Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIVITAS ANTARA RANGE OF MOTION HOOK GRIP DAN LATERAL

PREHENSION GRIP TERHADAP PENINGKATAN LUAS GERAK SENDI


JARI TANGAN PADA PASIEN STROKE NON HEMORAGIK
DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

Ina Musriyati*), Yunie Armiyati**), M. Syamsul Arif SN ***)


*)
Mahasiswa Program Studi S.1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)
Dosen Program Studi Ners Universitas Muhammadiyah Semarang
***)
Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang

ABSTRAK
Stroke dapat menyebabkan terjadinya kematian jaringan otak sehingga mengakibatkan seseorang
menderita gangguan mobilisasi yang dapat menurunkan luas gerak sendi (LGS) yang dampaknya
adalah kontraktur. Intervensi yang dapat meningkatkan luas gerak sendi adalah latihan hook grip dan
lateral prehension grip. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa efektivitas antara Range of
motion hook grip dan lateral prehension grip terhadap peningkatan LGS jari tangan pada pasien stroke
non hemoragik di RSUD Tugurejo Semarang. Desain penelitian ini menggunakan quasi experiment
dengan pendekatan time series dengan jumlah sampel 20 responden. Intervensi dilakukan 2 kali sehari
selama 5 hari. Pengukuran dilakukan sebelum latihan, sesudah latihan hari ke-3, dan sesudah latihan
hari ke-5. Hasil uji Mann-whitney sesudah latihan hari ke-5 didapatkan nilai p = 0,007 artinya ada
perbedaan yang bermakna antara sesudah hook grip hari ke-5 dan sesudah lateral prehension grip hari
ke-5. Selisih mean sebelum dilakukan hook grip dan sesudah dilakukan hook grip pada hari ke-5
sebesar 11,10 , sedangkan selisih mean sebelum dilakukan lateral prehension grip dan sesudah
dilakukan lateral prehension grip hari ke-5 sebesar 6,40, sehingga dapat disimpulkan bahwa hook grip
lebih berpengaruh dalam meningkatkan luas gerak sendi (LGS) jari tangan pada pasien stroke non
hemoragik di RSUD Tugurejo Semarang. Rekomendasi hasil penelitian ini adalah agar hook grip
dapat dijadikan intervensi alternatif dalam meningkatkan LGS jari tangan pasien stroke non
hemoragik.

Kata kunci : stroke non hemoragik, hook grip, lateral prehension grip, luas gerak sendi

ABSTRACT
Stroke can cause the death of the brain tissue that makes one may suffer from mobilization impairment
that decrease the range of motion (ROM) and impacted to contractures. The intervention than can
improve the ROM is hook grip and lateral prehension grip practice. This study is meant to find out the
effectiveness between of the range of motion hook grip and lateral prehension grip toward the
increased hand joint range of motion of non-hemorrhagic stroke patients at the District General
Hospital of Tugurejo Semarang. The design of this study is quasi experiment with time series
technique, with 20. respondents as the samples. The intervention was carried out twice a day for 5
days. The measurement was conducted before practice, after the 3rd day, and after the 5th day. The
Mann-whitney test result after the 5th day shows p = 0,007 which means there is a significant
difference of hook grip of the 5th day and after lateral prehension grip on the 5th day. The mean
difference before hook grip on the 5th day and after hook grip on the 5th day is 11,10 , while the mean
difference of before lateral prehension grip and after lateral prehension grip intervention on the 5 th day
is 6,40, which can be concluded that hook grip is more influential to improve the hand joint ROM of
Non-Hemorrhagic Stroke Patients at the District General Hospital of Tugurejo Semarang. The
recommendation of this study is that hook grip can be referred as the intervention alternative to
improve hand joint ROM of the non-hemorrhagic stroke patients.

Key Words: non hemorrhagic stroke, hook grip, lateral prehension grip, range of motion

