Pembimbing :
dr. Gde Ganjar Oka N., M.Ked. Klin., Sp. KFR
DISUSUN OLEH :
Kelompok DM 47 H
Menyetujui,
Penaksana, Dokter Penanggung Jawab
dr. Joko Sriwibowo dr., Gde Ganjar Oka N., M.Ked. Klin., Sp.KFR
Menyetujui,
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah
LAMPIRAN…..………………………………………………………………..25
1. Daftar Pustaka………………………………………………………..25
2. Lembar Observasi…………………………………………………....27
3. Poster dan Brosur…………………………………………………….29
4. Lampiran dan Dokumentasi……………….…………………………31
SATUAN ACARA PENYULUHAN
“Stroke”
Topik : Stroke
Sub. Topik : Pengertian dan Tatalaksana Stroke
Hari/Tanggal : Jumat, 30 Juni 2023
Waktu/Jam : 30 menit/09.00-09.30 WIB
Tempat : Ruang Tunggu RS Citra Medika
Peserta : Pasien dan keluarga pasien
1. Tujuan umum
Setelah diberikan informasi dan edukasi baik pasien, keluarga pasien,
maupun pengunjung rumah sakit lainnya dapat memahami dan mengerti
tentang penyakit stroke
2. Tujuan khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta
penyuluhan:
1. Memahami definisi stroke
2. Memahami klasifikasi stroke
3. Memahami etiologi stroke
4. Memahami patofisiologi stroke
5. Memahami gambaran klinis stroke
3. Materi
Topik/Judul : Stroke
1
BAB 1
LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang
2
Penyakit stroke dapat disebabkan oleh berbagai penyakit sistemik lain
seperti hipertensi, diabetes melitus, dan hiperkolesterol. Selain itu, stroke dapat
disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, minum alkohol,
terpapar berbagai polusi dan kurangnya aktivitas. (Pratiwi, 2017)
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Stroke
2.2 Epidemiologi
2. Berdasarkan Etiologi
a. Stroke Iskemik
Stroke iskemik diakibatkan timbulnya hambatan pada
pembuluh yang mensuplai darah ke otak. Penyebab obstruksinya biasa
disebut sebagai ateroskelrosis yang merupakan adanya peningkatan
deposit lemak yang melapisi pembuluh darah. Kondisi ini
5
mengakibatkan adanya dua hambatan yaitu trombosis serebral dan
emboli serebral. Trombus terbentuk oleh adanya proses aterosklerosis
pada arkus aorta, arteri karotis maupun pembuluh darah serebral.
Proses ini diawali oleh cedera endotel dan inflamasi yang
mengakibatkan terbentuknya plak pada dinding pembuluh darah. Plak
akan berkembang semakin lama semakin tebal dan sklerotik. Trombus
dapat lepas dan menjadi embolus menyebabkan oklusi dalam
pembuluh darah tersebut. Trombosis serebral mengacu pada trombus
(bekuan darah) yang berkembang di bagian pembuluh darah yang
tersumbat (American Stroke Assosiation, 2016).
Emboli serebral mengacu pada bekuan darah yang umumnya
terbentuk pada lokasi lain pada sistem peredaran darah, biasanya
jantung dan arteri besar di dada bagian atas dan leher. Sebagian dari
pecahan bekuan darah lepas, memasuki aliran darah dan berjalan
melalui pembuluh darah otak hingga mencapai pada pembuluh darah
yang lebih kecil untuk dimasuki oleh plak tersebut. Penyebab penting
kedua terjadinya emboli adalah denyut jantung yang tidak teratur,
yang dikenal sebagai fibrilasi atrium. Ini menyebabkan kondisi
dimana bekuan darah terbentuk di jantung kemudian lepas dan
berjalan ke otak. Lama kelamaan akan terjadi iskemia jaringan otak
yang menyebabkan kerusakan yang bersifat sementara atau menjadi
permanen yang disebut infark (Ulaan B., 2013, American Stroke
Assosiation, 2016).
b. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik merupakan akibat dari pembuluh darah yang
melemah kemudian pecah dan menyebabkan pendarahan di sekitar
otak. Darah yang keluar kemudian terakumulasi dan menekan jaringan
sekitar otak. Hal ini disebabkan karena dua hal, yaitu anuerisma dan
arteriovenous malformation. Anuerisma merupakan pembuluh darah
lemah yang membentuk balon yang jika dibiarkan akan menyebabkan
ruptur dan berdarah hingga ke otak. Sedangkan arteriovenous
malformation merupakan sekelompok pembuluh darah yang terbentuk
secara abnormal dan salah satu satu dari pembuluh darah itu dapat
6
mengalami ruptur dan meyebabkan darah masuk ke otak, biasanya
terjadi karena hipertensi, aterosklerosis, kebiasaan merokok dan faktor
usia. Ada dua tipe stroke hemoragik, yaitu intracerebral hemmorhage
dan subarachnoid hemorrhage (American Stroke Asociation, 2016;
Becske et al., 2016).
Intracerebral hemorrhage (ICH) biasanya disebabkan
hipertensi yang meyebabkan kerusakan pada dinding pembuluh darah,
disfungsi autoregulatori dengan aliran otak yang berlebihan,
arteriopati, aneurisma intracranial (biasanya juga terjadi pada
pendarahan subarachnoid), arteriovenous malformation (penyebab
pada 60% kasus), trombosis vena sinus serebral dan infark vena, tumor
otak (<5% kasus ICH) dan tumor SSP primer, dan penyalahan
penggunaan obat (misalnya, kokain dan amfetamin) (de Oliveira
Manoel et al., 2016; Liebeskind et al., 2016). Subarachnoid
hemorrhage 80% disebabkan karena aneurisma intrakranial, kemudian
diikuti oleh arteriovenous malformation sebagai sebab kedua dengan
persentase 10%, sisanya disebabkan karena angioma, tumor, dan
trombosis kortikal (Becske et al., 2016).
2.4 Patofisiologi
Stroke didefinisikan sebagai serangan neurologis mendadak yang
disebabkan oleh gangguan perfusi melalui pembuluh darah ke otak.
Penting untuk memahami anatomi neurovaskular untuk mempelajari
manifestasi klinis stroke. Aliran darah ke otak diatur oleh dua arteri karotis
interna di anterior dan dua arteri vertebralis di posterior (lingkaran Willis).
Stroke iskemik disebabkan oleh kekurangan suplai darah dan oksigen ke
otak; stroke hemoragik disebabkan oleh pendarahan atau kebocoran
pembuluh darahh Oklusi iskemik berkontribusi sekitar 85% dari pasien
stroke, dengan sisanya karena perdarahan intraserebral. Oklusi iskemik
menghasilkan kondisi trombotik dan emboli di otak. Pada trombosis,
aliran darah dipengaruhi oleh penyempitan pembuluh akibat
aterosklerosis. Penumpukan plak pada akhirnya akan menyempitkan
ruang pembuluh darah dan membentuk gumpalan, menyebabkan stroke
7
trombotik Pada stroke emboli, penurunan aliran darah ke daerah otak
menyebabkan emboli; aliran darah ke otak berkurang, menyebabkan stres
berat dan kematian sel sebelum waktunya (nekrosis). Nekrosis diikuti
dengan disrupsi membran plasma, pembengkakan organel dan bocornya
isi seluler ke ruang ekstraseluler, dan hilangnya fungsi saraf. Peristiwa
penting lainnya yang berkontribusi terhadap patologi stroke adalah
peradangan, kegagalan energi, hilangnya homeostasis, asidosis,
peningkatan kadar kalsium intraseluler, eksitotoksisitas, toksisitas yang
dimediasi radikal bebas, sitotoksisitas yang dimediasi sitokin, aktivasi
komplemen, gangguan sawar darah-otak, aktivasi sel glial, stres oksidatif
dan infiltrasi leukosit.
Stroke hemoragik menyumbang sekitar 10-15% dari semua stroke
dan memiliki tingkat kematian yang tinggi. Pada kondisi ini, tekanan pada
jaringan otak dan luka dalam menyebabkan pembuluh darah pecah. Ini
menghasilkan efek toksik pada sistem vaskular, mengakibatkan infark. Ini
diklasifikasikan menjadi perdarahan intraserebral dan subarachnoid. Pada
ICH, pembuluh darah pecah dan menyebabkan akumulasi abnormal darah
di dalam otak. Alasan utama ICH adalah hipertensi, gangguan pembuluh
darah, penggunaan antikoagulan dan agen trombolitik yang berlebihan.
