Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke merupakan kegawadaruratan neurologis yang disebabakan oleh
gangguan aliran darah otak secara tiba-tiba yang menyebabkan kematian sel
saraf kranial, yang menyebabkan gangguan atau disfusi motorik dan sensorik
yang berpotensi fatal (WHO,2020)
Badan Kesehatan Dunia The World Health Organization (WHO)
mendefinisikan stroke adalah penyakit akibat terganggunya fungsi cerebral
terutama gangguan vaskuler yang terjadi tiba-tiba dan dapat menyebabkan
kematian apabila tidak ditangani dengan segera (WHO, 2016). Stroke
disebabkan adanya kerusakan pada otak yang muncul mendadak, progresif
dan cepat akibat gangguan peredaran darah otak non traumatik. Gangguan
tersebut menimbulkan gejala antara lain kelumpuhan sesisi wajah atau
anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas (pelo), perubahan
kesadaran, gangguan penglihatan, proses kencing terganggu, vertigo dan
gangguan fungsi otak (Kemenkes RI, 2018).
Stroke di negara-negara ASEAN juga merupakan masalah kesehatan
utama yang menyebabkan kematian. Dari data South East Asian Medical
Information Centre (SEAMIC) diketahui bahwa angka kematian stroke
terbesar terjadi di Indonesia yang kemudian diikuti secara berurutan oleh
Filipina, Singapura, Brunei, Malaysia, dan Thailand. Menurut WHO tahun
2014, jumlah penderita stroke berdasarkan usia dan jenis kelamin yaitu,
perempuan berusia 18-39 sebanyak 2,3% dan usia 40-69 sebanyak 3,3%.
Sedangkan laki-laki yang usianya 18-39 diperkirakan sebanyak 2,4% dan usia
40-69 diperkirakan sebanyak 2,9% (Suntara et al., 2021).
Prevalasi kejadian stroke di jawa tengah tahun 2022 tergolong
cukup tinggi yaitu 10.0824 kasus. Sedangkan untuk prevalensi di kabupaten
Grobogan tahun 2022 sejumlah 1172 kasus yang terdiri dari 610 orang laki-
laki dan 560 orang pereempuan (Dinas Kabupaten Grobogan, 2022). Dari
data tersebut kasus yang berada di kecamatan Toroh sejumlah 30 pasien
dengan kasus tertinggi berada di kelurahan Depok yaitu sebanyak 30 orang
(Puskesmas toroh 1, 2022).
Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh peradaran darah
otak non traumatik. Gangguan syaraf tersebut menimbulkan gejala antara lain
: kelumpuhan pada wajah atau anggota badan, bicara tidak jelas (pelo),
perubahan kesadaran dan lain-lain. (Riskesdes, 2013). Seseorang dapat
kehilangan fungsi sensorik maupun fungsi motorik akibat stroke. Disfungsi
motor yang paling umum pada pasien stroke adalah hemiparese, yaitu
kelemahan pada salah satu sisi tubuh dan hemiplegi atau lumpuh pada salah
satu sisi tubuh (muttaqin,2011).
Selain itu Penderita stroke iskemik memiliki risiko yang tinggi untuk
mengalami gangguan kognitif (Stebbinset all, 2013). Hal ini disebabkan
rupturnya plak arteri yang dapat menimbulkan trombus, sehingga aliran darah
menuju otak menurun. Penurunan aliran darah otak yang berlangsung lama
mengakibatkan gangguan kognitif pada penderita karena rusaknya jaringan
otak (Setyopranoto, 2017). Pengukuranfungsi kognitif pada penderita stroke
iskemik dapat dinilai berdasarkan skoring yang sudah ditentukan. Penilaian
ini dilakukan dengan menggunakan Mini-Mental State Examination
(MMSE). MMSE terdiri dari kemampuan orientasi, registrasi, atensi,
kalkulasi, ingatan, serta Bahasa (Markam, 2012 )
Gangguan sensoris dan motorik post stroke mengakibatkan gangguan
keseimbangan termasuk kelemahan otot, fleksibilitas jaringan lunak, serta
gangguan kontrol motorik pada pasien stroke mengakibatkan hilangnya
koordinasi, hilangnya kemampuan keseimbangan tubuh dan postur
(kemampuan untuk mempertahankan posisi tertentu) dan juga stroke dapat
menimbulkan cacat fisik yang permanen. Cacat fisik dapat mengakibatkan
seseorang kurang produktif. Oleh karena itu pasien stroke memerlukan
rehabilitasi untuk meminimalkan cacat fisik agar dapat menjalani aktifitas
secara normal. Rehabilitasi harus dimulai sedini mungkin secara cepat dan
tepat sehingga dapat membantu pemulihan fisik yang lebih cepat dan optimal.
Serta menghindari kelemahan otot yang dapat terjadi apabila tidak dilakukan
latihan rentang gerak setelah pasien terkena stroke (Irfan, 2010). alah satu
rehabilitasi yang dapat diberikan pada pasien stroke adalah latihan rentang
gerak atau yang sering disebut Range Of Motion (ROM). ROM merupakan
latihan yang digunakan untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat
kesempurnaan kemampuan untuk menggerakkan persendian secara normal
dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot.
Cylindrical grip merupakan salah satu jenis ROM yang merupakan
latihan ROM power grip yang menggunakan benda berbentuk silindris yang
berfungsi untuk menggerakkan jari-jari tangan. Hal ini melibatkan
fungsi ,terutama dari fleksor digitorium profondus. Sublimis fleksor
digitorium dan otot interoseus membantu Ketika kekuatan yang di perlukan
lebih besar Latihan cylindrical grip memberi manfaat untuk meningkatkan
mobilitas fisik pada daerah pergelangan tangan serta stabilitas pada daerah
punggung tangan dan jari-jari (irvan, 2020).
Penelitian wulandari (2019) pengaruh Latihan range of motion
cylindrical grip terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke di
dapatkan bahwa cylindrical grip dapat memeperbaiki tonus yang mengalami
kelemahan dan jika di lakukan secara terus menerus dapat menstimulasi,
merangsang otot di sekitarnya untuk otot yang berkontraksi sehingga dapat
meningkatkan otot pada pasien stroke
Hasil studi pendahuluan yang dilakuan peneliti di Desa Depok
kecamatan toroh kabupaten grobogan didapatkan sebanyak 80% yang
mengalami gangguan mobilitas fisik Ketika pasien disuruh menggengap
sepenuhnya pasien tidak dapat melaksanakan bahkan jari-jarinya tangan
masih kaku. Sebanyak 20% pasien hanya mampu menggerakan jari-jarinya
tetapi belum mampu menggengam tangannya sepenuhnya. Tujuan penelitian
ini pengaruh range of motion cylindrical grip terhadap kekuatan otot genggan
pasien stroke.
B. Perumusan Masalah