Efektivitas antara range of motion hook grip dan lateral prehension..... (I. Musriyati, 2015) 1
PENDAHULUAN
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul pembuluh darah tersebut, yang menyebabkan
karena terjadi gangguan peredaran darah di tidak mendapat pasokan energi dan oksigen
otak yang menyebabkan terjadinya kematian yang cukup, sedangkan stroke hemoragik
jaringan otak sehingga mengakibatkan disebabkan pecahnya pembuluh darah
seseorang menderita kelumpuhan atau (Muttaqin, 2008, hlm.129). Masalah-masalah
kematian (Batticaca, 2008, hlm.56). Serangan yang ditimbulkan oleh stroke non hemoragik
stroke dapat terjadi jika pembuluh darah yang bagi kehidupan manusia sangat kompleks.
membawa darah ke otak pecah atau tersumbat Adanya gangguan-gangguan fungsi vital otak
karena terjadinya gangguan sirkulasi pembuluh seperti gangguan koordinasi, gangguan
darah yang menyediakan darah ke otak. Stroke keseimbangan, gangguan kontrol postur,
sangat menghantui dan ditakuti. Betapa tidak, gangguan sensasi, dan gangguan reflek gerak
mereka yang dinyatakan kondisi fisiknya sehat yang akan menurunkan kemampuan aktivitas
oleh dokter, secara mendadak dapat terserang fungsional individu sehari-hari (Irfan, 2010,
stroke tanpa pandang bulu, baik pria maupun hlm.1). Menurut Pudiastuti (2011, hlm.168)
wanita, tua atau muda (Pudiastuti, 2011, akibat dari stroke antara lain sebanyak 80%
hlm.152) terjadi penurunan parsial atau total gerakan
lengan dan tungkai. Otot-otot kaki dan tangan
Empat juta orang Amerika mengalami defisit yang mengalami kelumpuhan bila dibiarkan
neurologi akibat stroke, dua pertiga dari defisit saja, lama-kalamaan akan menjadi kaku dan
ini bersifat sedang sampai parah. kemudian terjadi kontraktur dalam keadaan
Kemungkinan meninggal akibat stroke adalah menekuk (fleksi) (Sofwan, 2010, hlm.67).
30% - 35%, dan kemungkinan kecacatan
mayor pada orang yang selamat adalah 35 - Ekstremitas atas merupakan salah satu bagian
40%. Sekitar sepertiga dari semua pasien yang tubuh yang penting untuk dilakukan latihan.
selamat dari stroke akan mengalami stroke Hal ini dikarenakan ekstremitas atas fungsinya
berikutnya dalam 5 tahun, 5% sampai 14% dari sangat penting dalam melakukan aktivitas
mereka akan mengalami stroke ulangan dalam sehari-hari dan merupakan bagian yang paling
tahun pertama (Yulianto, 2011). Prevalensi aktif, maka lesi pada bagian otak yang
stroke di Indonesia 12,1 per 1.000 penduduk. mengakibatkan kelemahan ekstremitas akan
Angka itu naik dibandingkan Riskesdas 2007 sangat menghambat dan mengganggu
yang sebesar 8,3 %. Stroke telah menjadi kemampuan dan aktivitas sehari-hari seseorang
penyebab kematian utama di hampir semua (Irfan, 2010, hlm.203).
rumah sakit di Indonesia, yakni 14,5%,
sedangkan di Jawa Tengah 12,3 per mil Latihan pada penderita stroke, untuk stroke
(Riskesdas, 2013). hemoragik ataupun stroke non hemoragik,
sangatlah penting selain terapi farmakologi dan
Stroke dibagi menjadi dua, yaitu stroke terapi dengan modalitas alat, bahkan boleh
hemoragik dan stroke non hemoragik. Stroke dibilang merupakan yang terpenting dari yang
non hemoragik (stroke iskemik), terjadi akibat lain. Latihan fisik, selain berguna untuk
aliran darah ke otak terhenti karena menghilangkan kekakuan (spastisitas), juga
aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada berguna untuk mengembalikan fungsi
dinding pembuluh darah) atau bekuan darah persendian secara optimal, dan pada akhirnya
yang telah menyumbat suatu pembuluh darah akan memungkinkan penderita untuk
ke otak sehingga pasokan darah ke otak melakukan kegiatan sehari-hari secara
terganggu (Wiwit, 2010, hlm.16). Peneliti mandiri/independen (Sofwan, 2010, hlm.63).
mengambil bahan kajian stroke non hemoragik Bentuk dari latihan tangan yaitu Power Grip
karena kondisi pasien ini dimungkinkan untuk yang merupakan bagian dari fungsional tangan
diberikan latihan range of motion daripada yang dominan. Power Grip terdiri dari
pasien dengan stroke hemoragik. Hal itu Cylindrical Grip, Spherical Grip, Hook grip,
dikarenakan adanya perbedaan dari etiologi Lateral prehension grip, dan Precision
keduanya, yaitu stroke non hemoragik yang Handling. Latihan hook grip menggunakan
disebabkan karena adanya hambatan atau telapak tangan tetapi tidak menggunakan ibu
sumbatan pada pembuluh darah otak tertentu, jari. Latihan ini dapat dipertahankan dalam
sehingga daerah otak tidak diperdarahi oleh jangka waktu yang lama, contohnya membawa

