasar 2013 penderita stroke adalah mengalami
menyatakan bahwa jumlah penderita kelumpuhan dan kelemahan otot.
stroke di Indonesia, Pada tahun 2007 kasus Gangguan sensorik dan motorik pada
stroke sebesar 8,3 per mil, pada tahun stroke mengakibatkan gangguan
2013 berdasarkan diagnosis tenaga keseimbangan termasuk kelemahan otot,
kesehatan sebesar 7,0 per mil, berdasarkan penurunan fleksibilitas jaringan lunak,
diagnosis tenaga kesehatan atau gejala serta gangguan control motorik pada
sebesar 12,1 per mil kasus stroke stroke mengakibatkan hilangnya
(Rikesdas, 2013). koordinasi, kemampuan keseimbangan
Pravalensi stroke di Jawa tenggah tubuh untuk mempertahankan posisi,
mencapai 7,7 % yang terdiagnosis selain itu dapat menimbulkan cacat fisik
dokter/tenaga kesehatan, sedangkan yang yang permanen. Oleh karena itu
didiagnosa atau gejala sebesar 12,3 %. dibutuhkan penanganan rehabilitasi sedini
(Rikesdas, 2013). Sedangkan pravalensi mungkin secara cepat dan tepat sehingga
kasus stroke di Kota Salatiga pada tahun membantu pemulihan fisik yang cepat dan
2015 mencapai 0,34 % (Dinkes Salatiga, optimal. Serta menghindari kelemahan otot
2015). apabila tidak segera mendapatkan
penanganan (Irfan, 2010).
Salah satu upaya penanganan stroke Subjek dalam studi kasus ini adalah
dengan kelemahan otot dapat dilakukan satu klien yang mengalami atau
secara farmakologi dengan obat – obatan, didiagnosis mengalami Stroke Non
sedangkan non farmakologi salah satunya Hemoragik dalam pemenuhan kebutuhan
adalah dengan latihan rentang gerak yang aktivitas dan latihan : mobilisasi. Tempat
disebut dengan Range Of Motion (ROM). penelitian diruang Flamboyan 4 RSUD
ROM merupakan latihan yang digunakan salatiga pada tanggal 21 Mei sampai 2 Juni
untuk mempertahankan atau memperbaiki 2018.
kemampuan menggerakan persendian HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk meningkatkan massa dan tonus otot. Hasil pengkajian pada Ny.M, dokter
Salah satu bagian dari tubuh yang penting mendiagnosa Ny. M Stroke Non
untuk dilakukan ROM ialah ekstremitas, Hemoragik. Adapun pengkajian pada
hal ini karena fungsi tersebut merupakan identitas didapatkan data Ny.M berusia 65
bagian yang paling aktif dalam peran tahun berjenis kelamin perempuan, hal ini
aktivitas sehari – hari. sesuai pada penelitian yang dilakukan oleh
Salah satu bentuk dari latihan ROM Parida Hanum (2017) menyatakan bahwa
ialah ROM aktif – asistif (spherical grip) risiko terjadinya stroke pada kelompok
merupakan latihan fungsional tangan umur >55 tahun adalah 3,64 kali
dengan cara menggenggam sebuah benda dibandingkan kelompok umur <55 tahun,
berbentuk bulat, dengan latihan ini dapat hal ini berhubungan dengan proses
meningkatkan rangsangan pada saraf otot penuaan dimana semua organ tubuh
ekstremitas, oleh sebab itu dengan langkah mengalami kemunduran fungsi termasuk
–langkah yang benar yaitu dengan pembuluh darah otak. Pembuluh darah
menggerakkan sendi–sendi dan otot, maka menjadi tidak elastis sehingga
kekuatan otot akan meningkat. mengakibatkan lumen pembuluh darah
METODE PENELITIAN menyempit dan berdampak pada aliran
Jenis penelitian ini adalah darah ke otak.
deskriptif dengan menggunakan metode Adapun hasil pengkajian pada
pendekatan studi kasus. Studi kasus ini riwayat penyakit sekarang keluhan yang
dilakukan untuk mengetahui gambaran ditimbulkan pada subjek adalah
asuhan keperawatan pada pasien Stroke mengalami kelemahan pada anggota tubuh
Non Hemoragik dalam pemenuhan bagian kanan dan sulit digerakkan.
