PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke adalah keadaan hilangnya fungsi otak yang disebabkan oleh
berhentinya suplai darah menuju otak (Smeltzer and Bare, 2018). Stroke
Terhentinya aliran darah ini dapat terjadi karena sumbatan atau pecahnya
kepentingan kerja otak, karena itu terhentinya aliran darah ke otak menye
babkan terhentinya suplai oksigen dengan energi ke otak (Risdianto, 2018). Str
oke terjadi ketika pembuluh darah otak gagal menyuplai oksigen ke sel-sel
otak. Jika sel tidak menerima nutrisi dan oksigen dari darah, maka terj
adilah kerusakan pada sel otak (Lestari, 2019). Stroke terbagi menjadi dua je
nis yaitu stroke non hemoragik (sumbatan pada pembuluh darah otak yang
mengakibatkan iskemik) dan stroke hemoragik (pecah pembuluh darah otak) (Sul
astri, 2018).
darah yang telah menyumbat pada suatu pembuluh darah ke otak (Nurarif Huda,
2016). Sedangkan stroke hemoragik terjadi paling sering dari pecahnya aneuris
1
2
gangguan serabut saraf otak melalui penekanan struktur otak dan juga menyebab
seluruh dunia dan nomor tiga penyebab utama disabilitas (Johnson et al.,
katan dari 11,1 menjadi 14,7. Prevalensi jumlah penyakit stroke yang paling ba
nyak terjadi di Indonesia adalah stroke non hemoragik berkisar 85-87% dari
das, 2018).
Dari hasil survey awal didapatkan data di Rumah Sakit Tk.III Dr.
Pada bulan kedua terjadi peningkatan jumlah pasien dengan stroke non
stroke non hemoragik ialah pada ekstremitas atas, diantaranya seperti kehilan
gan kontrol yang dapat menurunnya kekuatan otot (Anggraini dkk., 2018).
Gejala yang dialami pasien stroke non hemoragik adalah kelemahan pada salah
merasa sakit kepala, dan jatuh. Pasien biasanya memiliki beberapa tanda
disfungsi neurologis dan defisit spesifik yang ditemukan oleh area otak yang
2019). Untuk mengobati stroke non hemoragik aliran darah ke otak harus
terapi medis dengan membuka arteri yang dipersempit oleh plak dengan
cara dokter akan membuat sayatan di sepanjang bagian depan leher dan
karotid, dan cara selanjutnya Angioplasti dan stent yaitu sebuah balon
Maka dari itu peran perawat di Rumah Sakit Tk.III Dr. Reksodiwiryo
dimana tindakan ini guna untuk melatih otot atau persendian yang
disabilitas dan trauma baik secara aktif maupun pasif. Pasien stroke non
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
g.
7
eksodiwiryo Padang.
Reksodiwiryo Padang.
ksodiwiryo Padang.
Reksodiwiryo Padang.
Reksodiwiryo Padang.
1. Bagi Penulis
kasus lebih lanjut dan sebagai bahan bacaan dalam penelitian dima
A. Konsep Dasar
a. Definisi
tubuh, otak sangat tergantung dengan aliran dari luar otak. Otak tidak
darah otak secara signifikan. Terdapat daerah pada jaringan otak yang
9
10
b. Anatomi Fisiologi
a) Otak
g lebih tua.
rum. Batang otak terdiri dari medulla oblongata, pons, dan mese
i atas dua belahan, yaitu hemisfer kiri dan kanan. Sebagian dari
orpus kolosum.
poralis.
gan antara batang otak dan korteks. Kompleks sel saraf diensafal
suhu tubuh.
atau anosmia.
ksipitalis.
kelopak mata atas, selain itu juga mensarafi otot miring atas
mata.
17
keseimbangan.
otak.
dalam dua bagian yaitu berasal dari otak dan berasal dari
3. Etiologi
berkurang atau tidak ada tergantung berat ringannya aliran darah yang
a intima arteri yang berubah dan yang dipenuhi dengan kombinasi sub
2) Ketidakaktifan fisik
etamfetamin
3) Kolesterol tinggi
4) Diabetes
normal
moragik, termasuk:
1) Usia
22
2) Ras
3) Jenis kelamin
mengalami stroke.
4) Hormon
4. Klasifikasi
dengan 21 hari.