2 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


tas atau buku. Aktivitas utama dilakukan oleh berdasarkan perjalanan waktu (Dharma, 2012,
otot flexor digitorium profundus dan otot hlm.94).
flexsor digitorum superficialis (Levangie
&Norkin, 2011, hlm.345). Berdasarkan Populasi penelitian ini adalah semua pasien
penelitian yang dilakukan oleh Ratnasari dengan stroke non hemoragik yang dirawat
(2014) latihan hook grip berpengaruh terhadap inap di RSUD Tugurejo. Penelitian ini
luas gerak sendi jari tangan pada pasien stroke dilakukan di ruang rawat inap alamanda RSUD
di RSUD Ambarawa. Tugurejo Semarang. Pengambilan data
dilaksanakan dalam waktu 1 bulan, yaitu pada
Lateral prehension grip merupakan latihan bulan 25 Maret – 25 April 2015.
fungsional tangan dengan cara menggenggam
atau menempatkan benda di sela-sela jari Alat pengumpulan data yang digunakan dalam
berupa pensil atau sejenisnya dan penelitian ini adalah tas ukuran 25-40 cm,
dipertahankan selama 5 hitungan. Hal yang berat ½kg, pensil kayu, goniometer, lembar
membedakan latihan lateral prehension grip observasi penilaian luas gerak sendi jari
dari latihan Power Grip yang lain adalah tangan, lembar prosedur latihan hook grip dan
latihan ini merupakan satu-satunya latihan lateral prehension grip.
menggenggam dimana otot ekstensor lebih
berperan dalam mempertahankan sebuah benda Analisa univariat pada penelitian ini dilakukan
yang digenggam (Kaplan, 2006, hlm.27). terhadap setiap data hasil penelitian, hasil data
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh kategorik seperti karakteristik responden yang
Victoria (2014) latihan lateral prehension grip meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan,
berpengaruh dalam meningkatkan luas gerak pendidikan dan frekuensi serangan dianalisa
sendi (LGS) jari tangan pada pasien stroke di dalam bentuk distribusi frekuensi. Hasil
RSUD Dr. H Soewondo Kendal. analisis data numerik peningkatan luas rentang
gerak sendi jari tangan sebelum dan sesudah
Berdasarkan pengalaman peneliti selama dilakukan latihan hook grip dianalisa dengan
melaksanakan praktek klinik di berbagai pemusatan data dalam bentuk median, dan
rumah sakit perawat belum melakukan terapi penyebaran data dalam bentuk nilai max dan
rehabilitiasi untuk meningkatkan rentang gerak nilai min. Hasil analisis data numerik
sendi pada pasien stroke non hemoragik. peningkatan luas rentang gerak sendi jari
Latihan rentang gerak yang dapat dilakukan tangan sebelum dan sesudah dilakukan latihan
oleh perawat antara lain latihan hook grip dan lateral prehension grip dianalisa dengan
lateral prehension grip. Penelitian terdahulu pemusatan data dalam bentuk mean, dan
menunjukkan kedua latihan tersebut sama- penyebaran data dalam bentuk standard
sama dapat meningkatkan luas gerak sendi jari deviasi.
tangan pada pasien stroke. Namun, belum
diketahui mana yang lebih efektif. Analisa bivariat pada penelitian ini digunakan
untuk menguji hipotesis. Pada penelitian ini,
uji yang pertama digunakan untuk mengetahui
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk perbedaan LGS pada kelompok perlakuan
mengetahui bahwa efektivitas antara Range of maupun kelompok pembanding dari sebelum
motion hook grip dan lateral prehension grip dilakukan perlakuan, setelah dilakukan
terhadap peningkatan LGS jari tangan pada perlakuan hari ketiga, dan setelah dilakukan
pasien stroke non hemoragik di RSUD perlakuan hari kelima. Uji yang kedua
Tugurejo Semarang. digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-
rata peningkatan LGS pada kelompok
perlakuan dibandingkan dengan rata-rata
METODE PENELITIAN peningkatan LGS pada kelompok pembanding.
Metode yang digunakan pada penelitian ini
adalah quasi experiment, dengan desain
penelitian time series. Time series adalah
penelitian eksperimen dengan pengukuran efek
perlakuan yang dilakukan berulang

