Anda di halaman 1dari 17

Skenario Video Terapi Nutrisi pada Lansia

Oleh Kelompok Awal-1:

1. Adinda Ayu Setiady 1806139821


2. Alfin Heriagus 1806139866
3. Butsainah Jihan 1806139922
4. Dhia Bakhitah I 1806203692
5. Eva Andriani M 1806139992

I. Diagnosis Keperawatan

Ketidakseimbangan Nutrisi:Kurang dari Kebutuhan Tubuh (Domain 2, Kelas 1, Kode Diagnosis 00002

Definisi: Asupan nutrisi yang tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik (Wilkinson, 2016)

II. Batasan Karakteristik (Herdman & Kamitsuru, 2021)


● Kram perut
● Berat badan BB 20% atau lebih di bawah berat ideal
● Minat akan yang kurang
● Sembelit
● Penyembuhan luka yang tertunda
● Asupan makanan kurang dari tunjangan harian yang direkomendasikan (RDA)
● Suara usus hiperaktif
● Dianggap tidak mampu menelan makanan
● Kelesuan
● Penurunan berat badan dengan asupan makanan yang cukup

III. Gejala dan Tanda (SDKI-PPNI, 2018)


- Subjektif:
● Cepat kenyang setelah makan
● Kram/nyeri abdomen
● Nafsu makan menurun
- Objektif:
● Bising usus hiperaktif
● Otot menelan lemah
● Sariawan
● Rambut rontok berlebihan
● Otot pengunyah lemah
● Diare
IV. Faktor yang Berhubungan
■ Persepsi rasa yang berubah
■ Gejala depresi
■ Kesulitan menelan
■ Keengganan makanan
■ Minat yang tidak memadai pada makanan
■ Kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi
■ Rasa kenyang segera setelah menelan makanan
■ Otot yang melemah diperlukan untuk menelan
■ Melemahnya otot yang diperlukan untuk pengunyahan

V. Intervensi (Bulechek, G, 2013)


1) Terapi Nutrisi (1120) adalah pemberian makanan dan cairan untuk membantu proses metabolik pada pasien malnutrisi atau pasien yang
berisiko tinggi mengalami malnutrisi
2) Konseling Nutrisi (5264) merupakan penggunaan proses menolong (dengan cara) interaktif yang berfokus pada kebutuhan modifikasi
diet
3) Monitor Nutrisi (1160) adalah pengumpulan dan analisa data yang berkaitan dengan asupan nutrisi
JUDUL: Terapi Nutrisi pada Lansia dengan Masalah Penurunan Nafsu Makan

PRODUKSI September 2021

NARASUMBER:

Scene Segmen Adegan Referensi Dialog Keterangan

1 Pembukaan Transisi: Judul video, logo UI dan - Video/gambar berbagai aktivitas ringan yang dilakukan 30 detik
Pemberi Hibah Direktorat oleh lansia
Pengembangan Akademik dan - Video/gambar lansia sedang di cek tekanan darah
Sumber Daya Pengajaran (DPA
Mahasiswa:
SDP) UI 2020.

Lansia mengalami perubahan secara fisiologis pada sistem


Penjelasan Mahasiswa(WE)
pencernaan. Perubahan yang terjadi pada sistem pencernaanya
dapat berupa kehilangan gigi, esofagus melebar, gangguan pada
menelan, serta terdapat keluhan lain seperti perut kembung, tidak
nafsu makan, ada rasa tidak enak di perut. Penting sekali sebagai
perawat untuk mengidentifikasi keluhan terkait masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi.
Diagnosis keperawatan yang sering kali muncul terkait nutrisi
pada lansia yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh. Masalah tersebut muncul diakibatkan oleh
ketidakcukupan asupan nutrisi pada lansia untuk memenuhi
kebutuhan metabolik. Oleh sebab itu pada video ini akan
ditampilkan aktivitas dan intervensi keperawatan terkait terapi
nutrisi. Selamat menyaksikan!

2 Penjelasan aktivitas dari intervensi Salah satu intervensi keperawatan untuk masalah 2 menit
terapi nutrisi oleh Mahasiswa ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh pada
lansia yaitu terapi nutrisi.

Apa yang dimaksud terapi nutrisi? Terapi Nutrisi merupakan


pemberian makanan dan cairan untuk membantu proses metabolik
pada pasien malnutrisi atau pasien yang berisiko tinggi
mengalami malnutrisi.

