JIWA
Di susun oleh :
KELOMPOK 13
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME karena atas berkat dan limpahan
rahmat-nya, maka kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan tepat waktu.Berikut ini
penulis susun sebuah makalah dengan judul Aspek legal dan etik dalam keperawatan jiwa
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan jiwa.
Kami ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Dosen pembimbing kami yang
telah membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini.Dan kami ucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang juga turut serta dalam mengerjakan tugas ini.
Melalui kata pengantar ini kami terlebih dahulu meminta maaf bilamana isi makalah ini
kurang lengkap dan ada tulisan-tulisan yang kurang tepat.Oleh karena itu kami meminta kritik
dan saran kepada para pembaca.Dengan ini kami mengucapkan terimakasih dan semoga
Allah memberkahi makalah ini sehingga memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perawat merupakan salah satu profesi tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan langsung baik kepada individu, keluarga dan masyarakat. Sebagai
salah satu tenaga profesional, keperawatan menjalankan dan melaksanakan kegiatan
praktek keperawatan dengan mengunakan ilmu pengetahuan dan teori keperawatan
yang dapat dipertanggung jawabkan. Dimana ciri sebagai profesi adalah mempunyai
body of knowledge yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya dapat
diimplementasikan kepada masyarakat langsung.
Pelayanan kesehatan dan keperawatan yang dimaksud adalah bentuk
implementasi praktek keperawatan yang ditujukan kepada pasien/klien baik kepada
individu, keluarga dan masyarakat dengan tujuan upaya peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan guna mempertahankan dan memelihara kesehatan serta menyembuhkan
dari sakit, dengan kata lain upaya praktek keperawatan berupa promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitasi. Dalam melakukan praktek keperawatan, perawat secara
langsung berhubungan dan berinteraksi kepada penerima jasa pelayanan, dan pada saat
interaksi inilah sering timbul beberapa hal yang tidak diinginkan baik disengaja maupun
tidak disengaja, kondisi demikian inilah sering menimbulkan konflik baik pada diri
pelaku dan penerima praktek keperawatan.
Etika merupakan peraturan dan prinsip bagi perbuatan yang benar. Etika
berhubungan dengan hal yang baik dan hal yang tidak baik dan dengan kewajiban
moral. Etika merupakan metode penyelidikan yang membantu orang memahami
moralitas perilaku manusia (yaitu ilmu yang mempelajari moralitas), praktik atau
keyakinan kelompok tertentu (misalnya, kedokteran, keperawatan, dll), dan standar
perilaku moral yang diharapkan dari kelompok tertentu sesuai dalam kode etik profesi
kelompok tersebut (Kozier, B : 2010).
Pelayanan kepada umat manusia merupakan fungsi utama perawat dan dasar
adanya profesi keperawatan. Kebutuhan pelayanan keperawatan adalah universal.
Pelayanan profesional berdasarkan kebutuhan manusia- karena itu tidak membedakan
kebangsaan, warna kulit, politik, status sosial dan lain-lain.Keperawatan adalah
pelayanan vital terhadap manusia yang menggunakan manusia juga, yaitu perawat.
Pelayanan ini berdasarkan kepercayaan bahwa perawat akan berbuat hal yang benar, hal
yang diperlukan, dan hal yang mnguntungkan pasien dan kesehatannya. Oleh karena
manusia dalam interaksi bertingkah laku berbeda-beda maka diperlukan pedoman untuk
mengarahkan bagaimana harus bertindak.
B. Tujuan penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memahami konsep legal dan etik keperawatan
khususnya tentang aspek legal dan etik keperawatan jiwa.
2. Tujuan khusus
1. Mahasiswa mampu mengetahui aspek legal dan etik dalam keperawatan jiwa
2. Mahasiswa mampu memahami aspek legal dan etik dalam keperawatan jiwa
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar
1. Pengertian
Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan di
atur dalam kode etik keperawatan. Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek
aturan Keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk
hak dan kewajibannya yang diatur dalam undang-undang keperawatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Perawat sebagai
profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan
kesabaran.
Etik adalah cabang filosofi yang berkaitan dengan nilai nilai berdasarkan
suatu standar moral dari kelompok atau profesi (Shives, 2012). Menurut Aiken
(2004) Etik adalah seluruh pernyataan tentang benar atau salah dan apa yang
seharusnya dilakukan. Menurut Mandle, Boyle, dan O’Donohoe (1994), dikutip
dari Kozier etik mengatur bagaimana seseorang harus bertindak dan bagaimana
mereka melakukan hubungan dengan orang lain. Dari definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa etik berhubungan dengan bagaimana seseorang bertingkah
laku dan bertindak yang seharusnya dengan menghormati diri sendiri, orang lain
dan lingkungan.
Etik dapat mengendalikan atau mengatur individu dan keluarga, kelompok
dan masyarakat dalam bertindak. Etik berkembang dari nilai-nilai yang
mendasarinya.
2. Nilai-Nilai Yang Melandasi Etika Keperawatan
nilai-nilai yang melandasi etika keperawatan yang mengacu pada Canadian
Nurses Association 1997 yang dapat digunakan untuk melandasi terapi keluarga
yang diberikan secara universal ( Yani, dkk 2002 ):
a. Otonomi
Otonomi adalah kebebasan untuk menentukan yang terbaik bagi klien.