Efektivitas antara range of motion hook grip dan lateral prehension..... (I. Musriyati, 2015) 3
HASIL DAN PEMBAHASAN 3. Pendidikan
1. Jenis kelamin Tabel 3
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan
Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pendidikan pada di RSUD Tugurejo
jenis kelamin di RSUD Tugurejo Semarang Semarang bulan Maret-April 2015 (n=20)
bulan Maret-April 2015 (n=20)
Tingkat pendidikan F %
Jenis kelamin F % Tidak tamat SD 4 20%
Laki-laki 13 65 % Tamat SD/sederajat 11 55%
Perempuan 7 35% SLTP/sederajat 1 5%
Total 20 100% SLTA/sederajat 4 20%
Akademi/Perguruan tinggi - 0%
Hasil penelitian menunjukkan jumlah jenis Total 20 100%
kelamin terbanyak adalah laki-laki dengan
jumlah sebanyak 13 responden (65%). Hasil karakteristik tingkat pendidikan
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan responden dalam penelitian ini yang
oleh Sukmaningrum (2011), responden tebanyak adalah tamat SD/sederajat dengan
paling banyak menderita stroke 11 jumlah 11 responden (55%). Artinya
responden (55 %) berjenis kelamin laki- semakin rendah tingkat pendidikan maka
laki. Kondisi ini diduga berhubungan semakin rendah kemampuan seseorang
dengan gaya hidup yang berkaitan dengan dalam menjaga pola hidupnya agar tetap
faktor resiko lain yaitu merokok, dan sehat. Hasil penelitian tersebut sejalan
konsumsi alkohol yang menyebabkan dengan teori yang diungkapkan
rusaknya lapisan pembuluh darah. Notoatmodjo (2003, hlm. 78) bahwa orang
yang berpendidikan rendah sangat rentan
2. Usia terhadap resiko untuk mengalami
Tabel 2 gangguan. Pernyataan tersebut secara tidak
Distribusi frekuensi responden berdasarkan langsung menghubungkan pengaruh
usia di RSUD Tugurejo Semarang bulan pendidikan terhadap cara perilaku hidup
Maret-April 2015 (n=20) sehat seseorang.

Usia F % 4. Pekerjaan
≤ 40 2 10 % Tabel 4
41-50 2 10 % Distribusi frekuensi responden berdasarkan
51-60 16 80 % pekerjaan di RSUD Tugurejo Semarang
Total 20 100 % bulan Maret-April 2015 (n=20)

Hasil karakteristik usia dalam penelitian ini Jenis pekerjaan F %


terbanyak adalah pada usia 50-60 sebesar Tidak bekerja 6 30%
16 responden (80%). Hasil penelitian ini Buruh 8 40%
didukung oleh hasil penelitian Victoria Petani 2 10%
(2014) didapatkan sebagian besar Wiraswasta/pedagang 3 15%
Pegawai swasta 1 5%
responden berusia 51-60 sebesar 18
Total 20 100%
responden (64,3%). Menurut Pinzon et.al
(2010, hlm.5) seseorang menderita stroke
karena memiliki faktor resiko stroke. Usia Hasil karakteristik pekerjaan dalam
dikategorikan sebagai faktor resiko yang penelitian ini yang terbanyak adalah buruh
tidak dapat diubah. Semakin tua usia dengan jumlah 8 responden (40%).
seseorang akan semakin mudah terkena Menurut Supriyono (2007, hlm.41)
stroke. Insiden stroke meningkat seiring Pekerjaan erat hubungannya dengan
dengan bertambahnya usia. Setelah usia 55 pendapatan dan status sosial ekonomi
tahun resiko stroke non hemoragik seseorang. Seseorang yang memiliki
(iskemik) meningkat 2 kali lipat tiap dekade penghasilan kurang atau rendah biasanya
(Satyanegara et.al, 2010, hlm.227). lebih mengutamakan kebutuhan primer
daripada pemeliharaan kesehatan.
Kemiskinan dan jauhnya pelayanan