kebutuhan aktivitas dan latihan : Keluhan tersebut timbul sejalan dengan
mobilisasi. penelitian Irdawati (2008) bahwa salah
satu dampak yang terjadi pada pasien kurang lebih sudah 4 tahun yang lalu dan
stroke adalah mengalami kelemahan di tidak menjalani pengobatan secara rutin.
salah satu sisi tubuh yang terpengaruh Hal ini sejalan dengan penelitian Anwar
stroke. Kelemahan ini bias menimbulkan (2013) responden atau pasien yang
ketidakseimbangan dan kesulitan berjalan memiliki riwayat hipertensi lebih berisiko
karena gangguan pada kekuatan otot, mengalami stroke 2.000 kali lebih besar
keseimbangan dan koordinasi gerak. dibandingkan dengan responden atau
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien tanpa ada riwayat hipertensi.
hasil pengkajian kesadaran somnolen GCS Dari diagnose dokter diperkuat
11 E4M5V3 pada pasien stroke dengan pemeriksaan CT Scan kepala tanpa
kebanyakam mengalami penurunan kontras dengan kesan gambaran multiple
kesadaran. Perubahan tingkat kesadaran infark pada capsulla externa sinistra, crus
dapat diakibatkan dari berbagai faktor, posterior capsula interna sinistra, corona
termasuk perubahan dalam lingkungan radiate bilateral, dan lobus parietalis
kimia otak seperti keracunan, kekurangan sinistra. Pemeriksan penunjang pada
oksigen karena berkurangnya aliran darah pasien stroke sangat penting untuk
ke otak , dan tekanan berlebihan didalam mengetahui jenis stroke apakah stroke
rongga kepala. Adanya defisit tingkat hemoragik atau stroke non hemoragik..
kesadaran memberi kesan adanya Sesuai pada jurnal Elim (2016) gejala
hemiparase serebral atau system reticular gejala stroke sangat berkaitan dengan
mengalami injury (Putra, 2010). Maka dari bagian otak yang terganggu. Otak manusia
itu, pada umunya kasus stroke sering terdiri atas beberapa bagian yaitu otak
dijumpai beserta kondisi dengan besar (serebrum), otak kecil
penurunan kesadaran yang diakibatkan (serebellum)dan batang otak. Otak besar
karena kurangnya suplai oksigen dalam terbagi atas bagian-bagian besar yang
darah keotak. disebut hemisfer kanan dan kiri. Fungsi
Pada hasil pemeriksaan tanda tanda tubuh bagian kanan dikendalikan oleh
vital dengan tekanan darah 160/105 hemisfer kiri sedangkan fungsi tubuh
mmHg, heart rate 70 kali/menit, respirasi bagian kiri dikendalikan oleh himisfer
28 kali/menit, saturasi oksigen 94 %, dan kanan. Gangguan dari pembuluh darah
suhu 36,5oC. faktor resiko terpenting otak yang memberikan pasokan darah ke
dalam stroke adalah hipertensi, tingginya lobus tertentu akan menyebabkan kelainan
kadar lemak darah dan merokok. Subjek sesuai dengan fungsi lobus, seperti
diketahui memiliki riwayat hipertensi gangguan peredarah darah di lobus
frontalis dan parietal akan menyebabkan terkoordinasi, kesulitan membolak
gangguan gerak atau kelemahan otot. Bila balikkan posisi, dan keterbatasan rentang
gangguan terdapat di serebelum maka akan gerak. Hal ini sesuai dengan teori NANDA
terjadi gangguan gerak dan koordinasi (2015−2017) sehingga tidak ada
serta keseimbangan. kesenjangan.