5. Patofisiologi
bat proses hipoksia dan anoksia. Sumbatan emboli yang terbentuk did
aerah sirkulasi lain dalam jantung atau sebagai komplikasi dari fibrilas
i atrium yang terlepas dan masuk ke sirkulasi darah otak, dan dapat m
Aliran darah yang tidak lancar pada pada pasien stroke ini dapat
sigen dan glukosa yang menjadi sumber utama energi untuk menjalan
rotein, lemak dan struktur sel. Influks kalsium juga dapat menyebabka
6. WOC
26
ntuk lain. Gangguan kesadaran dapat muncul dalam bentuk lain berup
memegang gelas, pensil, sendok dan garpu. Apa yang dipegang akan j
buang air kecil dan buang air besar, kehilangan kemampuan untuk me
mata.
d. Sakit kepala.
e. Kesulitan berjalan.
ngan koordinasi.
(2011) :
ementara
ang sama.
sebagai berikut :
teral.
4) Hemianopsia homonym.
8. Komplikasi
29
otak saja tetapi berdampak juga pada bagian tubuh lainnya. Beberapa
a. Dekubitus
menyebatkan infeksi.
b. Bekuan darah
e paru-paru.
c. Pneumonia
gi.
e. Stress/depresi
m otak.
h. Sistem kardiovaskuler
mensia).
9. Pemeriksaan Penunjang
e yang dialami pasien dan area otak mana yang terkena stroke. Ada be
a. Pemeriksaan fisik
b. Tes darah
c. Pemeriksaan CT scan
nnya.
e. USG karotis
f. Angiogram serebral.
g. Ekokardiogram.
10. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis.
1) Neuroprotektan
atau infark.
34
dan sebagainya.
emodinamik stabil.
unakan kateter.
habilitasi dini.
c. Terapi khusus
35
pi. Secara implisit dianggap bahwa bila area infark bisa diperk
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
b. Riwayat kesehatan
c. Pemeriksaan fisik
a) Kesadaran
b) Tanda-tanda vital
normal.
2) Kepala
a) Rambut
ke non hemoragik.
b) Wajah
38
Biasanya wajah tidak simetris kiri dan kanan atau tidak nor
malnya salah satu sisi pada wajah pasien stroke non hemorag
ik.
c) Mata
d) Hidung
e) Mulut
isatria, fasia.
f) Gigi
g) Lidah
itan menelan.
39
h) Telinga
i) Leher
3) Dada/thorak
4) Jantung
5) Abdomen
40
bersih, tidak ada luka bekas operasi dan tidak ada massa
6) Genitourinaria
7) Ekstremitas
sendi.
c) Nilai 2 : bila ada gerakan pada sendi tetapi tidak bisa mela
wan grafitasi.
kuatannya berkurang.
41
ekuatan penuh.
8) Kulit
9) Neurologi
pandang.
VI (abdusen)
b) Pemeriksaan motorik
c) Pemeriksaan sensorik
d) Pemeriksaan refleks
pronasi.
bawah
nervus VII).
2) Refleks patologis
yang lain.
babinski.
babinski.
(e) Gordon
babinski.
Sehari-hari
1. Nutrisi
menelan.
Dikarenakan
ketidaktauan tentang
makanan sehat.
berfungsi untuk
menelan dan
mengunyah makanan,
sehingga terjadinya
gangguan pemberian
makan.
Biasanya pasien
Biasanya pasien
mengalami keluhan
sulit menelan
begadang
b) BAK
Biasanya pasien akan
Frekuensi Biasanya pasien BAK
terpasang kateter
Konsistensi lancar dengan
Biasanya pasien
frekuensi 6-8 kali
Bau
BAK tergantung dari
sehari
Warna
banyaknya asupan
Jumlah BAK pasien
Keluhan
cairan yang masuk
biasanya tergantung
kedalam tubuh, bisa
dari banyaknya cairan
melalui air minum
yang masuk ke dalam
dan cairan infus
tubuh
Biasanya urine
Bau khas urine
berwarna kekuningan
Warna kekuningan
Memiliki bau yang
khas
f. Data psikososial
emosi yang tidak stabil dan marah yang tidak tepat, kesedihan,
g. Data spiritual
(Muttaqin, 2011).