4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


kesehatan menyebabkan seseorang tidak 300. Perbedaan rerata berdasarkan nilai
mampu membiayai transport ke pelayanan median pada penelitian ini sebelum
kesehatan dan hal tersebut menjadi kendala dilakukan hook grip dan sesudah dilakukan
dalam melakukan pengobatan. hook grip hari ke-3 sebesar 60, sesudah
dilakukan hook grip hari ke-3 dan sesudah
5. Frekuensi serangan dilakukan hook grip hari ke-5 sebesar 60,
sebelum dilakukan hook grip dan sesudah
Tabel 5 dilakukan hook grip hari ke-5 sebesar 120,
Distribusi frekuensi responden berdasarkan pada penelitian sebelumnya oleh Ratnasari
frekuensi serangan di RSUD Tugurejo (2014) perbedaan rerata berdasarkan nilai
Maret-April 2015 (n=20) median sebelum dilakukan hook grip dan
sesudah dilakukan hook grip hari ke-3
Frekuensi serangan F % sebesar 60, sesudah dilakukan hook grip
1 17 85 % hari ke-3 dan sesudah dilakukan hook grip
2 3 15% hari ke-5 sebesar 7,50, sebelum dilakukan
Total 20 100% hook grip dan sesudah dilakukan hook grip
hari ke-5 sebesar 13,50. Berdasarkan hasil
Hasil karakteristik frekuensi serangan perbandingan tersebut didapatkan hasil
dalam penelitian ini sebagian besar bahwa rerata nilai median penelitian
responden mengalami serangan stroke yang sebelumnya lebih besar dibandingkan
pertama kali sebanyak 17 responden (85%). penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Sejalan dengan hasil penelitian Haryanto
(2014) dengan judul “ pengaruh terapi 7. Gambaran luas gerak sendi pasien stroke
AIUEO terhadap kemampuan bicara pada non hemoragik di RSUD Tugurejo
pasien stroke yang mengalami afasia Semarang pada kelompok pembanding
motorik di RSUD Tugurejo Semarang (lateral prehension grip)
dengan hasil sebagian besar responden
mengalami serangan stroke yang pertama Tabel 7
kali sebanyak 12 responden (57,7%). Gambaran luas gerak sendi jari tangan
kelompok lateral prehension grip (LPG) di
Hal ini merupakan kondisi yang baik bagi RSUD Tugurejo Semarang bulan Maret-
proses penyembuhan pasien. Stroke April
serangan pertama apabila diatasi dengan 2015 (n=20)
baik akan memberikan hasil yang optimal.
LPG hari LPG hari
Variabel Pre LPG
6. Gambaran luas gerak sendi pasien stroke ke-3 ke-5
non hemoragik di RSUD Tugurejo 𝑥̅ ±SD 𝑥̅ ±SD 𝑥̅ ±SD
Semarang pada kelompok perlakuan (hook
grip) LGS 19,4±2,8 22,8±2,9 25,8±3,1

Tabel 6 Hasil rerata LGS jari tangan pada kelompok


Gambaran luas gerak sendi jari tangan pembanding (lateral prehension grip)
kelompok hook grip (HG) di RSUD Tugurejo sebelum dilakukan lateral prehension grip
Semarang bulan Maret-April 2015 (n=20) adalah 19,40, sesudah dilakukan lateral
prehension grip hari ke-3 adalah 22,80, dan
Varia- Pre hook gripHook grip Hook grip hari
hari ke-3 ke-5 sesudah dilakukan lateral prehension grip
bel
M e Min Max M e Min Max M e Min Max hari ke-5 adalah 25,80. Perbedaan rerata
LGS 18 15 20 24 22 25 30 27 30 berdasarkan nilai mean sebelum dilakukan
lateral prehension grip dan sesudah lateral
Hasil rerata LGS jari tangan pada kelompok prehension grip hari ke-3 sebesar 3,40,
perlakuan (hook grip) sebelum dilakukan sesudah lateral prehension grip dan
hook grip adalah 180, sesudah dilakukan sesudah lateral prehension grip hari ke-5
hook grip pada hari ke-3 adalah 240 dan sebesar 30, sebelum lateral prehension grip
sesudah hook grip pada hari ke-5 adalah dan sesudah lateral prehension grip hari
ke-5 sebesar 6,40. Penelitian sebelumnya

Efektivitas antara range of motion hook grip dan lateral prehension..... (I. Musriyati, 2015) 5
oleh Victoria (2014) perbedaan rerata 9. Hasil uji post-hoc Wilcoxon
berdasarkan nilai mean sebelum dilakukan
lateral prehension grip dan sesudah lateral Tabel 9
prehension grip hari ke-3 sebesar 6,60, Peningkatan LGS pre hook grip, post hook
sesudah lateral prehension grip dan grip hari ke-3, dan post hook grip hari ke-5
sesudah lateral prehension grip hari ke-5 pada pasien stroke non hemoragik di RSUD
sebesar 5,50, sebelum lateral prehension Tugurejo Semarang bulan Maret-April
grip dan sesudah lateral prehension grip 2015 (n=20)
hari ke-5 sebesar 12,10. Berdasarkan hasil
perbandingan tersebut didapatkan hasil Peningkatan Kategori Jumlah Z P
bahwa rerata perbedaan LGS penelitian LGS value
Pre HG -post Positive 10 -2,842 0,00
sebelumnya lebih besar dibandingkan HG hari ke-3 range 4
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Pre HG -post
8. Pengaruh latihan hook grip terhadap HG hari ke-5 Positive
peningkatan luas gerak sendi jari tangan range 10 -2,836
0,00
pada pasien stroke non hemoragik di RSUD 5
Tugurejo Semarang post HG hari Positive 10 -2,919 0,00
ke-3 - post range 4
Tabel 8 HG hari ke-5
Pengaruh latihan hook grip terhadap
peningkatan luas gerak sendi jari tangan Hasil uji Wilcoxon didapatkan perbedaan
pada pasien stroke non hemoragik di RSUD yang bermakna antara LGS pre test dan
Tugurejo Semarang bulan Maret-April 2015 post test 1, pre test dan post test 2, post test
(n=20) 1 dan post tes 2 dengan nilai p = 0,000.