Perumusan diagnosa keperawatan Intervensi keperawatan dengan
pada kasus ini didasarkan pada keluhan diagnosa hambatan mobilitas fisik
utama dan beberapa karakteristik yang berhubungan dengan gangguan
muncul pada pasien. Dari pengkajian pada neuromuscular dengan kriteria hasil pasien
Ny.M didapatkan data objektif pasien berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa
mengalami kelemahan anggota gerak disertai peningkatan tekanan darah, nadi,
dengan tangan dan kaki sebelah kanan sulit dan respirasi, mampu mempertahankan
digerakkan dengan kekuatan otot atau meningkatan kekuatan otot. Intervensi
ekstremitas atas kanan 2 kiri 3, ekstremitas pertama yang dilakukan kaji kemampuan
bawah kanan 2 kiri 3, aktivitas pasien secara fungsional. Kelemahan otot
dibantu oleh perawat atau keluarga, pasien menyebabkan ketidakseimbangan dan saat
tampak lemah. berjalan karena gangguan kekuatan otot,
Sesuai rujukan teori NANDA keseimbanagan dan koordinasi gerak
(2015−2017) bahwa batasan karateristik (Irdawati, 2008).
diagnosa hambatan mobillitas fisik yaitu Intervensi yang kedua yaitu monitor
dyspnea setelah beraktivitas, gangguan tanda tanda vital untuk mengetahui
sikap berjalan, gerakan lambat, gerakan keadaan pasien. Intervensi yang ketiga
spastik, gerakan tidak terkordinasi, yaitu ubah posisi minimal setiap 2 jam,
instabillitas postur, keterbatasan rentang Hal ini sesuai dengan penelitan Zulaikah
gerak, ketidaknyamanan, melakukan (2013) pasien yang mengalami
aktivitas lain sebagai pengganti keterbatasan untuk mobilisasi akan
pergerakan, penurunan kemampuan mengalami bedrest total sehingga
melakukan keterampilan motorik kasar, berdampak mengalami tekanan. Tulang
penurunan waktu reaksi, tremor akibat yang menonjol akan mengalami tekanan
bergerak. Adapun batasan karateristik yang menyebabkan penurunan suplai darah
yang ditemukan penulis yaitu berfokus pada jaringan akan kekurangan oksigen
pada hambatan mobilitas fisik dengan yang berpotensi mengalami decubitus.
batasan karateristik seperti gerakan lambat, Intervensi yang keempat yaitu
gerakan spastik, gerakan tidak ajarkan dan dukung pasien dalam latihan
Range Of Motion (ROM) aktif asistif : neuromuscular penulis menekankan pada
spherical grip. Hal ini dipilih karena pemberian teknik Range Of Motion
sesuai penelitian Olviani (2017) bahwa ada (ROM) aktif asistif : spherical grip untuk
pengaruh latihan sebanyak 2 kali sehari meningkatkan kekuatan otot ekstremitas
pagi dan sore dalam 10 menit selama 7 atas Ny.M yang mengalami kelemahan
hari berturut turut sehingga terjadi anggota tubuh bagian kanan. Dari
peningkatan kekuatan otot. Pada pemberian terapi selama 4 hari dan
ekstremitas bawah tetap diberikan ROM diberikan 2 kali sehari, didapatkan hasil
aktif, latihan ini diberikan untuk sebagai berikut, hari pertama pemberian
mempertahankan atau meningkatkan ROM Spherical grip dilakukan 2 kali pagi
kelenturan otot, Hal ini sejalan dengan dan sore kekuatan otot sebelum latihan
penelitian Irdawati (2008) bahwa selama kekuatan otot ekstremitas atas kanan 2 kiri
12 hari diberikan latihan ROM terdapat 3, ekstremitas bawah kanan 2 kiri 3, hari
perbedaan yang bermakna antara nilai kedua belum ada peningkatan kekuatan
kekuatan otot sebelum dan setelah latihan. otot pagi dan sore kekuatan otot
Penulis menyimpulkan bahwa apabila ekstremitas atas kanan 2 kiri 3 ,
latihan diberikan secara berkala dan ekstremitas bawah kanan 2 kiri 3. Pada
berkesinambungan diharapkan kekuatan hari ketiga terdapat peningkatan kekuatan
otot. Pemberian latihan gerak pada masa otot pada ekstremitas atas kanan dari 2
ini sangat efektif karena masih dalam masa menjadi 3 kiri 3, ekstremitas bawah kanan
golden period. 2 kiri 3. Pada hari keempat dilakukan 2
Intervensi yang kelima yaitu libatkan kali pagi dan sore kekuatan otot
keluarga untuk membantu pasien latihan ekstremitas atas sebelum latihan kanan 3
gerak hal ini sesuai jurnal Hermawati kiri 3 ekstremitas bawah kanan 2 kiri 3
(2017) bahwa dukungan keluarga sangat setelah latihan kekuatan otot ekstremitas
diperlukan pasien stroke untuk dapat atas kanan 3 kiri 3 ekstremitas bawah
bertahan dalam menjalani hidup, karena kanan 2 kiri 3.