2. Diagnosa Keperawatan
dengan kesehatan (PPNI, 2017). Diagnosa yang akan muncul pada kasu
awatan Indonesia dalam Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017) yaitu:
uskular (D.0054).
serebral (D.0119)
51
(D.0136)
makanan (D.0019).
uskular (D.0109).
3. Intervensi Keperawatan
didapat agar pasien dapat memiliki status kesehatan yang baik (Lingga
Beatrik, 2019).
awatan (Luaran)
(Intervensi Keperawata
n)
w)
asi
od dan perilaku
- Monitor tanda-tanda vi
tal
eks muntah
alan
angan
- Monitor kesimetrisan
wajah
ual
ap pengobatan
Terapeutik
ondisi pasien
- Dokumentasikan hasil p
emantauan
Edukasi
sedur pemantauan
- Identifikasi keterbatasa
55
urun Terapeutik
Gerakan tidak terko
- Berikan posisi optimal
ordinasi menurun
untuk gerakan sendi pa
Gerakan terbatas me
sif atau aktif
nurun
- Berikan penguatan posi
Kelemahan fisik me
tif untuk melakukan lat
nurun
ihan bersama
Edukasi
ma
- Anjurkan memvisualis
ra meningkat cara
raksia, Disleksia, Di a)
ik sebagai bentuk k
Pemahaman komuni
omunikasi
kasi membaik
Terapeutik
a. Gunakan metode k
57
omunikasi alternati
f (mis: menulis, ma
ta berkedip, papan
komunikasi dengan
syarat tangan)
b. Sesuaikan gaya ko
munikasi dengan k
n, dengarkan denga
n seksama, tunjukk
u pemikiran sekalig
n perlahan sambal
menghindari tekana
n, gunakan komuni
d. Modifikasi lingkun
malkan bantuan
sampaikan pasien
f. Berikan dukungan
psikologis
a, jika perlu
Edukasi
ra perlahan
keluarga proses ko
gnitif, anatomis da
n fisiologis yang be
rhubungan dengan
kemampuan bicara
Kolaborasi
pis
59
Verbalisasi lelahan)
meningkat ng)
pengecapan s)
istirahat
d. Kombinasikan pro
sedur/tindakan dal
60
uai kebutuhan
Edukasi
nimalisasikan stim
r pencahayaan ruan
gan, mengurangi k
ebisingan, membat
asi kunjungan)
Kolaborasi
a. Kolaborasi dalam
meminimalkan pro
sedur/tindakan
b. Kolaborasi pember
pengaruhi persepsi
stimulus.
meningkat cedera
Keseimbangan menyebabkan
Terapeutik
a. Sediakan
pencahayaan yang
mamadai
b. Sosialisasikan
pasien dan
keluarga dengan
lingkungan ruang
rawat
c. Pasang handrell
tempat tidur
pada posisi
terendah
e. Gunakan alat
bantu berjalan
62
walker)
Edukasi
a. Anjurkan berganti
posisi secara
perlahan dan
duduk selama
beberapa menit
sebelum berdiri
membaik nasogastrik
an
Terapeutik
sesuai
Edukasi
jika mampu
gramkan
Kolaborasi
n, jika perlu
kat c. Identifikasi
Terapeutik
a. Sediakan
lingkungan yang
terapeuik
(mis.suasana
hangat, rileks,
privasi)
b. Siapkan keperluan
65
sabun mandi)
c. Dampingi dalam m
elakukan perawat
an diri sampai
mandiri
d. Fasilitasi
kemandirian, bantu
melakukan
perawatan diri
Edukasi
a. Jelaskan manfaat
hadap kesehatan
b. Ajarkan kepada ke
a perlu
66
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
sendiri).
pemeriksaan fisik.
2011).