HG hari HG hari 10. Pengaruh latihan lateral prehension grip


Varia- Pre HG
ke-3 ke-5
p
bel value
terhadap peningkatan luas gerak sendi jari
𝑥̅ ±SD 𝑥̅ ±SD 𝑥̅ ±SD tangan pada pasien stroke non hemoragik
LGS 18,1±1,5 23,9±1,2 29,2±1,3 0,000
di RSUD Tugurejo Semarang

Hasil uji Friedman didapatkan nilai p = 0,000 Tabel 10


mengindikasikan dari ketiga kelompok ada Pengaruh latihan lateral prehension grip
perbedaan. Hasil uji post-hoc Wilcoxon pada terhadap peningkatan luas gerak sendi jari
sebelum hook grip dan sesudah hook grip hari tangan pada pasien stroke non hemoragik
ke-3 nilai p= 0,004, artinya ada perbedaan di RSUD Tugurejo Semarang bulan
yang signifikan, sebelum hook grip dan Maret-April 2015 (n=20)
sesudah hook grip hari ke-5 nilai p = 0,005,
artinya ada perbedaan yang signifikan pada LPG LPG
sesudah hook grip hari ke-3 dan sesudah hook Varia- Pre LPG hari ke- hari ke- P
grip hari ke-5 nilai p = 0,004 artinya ada bel 3 5 value
𝑥̅ ±SD 𝑥̅ ±SD 𝑥̅ ±SD
perbedaan yang signifikan. Penelitian ini tidak
LGS 19,4±2,8 22,8±2,9 25,8±3,1 0,000
jauh beda dengan penelitian Ratnasari (2014)
dengan jumlah 28 responden didapatkan nilai p Hasil uji Repeted anova pada penelitian
sebesar 0,000, artinya latihan hook grip ini nilai p = 0,000 artinya p<0,05
berpengaruh terhadap LGS jari tangan pada mengindikasikan dari ketiga kelompok
pasien stroke di RSUD Ambarawa. ada perbedaan,untuk mengetahui
perbedaan nilai LGS secara bermakna
antara berbagi pengukuran LGS sebelum
lateral prehension grip, post lateral
prehension grip hari ke-3, dan post lateral
prehension grip hari ke-5

6 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


11. Hasil uji post-hoc Paired wise 12. Perbedaan efektivitas latihan hook grip
comparison dan lateral prehension grip terhadap
peningkatan luas gerak sendi jari tangan
Tabel 11 pada pasien stroke non hemoragik di
Peningkatan LGS pre lateral prehension RSUD Tugurejo semarang
grip, post lateral prehension grip hari ke- Tabel 12
3, dan post lateral prehension grip hari bulan
ke-5 pada pasien stroke non hemoragik di Perbedaan efektivitas latihan hook grip
RSUD Tugurejo Semarang bulan Maret- dan lateral prehension grip terhadap
April 2015 (n=20) peningkatan luas gerak sendi jari tangan
pada pasien stroke non hemoragik di
Perbedaan rerata RSUD Tugurejo semarang Maret-April
Peningkatan p
mean Lower Upper 2015(n=20)
LGS value
bound bound Perbandingan p
Jenis intevensi Jumlah Mean
Pre LPG-post -3,40 -3,90 -2,90 0,000 LGS value
hari ke-3 Pre test Hook grip 20 18,10 0,250
Pre LPG-post -6,40 -7,30 -5,49 0,000 Lateral 19,40
hari ke-5 prehension grip
post LPG hari -3,00 -3,58 -2,42 0,000 Post test Hook grip 20 23,90 0,378
ke-3 – post hari ke-3 Lateral 22,80
hari ke-5 prehension grip
Post test Hook grip 20 29,20 0,007
hari ke-5 Lateral 25,80
Hasil uji post-hoc Paired wise comparation prehension grip
setelah dilakukan pengukuran sebelum
dilakukan lateral prehension grip dengan Hasil uji Mann-whitney penelitian ini pada
sesudah lateral prehension grip hari ke-3, pre test nilai p = 0,250 artinya tidak ada
sebelum lateral prehension grip dengan perbedaan yang signifikan antara hook grip
sesudah lateral prehension grip hari ke-5, dan lateral prehension grip, pada post test
sesudah lateral prehension grip hari ke-3 hari ke-3 nilai p=0,378 artinya tidak ada
dengan sesudah lateral prehension grip hari perbedaan yang signifikan antara hook grip
ke-5 didapatkan hasil untuk setiap dan lateral prehension grip, dan untuk post
perbandingan adalah nilai p sebesar 0,000 test hari ke-5 nilai p = 0,007 artinya ada
artinya ada perbedaan yang bermakna pada perbedaan yang signifikan antara post test
semua pengukuran. hook grip hari ke-5 dengan post test lateral
prehension grip hari ke-5.