Tingginya angka kejadian stroke diikuti dengan meningkatnya penderita

stroke yang mengalami kelumpuhan atau kelemahan otot, dan berdasarkan

hasil penelitian ada yang me nunjukkan hubungan antara range of motion

cylindrical grip terhadap kekutaan otot pada pasien stroke dan ada juga

penelitian terhadap kekutaan otot kurang efektif. .“Adakah pengaruh range

of motion cylindrical grip menggunakan Bola Karet terhadap kekuatan otot

pasien stroke di Desa Depok Kecamatan Toroh ?”

C. Tujuan Penulisan

Tujuan karya tulis ilmiah di bagi menjadi 2jenis tujuan yaitu tujuan

umum (jangka Panjang ) dan ( jangka pendek) :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memberikan

gambaran pelaksanaan Latihan range of motion cylindrical grip

meningkatkan kekuatan otot pada penderita stroke di Desa Depok

Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi proses pengjajian keluarga dengan

masalah utama stroke

b. Untuk menginterprestasikan data pada masalah utama stroke.

c. Untuk mengidentifikasi diagnose keperawatan dan Analisa

masalah yang muncul pada keluarga dengan masalah utama

stroke .
d. Untuk mengidentifikasi rencana tindakan intervensi oleh perawat,

dokter tim Kesehatan sesuai dengan kondisi keluarga dengan

masalah utama stroke .

e. Untuk mengidentifikasi impementasi keperawatan yang sesuai

dengan masalah keluarga binaan dengan masalah utama stroke.

f. Untuk mengidentifikasi evaluasi keperawatan keluarga pada

keluarga binaan dengan masalah utama stroke .

g. Untuk menganalisa pengaruh pemberian range of motion

cylindrical grip terhadap kekuatan otot pada penderita stroke di

Desa Depok Kecamatan Toroh Kabupaten Grobogan

D. Manfaat Penulisan

Karya tulis ilmiah ini yang di buat peneliti di harapkan bermanfaat lagi bagi

pihak -pihak di antaranya adalah :

1. Manfaat bagi institusi pendidikan

a. Sebagai bahan ajar pertimbangan untuk lebih memahami mengenai

pengaruh range of motion cylindrical grip terhadap kekuatan otot

pada pasien stroke.

2. Manfaat bagi penulis

a. Dapat menambah pengetahuan bagi peneliti tentang penyakit stroke


asuhan keperawatan
b. Dapat memperoleh pengalaman yang nyata dan dapat memberikan
asuhan keperawatan pasien stroke .
c. Dapat membandingkan antara teori dan praktek tentang stroke
3. Manfaat bagi masyarakat
a. Dapat menjadi wacana yang dapat menambah pengetahuan serta

sudut pandang masyarakat mengenai penagan pertama terhadap

suatu penyakit stroke .

b. Dapat meningkatkan penanggulangan dan pengobatan terhadap

Stroke

Anda mungkin juga menyukai