Pada perdarahan subarachnoid, darah menumpuk di ruang subarachnoid
otak akibat cedera kepala atau aneurisma serebral. (Kuriakose & Xiao,
2020)
8
Tanda gejala umum stroke meliputi: Onset mendadak hemiparese,
monoparese, atau quadriparese
a. Defisit hemisensorik
b. Defisit lapang pandang monocular atau binocular
c. Diplopia
d. Disarthria
e. Kelemahan otot wajah unilateral
f. Ataksia
g. Vertigo (sangat jarang muncul sebagai gejala tunggal)
h. Nystagmus
i. Afasia
j. Penurunan kesadaran mendadak
Meskipun tanda-gejala diatas dapat terjadi sebagai gejala tunggal
(isolated), namun lebih sering terjadi sebagai kombinasi (Budianto et al.
2021).
Pada stroke hemoragik menimbulkan gejala neurologis mendadak
dan seringkali diikuti gejala nyeri kepala yang berat pada saat
melakukan aktivitas akibat efek desak ruang atau peningkatan tekanan
intrakranial (TIK). Gejala klinis atau keluhan yang biasanya mucul
meliputi penurunan tingkat kesadaran, muntah, sakit kepala, kejang dan
tekanan darah yang sangat tinggi mungkin menunjukkan adanya stroke
hemoragik. Sakit kepala merupakan gejala awal yang paling sering
dialami pasien seiring dengan perluasan hematom yang menyebabkan
peningkatan TIK dan efek desak ruang pada otak. Gejala lain yang dapat
muncul berupa kaku kuduk yang terjadi akibat perdarahan di talamus,
kaudatus, dan serebelum. (Setiawan, 2020)
2.6 Faktor Risiko
12
MRI merupakan pemeriksaan yang menggunakan medan magnet
kuat. Pemeriksaan ini tidak menggunakan radiasi. Dibandingkan CT
scan, gambaran jaringan otak dan struktur lainnya di dalam kepala dapat
terlihat lebih detil. Penilaian pembuluh darah juga dapat dilakukan
dengan pemeriksaan MR angiografi (MRA). Selain itu, MRI dapat
memperkirakan berapa lama stroke sudah terjadi. Namun, pemeriksaan
ini membutuhkan waktu lebih lama, yaitu sekitar 45 menit – 1 jam.
3. Laboratorium
a. Glukosa darah
4. ECG (Electrocardiogram)
14
Gambar 4. Algoritma Tatalaksana Stroke
Reperfusi
1) Terapi antihipertensi :
2) Manajemen glukosa :
16
Anti-diabetes untuk manajemen gula darah dengan insulin maupun
anti diabetes oral
a. Antikoagulan
Pemberian antikoagulan rutin terhadap pasien stroke iskemik akut
dengan tujuan untuk memperbaiki keluaran neurologik atau sebagai
pencegahan dini terjadinya stroke ulang tidak direkomendasi.
Pengobatan antikoagulan dalam 24 jam terhadap pasien yang mendapat
rtPA (Alteplase) intravena tidak direkomendasikan.
b. Antiplatelet
Pemberian aspirin dianjurkan untuk setiap stroke iskemik akut
dengan dosis awal 160-325 mg dalam 24-48 jam setelah onset.
Pemberian aspirin tidak menggantikan fungsi rtPA (Alteplase) atau
trombektomi pada pasien yang terindikasi. Pemberian aspirin umumnya
ditunda sampai 24 jam setelah terapi, kecuali jika diketahui penundaan
aspirin menimbulkan risiko. Ticagrelor tidak direkomendasikan
disbanding aspirin pada pasien stroke minor. Pemberian dual
antiplatelet (aspirin dan clopidogrel) dalam 24 jam selama 21 hari pada
pasien dengan stroke minor bermanfaat untuk mencegah risiko stroke
sekunder hingga 90 hari setelah stroke. (Moeloek, 2019).
b) Okupasi Terapi
Sebagian besar penderita stroke dapat mencapai kemandirian
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari (AKS), meskipun
pemulihan fungsi neurologis pada ekstremitas yang terkena
belum tentu baik. Dengan alat bantu yang disesuaikan, AKS
dengan menggunakan satu tangan secara mandiri dapat
dikerjakan. Kemandirian dapat dipermudah dengan pemakaian
alat-alat yang disesuaikan.
c) Terapi Bicara
Penderita stroke sering mengalami gangguan bicara dan
komunikasi. Ini dapat ditangani oleh speech therapist dengan
cara:
18
1) Latihan pernapasan (pre speech training) berupa latihan napas,
menelan, meniup, latihan gerak bibir, lidah dan tenggorokan.