Berikut aktivitas perawat yang dilakukan dalam intervensi terapi


nutrisi ini

1. Pengkajian status nutrisi


2. Memonitor kebutuhan nutrisi harian lansia
3. Kaji dan tentukan preferensi makanan lansia
4. Tentukan jumlah kalori dan tipe nutrisi sesuai kebutuhan
bersama ahli gizi
5. Menyediakan lingkungan yang mendukung
6. Menentukan menu makanan lansia
7. Memfasilitasi lansia saat makan
8. Memfasilitasi alat bantu makan lansia
9. Motivasi lansia untuk mengkonsumsi makanan bergizi
sesuai kebutuhan

Pada video ini kita akan menyaksikan seorang perawat


melakukan terapi nutrisi pada lansia dengan ketidakseimbangan
nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh di rawat di RS

3 Inti Talent menampilkan keterampilan Alat yang dibutuhkan: 5 menit


dalam memberikan asupan nutrisi
1. Makanan gizi seimbang (nasi, sayur, ikan, tahu, tempe, air
bagi klien lansia mineral, susu, buah, dsb)

2. Peralatan makan (sendok/garpu, piring, mangkuk, gelas, alas


makan)

3. Meja makan dan kursi


4. Tissue atau lap makan

Lansia (Ibu A) sedang duduk sendiri di kamar, terlihat lesu, pucat,


dan lemas. Saat ditanya, Ibu A mengaku tidak nafsu makan
karena sering merasa sakit saat menelan makanan. Ibu A
mengatakan bahwa terakhir makan adalah kemarin sehingga Ibu
A terlihat tidak bersemangat dan tidak bertenaga dalam
melakukan aktivitas sehari - hari.

Fase orientasi:

● Salam pembuka
● Perkenalan
● Menanyakan keluhan
● Menentukan kebutuhan untuk menentukan intervensi
nutrisi
● Menyebutkan tujuan intervensi
● Melakukan pengkajian nutrisi
● Memonitor kebutuhan harian nutrisi lansia
● Kaji dan tentukan preferensi makanan lansia
● Kaji kalori dan tipe nutrisi lansia
● Menjelaskan tujuan intervensi, membantu pasien untuk
posisi nyaman dan menjaga privasi pasien

Fase Kerja:
Hand hygiene, memposisikan lansia duduk bersandar di kursi.
Melakukan terapi nutrisi dengan langkah sebagai berikut:

- Pasang pengalas di leher sampai dada lansia


- Fasilitasi meja dan alat makan lansia
- Bantu lansia untuk makan dengan memberikan makanan
dengan tekstur halus yang mudah ditelan.
- Gunakan alat bantu atau berikan bantuan jika lansia
merasa kesulitan untuk makan.
- Bantu mengusap mulut lansia setelah makan
- Berikan lansia minum dengan gelas atau yang dapat
memudahkan lansia minum
- Bersihkan dan rapikan peralatan ke tempat yang
seharusnya
- Bantu lansia ke posisi nyaman
- Melakukan hand hygiene

Fase evaluasi:

Jelaskan hasil pemeriksaan dan rekomendasi yang kita berikan,


menanyakan perasaan pasien, melakukan kontrak selanjutnya.
4 Penutup Penjelasan hal-hal yang perlu Mahasiswa menjelaskan: 1 menit
diperhatikan saat melakukan terapi
Beberapa lansia mengalami penurunan nafsu makan karena
nutrisi pada lansia
adanya penurunan pada indera perasa atau penciuman lansia,
pengaruh penyakit kronis, dan pengaruh obat yang sedang
dikonsumsi.

Berikut perhatikan kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh lansia

- Lansia memiliki kebutuhan kalori rendah karena terjadi


penurunan aktivitas, penurunan laju metabolisme, dan
penurunan massa otot
- Lansia memiliki kebutuhan protein tinggi untuk mencegah
hilangnya massa otot
- Lansia yang mengalami malnutrisi atau risiko malnutrisi
dapat diidentifikasi melalui Mini-Nutritional Assessment
Short-Form (MNA)

Pembagian Peran:
- sebagai perawat
- sebagai lansia (Ibu A)
- sebagai videographer
- sebagai editor
- sebagai sutradara

Fase Orientasi

P: “Assalamualaikum, selamat pagi nek, saya dengan X yang akan menemani nenek pagi hari ini, nenek bisa panggil saya ns X. Nama nenek
siapa?”

