FG 1
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
fasilitator kelas A yaitu Ns. Muhamad Adam, M.Kep., Sp.KMB, yang telah
membimbing kami dalam pengerjaan tugas ini. Untuk menyempurnakan isi dari
makalah ini kami mencari referensi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, dan
artikel. Hal ini karena kami menginginkan makalah ini menjadi makalah yang dapat
dibaca oleh semua orang khususnya mahasiswa keperawatan dan bisa memberikan
informasi ataupun menambah pengetahuan tentang asuhan keperawatan gangguan
sistem persarafan: stroke iskemik.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami
menyadari makalah ini masih perlu pembenahan dan perbaikan karena keterbatasan
penulis. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk
pengembangan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pembaca.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang....................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1
1.3. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
A. Definisi dan Klasifikasi Stroke...............................................................................
B. Etiologi dan Epidemiologi Stroke...........................................................................
C. Gejala dan Manifestasi Klinis Stroke......................................................................
D. Patofisiologi Stroke.................................................................................................
D. Penatalaksanaan Stroke...........................................................................................
E. Asuhan Keperawatan Hambatan Mobilitas Fisik...................................................
F. Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral.........................
G. Asuhan Keperawatan Gangguan Komunikasi Verbal...........................................
BAB III............................................................................................................................
3.1. Kesimpulan...........................................................................................................
3.2. Saran.....................................................................................................................
Daftar Pustaka..................................................................................................................
1.1. Latar Belakang
Stroke merupakan infark yang terjadi secara mendadak, tanpa adanya tanda-
tanda atau gejala yang diperlihatkan sebelumnya (AHA,2013). Dari Riskesdas (2018),
angka stroke meningkat sebanyak tiga persen. Angka tersebut didapat dari tahun 2015
hingga 2018. Prevalensi tersebut untuk rentang usia diatas lima belas tahun keatas.
Stroke ini spesifik menyerang sistem kardiovaskuler yang ada di otak. Dengan begitu,
pembuluh darah tidak dapat menyalurkan oksigen secara maksimal sehingga
menyebabkan infark dan atau pecahnya pembuluh darah otak.
Rusaknya pembuluh darah otak ini berefek pada tubuh. Efeknya tidak hanya
pada otak, namun juga pada sistem organ yang dikontrol oleh bagian otak yang
mengalami kerusakan. Pasien stroke biasanya mengalami berbagai penyakit penyerta.
Penyakit penyerta tersebut membuat pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya. Akibatnya, pasien perlu dibawa ke pelayanan kesehtan terdekat untuk
mendapatkan penangan lebih lanjut.
Oleh karena itu, pasien stroke perlu penanganan medis dan asuhan keperawatan.
Perawat melakukan pengkajian untuk mendapatkan data dari pasien. Data tersebut
kemudian digunakan untuk memberikan diagnosis keperawatan yang sesuai. Lalu,
setelah diketahui diagnosis keperawatan, selanjutnya diberikan intervensi dan
impelementasi.
Stroke terjadi apabila pada bagian otak terdapat iskemia atau terjadinya
perdarahan pembuluh darah ke otak yang menyebabkan kematian sel.
Kematian sel otak ini menyebabkan berbagai fungsi tubuh terdampak. Fungsi
tubuh yang terdampak seperti sistem gerak, penginderaan, atau bagian lain
yang pusat kontrolnya berada pada bagian otak yang terdampak. Dampak yang
ditimbulkan bergantung pada lokasi dan seberapa lama kerusakan otak (Lewis
et al., 2014).
