PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke menurut World Health Organization (2018) adalah suatu
keadaan tanda klinis yang berkembang dengan cepat berupa penurunan
neurologis focal (atau terkadang global) dengan onset mendakak dan
berlangsung lebih dari 24 jam (atau mengarah kepada kematian) yang
diduga penyebabnya adalah kelainan pembuluh darah. Menurut
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2019), penyakit stroke
merupakan penyebab kematian kedua dan penyebab disabilitas ketiga di
dunia. Selain itu, penyakit stroke juga merupakan faktor penyebab
demensia dan depresi.
Global Burden of Disease menunjukkan secara global, risiko
terkena penyakit stroke telah meningkat menjadi 1 dari 4 orang. Data
World Stroke Organization menunjukkan setiap tahun ada 13,7 juta kasus
baru stroke dan sekitar 5,5 juta kematian terjadi akibat penyakit stroke.
Secara nasional, prevalensi stroke di Indonesia tahun 2018 berdasarkan
diagnosis dokter pada penduduk umur ≥15 tahun sebesar 10,9 %. Provinsi
Jawa Tengah memiliki prevalensi stroke sekitar 11,8 % (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2019).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Prof. Dr.
Margono Soekarjo Puwokerto menunjukkan jumlah kasus stroke
meningkat setiap tahunnya. Perhitungan jumlah kasus stroke pada tahun
2010, 2011 dan 2012 secara berturut-turut mencapai 924, 1019, dan 1061
untuk semua kasus stroke baik stroke hemoragik maupun stroke iskemik.
Banyaknya kasus stroke sejalan dengan banyaknya jumlah kunjungan di
poliklinik syaraf (Fadlulloh, et al., 2014)
Salah satu kunci penting dalam mengurangi kematian dan
meminimalkan kerusakan otak yang ditimbulkan oleh stroke iskemik
adalah memberikan penanganan yang cepat dan tepat sesuai golden period
(Arif, et al., 2018). Durasi waktu ketika pasien mengalami gejala sampai
dengan kedatangan pasien ke rumah sakit disebut prehospital delay
(Situmorang, et al., 2020).
Dari hasil penelitian Situmorang, et al., (2020) di RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung, median waktu kedatangan pasien stroke adalah 16,5
jam (0,5- 336 jam) dimana 65,93 % pasien stroke datang ke rumah sakit
diats delapan jam setelah mengalami gejala. Sedangkan berdasarkan
penelitian Arif, et al. (2018) di RS Stroke Nasional Bukittinggi 661, 7 %
pasien stroke iskemik mengalami ketidaktepatan goldenperiod dengan
waktu lebih dari 3 jam sampai 4,5 jam. Hal ini menunjukkann bahwa
masih banyak kasus ketidaktepatan waktu prehospital delay sesuai yang
direkomendasikan.
Prehospital delay menjadi faktor yang menentukan penanganan
akut yang akan didapatkan. Pasien stroke iskemik akut dengan prehospital
delay ≤ 4,5 jam akan diberikan plasminogen activator tissue (tPA) dan
prehospital delay ≤ 6 jam akan diberikan terapi reperfusi endovaskular.
Namun hanya sebagian kecil pasien yang menerima terapi reperfusi
karena jendela waktu yang sempit.(Song, et al., 2015)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka rumusan
masalah pada penelitian ini adalah : Apakah terdapat hubungan antara
prehospital delay dengan derajat kerusakan saraf pada pasien stroke
iskemik?
A. Materi Pustaka
1) Stroke
a. Definisi
Stroke secara klasik ditandai sebagai penurunan persarafan
yang dikaitkan dengan cedera fokal akut pada saraf pusat karena
penyebab pembuluh darah. Yang termasuk Stroke antara lain : infark
serebral, perdarahan intra serebral, perdarahan sub-araknoid (Sacco, et
al., 2013).
b. Klasifikasi Stroke
Stroke dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis utama yaitu
iskemik yang disebabkan bekuan di pembuluh darah otak dan
hemoragik yang disebabkan perdarahan di otak (Parmar, 2018). Ada
tiga jenis pembagian sub-grup yaitu : stroke iskemik, perdarahan
intrakranial, perdarahan sub-araknoid. Masing –masing jenis dapat
menghasilkan gejala klinis yang memenuhi definisi stroke, namun
berbeda dalam hal kelangsungan hidup dan kecatatan jangka panjang
(WHO, 2018).
c. Stroke Iskemik
Stroke iskemik adalah kumpulan gejala defisit neurologis
akibat gangguan fungsi otak akut baik fokal maupun global yang
mendakak, disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya aliran darah
pada parenkim otak, retina, atau medulla spinalis, yang dapat
disebabkan oleh penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah arteri
maupun vena, yang diutktikan dengan pemeriksaan imaging dan/ atau
patologi (PERDOSSI, 2016). Penyumbatan dapat disebabkan oleh
trombus yang terbentuk langsung ditempat penyumbatannya, atau di
bagian lain dari sirkulasi yang mengikuti aliran darah sampai
mengalangi pembuluh darah di otak (WHO, 2018).