6. Dokumentasi keperawatan
ara benar dan tepat, dalam laporan studi kasus sebagai pertanggung ja
waban atau tindakan yang selalu dilakukan dan studi kasus untuk perk
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
A. Identitas Data
Nama : Ny. A
No. MR : 254534
Umur : 67 Tahun
Agama : Islam
B. Keluhan Utama
Klien mengatakan pada tanggal 02 Juni 2022 pada jam 06.00 pagi s
aat baru bangun tidur, tiba-tiba klien mengeluh sakit kepala disertai pusing
C. Riwayat Kesehatan
Tk.III Dr. Reksodiwiryo Padang pada bulan April tahun 2022 dengan riwa
yat penyakit hipertensi dan vertigo. Klien tidak memiliki riwayat penyakit
Pada tanggal 02 Juni 2022 pada jam 06.00 pagi saat Ny. A bangun
tidur, klien mengeluh sakit kepala dan pusing, mengeluh mual, klien tidak
nafsu makan sejak 1 minggu yang lalu, lemah anggota gerak sebelah kiri, b
icara pelo dan klien mengatakan mulut sulit digerakkan. Pada saat dilakuk
an pengkajian pada tanggal 04 Juni 2022 klien sudah dirawat hari ke 2, kli
en mengeluh sakit kepala dan pusing, mengeluh mual, tidak nafsu makan,
penurunan berat badan, lemah anggota gerak sebelah kiri, bicara pelo, mul
nyakit yang sama dengannya, dan tidak ada keluarga yang memiliki riway
D. Pemeriksaan Fisik
b) KU : Sedang
c) GCS : E4V5M6
d) TD : 160/90 mmHg
e) Nadi : 90 x/i
f) Suhu : 36,8C
g) Pernafasan : 21 x/i
h) Berat badan : 60 kg
2. Kepala
a) Rambut
Kulit kepala baik, tidak ada lesi dan edema, rambut klien sedikit be
b) Wajah
c) Mata
Mata simetris kiri dan kanan, sklera tidak ikterik, konjungtiva tidak
anemis.
d) Telinga
Telinga klien tampak simetris kiri dan kanan, pada telinga tidak ter
e) Hidung
Hidung klien tampak simetris kiri dan kanan, tidak terdapat polip,
f) Mulut
Pada mukosa bibir tampak lembab, bibir tidak ada edema, klien me
g) Gigi
Pada gigi klien terdapat adanya caries, gigi klien beberapa sudah ad
a yang ompong.
h) Lidah
Lidah klien simetris, lidah klien dapat membedakan rasa manis gul
i) Leher
3. Dada/Thorax
nafas tambahan
4. Jantung
interkostal ke IV
c) Perkusi : Pekak
5. Abdomen
atau luka
6. Genitourinaria
7. Ekstremitas
a) Atas
tas atas sebelah kiri lemah dengan kekuatan otot 2, ekstremitas sebela
b) Bawah
uatan otot 5.
555 222
555 222
8. Sistem Integumen
Kulit klien tampak sawo matang, CRT <3 detik, klien mati rasa
pada sisi kiri ekstremitas bawah dan atas, tidak terdapat edema.
9. Sistem neurologi
a) GCS
(5)
tangan (6)
74
b) Refleks fisiologis
respon (+/-).
c) Refleks patologis
d) Nervus cranial
1) Nervus I olfaktorius
2) Nervus II optikus
(b) Lapang pandang : Klien dapat melihat arah objek yang diarahka
n perawat.
sen
(a) Gerakan bola mata : Klien dapat mengikuti arah benda yang dit
4) Nervus V trigeminus
(b) Sensoris : Klien dapat merasakam rasa tajam pada tusuk gigi,
(a) Motorik : Otot pada kelopak mata cukup kuat, klien mampu
(b) Sensoris : Klien dapat mebedakan rasa manis pada gula, asin
(a) Test webber : Suara yang didengar pada telinga kiri dan kanan
sama.
76
(b) Test rinne : Suara pada garpu tala hilang sama antara pasien
dan perawat
8) Nervus XI aksesorius
Sehari – hari
1. Nutrisi
a) Makanan
- Pola makan - Pada saat sehat klie - Pada saat sakit klien
n kal
- Habis 1 porsi
- Hanya menghabiskan
- Kebiasaan diit - BB klien : 65 kg
¼ porsi
- Tidak ada keluhan
- kesulitan menelan ma
- Keluhan
kanan, nafsu makan b
erkurang
hari
- Keluhan
2. Eliminasi
a) BAK
/hari ri
b) BAB
- Waktu tidur (ja - Klien tidur ± 7-8 j - Klien tidur ± 8-9 jam
g ma ± 4 jam
hat
ng oleh BPJS. Klien merupakan orang yang ramah kepada tetangga, klien t
ermasuk orang yang rajin mengikuti kegiatan yang ada dilingkungan ruma
hnya. Saat sakit klien bersosialisasi baik antara perawat dan pasien
lainnya.