Latihan hook grip mampu merangsang


serabut otot tangan sehingga gerakan
tangan dapat meningkat. Serabut otot yang
dapat berkontraksi dan meningkatkan
gerakan tangan adalah serabut otot rangka
yang banyak mengandung miofibril. Di
dalam miofibril tersusun elemen-elemen
sitosleton filamen tipis dan filamen tebal.
Filamen tipis terdiri dari protein miosin,
sedangkan pada filamen tebal terdiri atas
protein aktin, tropomiosin, dan troponin.
Selain itu, pada filamen tebal terdapat
protein yang paling besar di dalam tubuh
yaitu protein titin yang berfungsi
menstabilkan posisi filamen tebal dalam
kaitannya dengan filamen tipis dan
berfungsi meningkatkan kelenturan otot
(Sherwood, 2013, hlm.278).

Efektivitas antara range of motion hook grip dan lateral prehension..... (I. Musriyati, 2015) 7
Latihan hook grip secepat-cepatnya dilakukan keperawatan dan praktek di laboratorium
setelah serangan stroke, seringkali dalam serta lapangan.
waktu satu hingga tiga hari (Indriyani, 2009, .
hlm.108). Teori dari Bowden & Greenberg 3. Bagi peneliti selanjutnya
(2008) menyatakan agar sendi tidak kehilangan a. Peneliti berikutnya perlu
fungsinya, maka latihan rentang gerak sendi mempertimbangkan untuk mengukur
sebaiknya dilakukan 2 kali sehari. Dengan 5 sudut maksimal jari tangan selain sudut
hari latihan hook grip, LGS jari tangan pada abduksi dan adduksi.
pasien stroke dapat meningkat dibuktikan pada b. Peneliti selanjutnya perlu
hasil penelitian dimana terjadi peningkatan mempertimbangkan kriteria sampel
hasil rerata. Hal ini sejalan dengan teori pasien yang terpasang infus.
Sherwood (2013, hlm.278) bahwa latihan c. Peneliti selanjutnya perlu
mampu merangsang serabut otot tangan memperhitungkan kesamaan waktu awal
sehingga gerakan tangan dapat meningkat. pemberian latihan.