K: *lemas* “Waalaikumsalam nak, nama saya A”

P: “Senangnya dipanggil apa nek?”

K: “Panggil nenek A aja ya nak.”

P: “Baik, nenek A sedang apa sendirian di kamar?”

K: “Gak tau nak, saya gak semangat ngapa-ngapain, lemas aja bawaannya.”

P: “Oh gitu, iya nih nenek kelihatan lemas sekali. Nenek udah makan siang belum?”

K: *geleng-geleng* “gak nafsu nak, sakit kalo nelen makanan tuh.”

P: “Wah terakhir makan kapan nek.”


K: “Aduh lupa nak, kayanya kemarin deh.”

P: “Berarti sudah hampir 2 hari ya nenek gak makan. Gara - gara sakit nelennya ya nek jadi gak nafsu makan.”

K: *mengangguk lemah*

P: “Nenek masih ingat gak berat badannya berapa”

K: “Kalau gak salah 43 kg nak”

P: “Oh baik nek, nah nenek sukanya makanan apa nih, yang manis, gurih, atau pedes nek?”

K: “Saya suka yang gurih - gurih nak kaya lontong sayur, soto ayam. Tapi sekarang nelen tuh sakit nak jadi saya gak pernah makan itu lagi.”

P: “Oh gurih ya nek. Kalau bubur ayam suka nek?”

K: “Suka nak kalo gurih.”

P: “Nah kalau gitu kita makan bubur ayam saja ya nek? Bubur ayam kan lembek, jadi nanti mudah di kunyahnya dan nenek jadi gak sakit juga
nelennya.”

K: *ngangguk*

P: “Kalau buah atau sayur nenek sukanya apa nek?”

K: “Apel, kalau sayurnya jagung.”


P: “Oke apel sama jagung ya nek, kalau susu suka ga nek?”

K: “Suka tapi rasa vanila aja.”

P: “Oke nek, kalau gitu nanti jam 1 kita makan siang ya nek, nanti ns X temenin ya. Setuju gak nek?”

K: *mengangguk.*

P: “Untuk tempatnya nenek sukanya dimana nih nek.”

K: “Disini aja.”

P: “Oke kalau gitu nanti jam 1 kita ketemu disini ya nek untuk makan siang.”

K: *mengangguk*

Fase Kerja

P: “Sudah jam 1 nih nek, kita mulai ya, sebelumnya kita cuci tangan dulu ya nek agar tangan kita bersih dan dapat mencegah masuknya kuman
yang masuk ke dalam makanan, nenek juga bisa pakai alas makan ya nek, supaya baju nenek tetap bersih.”

K: “Ohiya boleh nak”

P: “Sekarang, nenek bisa duduk bersandar di kursi agar nenek dapat merasa lebih nyaman”

K: “Iya nak”
P: “Baik, sudah nyaman ya nek. Ini saya bawakan meja, alat makan dan makanan yang nenek suka, ada bubur ayam. Sekarang, bubur ayamnya
bisa nenek makan ya”

K: “Saya takut gabisa nelennya nak, tapi ya boleh deh saya coba”

P: “Iya gapapa nek, pelan-pelan saja gapapa ko nek. Nenek makannya mau saya bantu suap atau nenek ingin makan sendiri”

K: “Saya coba makan sendiri aja nak”

P: “Oh iya baik nek, bismillah ya nek. Ini sendoknya”

K: (klien mencoba untuk menyuap sendiri makanan ke dalam mulutnya)

P: “Bagaimana nek, buburnya enak?”

K: “Enak nak, tapi ya saya perlu waktu lama buat makannya”

P: “Iyaa gapapa kok nek, yang penting nenek bisa makan buburnya dan nenek ga laper lagi”

K: (klien memakan bubur dengan cukup banyak secara perlahan)

P: “Nek, di mulutnya ada sisa bubur, saya bantu lap ya nek dengan tisu”

K: “klien mengangguk”

P: “ini minumnya nek, nenek mau pake sedotan atau langsung minum di gelasnya?”
K: “saya lebih enak pake sedotan nak”

P: “Ohiya baik nek, ini minum dan sedotannya”


K: (klien meminum minumannya dan beberapa saat kemudian, klien sudah merasa kenyang)

K: “Nenek udah kenyang nak”

P: ”Wah sudah kenyang ya nek, alhamdulillah, buburnya juga lumayan ya nek abisnya”

K: “Iya nak, biasanya nenek bisa abis 1 porsi tapi karena nenek lagi susah nelen jadi cuma setengah porsi”

P: “Ohh begitu, gapapa udah bagus ko nek. Ini berarti nenek sudah selesai ya makannya? Kalau gitu saya rapihkan dulu alat makannya ya
(perawat merapihkan peralatan makan)

K: (klien terlihat lebih bersemangat setelah makan)

P: “Sekarang nenek bisa kembali ke posisi nyamannya nenek lagi. Nenek mau berbaring, duduk senderan di kasur atau bagaimana?”

