STROKE
DISUSUN OLEH :
Ayu Tri Sutrisno 1905015279
Bagus Kurniawan 1905015241
Fahsya Vini Noviandini 1905015151
Nita Istiqomah 1905015079
Putri Nelam 1905015277
Rasella Mutiara Putri 1905015164
Refa Rachmaddino 1905015192
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah Swt. Atas nikmat dan
rahmat-Nya yang melimpah sehingga kami mendapat kesempatan untuk menyelesaikan
makalah berjudul “Penyakit Tidak Menular Stroke” ini dengan tepat waktu, guna
memenuhi tugas kelompok mata kuliah Epidemiologi Penyakit Tidak Menular.
Selain itu kami juga menyadari bahwa pada makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kami sangat menghargai
kritik dan saran agar kemudian dapat kami perbaiki pada masa selanjutnya. Dan semoga
makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca dan dunia perndidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................3
2.1 Definisi dan Klasifikasi Stroke......................................................................................3
2.2 Faktor Risiko Stroke......................................................................................................3
2.3 Prevalensi Stroke...........................................................................................................4
2.4 Diagnosa Stroke............................................................................................................6
2.5 Komplikasi Stroke.........................................................................................................8
BAB III PENUTUP..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Stroke merupakan penyebab kecacatan nomor satu dan penyebab kematian nomor
tiga di dunia setelah penyakit jantung dan kanker baik di Negara maju maupun
berkembang. Beban akibat stroke terutama disebabkan kecacatan yang juga menimbulkan
baban biaya yang tinggi baik oleh penderita, keluarga, masyarakat, dan Negara penelitian
di Amerika Serikat selama tahun 2008, biaya perawatan dan biaya kompensasi penurunan
produktivitas yang berhubungan dengan angka kejadian stroke dan kecacatan yang
diakibatkannya telah menghabiskan dana 65.5 milyar dollar dalam waktu 1 tahun saja.
Data penelitian di Amerika, menemukan angka insidensi 795.000 kasus baru, prevalensi
2.980.000 dan mortalitas 150.000 pertahun.
1
Pada tahun 2004 pasien rawat inap 23.636 orang dengan CFR 17,8% pasien rawat
jalan di tahun yang sama berjumlah 26.195 orang, terjadi peningkatan pasien stroke rawat
jalan pada tahun 2005 sejumlah 96.095 orang.
Data mengenai faktor risiko yang dapat memicu terjadinya stroke juga meningkat
seperti prevalensi hipertensi umur > 18 tahun di Indonesia sebesar 31,7% dengan kasus
hipertensi terdiagnosis/minum obat 23,9% dan tidak terdiagnosis 76,1%. Pengendalian
stroke dilakukan melalui sistem pelayanan kesehatan primer dan sekunder, oleh
organisasi profesi, peneliti, universitas dan LSM selama ini belum terintegrasi sehingga
diperlukan pengendalian stroke melalui kegiatan promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan sesuai deng kompetensi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikasi
Stroke dapat dibedakan dalam 2 kelompok besar, yaitu :
1. Stroke lskemik
Terganggunya sel neuron dan glia karena kekurangan darah akibat sumbatan arteri
yang menuju otak atau perfusi otak yang inadekuat. Sumbatan dapat disebabkan oleh
2 keadaan yaitu :
a) Trombosis dengan gambaran defisit neurologis dapat memberat dalam 24 jam
pertama atau lebih.
b) Emboli dengan gambaran defisit neurologis pertama kali muncul langsung
sangat berat, biasanya serangan timbul saat beraktifitas.
2. Stroke Perdarahan
Terjadi perdarahan intrakranial akibat pecahnya pembuluh darah otak.
3
stroke. Pre hipertensi meningkatkan risiko stroke (RR 1,66; 95% CI 1,51- 1,81)
dibanding tekanan darah optimal (<120/80 mm Hg). Stroke juga dapat terjadi akibat
tuberculosis (Tb) dan menurut laporan Riskesdas 201013 penderita tuberculosis semakin
meningkat di Indonesia. Stroke yang terjadi akibat Tb adalah stroke iskhemia bukan
hemoragik. Belum diketahui dengan jelas mekanismenya, diduga akibat endotoxin
bakteri M.tuberculosis dan aksi dari sitokin menimbulkan disfungsi endotel yang
berkaitan dengan terjadinya aterosklerosis.
Faktor risiko dominan stroke secara nasional belum ada sehingga dilakukan
analisis ini agar intervensi pencegahan melalui deteksi dini dan pencegahan/ terapi secara
umum dapat dilakukan dengan tepat. Sebenarnya sangat menarik sekali jika analisis
faktor risiko dominan dilakukan berdasarkan kabupaten/kota karena pola makan,
aktifitas, dan gaya hidup berbedabeda akibat kultur budaya kabupaten/kota yang berbeda.
Namun demikian, analisis tersebut belum dapat dilakukan saat ini karena prevalensi
stroke sangat kecil.
4
Data Penyakit Stroke di Indonesia Prevalensi penyakit tidak menular seperti
kanker, penyakit ginjal kronis, diabetes melitus, hipertensi dan stroke berdasarkan hasil
Riskesdas tahun 2018 meningkat dibandingkan tahun 2013. Prevalensi kanker meningkat
dari 1,4% tahun 2013 menjadi 1,8% tahun 2018, penyakit ginjal kronis dari 2% menjadi
3,8%, diabetes melitus dari 6,9% menjadi 8,5%, hipertensi dari 25,8% menjadi 34,1%
dan stroke dari 7% menjadi 10,9%.