Latihan sebaiknya dilakukan pada waktu yang DAFTAR PUSTAKA


tepat, selain itu juga harus memperhatikan Batticaca, F.B. (2008). Asuhan keperawatan
faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan pada klien dengan gangguan
LGS jari tangan. Menurut Wirawan (2009, sistem persarafan. Jakarta:
hlm.66) lama latihan tergantung pada stamina Salemba Medika
pasien. Terapi latihan yang baik adalah latihan Bowden, V & Greenberg, C.S.(2008).Pediatric
yang tidak melelahkan, durasi tidak terlalu nursing carring procedures
lama, namun dengan pengulangan sesering second edition.Philadelphia :
mungkin. Latihan gerak yang dilakukan secara Lippincott
berulang membuat konsentrasi untuk Dharma, K.K.(2012).Metode penelitian
melakukan gerakan berulang dengan kualitaas keperawatan (pedoman
sebaik mungkin, melakukan gerakan berulang melaksanakan dan menerapkan
sesering mungkin dapat mengubah struktur hasil penelitian.Jakarta: Trans
otak yaitu pengubahan struktur neuron otak. indo media
Dengan gerakan berulang dan terfokus dapat Haryanto, G.D.A.(2014).Pengaruh terapi
membangun koneksi antar neuron yang masih AIUEO terhaadap kemampuan
aktif merupakan dasar pemulihan stroke bicara pada pasien stroke yang
(Levine, 2009, hlm.11). mengalami afasia motorik di
RSUD Tugurejo
KESIMPULAN Semarang.Semarang : Tidak
Latihan hook grip lebih berpengaruh daripada diterbitkan
latihan lateral prehension grip dalam Indriyani,W.N.(2009).Deteksi dini kolesterol,
meningkatkan luas gerak sendi (LGS) jari hipertensi dan stroke.Jakarta:
tangan pada pasien stroke non hemoragik di Millestone
RSUD Tugurejo Semarang. Irfan, M. (2010). Fisioterapi bagi insan stroke.
Yogyakarta : Graha Ilmu
SARAN Kaplan.R.J.(2006).Physical medicine and
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti rehabilitation review second
menyarankan edition.USA : The McGraw-Hill
1. Bagi rumah sakit Levangie, P.K & Norkin, C. C. (2011).Joint
Peneliti menyarankan untuk penyusunan structure and function (a
Standar Operasional Prosedur (SOP) latihan comprehensive anysis). USA :
hook grip dan lateral prehension grip bagi Davis Company
pasien yang mengalami gangguan luas Levine,P.G.(2009).Strangerafter stroke:
gerak sendi. panduan lengkap dan efektif
terapi pemulihan stroke alih
2. Bagi institusi keperawatan bahasa Rika iffati fasihah.Jakarta
Peneliti menyarankan latihan hook grip dan : Etera
lateral prehension grip dapat dimasukkan
kedalam kurikulum ketrampilan pendidikan

8 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


Muttaqin, A. (2008). Pengantar asuhan Sofwan, R.(2010).Stroke dan rehabilitasi
keperawatan klien dengan pasca stroke.Jakarta. PT.Nbuana
gangguan sistem persyarafan. ilmu populer
Jakarta : Salemba medika Sukmaningrum, F.(2012).Efektivitas range of
Notoatmojo, S.(2003).Promosi kesehatan dan motion (ROM) aktif-asistif
ilmu perilaku.Jakarta:Rineka spherical grip terhadap
Cipta peningkatan kekuatan otot
Pinzon,R, Asanti,L, Sugianto, & Widyo, ekstremitas atas pada pasien
K.(2010).Awas stroke pengertian, stroke di RSUD Tugurejo
gejala, tindakan, perawatan, dan Semarang.Semarang : Tidak
pencegahan.Yogyakarta : ANDI diterbitkan
Pudiastuti, R.D. (2011). Penyakit pemicu Supriyono,W.A.(2007).Hubungan frekuensi
stroke;dilengkapi dengan karakteristik, cara minum obat
posyandu lansia dan posbindu dan kedisiplinan minum obat TBC
PTM. Yogyakarta: Nuha medika paru dengan tingkat keberhasilan
pengobatan TBC
Ratnasari.(2014).Pengaruh latihan hook grip paru.digilib.unimus.ac.id,
terhadap peningkatan luas gerak diperoleh tanggal 20 Mei 2015
sendi (LGS) jari tangan pada Victoria, A.Z. (2014).Pengaruh latihan lateral
pasien stroke. Semarang : Tidak prehension grip terhadap
diterbitkan peningkatan luas gerak sendi
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Laporan (LGS) jari tangan pada pasien
nasional Badan penelitian dan stroke di RSUD Dr. H Soewondo
Pengembangan Kesehatan. Kendal.Semarang: Tidak
Diperoleh tanggal 6 April 2014. diterbitkan
http://www.litbang.depkes.go.id/si Wirawan, P.R.(2009).Rehabilitasi stroke pada
tes/download/rkd2013/Laporan_R pelayanan Kesehatan
iskesdas2013.PDF. Diperoleh primer.http//jurnal.pdii.lipi.go.id/a
tanggal 22 Juli 2014. dmin/jurnal/592096173.pdf.
Satyanegara.(2010).Ilmu bedah saraf edisi Diperoleh tanggal 7 Juni 2015
IV.Jakarta : Gramedia pustaka Wiwit, S. (2010). Stroke & Penanganannya:
umum Memahami, Mencegah, &
Sherwood, L.(2013).Fisiologi manusia dari sel Mengobati Stroke. Yogyakarta:
ke sistem..Edisi 6 Alih bahasa Katahati
Brahm, U.P. Jakarta:EGC Yulianto, A. (2011). Mengapa stroke
menyerang usia muda.
Yogyakarta : Javalite

Efektivitas antara range of motion hook grip dan lateral prehension..... (I. Musriyati, 2015) 9

Anda mungkin juga menyukai