Gambar 2.1 Penyebab Iskemia & Manifestasi Klinik (Silbernagl, et al., 2016)
g. Penegakan Diagnosis
Diagnosis Stroke oleh tenaga kesehatan yaitu dengan
melakukan anamnesis secara terarah, kemudian tentukan progesifitas
stroke untuk mengklasifikasikan stroke (TIA, RIND, SIE, atau CS).
Petugas dapat menggunakan Cincinnati Prehospital Stroke Scale
(CPSS) atau mengggunakan sistem skor (Siriraj) untuk menentukan
jenis stroke hemoragik atau non hemoragik (Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2013)
i. Tata Laksana
Menurut PERDOSSI (2016) Tatalaksana Umum untuk stroke
yaitu:
1. Stabilisasi jalan nafas dan pernapasan
2. Stabilisasi hemodinamik (infus kristaloid)
3. Pengendalian tekanan intrakranial (manitol, jika diperlukan)
4. Pengendalian kejang (terapi anti kejang jika diperlukan)
5. Analgetik dan antipiterik, jika diperlukan
6. Gastroprotektor, jika diperlukan
7. Manajemen nutrisi
8. Pencegahan DVT dan emboli paru (heparin atau LMWH)
Sedangkan tatalaksana spesifik, dibedakan berdasarkan
diagnosisnya menjadi tatalaksana stroke iskemik atau stroke
hemoragik.
1. Tatalaksana spesifik pada stroke iskemik antara lain :
a) Trombolisis intravena : alteplase dosis 0.6-0.9 mg/kgBB, pada
stroke iskemik onset <6 jam
b) Terapi endovascular : trombektomi mekanik, pada stroke
iskemik dengan oklusi karotis interna atau pembuluh darah
intrakranial, onset <8 jam
c) Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor,
Calcium Antagonist, Beta blocker, Diuretik)
d) Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral) 151
e) Pencegahan stroke sekunder (antiplatelet :aspirin, clopidogrel,
cilostazol atau antikoagulan : warfarin, dabigatran,
rivaroxaban)
f) Neroprotektor (citicholin, piracetam, pentoxyfiline, DLBS
1033)
g) Perawatan di Unit Stroke dan Neurorestorasi /
Neurorehabilitasi
2. Tatalaksana spesifik pada stroke hemoragik antara lain:
a) Koreksi koagulopati (PCC/Prothrombine Complex
Concentrate, jika perdarahan karena antikoagulan)
b) Manajemen hipertensi (Nicardipin, ARB, ACE-Inhibitor,
Calcium Antagonist, Beta blocker, Diuretik)
c) Manajemen gula darah (insulin, anti diabetik oral)
d) Pencegahan stroke hemoragik (manajemen factor risiko)
e) Neuroprotektor, Perawatan di Unit Stroke dan
Neurorestorasi / Neurorehabilitasi
Prehospital
Stroke Tatalaksana
Delay
Tingkat
Intracerebral Khusus
Pendidikan
Jarak rumah
Subarachnoid
dengan RS
Derajat
Ambulans, Kerusakan
dll Neurologis
Keterangan :
Tidak diteliti
Berhubungan
Prehospital Derajat
Stroke iskemik kerusakan
delay neurologi
dengan cara pengumpulan dan pengukuran data sekaligus pada suatu waktu
1. Populasi
a. Populasi target
stroke iskemik.
b. Populasi terjangkau
2. Sampel
a. Kriteria inklusi
1) Pasien Stroke Iskemik
b. Kriteria eksklusi
c. Besar sampel
C. Variabel Penelitian
b. Meminta izin dan data rekam medis dari Bagian Rekam Medis RSUD
Margono Soekardjo
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
Gambar
Lembar informed and consent dan perizinan sakit 3.1 Alur Penelitian
Kriteria eksklusi
Kriteria inklusi
Inform Consent
smRSq
1. Analisis Univariat
variabel penelitian.
2. Analisis Bivariat
nilai p>0,05, data terdistribusi normal dan dapat disajikan dalam bentuk
mean dan standar deviasi. Apabila nilai p<0,05, data terdistribusi tidak
terdistribusi normal. Uji analisis data yang digunakan pada penelitian ini
syarat Chi- square, maka analisa data menggunakan uji non parametrik,
I. Jadwal Penelitian
Parmar, P. 2018. Stroke : classification and diagnosis. The Pharmaceutical Journal. 1–15.
Silbernagl, S., & F. Lang. 2016. Color Atlas of Patophyysiology. 3 ed. EGC, Thieme.
Situmorang, R. Y. S., A. Basuki, & C. Juli. 2020. Waktu Kedatangan Pasien Stroke di
Bagian Penyakit Saraf Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung Time to Hospital Admission
of Stroke Patients in Department of Neurology Hasan Sadikin General Hospital Bandung
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran , Bandung Vol 2 (6): 145–157.
Song, D., E. Tanaka, K. Lee, S. Sato, M. Koga, & D. Kim. 2015. Factors Associated with
Early Hospital Arrival in Patients with Acute Ischemic Stroke. Journal of Stroke. Vol 17
(2): 159–167.
WHO. 2018. STEPS-Stroke The WHO STEPwise approach to stroke surveillance Vol 1
(2): 1–58.