Stroke adalah sindrom yang terdiri dari tanda dan atau gejala hilangnya
fungsi sistem saraf pusat yang berkembang cepat. Stroke juga merupakan
istilah yang digunakan untuk menggambarkan perubahan neurologis yang
disebabkan oleh adanya gangguan suplai darah ke bagian otak. Menurut data
American Heart Association (AHA) , 1 dari 6 orang di dunia akan mengalami
stroke dan setiap 2 detik nya seseorang di dunia akan mengalami stroke serta
80% stroke ulangan akibat sumbatan dapat dicegah. Pada tahun 2015 tercatat
bahwa stroke merupakan penyebab kematian tertinggi kedua di dunia ,
sedangkan di Indonesia pada tahun 2014 tercatat bahwa stroke merupakan
kematian tertinggi (Kemenkes RI , 2014).
a. Stroke iskemik
- Trombotik pembuluh darah besar dan stroke emboli terjadi hipoperfusi,
hipertensi, dan emboli yang berpindah dari arteri besar ke cabang distal.
- Stroke trombotik pembuluh kecil biasanya berasal dari plak, diabetes
melitus, atau hipertensi.
- Hasil stroke kardioemboli dari fibrilasi atrium, penyakit katup, atau
trombus ventrikel.
- Jenis stroke iskemik lainnya disebabkan oleh hiperglikemia dan
hiperinsulinemia, diseksi arteri, arteritis, dan penyalahgunaan obat.
b. Stroke hemoragik
- Disebabkan oleh perdarahan subaraknoid atau intracerebral dari kondisi
seperti rupture aneurisma, malformasi arteriovenosa (AVM), trauma,
infeksi, tumor, atau defisiensi pembekuan darah.
- Faktor risiko utama: hipertensi
2.3. Gejala dan Manifestasi Klinis
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian: (1)
thrombosis (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher), (2)
embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain), (3) iskemia (penurunan aliran darah ke area otak), dan
(4) hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan perdarahan
ke dalam jaringan otak atau ruang sekitar otak) (Smeltzer & Bare, 2010). Ada
beberapa faktor risiko stroke yang sering teridentifikasi sebagai penyebab
terjadinya stroke, antara lain sebagai berikut (Lewis et al, 2014).
Manifestasi Klinis
Kaskade iskemik
mengancam sel-sel di
penumbra karena depolarisasi
membran dinding sel menyebabkan peningkatan kalsium intraseluler dan
pelepasan glutamat. Jika terus berlanjut, dapat mengaktifkan sejumlah
perusakan jalur yang mengakibatkan kerusakan membran sel, pelepasan lebih
banyak kalsium dan glutamat, vasokontriksi, dan pembentukan radikal bebas.
Proses ini memperbesar area infark ke dalam penumbra, memperpanjang stroke
(Smeltzer., et al, 2010).
Angioplasti karotis dengan pemasangan stent adalah pilihan yang lebih baru
mengobati stenosis serebral. Selama prosedur, angioplasti kateter balon
dimasukkan melalui arteri di lengan orang tersebut atau kaki. Di bawah
fluoroskopi, kateter dimajukan ke area stenosis arteri karotis dan filter kecil
dimasukkan untuk menangkap gumpalan atau serpihan kotoran yang mungkin
lepas. Balonnya kemudian dipompa untuk memperlebar arteri, diikuti dengan
penyisipan yang permanen memasang stent di area angioplasti.
(DeWit et al., 2016)
Data Objektif:
1. Pemeriksaan TTV:
- Frekuensi napas 14 kali/menit
- TD 148/97 mmHg
- Frekuensi nadi 81 kali/menit
- Suhu 36,7 C
- GCS E4M6V5
2. Bibir tampak mencong ke sisi kanan
3. Facial drop tampak terutama saat pasien tersenyum
4. Respons pupil positif
5. Genggaman tangan kiri lebih lemah dibandingkan dengan kanan.
6. Pemeriksaan lab:
- Hemoglobin 14 g/dL
- Hematokrit 44%, Trombosit 294.000 mm3, Leukosit 8.000
sel/ mm3
- Prothrombin Time (PT) 12,9 detik, INR 1.10
- natrium 149 mEq/L, K 4,5 mEq/L, glukosa 105 mg/dL,
Kalsium 9,5 mg/dL
- BUN 15 mg/dL dan kreatinin 0,8 mg/dL
7. Pasien mendapat terapi heparin 25.000 unit dalam 500 cc D5W
18 mL per jam
Data Subjektif:
1. Pasien juga merasakan mati rasa pada pipi kanan dan tangan
kanan
2. Pasien menyangkal adanya sakit kepala, mual, muntah, nyeri
dada, diaforesis dan gangguan penglihatan.