keluarga merupakan bagian terdekat dari Hasil penelitian Sukmaningrum
pasien. Dukungan keluarga akan membuat (2012) dari 20 responden, didapatkan
pasien stroke merasa dihargai dan beberapa responden tidak mengalami
diterima, sehingga dapat meningkatkan kenaikan nilai kekuatan otot. Stroke
semangat dan motivasi dalam dirinya. merupakan trauma neurologic akut yang
Pada diagnosa hambatan mobilitas bermanifestasi sebagai perdarahan atau
fisik berhubungan dengan gangguan infark otak. Infark otak timbul karena
iskemua otak yang lama dan parah dengan latihan yang baik adalah latihan yang tidak
perubahan fungsi dan struktur otak yang melelahkan, durasi tidak terlalu lama.
irreversible. Daerah sekitar infark timbul Efektivitas tindakan dan pencapaian
timbul di daerah penumbra iskemik hasil yang teridentifikasi terus dievaluasi
dimana sel masih hidup tetapi tidak sebagai penilaian status pasien. Evaluasi
berfungsi. Daerah diluar penumbra akan harus terjadi pada setiap langkah dalam
timbul edema local atau hemiparesis proses keperawatan, serta rencana yang
berarti sel masih hidup dan berfungsi. telah dilaksanakan (NANDA, 2015). Hasil
ROM Spherical grip diberikan evaluasi dari diagnosa keperawatan
kurang lebih selama 10 menit selama 2 hambatan mobilitas fisik berhubungan
kali pagi dan sore dalam sehari terdapat dengan gangguan neuromuskuler yang
peningkatan kekuatan otot ekstremitas sudah dilakukan selama 4 hari didapatkan
kanan atas dari 2 menjadi 3, sesuai dalam hasil pasien berpartisipasi dalam aktivitas
jurnal Yurida Olviani, 2017 ada perbedaan tanpa disertai peningkatan tekanan darah,
bermakna secara statistic kekuatan otot nadi, dan respirasi, kekuatan otot
ekstremitas atas pada pasien stroke meningkat dari 2 menjadi 3. Pada hari
sebelum dan sesudah dilakukan latihan pertama dan kedua belum ada peningkatan
ROM selama 7 hari. Sebelum latihan kekuatan otot. Hasil evaluasi ini sejalan
didapatkan skala kekuatan otot 3. Pada dengan penelitian yang dilakukan Febriani
pengukuran sesudah diberikan latihan Sukmaningrum bahwa pemberian latihan
ROM aktif asistif : spherical grip ROM spherical grip ini efektif untuk
didapatkan skala kekuatan otot 4. Dalam meningkatkan kekuatan otot walaupun
Jurnal Sukmaningrum (2012) bahwa hasilnya tidak terlalu signifikan. Pada hari
dalam pemulihan anggota gerak yang ketiga terdapat peningkatan kekuatan otot
mengalami kelemahan terdapat faktor yang hal ini pengaruh dari sikap kooperatif
mempengaruhi peningkatan kekuatan otot. subjek yang sangat berpengaruh terhadap
Lamanya pemberian latihan dapat hasil latihan.
mempengaruhi hasil yang dipeoleh. Pada
penelitian ini tampak peningkatan
kekuatan otot pada hari ke 3 pagi setelah
latihan tetapi tidak langsung pada hari
pertama pemberian latihan. Lama latihan
tergantung pada stamina pasien. Terapi
Tabel 4.1.3 Tabel evaluasi peningkatan mengalami peningkatan dari pre tes skala 2
kekuatan otot sesudah dilakukan terapi dan post test skala .
pemberian Range Of Motion (ROM)
KESIMPULAN DAN SARAN
Spherical Grip.
