Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke di definisikan sebagai defisit (gangguan) fungsi sistem saraf yang terjadi
mendadak dan disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak. Stroke terjadi akibat
tersumbatnya pembuluh darah atau pecahnya darah di otak. Kasus stroke baru terjadi
pada 100 sampai 300 orang per 100.000 penduduk pertahun (Pinson dkk, 2010).
Ditemukan kesan bahwa insiden stroke meningkat dengan bertambahnya usia, dimana
akan terjadi peningkatan 100 kali lipat pada mereka yang berusia 80 – 90 tahun (Bustan,
2015).
Stroke merupakan masalah neurologik primer di dunia. Banyak upaya yang
dilakukan untuk mengurangi tingkat kematian akibat stroke, meskipun upaya pencegahan
itu telah menimbulkan penurunan pada insiden dalam beberapa tahun terakhir, tetapi
stroke masih merupakan peringkat ketiga penyebab kematian. Orang yang menderita
stroke, dalam kesehariannya sering tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari dengan
baik. Mereka selalu membutuhkan bentuan orang lain untuk melakukannya. Kesabaran
orang yang merawat penderita stroke sangat diperlukan dalam hal ini.
Menurut World Healt Organizazion (WHO) 2016 secara keseluruhan stroke
berada diurutan kedua penyebeb dari kematian, dan penyebab yang paling umum urutan
keenam yang dapat menimbulkan kecacatan (Pongantung & Melchi, 2018), untuk angka
kejadian stroke pada tahun 2013 di Indonesia berdasarkan umur kurang lebih 15 tahun
sebanyak 7%. Sedangkan angka kejadian stroke pada tahun 2018 sebanyak 10,9%
(Kemenkes, 2018).
Data Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2007) memperlibatkan stroke
adalah penyebab kematian utama di Rumah Sakit. Prevalensi penyakit stroke di Indonesia
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan sebesar 7 per mil. Diagnosis nakes tertinggi di
Sulawesi Utara (10,8‰), diikuti DI Yogyakarta (10,3‰), Bangka Belitung dan DKI
Jakarta masing-masing 9,7 per mil. Prevalensi stroke cenderung lebih tinggi pada
masyarakat dengan pendidikan rendah yang didiagnosis nakes (16,5‰) (Hasil Riskesdas,
2013).
Gangguan sistem saraf yang terjadi pada penderita stroke dapat menimbulkan
gejala-gejala yang khusus, seperti: kelumpuhan anggota badan, gangguan ketika
berbicara termasuk pelo, terjadi ketidakseimbangan, perubahan kesadaran, bahkan
sampai mengalami gangguan penglihatan (Bakara & Waesito, 2016). Orang yang
mengalami stroke tidak dapat disembuhkan total, jika stroke tidak segera ditangani dapat
menimbulkan gangguan fungsi gerakan, berfikir, bicara serta memori. Jika terjadi
pecahnya pembuluh darah yang ada di otak sehingga akan menyebahlan kematian pada
sel-sel yang ada di saraf (Rahayu, 2015).
Stroke mengakibatkan beberapa masalah muncul, seperti gangguan menelan,
nyeri akut, hambatan mobilitas fisik, hambatan komunikasi verbal, defisit perawatan diri,
defisit nutrisi, dan salah satunya yang menjadi masalah yang menyebabkan kematian
adalah gangguan perfusi jaringan cerebral (Amir Huda, 2015).
Penanganan stroke membutuhkan teknik dalam merehabilitas dengan tujuan untuk
mengurangi kecacatan, tindakan yang tepat agar dapat menjalani aktivitas secara normal
yaitu dengan melakukan rehabilitasi (Olviani, Mahdalena & Rahmawati, 2017). Salah
satu tindakan keperawatan untuk pasien stroke yaitu pasien dibantu untuk bergerak atau
tubuh pasien digerak-gerakan secara sistematis yang biasa disebut rentang gerak atau
Range of Motion (ROM). Dimana ROM adalah tindakan latihan otot atau persendian
yang diberikan kepada pasien yang mobilitasnya terbatas karena penyakit, disabilitas dan
trauma basik secara aktif maupun pasif. ROM pasif yaitu latihan ROM yang dilakukan
pasien dengan bantuan perawat setiap melakukan gerakan latihan untuk meningkatkan
kemampuan pada otot agar tidak terjadi kelumpuhan atau hemiparase pada ekstremitas
yang tidak diinginkan (Praditiya, 2017).
Pada pasien stroke dengan defisit nutrisi masalah dengan ketidak mampuan
menelan makanan, dampak dari masalah ini jika tidak mendapatkan pengobatan yang
baik yaitu rentan terkena stres, konstipasi, penurunan berat badan, sehingga lebih lama
dirawat dan memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi. Upaya yang dilakukan pada
masalah defisit nutrisi yaitu perawatan nutrisi yang penting untuk meningkatkan
pemulihan melalui pengaruh positif pada fungsi fisik dan mental dikarenakan hilangnya
massa otot dan lemak pada pasien stroke, strategi gizi harus menyediakan suplemen gizi
yang adekuat, fungsi menelan juga harus dinilai, dan dukungan keluarga untuk
meningkatkan dukungan terhadap pasien (Bouziana & Tziomalos, 2011).
Dari data yang sudah disebutkan, dapat diketahui bahwa kasus stroke mengalami
peningkatan. Peningkatan pravelensi stroke saat ini banyak disebabkan oleh perubahan
pola hidup. Kemajuan ekonomi di banyak negara berkembang akan berdampak pada
perubahan pola hidup. Pola hidup tidak akan lepas dari inaktivitas fisik, peningkatan
prevalensi merokok, perubahan pola konsumsi makanan, dan stress emosional.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan mampu mengaplikasi penatalaksanaan asuhan keperawatan
komunitas dengan masalah stroke.
2. Tujaun Khusus
a. Pengkajian (assessment): data umum, riwayat kesehatan klien keluarga
(patient history), review system terkait (review of system).
b. Menentukan masalah keperawatan yang ditemukan pada komunitas dengan
stroke dengan membuat prioritas masalah keperawatan.
c. Menyusun rencana keperawatan untuk memecahkan masalah yang ditemukan
pada komunitas dengan masalah stroke.
d. Melakukan tindakan Asuhan keperawatan komunitas dengan masalah stroke.

C. Rumusan Masalah
Bagaimana melakukan asuhan keperawatan komunitas dengan masalah stroke.

D. Manfaat Penulisan
Teoritis: Sebagai sumber informasi ilmu bagi pembaca.
Praktis:
1. Bagi klien
Keluarga mampu mengenal masalah, merawat angggota keluarga yang sakit dan
memanfaatkan fasilitas kesehatan sehingga derajat kesehatan dapat meningkat.
2. Bagi penulis
Asuhan keperawatan keluarga ini dapat memberikan pengalaman baru tentang
bagaimana mengelola kasus keluarga dengan stroke.
3. Bagi institusi
Sebagai sarana pelengkap pembelajaran dalam pengembangan wawasan bagi
mahasiswa terhadap kasus terkait stroke.

Anda mungkin juga menyukai