G. Data psikososial
79
dan sulit digerakkan, klien dapat mengontrol emosi dengan baik, selama pe
dapat berkomunikasi dengan baik namun sedikit kurang jelas karena terda
H. Data spiritual
Klien beragama islam, klien mengatakan saat sehat klien rajin berib
adah kemasjid yang berada didekat rumahnya, dan saat sakit klien hanya bi
I. Pemeriksaan penunjang
J. Penalatalaksanaan medis
Obat-obatan :
g) Ranitidin 50 mg 2x1
81
ANALISA DATA
Do:
-Kesadaran : CMC
-GCS : E4V5M6
-KU : Sedang
-HR : 90 x/i
-RR : 21 x/i
-Suhu : 36,8C
-Tidak terdapat
edema
-Klien mengalami di
ipoglosus
ta gerak kiri
-Klien mengatakan a
an
Do:
-Kekuatan otot
555 222
555 222
igerakkan
-Refleks patologis
(+/-)
Do:
-Klien disartria
sulit ditutup
anan
- Klien mengatakan
merasa mual
- Klien mengatakan
Do:
menelan makanan
84
0 kkal
- Makanan tampak t
idak habis
- BB sebelum sakit :
65kg
2. Diagnosa Keperawatan
kan teratasi
is aorta (D.0017)
054)
n dengan ketidakmampua 22
19)
3. Intervensi Keperawatan
Keperawatan
la 5) pupil
la 5) koma glasgow)
5) 5. Monitor refleks k
87
la 5) n refleks muntah
7. Monitor irama ot
r, gaya berjalan
8. Monitor kekuatan
pegangan
9. Monitor adanya tr
emor
san wajah
n visual
emutan)
rhadap pengobata
Terapeutik
u pemantauan ses
88
i pasien
2. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan da
n prosedur peman
tauan
sil : Observasi
5) 2. Monitor lokasi da
tas menurun
(skala 5)
Terapeutik
4. Kelemahan fi
1. Berikan posisi opt
sik menurun
imal untuk geraka
(skala 5)
n sendi pasif atau
aktif
2. Berikan penguata
n positif untuk me
lakukan latihan b
ersama
Edukasi
1. Jelaskan kepada p
asien/keluarga tuj
an latihan bersam
2. Anjurkan memvis
k tubuh sebelum
90
memulai gerakan
nurun (skala ra
5) 3. Identifikasi perila
uk komunikasi
Terapeutik
1. Gunakan metode
komunikasi altern
atif
3. Berikan dukunga
n psikologis
Edukasi
1. Anjurkan berbicar
a perlahan
Kolaborasi
rapis
m, maka status nu
Observasi
trisi membaik, de
1. Identifikasi status
ngan kriteria hasil
nutrisi
:
2. Identifikasi alergi
1. Porsi makana
dan intoleransi m
n yang dihabi
akanan
skan meningk
3. Identifikasi kebut
at (skala 5)
uhan kalori dan je
2. Kekuatan otot
nis nutrien
menelan meni
4. Identifikasi
ngkat (skala
perlunya
5)
penggunaan
3. Berat badan
selang nasogastric
membaik (ska
5. Monitor asupan m
la 5)
akanan
4. Nafsu makan
6. Monitor berat bad
membaik (ska
an
la 5)
Terapeutik
Status menelan
secara menarik da
Setelah dilakukan
n suhu yang sesua
asuhan keperawat
93
an selama 3x24 ja i
hasil :
Edukasi
1. Reflek
1. Anjurkan posisi d
menelan
uduk, jika mampu
meningkat
2. Ajarkan diet yang
2. usaha
diprogramkan
menelan
meningkat Kolaborasi
4. Implementasi keperawatan
erawatan
tanggal tanggal T
94
/jam /jam D
3.Memonitor
O:
ingatan terakhir,
dirawat M6
sebelumnya - Kesadaran : C
dirumah sakit MC
6,4C) metris
pernafasan mi disfungsi n
(klien tidak
A : Perfusi serebr
mengalami
al tidak efektif ter
gangguan pada
atasi sebagian
96
pernapasan) P : Intervensi 4, 5,
pasien)
7.Memonitor batuk
k, refleks muntah
(-))
8.Memonitor irama
ena mengalami le
k kiri)
9.Memonitor
kekuatan
pegangan
(kekuatan pada
namun untuk
lemah)
ak mengalami tre
mor)
ah klien simetris)
dak mengalami ga
ngguan visual)
kesemutan)
(klien mengalami
gan kiri)
terhadap pengobat
98
an (kondisi klien b
aik)
15. Menjelaskan
kepada pasien
tujuan dan
prosedur
pemantauan
(Pemantauan
bertujuan agar
tidak terjadinya
komplikasi
terhadap penyakit
klien).
kepada teratasi
keluarga/pasien
P : Semua interve
tujuan dan
nsi dilanjutkan
rencanakan latihan
bersama
(keluarga/klien
tampak bersedia
mengikuti latihan)
n) - GCS 15 E4V5
2. Memonitor frustas M6
n marah) - TD : 160/80 m
3. Mengidentifikasi mHg
perilaku - HR : 85x/i
uk berbicara perla
A : Gangguan ko
han (klien dapat b
munikasi verbal b
erbicara dengan pe
elum teratasi
rlahan)
P : Semua interve
nsi dilanjutkan
untuk dilakukan
103
pemasangan P : Intervensi 1, 4
nasogastrik)
5. Memonitor asupan
makanan (klien m
¼ porsi saja)
6. Memonitor berat b
en : 60kg)
7. Menyajikan
makanan secara
tampak menerima
makanan yang
didapatkan namun
nafsu makan
tampak belum
membaik akibat
gangguan menelan
104
yang dialami)
8. Menganjurkan klie
owler)
- Klien tampak l
hari sebelumn
ya
A : Resiko perfusi
an
P : Semua interve
nsi dilanjutkan
n) anggota gerak
melakukan latihan
O:
rentang gerak aktif
- Kekuatan otot
dan pasif.
555 333
555 222
en sudah mula
i bisa digerakk
an dan diangk
at ke atas tapi
masih belum b
ggenggam den
gan kuat
masih tampak
lemah untuk di
gerakkan
- Klien tampak
sudah mulai m
ampu mengger
akkan anggota
gerak kirinya
- Aktivitas klien
tampak masih
dibantu oleh k
eluarga dan pe
rawat
- Refleks patolo
gis (+/-)
A : Gangguan mo
teratasi
P : Semua interve
nsi dilanjutkan
108
g) - TD : 140/60 m
rlahan) t berbicara
- Disartria
A : Gangguan ko
109
munikasi verbal b
elum teratasi
P : Semua Interve
nsi dilanjutkan
makanan (klien m
O:
akan hanya habis
kan karena ma
sih kesulitan s
aat menelan m
110
akanan
- BB sebelum sa
sakit : 60kg
A : Defisit nutrisi
teratasi sebagian
P : Semua Interve
nsi dilanjutkan
mpak dibantu
saat berjalan
A : Resiko perfusi
P : Semua Interve
nsi dilanjutkan
dan pasif.
O:
- Kekuatan otot
555 333
555 222
- Tangan kiri kli
en sudah mula
i bisa digerakk
an dan diangk
at ke atas, tang
an dapat meng
genggam deng
an kuat dari se
113
belumnya
erakkan namu
n masih sediki
t lemah
- Klien tampak
sudah mulai m
ampu mengger
akkan anggota
gerak kirinya
- Aktivitas klien
tampak masih
dibantu oleh k
eluarga dan pe
rawat
- Refleks patolo
gis (+/-)
A : Gangguan mo
teratasi
P : Intervensi
1,2,3 dilanjutkan
114
g) - TD : 158/80 m
en tidak pernah m C
t berbicara
- Disartria
115
A : Gangguan ko
munikasi verbal b
elum teratasi
P : Semua Interve
nsi dilanjutkan
mpak kesulita
n saat menelan
makanan
- BB sebelum sa
kit : 65kg BB
A : Defisit nutrisi
teratasi sebagian
P : Semua Interve
nsi dilanjutkan
erjalan) 5M6
A : Resiko perfusi
P : Intervensi dihe
ntikan,klien sudah
boleh pulang.
mengalami kelema
O:
han)
- Kekuatan otot
3. Mengajarkan klien
genggam deng
an kuat
erakkan namu
n belum bisa u
ntuk menahan
- Klien tampak
sudah mulai m
119
ampu mengger
akkan anggota
gerak kirinya
- Aktivitas klien
tampak masih
dibantu oleh k
eluarga dan pe
rawat
- Refleks patolo
gis (+/-)
A : Gangguan mo
teratasi
P : Intervensi dihe
ntikan, dilanjutka
n dirumah, klien s
A : Gangguan ko
munikasi verbal b
elum teratasi
P : Intervensi dihe
ntikan, dilanjutka
121
n dirumah, klien s
meningkat dari
sebelumnya
- Tampak maka
nan bersisa ha
nya ¼
- BB klien saat i
122
ni : 61,5 kg
A : Defisit nutrisi
teratasi
P : Intervensi dihe
ntikan
BAB IV
PEMBAHASAN
123
i keperawatan. Pada BAB ini penulis akan membahas mengenai kesenjangan secar
a teori dengan kenyataan yang ditemukan dalam perawatan kasus stroke non hem
oragik pada Ny. A Yang dirawat oleh penulis sejak tanggal 04 Juni 2022 sampai t
anggal 07 Juni 2022 di ruang 04 Agus Salim Rumah Sakit Tk.III Dr. Reksodiwiry
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Identitas klien diperoleh langsung dari keluarga klien, serta buku statu
s. Penulis mendapat respon penerimaan yang sangat baik dari klien maupu
n dari keluarga klien, hal ini disebabkan karena komunikasi yang baik dan
terdapat rasa kepedulian serta rasa empati yang penulis tunjukkan kepada k
2. Riwayat kesehatan
nya.
Tidak terdapat persamaan teori dan kasus, karena tidak ada anggota
3. Pemeriksaan fisik
a. Rambut
Biasanya rambut hitam dan tidak rontok, rambut bersih dari ketom
b. Wajah
Biasanya wajah tidak simetris kiri dan kanan atau tidak normalnya
Tidak terdapat persamaan antara teori dan kasus, karena wajah Ny.
A simetris antara kiri dan kanan dan tidak terjadi gangguan pada nervus
c. Mata
Tidak terdapat persamaan antara teori dan kasus, yaitu Ny. A tidak
nervus optikus.
d. Hidung
Terdapat persamaan antara teori dan kasus, yaitu hidung Ny. A tam
pak simetris, tidak terdapat cuping hidung, tidak ada lesi dan edema.
e. Bibir
a.
ini membuat sel otak akan mati. Kematian ini menyebabkan gangguan
f. Ekstremitas
aresis.
127
kelemahan anggota gerak pada ekstremitas atas dan bawah sisi kiri
g. Sistem integumen
adap panas atau dingin, tidak bisa merasakan atau mati rasa pada sisi ya
ng terkena gangguan.
sehingga aliran darah tidak lancar. Hal ini dapat menyebabkan sel-sel
h. Sistem neurologi
Terdapat persamaan antara teori dan kasus, yaitu Ny. A tidak meng
ndapatkan hubungan dua atau lebih objek dalam area spasial) sering te
Tidak terdapat persamaan antara teori dan kasus, yaitu dikasus Ny.
(abdusen)
elopak mata.
Tidak terdapat persamaan antara teori dan kasus, yaitu Ny. A tidak
Tidak terdapat persamaan antara teori dan kasus, yaitu klien tidak
Biasanya wajah tidak simetris dan otot wajah tertarik ke bagian sisi
yang sehat.
Tidak terdapat persamaan antara teori dan kasus, yaitu wajah Ny.
Terdapat persamaan antara teori dan kasus, yaitu Ny. A tidak meng
an membuka mulut.
130
an trapezius.
Tidak terdapat persamaan antara teori dan kasus, yaitu Ny. A meng
Biasanya terdapat deviasi pada satu sisi dan fasikulasi serta indera
b) Pemeriksaan motorik
puhan) pada salah satu sisi tubuh dan terjadi penurunan tonus otot.
c) Pemeriksaan sensorik
Tidak terdapat persamaan antara teori dan kasus, yaitu klien tidak
B. Diagnosa Keperawatan
17)
132
(D.0054)
ebral (D.0119)
0019)
109)
ta, ditandai dengan klien mengalami peningkatan pada tekanan darah dan k
os mentis
itandai dengan klien mengalami hemiparesis disisi kiri. Kekuatan otot pada
sisi kiri klien skala 2. Refleks patologis Babinski kanan (+) kiri (-), chadok
s kanan (+) kiri (-), hoffman kanan (+) kiri (-), tromner kanan (+) kiri (-).
tandai dengan klien mengeluh kesulitan saat menelan makanan, tidak ada n
afsu makan, terjadi penurunan berat badan pasien. BB sebelum sakit : 65k
Dari ketujuh diagnosa yang ada di teori, hanya 4 yang diangkat kare
na 4 diagnosa tersebut sesuai dengan keaadaan klien dan data objektif yang
3. Defisit perawatan diri, karena klien dibantu melakukan perawatan diri oleh
keluarga dan perawat. Defisit perawatan diri tidak dapat diangkat pada
kasus Ny. A karena tidak ada data pendukung seperti menolak untuk
C. Intervensi Keperawatan
kukan secara mandiri, harus adanya kerjasama dengan tim kesehatan lainnya,
ini merupakan realisasi rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang telah di
Pada kasus rencana ini dibuat sedemikian rupa agar dapat di implementasi
kan langsung pada pasien. Dari keempat diagnosa, diagnosa pertama resiko p
erfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan aterosklerosis aorta ada dua i
k tidak dibuatkan karena tidak ada indikasi dan permasalahan pada kondisi kli
otot, tidak dibuatkan karena tidak ada indikasi untuk melakukan tindakan ters
ebut.
nan sirkulasi serebral, ada dua intervensi tidak dibuatkan yaitu promosi keseh
atan defisit pendengaran dan defisit visual, tidak dibuatkan karena klien tidak
enelan makanan, ada satu intervensi tidak dibuatkan yaitu manajemen kemote
rapi, tidak dibuatkan karena tidak ada indikasi untuk melakukan tindakan ters
ebut.
135
D. Implementasi Keperawatan
Pada implementasi dilakukan selama 4 hari dari tanggal 04 Juni 2022 sam
pai dengan tanggal 07 Juni 2022. Pada pelaksanaan studi kasus ini penulis me
epsi
8) Memonitor parestesi
Intervensi yang diterapkan dilakukan sesuai dengan yang ada pada teo
ra
bicara
unikasi
watan yang sesuai dengan intervensi dan kondisi klien, yang dikumpulkan dar
i hasil data subjektif dan data objektif sesuai dengan keadaan klien.
E. Evaluasi Keperawatan
Pada kasus nyata evaluasi yang digunakan adalah evaluasi proses (for
i pada etiologi, dilakukan secara terus menerus sampai tujuan yang ditentukan
sien berupa keluhan-keluhan pada pasien), O : Data Objektif (data yang diper
ibantu oleh keluarga dan klien sudah diperbolehkan pulang. Dengan hasil :
138
dilanjutkan dirumah. Kondisi klien saat pulang sakit kepala tidak ada
dirumah. Kondisi klien saat pulang anggota gerak kiri sudah dapat
kiri 3 dan kekuatan otot kaki kiri 2, klien menggunakan kursi roda
menelan sudah tidak ada, nafsu makan membaik, tidak ada mual,
20x/i, suhu : 36,5C. Klien sudah diizinkan pulang pada tanggal 07 Juni 2022
pukul 16.00.
139
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
wa :
140
ndisi dan respon klien sehingga ada diagnosa keperawatan yang sesuai
dengan tinjauan teoritis dan ada yang tidak sesuai dengan tinjauan teor
itis :
anan, klien tidak nafsu makan, berat badan menurun dari sebelumn
ya.
atasi yaitu defisit nutrisi dibuktikan pada saat melakukan evaluasi hari
ke-4 klien sudah dapat menelan makanan dengan baik, nafsu makan
ke-4 klien masih dibantu saat berjalan dan klien sudah diperbolehkan
atas dan bawah sisi kiri namun belum bisa untuk menahan dan klien
pulang.
mua kegiatan dan hasilnya mulai dari pengkajian sampai dengan catat
B. Saran
Hemoragik.
3. Bagi penulis
cara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Baru Press