2) Latihan di depan cermin untuk latihan gerakan lidah, bibir dan
mengucapkan kata-kata.
3) Latihan pada penderita disartria lebih ditekankan ke artikulasi
mengucapkan kata-kata.
4) Pelaksana terapi adalah tim medic dan keluarga.
d) Ortotik Prostetik
Pada penderita stroke dapat digunakan alat bantu atau alat
ganti dalam membantu transfer dan ambulasi penderita. Alat-alat
yang sering digunakan antara lain: arm sling, walker, wheel chair,
knee back slap, short leg brace, cock-up splint, ankle foot orthotic
(AFO), knee ankle foot orthotic (KAFO).
e) Psikologi
20
4. METODE
Pemaparan materi dan tanya jawab
5. MEDIA
Pemaparan dengan media poster dan brosur.
6. KEGIATAN PENYULUHAN
No Kegiatan Penyuluhan Peserta Waktu
21
3. Sesi tanya 1. Tanya jawab 1. Peserta 10
jawab 2. Pembagian leaflet diperkenankan menit
untuk
memberikan
pertanyaan
atau tanggapan
kepada penyaji
2.Memperhatikan
jawaban
penyaji dan
fasilitator
3. Memberikan
kesimpulan
dari materi
penyuluhan
yang telah
disampaikan.
7. EVALUASI
Diberikan setelah pemaparan materi dengan mengacu pada tujuan yang telah
ditetapkan.
Kriteria Evaluasi
Evaluasi Struktur
1) Pasien dan keluarga hadir / ikut dalam kegiatan penyuluhan.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan di Ruang Tunggu Klinik Rehabilitasi
Medik RS Anwar Medika
3) Pengorganisasian penyuluhan dilakukan pada hari pelaksanaan.
Evaluasi Proses
1) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
2) Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai.
3) Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
22
4) Peserta mau sharing atau berbagi pendapat mengenai apa yang dipahami
mengenai penyakit skoliosis thoracal
Evaluasi Hasil
1) Prosedur
2) Bentuk: pertanyaan terbuka a) Memahami definisi Stroke
b) Memahami klasifikasi Stroke
c) Memahami epidemiologi Stroke
d) Memahami etiologi Stroke
e) Memahami gambaran klinis Stroke
f) Memahami diagnosa Stroke
g) Memahami tata laksana Stroke
h) Memahami prognosis Stroke
3) Presentasi
Hasil: Sasaran mampu menjawab pertanyaan
a. >80% = Berhasil
b. 50-80% = Cukup
c. <50% = Kurang berhasil
8. PENGORGANISASIAN
Penyaji :
9. DENAH RUANGAN
23
Notulen Pemateri Moderator
Peserta Peserta
Peserta Peserta
Peserta Peserta
Fasilitator Dokumentasi
Observer
24
BAB 4
LAMPIRAN
1) DAFTAR PUSTAKA
Applegate, E. (2010) The Sectional Anatomy Learning System. 3 ed. St. Louis,
Missouri: Jeane Olson.
Annisa. (2018). Pathophysiology and treatment of stroke: Present status
and future perspectives. International Journal of Molecular
Sciences, 21(20), 1–24.
Budianto, Pepi, Prabaningtyas, and Hanindya. 2021. Stroke Iskemik Akut :
Dasar Dan Klinis.
Chong, J. Y. (2020) Ischemic Stroke, Weill Cornell Medical College. New
England Journal of Medicine (NEJM/MMS). doi:
10.1056/NEJMOA1506930.
Denny, M. C. . et al. (2020) „Acute Stroke Care, 3rd edition‟. Available at:
https://doi.org/10.33029/9704-5902-7-2021-voi-1-272 (Accessed:
12 March 2023).
Harvey, L. A. . et al.(2015). Family-led rehabilitation after stroke in India:
the ATTEND trial, study protocol for a randomized controlled trial.