Berdasarkan data tabel diatas dapat Pengelolaan asuhan keperawatan pada
pasien Stroke Non Hemoragik dalam
KEKUATAN
WAKTU OTOT pemenuhan kebutuhan aktivitas dan
HARI kanan kiri
SEBELUM 2 3 latihan : mobilisasi dengan masalah
PAGI
SETELAH 2 3 keperawatan hambatan mobilitas fisik
1
SEBELUM 2 3
SORE yang dilakukan tindakan keperawatan
SETELAH 2 3
SEBELUM 2 3 terapi Range Of Motion (ROM) aktif –
PAGI
SETELAH 2 3
2 asistif : Spherial Grip selama 4 hari
SEBELUM 2 3
SORE
SETELAH 2 3
didapatkan hasil terjadi peningakatan
SEBELUM 2 3
PAGI
SETELAH 3 3 kekuatan otot dari skala 2 menjadi .
3
SEBELUM 3 3
SORE Rekomendasi tindakan terapi Range Of
SETELAH 3 3
PAGI
SEBELUM 3 3 Motion (ROM) aktif – asistif : Spherial
SETELAH 3 3
4 Grip efektif dilakukan pada pasien Stroke
SEBELUM 3 3
SORE
SETELAH 3 3 Non Hemoragik dengan kelemahan
disimpulkan adanya peningkatan kekuatan
kekuatan otot.
otot ekstremitas kanan pasien dari hari
pertama hingga hari keempat. Hasil studi DAFTAR PUSTAKA
kasus yang dilakukan di RSUD Salatiga Anwar, Muh. Hafid. 2012. Hubungan
diketahui bahwa sesudah dilakukan Riwayat Hipertensi dengan Kejadian
intervensi keperawatan dengan terapi Stroke Di RSUP Dr. Wahidin
ROM Spherical grip selama 4 hari berturut Sudirohusodo Makasar.
turut. Studi kasus ini dilakukan 4 Asmadi. 2008. Konsep dan aplikasi
hari,penilaian tingkat kekuatan otot kebutuhan dasar klien. Jakarta :
dilakukan hari pertama (pre test) dan Salemba Medika.
dievaluasi pada hari keempat (post test). Corpenito. 2009. Diagnosa Keperawatan
Intervensi ini dilakukan selama 4 hari Aplikasi pada Praktik Klinik.
berturut turut dengan pemberian 1 hari 2 Jakarta :EGC.
kali pagi dan sore selama 10 menit, maka Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
didapatkan hasil kekuatan otot subjek Jakarta : Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Otot Ekstremitas Atas Pada Pasien
Kementrian Kesehatan RI. Stroke Non Hemoragik Di Ruang
Dermawan, Deden. 2012. Proses Rawat Inap RSU Kabupaten
Keperawatan Penerapan Konsep Tangerang. Jakarta, Edisi Nomor 2.
dan Kerangka Kerja. Gosyen Irfan, Muhammad. 2010. Fisioterapi Bagi
Publishing : Yogyakarta. Insan Stroke. Yogyakarta : Graha
Dinkes Salatiga. 2015. Profil Kesehatan Ilmu.
Kota Salatiga 2015. Salatiga. Junaidi, Iskandar. 2011. Stroke Waspadai
Elim, Christian, Vonny Tubagus, Ramli Ancamannya. Yogyakarta : Andi
Hadji Ali. 2016. Hasil pemeriksaan Offset
CT Scan pada penderita stroke non Moorhed, et. Al. 2016. Nursing Outcome
hemoragik di bagian Radiologi FK Clasification (NOC). Edisi 5.
Unsrat/SMF Radiologi RSUP Jakarta : CV Mocomedia.