3. Pasien mampu menelan tanpa mengalami kesulitan (tidak ada
gangguan menelan)
B. Diagnosis
Berdasarkan pengkajian yang sudah dilakukan, diagnosis
yang diangkat adalah Perfusi jaringan serebral tidak efektif b. d.
gangguan aliran darah d. d. perubahan respons motorik atau
sensorik, kemampuan berbicara, kognisi, dan emosi, serta tanda-
tanda vital
Penyebab lain yang mungkin muncul:
Kelainan oklusi
Hemoragi
Vasospasme serebral
Edema serebral
C. Perencanaan
Diagnosis Perencanaan Keperawatan
Keperawatan Kriteria Hasil dan Tujuan Intervensi
Perfusi Jaringan Tujuan: setelah diberikan Mandiri
Serebral Tidak asuhan keperawatan, 1. Pantau faktor-faktor yang berhubungan
Efektif diharapkan perfusi jaringan dengan situasi individu, penurunan
serebral klien membaik perfusi otak, dan potensi ICP.
Pengertian: Kriteria Hasil
2. Pantau dan dokumentasikan status
Penurunan Status Neurologis
neurologis sesering mungkin dan
sirkulasi 1. Meningkatkan fungsi
bandingkan dengan nilai normal.
jaringan otak kognisi, motorik dan
3. Pantau tanda-tanda vital, khususnya
yang dapat sensorik
a. tanda hipertensi atau hipotensi.
mengganggu 2. Tanda-tanda vital stabil
Dapat dibandingkan pembacaan
kesehatan. dan tidak adanya tanda-
tekanan darah (TD) pada kedua
tanda ICP yang
lengan.
meningkat.
b. denyut dan ritme jantung, lakukan
3. Tidak adanya penampilan
auskultasi untuk murmur jantung.
kemunduran fungsi tubuh
c. pernafasan, pola dan ritme, adanya
yang lebih lanjut.
periode apnea, hiperventilasi.
4. Evaluasi keadaan pupil, catat ukuran,
bentuk, kesetaraan, dan reaktivitas
cahaya.
5. Dokumentasikan perubahan dalam
penglihatan, seperti penglihatan kabur
dan perubahan dalam bidang visual atau
lapang pandang.
Kolaborasi
6. Berikan obat-obatan sesuai indikasi,
misalnya: Trombolitik intravena,
seperti aktivator plasminogen jaringan
(tPA), alteplase (Activase), dan
prourokinase rekombinan
(Prourokinase)
7. Antikoagulan, seperti natrium warfarin
2.6.3 Asuhan Keperawatan Gangguan Komunikasi Verbal
A. Pengkajian
Berdasarkan kasus yang diberikan, dapat dianalisis data
pengkajian dengan mengelompokkan data objektif dan data
subjektif yang menunjang diagnosis Gangguan Komunikasi Verbal
sebagai berikut:
Masalah
Data Etiologi
Keperawatan
Objektif Gangguan Gangguan
Seorang perempuan berusia 59 tahun Neuromuskular Komunikasi
dirawat dengan keluhan kelemahan Verbal
lengan kanan
Bibir tampak mencong ke sisi kanan
Facial drop yang tampak terutama saat
pasien tersenyum
Subjektif
Pasien merasakan mati rasa pada pipi
kanan dan tangan kanan
B. Diagnosis
Berdasarkan data pengkajian tersebut, dapat ditegakkan
diagnosis keperawatan yaitu gangguan komunikasi verbal yang
disebabkan oleh gangguan neuromuskular berkaitan dengan kondisi
klinis stroke. Gangguan komunikasi verbal adalah berkurang,
tertunda, atau tidak ada kemampuan untuk menerima, memproses,
mentransmisikan, dan menggunakan sistem simbol (Herdman &
Kamitsuru, 2018). Batasan karakteristiknya meliputi: kesulitan
menyuarakan kata-kata, kesulitan membedakan dan
mempertahankan pola komunikasi yang biasa, gangguan dalam
asosiasi kognitif, ketidakmampuan untuk menemukan, mengenali,
atau memahami kata-kata, ketidakmampuan mengingat kata, frasa,
atau nama orang, objek, dan tempat yang dikenal, dan verbalisasi
yang tidak tepat (Herdman & Kamitsuru, 2018).