Trials. 2016 Jan 7;17:13. doi: 10.1186/s13063-015-1129-8. PMID:
26739268; PMCID: PMC4704425.
Hisni, D., Evelianti Saputri, M., & Sujarni. (2022). Stroke Iskemik Di
Instalasi Fisioterapi Rumah Sakit Pluit Jakarta Utara Periode Tahun
2021. Penelitian Keperawatan Kontemporer, 2(1), 140–149.
Kumar S, Selim MH, Caplan LR. Medical complications after stroke.
Lancet Neurol. 2013 Jan;9(1):105-18. doi:
10.1016/S14744422(09)70266-2. PMID: 20083041.
Kuriakose, D., & Xiao, Z. (2020). Pathophysiology and treatment of
stroke: Present status and future perspectives. International Journal
of Molecular Sciences, 21(20), 1–24.
https://doi.org/10.3390/ijms21207609
Mutiarasari, D. (2019). Ischemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and
Prevention. Medika Tadulako, Jurnal Ilmiah Kedokteran, 1(2), 36–
44.
Naik, R. et al. (2019) ‘Acute Ischemic Stroke: Management Approach’,
IndianJournal of Critical Care Medicine. New Delhi: Jaypee
Brothers Medical Publishers Ltd., 22(6).
PPK Neurologi (2016) PANDUAN PRAKTIK KLINIS NEUROLOGI.
PERDOSSI.
Pratiwi, H. et al. (2017). FAKTOR RESIKO STROKE PADA MASYARAKAT
DESA PANGANDARAN.
Pujiastuti, D., & Azaria, A. D. (2018). Pentingnya Siriraj Stroke Score Di
Area Keperawatan Gawat Darurat. Jurnal Kesehatan, 5(1).
https://doi.org/10.35913/jk.v5i1.75
25
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018.
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_ra
korpop_20 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf
Rizzo DC. Fundamentals of Anatomy and Physiology. 4th ed. Boston, MA:
Cengage Learning; 2015.
Setiawan, P. A. (2020). Diagnosis Dan Tatalaksana Stroke Hemoragik.
Jurnal Medika Utama, 02(01), 402–406.
Sherwood, Laura Iee. 2011. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC
Simon, R. P., Aminoff, M. J. and Greenberg, D. A. (2018) Clinical
Neurology. 10th edn, Progress in neurology and psychiatry. 10th
edn. United States: McGraw-Hill Education.
White, S. (2008). Assessing the Nation’ s Health Literacy Key concepts and
findings of the National. Amerika Serikat.
26
2. LEMBAR OBSERVASI
PENYULUHAN KESEHATAN RUMAH SAKIT
Tema : Stroke
Hari/Tanggal : Jumat, 30 Juni 2023
Tempat : Ruang Tunggu Poli RS Citra Medika Sidoarjo
Persiapan : Mempersiapkan leaflet, poster, microphone
Pelaksanaan :
Organisasi Penyaji : Orchita Rosadila Haryono
Liony Ivania Lauwis
Moderator : Erza Asror Rachman
Fasilitator : Perawat
Notulen : Rizaldy Darmawan
Dokumentasi : Gregorio Giantphalosa Bama Putra
Observer : dr. Gde Ganjar Oka N., M.Ked. Klin.,
S Sp. KFR
Peserta : Pasien dan keluarga pasien
Waktu Mulai : 09.00
Penjelasan : 30 menit
Peserta Jumlah: 26 orang
Penyajian Penyampaian:
- menggunakan poster
- menjelaskan mengenai stroke Kendala:
- Microphone berdenging.
Solusi:
- Bersuara dengan lantang.
Jawaban Fasilitator
27
1. Stroke menyerang siapapun tanpa pandang usia,
namun usia dapat meningkatkan resiko stroke.
2. Kelebihan kolesterol di arteri dapat
menyebabkan stroke, yakni gangguan aliran
darah yang dapat merusak bagian otak,
menyebabkan hilangnya memori, gerakan,
kesulitan menelan, dan kesulitan berbicara
3. Mengonsumsi Makanan Sehat dan Bergizi,
Menghindari Makanan Tinggi Garam,
Berhenti Merokok, Rutin Berolahraga dan cek
kesehatan dan Melakukan diet teratur
28
3. POSTER DAN BROSUR
29
30
4. LAMPIRAN DOKUMENTASI
31
32
33