Prof.Dr.R.D.Kondou Manado Mubarak,wahit Iqbal, Lillis Indrawati dan
periode Agustus 2015-Agustus 2016. Joko Susanto. 2015. Buku Ajar Ilmu
Hamalding, Hermawati dan Muharwati. Keperawatan Dasar 1. Jakarta :
2017. Hubungan Dukungan Salemba Medika.
Keluarga Dengfan Quality of Life Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan
(QQL) Pada Kejadian Stroke Keperawatan Klinik Dengan
Hanum, Parida, Rahayu Lubis, Rasmaliah. Gangguan Sistem Persyarafan.
2017. Hubungan Karakteristik dan Jakarta : EGC.
dukungan keluarga lansia dengan Nugroho, Taufan. 2011. Asuhan
Kejadian Stroke Pada Lansia Keperawatan Maternitas, Anak,
Hipertensi Di Rumah Sakit Umum Bedah, Penyakit Dalam. Yogyakarta :
Pusat Haji Adam Malik Medan Nuha Medika.
Herdman, Heather dan Shigemi Kamitsuru. Nurarif, Amin Huda dan hardhi Kusuma.
2015. Nanda Internasional Inc. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis
Diagnosis Keperawatan: Definisi & Berdasarkan Penerapan Diagnosa
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta : Nanda, Nic, Noc dalam Berbagai
EGC. Kasus. Jogjakarta : Mediaction.
Irawati, Popy, Rita Sekarwati dan Arie Oktavianus. 2014. Asuhan Keperawatan
Marsita. 2016. Efektivitas Latihan pada Sistem Neurobehavior.
Range Of Motion Cylindrical Grip Yogyakarta : Graha Ilmu.
Terhadap Peningkatan Kekuatan
Olviani, Yurida, Mahdalena dan Indah Bedah dan Penyakit Dalam.
Rahmawati. 2017. Pengaruh Latihan Yogyakarta : 2012.
Range Of Motion (ROM) Aktif – Santoso, Bayu. 2013. Perbedaan
Asistif (Spherical Grip) Terhadap Efektivitas ROM Aktif Dengan ROM
Peningkatan Kekuatan Otot Aktif – Asistif (Spherical Grip)
Ekstremitas Atas Pada Pasien Stroke Terhadap Kekuatan Otot
Di Ruang Rawat Inap Penyakit Ekstremitas Atas Pasien Stroke Non
Syaraf ( Seruni) RSUD Ulin Hemoragik Di Kecamatan
Banjarmasin. Dinamika Kesehatan, Karanganyar Kabupaten
Vol.8 No. 1 . Pekalongan
Padila. 2012. Buku Ajar Keperawatan Sukmaningrum, Febrina, Sri Puguh
Medikal Bedah Dilengkapi Asuhan Kristiyawati, Achmad Solechan.
Keperawatan pada Sistem Cardio, Efektivitas Range Of Motion (ROM)
Perkemihan, Integumen, Aktif – Asistif : Spherical Grip
Persyarafan, Gastrointestinal, Terhadap Peningkatan Kekuatan
Muskuloskeletal, Reproduksi, dan Otot Ekstremitas Atas Pada Pasien
Respirasi. Yogyakarta : Nuha Stroke Di RSUD Tugurejo Semarang.
Medika. Stikes Telogorejo Semarang.
Pudiastuti, D.W. 2013. Penyakit – Zulaikah, Sri Puguh Kristyawati, S Eko Ch
penyakit mematikan : Nuha Medika. purnomo. Pengaruh Alih Baring 2 jam
Puspitasari, Diah, Mohamad Ali Hamid terhadap resiko decubitus dengan varian
dan Sofia Rhosma Dewi. 2014. berat badan pasien bedrest total di SMC
Efektifitas Mobilisasi Dini Terhadap RS Telogorejo.
Kekuatan Otot Pada Pasien Stroke
Di Ruang Teratai RSUD Dr. H.
Kusnaidi Bondowoso. Universitas
Muhamadiyah jember.
Putra, Dwi Yoedhas. 2010. Tingkat
Kesadaran.
http://yoedhasfliyingdutchman.blogs
pot.com/2010/04/tingkatkesadaran.ht
ml//. Diakses tanggal 02 Juli 2018.
Rendi, M. Clevo dan Margareth TH.
Asuhan Keperawatan Medikal

Anda mungkin juga menyukai