C. Perencanaan
Setelah menegakkan diagnosis keperawatan, langkah
selanjutnya dalam asuhan keperawatan adalah merencanakan
intervensi keperawatan. Intervensi yang sesuai berdasarkan
diagnosis gangguan komunikasi verbal adalah
peningkatan komunikasi: defisit bicara, yaitu menggunakan teknik
komunikasi tambahan pada individu dengan gangguan bicara
(PPNI, 2018). Berikut adalah tabel intervensi keperawatan pada
diagnosis gangguan komunikasi verbal:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Melalui makalah ini, diharapkan kepada setiap pembaca dapat memberi saran
dan kritik yang membangun bagi penulis demi kesempurnaan makalah ini. Sehingga
dapat memicu perluasan pengetahuan yang mendalam khususnya dalam bidang
kesehatan.
Adapun saran bagi perawat ialah perawat harus selalu sigap dalam penanganan
penyakit stroke iskemik. Selain itu perawat juga memberi health education kepada
klien dan keluarga agar mereka paham dengan kondisi stroke iskemik dan bagaimana
pengobatannya.
DAFTAR PUSTAKA
American Heart Association. (2013). Heart Disease and Stroke Statistics—2013
update. A Report from the American Heart Association Statistics Committee and
Stroke Statistics Subcommittee. Circulation, 127, 143–152.
Boehme, A. K., Esenwa, C., & Elkind, M. S. (2017). Stroke Risk Factors, Genetics,
and Prevention. Circulation research, 120(3), 472–495.
https://doi.org/10.1161/CIRCRESAHA.116.308398
DeWit, S. C., Stromberg, H. K., & Dallred, C. V. (2016). Medical-surgical nursing
concepts & practice (3th ed.). Missouri: Elsevier.
Doenges, Marylinn E. (2012). Nursing care plan: guidelines for Planning and
documenting patient care (3rd ed.). FA. Davis.
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Murr, A. C. (2014). Nursing care plans:
guidelines for individualizing client care across the life span. Edition 9.
Philadelphia, PA: F.A. Davis Company
Harding, M. M., Kwong, J., Roberts, D., Hagler, D., & Reinisch, C. (2019). Medical
surgical nursing: Assessment and management of clinical problems (11th ed.).
Missouri: Elsevier.
Ignatavicius, D. D., & Workman, M. L. (2013). Medical surgical nursing: Patient-
centered collaborative care. In Journal of Chemical Information and Modeling.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Johnson, W., Onuma, O., Owolabi, M., Sachdev, S., (2016). Stroke: a global response
is needed. Bulletin of the World Health Organization. Retrieved from
https://www.who.int/bulletin/volumes/94/9/16-181636/en/
Lewis, S. L., Dirksen, S. R., Hitkemper, M. M., Bucher, L., & Harding, M. M. (2014).
Medical-Surgical Nursing Assessment and Management of Clinical Problems
9th ed.Missouri: Elsevier.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., & Cheever, K.H. (2010). Brunner &
Suddarth’s Textbook of Medical-Surgical Nursing. 12th Ed. Philladelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi
1. Jakarta: PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1.
Jakarta: PPNI
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi
1. Jakarta: PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. In DPP
PPNI.
Williams, L.S., & Hopper, P.D. (2015). Understanding Medical Surgical Nursing 5th
Ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.