K: “Hmm nenek mau senderan di kasur saja nak”

P: “Baik, saya bantu ya nek.” (perawat membantu klien ke posisi nyamannya)

K: “Terima kasih ya nak”

P: “Iya sama-sama nek. Ohiya setelah makan, jangan lupa cuci tangan kembali agar tangan nenek bisa bersih kembali. Ini alat cuci tangannya
nek
K: (klien mencuci tangan)

Fase Terminasi

P : “ Baik, nek, sudah selesai ya, makan siangnya. Bagaimana nek makan siang dengan saya hari ini?”

K: “Seneng ada yang nemenin makan, terus dikasih bubur jadi ga terlalu susah kunyah sama nelen makanannya. Walaupun saya cuma abis
setengah porsi, tapi alhamdulillah jadi lebih enak makannya.”

P : “Nenek hebat ya, bisa makan dan minum walaupun ada kesulitan menelan. Iya, nek, sedikit-sedikit dulu tidak apa-apa nek. Yang penting
makannya yang teratur ya nek.”

K: “Iya, baik, nak.”

P: “Baik, nek. Nenek masih ingat kita tadi melakukan apa siang hari ini nek?”

K: “Emm… tadi saya ditemani makan bersama nak perawat, makan bubur, diberi alas makan, serta minum menggunakan sedotan.”

P: “Betul, nenek masih ingat ya. Lalu nenek masih ingat tidak kenapa nenek makan bubur siang hari ini?”

K: “Hemm soalnya saya pengen yang gurih, sama biar gampang ditelan aja makanannya. Bubur kan cair jadi gampang nelennya, nak.”

P: “Iya, betul sekali nenek. Hebat ya nenek! Kalau begitu, ketika nenek merasa kesusahan menelan, boleh nenek makan bubur, atau makanan
lain yang teksturnya lebih lembut ya nek. Atau makanan yang dihaluskan juga boleh nek, supaya rasanya bisa bervariasi.”
K: “Wah kalo gitu bisa dong ayam yang diahalusin ya, nak? Nenek pengen banget makan ayam nih.”

P: “Iya, nek boleh, tim ayam ya atau ayam yang dihaluskan juga boleh. Nanti kalo tidak ada kesulitan menelan, nanti nenek bisa makan ayam
lagi ya nek.”

K: “semoga saya cepet-cepet bisa makan ayam lagi deh.”

P: “Aamiin. Baik nek, karena pertemuan hari ini cukup sampai disini, Besok kita bertemu lagi ya nek, untuk melihat apakah masih ada kesulitan
menelan atau tidak. Sampai sini, ada yang ingin nenek tanyakan?”

K: “Tidak nak.”

P: “Baik, kalau begitu, nek. Kita bertemu pukul 11 siang besok ya nek. Tempatnya mau di kamar nenek atau di tempat lain?”

K: “Disini saja, saya senang ditemani disini, nak.”

P: “Baik, nek. Saya pamit kembali ke ruangan saya ya nek. Jika ada yang diperlukan, boleh panggil saya ya Nek. Selamat beristirahat dan
selamat siang.”

Daftar Pustaka

Bulechek, G. M., Butcher, H. K., Dochterman, J. M., & Wagner, C. M. (2013). Nursing Interventions Classification (NIC) (6th Ed).
Philadelphia, USA: Elsevier.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2021). NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions and Classification 2018-2020 (11th Ed). New
York, USA: Thieme Medical Publisher.

Lynn, Pamela. (2019). Taylor’s Clinical Nursing Skills, a Nursing Process Approach (5th Ed). Philadelphia: Wolters Kluwer Health | Lippincott
Williams & Wilkins.

Wilkinson, J.M. (2016). Diagnosis keperawatan: diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai