Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke merupakan gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit neurologis
mendadak sebagai akibat iskemik dan haemoragik sirkulasi saraf otak (Nurhada &
Rahmat, 2018). Stroke juga disebabkan oleh cedera fokal akut pada sistem saraf pusat
misalnya otak, retina, atau saraf tulang belakang oleh penyebab vaskular (Campbell &
Khatri, 2020). Menurut World Health Organization, stroke merupakan keadaan
ditemukannya tanda-tanda klinis yang berkembang cepat seperti defisit neurologik fokal
dan global. Kondisi tersebut yang dapat memberat dan berlangsung lama selama 24 jam
atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa ada penyebab lain yang jelas
selain vaskular. Stroke diakibatkan karena pembuluh darah otak mengalami penyumbatan
yang menyebabkan otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang
diperlukan sehingga mengalami kematian sel/jaringan (Johnson et al., 2016).

Stroke dapat terbagi menjadi dua kategori , yaitu stroke haemoragik dan stroke iskemik.
Stroke iskemik terjadi karena pembuluh darah yang tersumbat dari bekuan darah
(trombus atau emboli), atau dari stenosis pembuluh yang terjadi akibat penumpukan plak.
Adapun faktor risiko yang menyebabkan stroke adalah usia, jenis kelamin, ras, genetik,
penyakit jantung bawaan, diabetes mellitus, hipertensi, perokok, peminum alkohol,
hiperlipidemia, dan obesitas (Tarwonto, 2013).

Prevalensi meningkatnya stroke di Asia Tenggara mengalami peningkatan hingga tahun


2014, peningkatan tersebut mencapai angka 4,4 juta orang yang mengalami stroke
(WHO, 2014 dalam Dayana & Dian, 2019). Prevalensi penyakit di Indonesia berdasarkan
diagonis tenaga kesehatan sebesar prevalensi stroke nasional yang berdasarkan Riskesdas
2013 sebesar 12,1% (Kemenkes, 2013 dalam Suwandewi & Citra, 2020). Stroke
dinyatakan menjadi akibat kematian utama di sebagian rumah sakit di Indonesia, yaitu
14.5% dengan prevalensi sekitar 250 juta orang, dengan demikian terdapat sekitar 3,6
juta penderita stroke di Indonesia, stroke non haemoragik 2,8 juta (77,8%) dan sisanya
stroke haemoragik (Pratama, 2016 dalam Saraswati & Lilik, 2018). Menurut Riskesdas
tahun 2018 sebanyak 713.789 jiwa atau sekitar 10,9 % masyarakat Indonesia mengalami
stroke, dan khususnya di Provinsi DKI Jakarta menduduki urutan ke 7 dari 34 Provinsi di
Indonesia dengan kasus stroke sebanyak 28.985 jiwa.

Kebutuhan dasar fisiologis gangguan yang akan terjadi adalah gangguan oksigenasi hal
ini terjadi karena penurunan suplai oksigen ke otak yang diakibatkan gangguan perfusi
jaringan serebral (Hidayat, 2014).

Peran perawat yang paling utama di ruang Intensive Care Unit menurut Junaidi (2011),
adalah memastikan kepatenan ABC (Airway, Breathing, Circulation), memantau tekanan
darah tiap jam, dan jika terjadi penumpukan sputum dilakukan suction serta perubahan
posisi miring kanan dan kiri setiap 2-4 jam untuk mencegah dekubitus, dan kolaborasi
dengan dokter untuk pemberian terapi obat-obatan untuk meningkatkan sirkulasi darah ke
otak seperti koagulan.

Berdasarkan dari data di atas, penyakit stroke non haemoragik salah satu penyebab yang
muncul adalah gangguan perfusi jaringan serebral yang dapat menyebabkan masalah-
masalah komplikasi seperti gangguan oksigenasi dan gangguan integritas kulit. Maka,
penulis tertarik untuk mengaplikasikan peran perawat dalam melakukan asuhan
keperawatan kepada pasien stroke non haemoragik.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tersusunnya makalah ini yang mendeskripsikan pengalaman dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pemenuhan kebutuhan dasar klien dengan gangguan
neurologi : stroke.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mendeskripsikan hasil pengkajian kebutuhan dasar klien dengan
gangguan neurologi : stroke
b. Mampu mendeskripsikan masalah keperawatan kebutuhan dasar klien dengan
gangguan neurologi : stroke
c. Mampu mendeskripsikan rencana tindakan keperawatan
d. Mampu mendeskripsikan tindakan keperawatan kebutuhan dasar klien dengan
gangguan neurologi : stroke
e. Mampu mendeskripsikan hasil evaluasi kebutuhan dasar klien dengan gangguan
neurologi : stroke
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan antara teori dan kasus

C. Lingkup Masalah
Dalam penyusunan makalah ini, penulis membatasi pada Asuhan Keperawatan yang
diberikan kepada pasien kelolaan selama 3x24 jam dengan pemenuhan kebutuhan dasar
pada pasien Ny. D dengan stroke non haemoragik selama 3 hari mulai tanggal 4 Oktober
2022 sampai 6 Oktober 2022 di Ruang ICU RSPAD Gatot Soebroto.

D. Manfat Penulisan
1. Bagi Institusi Rumah Sakit
Penulisan ini diharapkan memberi masukan bagi pelayanan masyarakat untuk
mengambil langkah-langkah dan kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan khususnya tentang pemberian asuhan keperawatan pada
pasien dengan stroke non haemoragik.
2. Bagi Peserta
Memberikan manfaat melalui pengalaman bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu
yang telah diperoleh dari pendidikan khususnya tentang pemberian asuhan
keperawatan pada pasien dengan stroke non haemoragik.

Anda mungkin juga menyukai