5
Berdasarkan kelompok umur terlihat bahwa kejadian penyakit stroke terjadi lebih
banyak pada kelompok umur 55-64 tahun (33,3 %) dan proporsi penderita stroke paling
sedikit adalah pada kelompok umur 15-24 tahun. Laki-laki dan perempuan memiliki
proporsi kejadian stroke yang hampir sama. Sebagian besar penduduk yang terkena stroke
memiliki pendidikan tamat SD (29,5 %). Hal ini sama dengan karakteristik penyakit tidak
menular lainnya. Sebagian besar penderita stroke juga tinggal di daerah perkotaan (63,9
%), sedangkan yang tinggal di perdesaan sebesar 36,1%.
6
1. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik pasien secara keseluruhan yang biasanya
diawali dengan memeriksa tekanan darah, detak jantung, dan bunyi abnormal di
pembuluh darah leher dengan menggunakan stetoskop. Selama melakukan
pemeriksaan fisik, dokter juga akan memeriksa beberapa hal berikut:
Kemampuan koordinasi dan keseimbangan tubuh
Tingkat kewaspadaan
Mati rasa atau kelemahan pada wajah, lengan, dan tungkai
Gangguan berbicara atau penglihatan
2. CT-scan
CT-scan merupakan suatu alat penunjang diagnostik yang menggunakan pencitraan
sinar X dan memiliki kemampuan mendeteksi struktur otak dengan sangat baik,
dipakai pada kasus-kasus emergensidan menentukan tingkatan dalam stroke.
3. MRI
Pemeriksaan MRI menggunakan gelombang radio dan magnet untuk menghasilkan
gambaran detail dari otak pasien. MRI dapat mendeteksi jaringan otak yang
mengalami kerusakan akibat stroke iskemik dan perdarahan otak.
4. Elektrokardiografi
Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG)dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik
pada jantung, sehingga dokter dapat mendeteksi adanya gangguan irama jantung atau
penyakit jantung koroner yang mungkin menyertai.
5. USG doppler karotis
Pemeriksaan ini menggunakan gelombang suara untuk menghasilkan gambar detail
aliran darah dalam pembuluh arteri karotis di leher. Arteri katoris merupakan arteri
yang menuju ke otak dan terdapat di setiap sisi leher.
b. Diagnosis Kimia/Laboratorium
7
Trombositemia meningkatkan kemungkinan terjadinya agregasi dan terbentuknya
trombus.
Kemudian melakukan tes darah, hal ini, dilakukan untuk memeriksa beberapa hal berikut
ini:
8
Pneumonia aspirasi disebabkan oleh kerusakan saraf pada otot-otot yang berfungsi untuk
menelan, akibatnya makanan dan minuman yang dikonsumsi berisiko masuk ke dalam
saluran pernapasan.
9
BAB III
PENUTUP
3.9 Kesimpulan
Stroke adalah suatu keadaan dimana ditemukan tanda-landa klinis yang
berkembang cepat berupa defisit neurologi fokal atau global, yang dapat memberat dan
berlangsung selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa
adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Klasifikasi stroke dibagi menjadi 2
kelompok besar yaitu, stroke iskemik, dan stroke pendarahan. Faktor risiko stroke antara
lain herediter, usia, jenis kelamin, sosioekonomi, letak geografi, makanan tinggi lemak
dan kalori, kurang makan sayur buah, merokok, alkohol, aktifitas fisik kurang, hipertensi,
obesitas, diabetes melitus, aterosklerosis, penyakit arteri perifer, penyakit jantung, dan
dislipidemia. Diagnosis stroke juga dibagi menjadi 2 yaitu, diagnosis klinis/fisik, dan
diagnosis kimia/laboratorium. Diagnosis klinis/fisik mencakup pemeriksaan dokter secara
fisik, CT-scan, MRI, elektrokardiografi, USG doppler karotis. Sedangkan diagnosis
kimia/laboratorium mencakup pemeriksaan hematologi rutin, pemeriksaan kimia darah
lengkap, pemeriksaan hemostasis. Beberapa komplikasi stroke yang mungkin muncul
adalah Deep vein thrombosis, hidrosefalus, pneumonia aspirasi.
3.10 Saran
1. Bagi keluarga
Bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan penyakit stroke, adanya
hubungan kada kolesterol tinggi terhadap insiden stroke berulang, maka
diharapkan keluarga menjaga kadara kolesterol yang tinggi untuk mencegah
terjadinya stroke berulang terjadi.
2. Bagi responden
Agar pasien dapat mengetahui kada kolesterol tinggi yang dapat menyebabkan
stroke berulang, maka responden harus wajib control kadar kolesterol agar
responden mengetahui seberapa kadar kolesterolnya dan juga untuk mencegah
terjadinya stroke berulang.
10
3. Bagi petugas kesehatan
Selain memberikan pengarahan dan informasi kepada pasien yang terkena stroke,
diharapkan juga memberikan pengarahan dan informasi mengenai penyebab
stroke berulang.
11
DAFTAR PUSTAKA
12