Klien yang memiliki otonomi akan menghargai orang lain tanpa adanya
keterikatan atau mengharapkan keuntungan dari orang lain.
b. Benefisence
Benefisence merupakan wujud perbuatan baik atau menguntungkankan
orang lain
c. Nonmalefisience
Nonmalefisience adalah prinsip melakukan tindakan tanpa bahaya, tidak
menambah penderitaan, tidak membunuh dan tidak mengurangi kebebasan
orang lain.
d. Veracity
Perawat dituntut bicara jujur untuk menyampaikan hal yang sebenarnya dan
terkait dengan konsep bahwa seseorang harus mengatakan secara
meneyeluruh secara benar
e. Justice
Memperlakukan orang lain secara adil tanpa membedakan status sosial, ras,
agama dan sebagainya.
f. Fidelity
Mempertahankan komitmen atau janji.
3. Hak Dan Tanggung Jawab Perawat Jiwa
Perawat psikiatri mempunyai hak dan tanggung jawab membantu tiga peran
legal yaitu: perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat sebagai
pegawai, dan perawat sebagai warga negara. Perawat mungkin akan mengalami
konflik antara ketiga hak dan tanggung jawabnya. Penilaian keperawatan
profesional memerlukan pemeriksaan yang teliti dalam konteks asuhan
keperawatan, konsekuensi yang mungkin terjadi akibat tindakan seseorang, dan
alternatif tindakan yang mungkin dilakukannya (Stuart & Sundeen, 1995).
Keterampilan utama yang harus dimiliki oleh perawat psikiatri dalam
praktiknya menurut Robert (2002) dalam Stuart & Laraia ( 2005), yaitu:
a. Mampu untuk mengenali pertimbangan etik dalam praktik psikiatri,
meliputi bekerja dengan pengetahuan mengenai konsep etik sebagai dasar
aplikasi dalam memberikan pelayanan pada penyakit mental
b. Mampu menyadari mengenai nilai-nilai diri sendiri, kekuatan, dan
penyimpangan-penyimpangan sebagaimana aplikasi dalam merawat pasien,
meliputi kemampuan untuk mengenal rasa ketidaknyamanan dirinya sendiri
sebagai satu indikator dari potensial masalah etik.
c. Mampu untuk mengidentifikasi keterbatasan keterampilan dan kompetensi
klinik yang dimilikinya
d. Mampu untuk mengantisipasi secara spesifik adanya dilema etik dalam
perawatan
e. Mampu untuk mengkaji sumber-sumber etik di klinik, untuk memperoleh
konsultasi etik, dan untuk mengkaji supervisi berkelanjutan untuk kasus
sulit
f. Mampu untuk mengenal perlindungan tambahan dalam perawatan klinik
pasien dan memonitor keefektifannya.
Lebih lanjut dijelaskan oleh Stuart & Laraia (2005) bahwa langkah-langkah
dalam penyelesaian dilema etik dan pengambilan keputusan etik, dapat
digambarkan sebagai berikut:
a. Langkah pertama dapatkan informasi yang menjadi latar belakang
terjadinya masalah untuk memperoleh kejelasan gambaran masalah
b. Langkah selanjutnya adalah identifikasi komponen dari etik atau asal dari
dilema, seperti kebebasan berlawanan dengan paksaan atau tindakan
perawatan berlawanan dengan penerimaan hak untuk menolak tindakan
c. Langkah ketiga adalah klarifikasi mengenai hak dan tanggung jawab terkait
dengan semua agen etik atau yang meliputi pengambilan keputusan
d. Semua pilihan yang mungkin harus diekplorasi dengan kejelasan mengenai
tanggung jawabnya pada setiap orang, dengan tujuan dan kemungkinan
yang timbul dari setiap pilihan yang ada
e. Perawat kemudian terlibat dalam aplikasi prinsip, dengan berdasar dari
falsafah keperawatan, pengetahuan keilmuan, dan teori etik. Ada empat
pendekatan yang dapat dilakukan, yaitu:
1) Utilitarianism, yang berfokus pada konsep tindakan
2) Egoism merupakan posisi yang mana individu mencari solusi yang
terbaik secara personal
3) Formalism, pertimbangan dari asal tindakan itu sendiri dan prinsip
yang ada
4) Fairness merupakan dasar dari konsep keadilan, dan manfaat terkait
dengan keuntungan sesuai dengan norma yang menjadi dasar
masyarakat dalam pengambilan keputusan
f. Langkah terakhir, yaitu resolusi dalam tindakan. Berhubungan dengan
konteks harapan sosial dan kebutuhan legal, keputusan perawat dengan
tujuan dan metode yang diimplementasikan.
4. Aspek Legal Untuk Kesehatan Mental Psikiatri
Aspek legal untuk kesehatan mental psikiatri menurut Townsend (2005),
meliputi: confidentiality and right to privacy (kerahasiaan dan hak atas privacy),
informed consent, restrain and seclusion. Menurut Hamid (2005) prinsip etik
dalam kesehatan jiwa terkait dengan hak klien, adalah:
a. Self determination; menolak tritmen, mencari saran/pendapat, memilih
bentuk tritmen lain
b. Informed concent
c. Least restrictive environment/pengekangan seminimal mungkin
d. Tidak bersalah karena gangguan jiwa
e. Hukum dan sistem perlindungan klien gangguan jiwa
f. Keputusan berorientasi pada peningkatan kualitas kehidupan klien
Menurut hukum, semua orang mempunyai hak untuk memutuskan mau
menerima atau menolak terhadap tindakan (Guido, 1997 dalam Townsend,
2005). Sebagai seorang pemberi pelayanan keperawatan dapat dibebani dengan
adanga sergapan dan serangan untuk menyediakan tindakan yang menopang
kehidupan bagi klien yang tidak menyetujui dengan tindakan tersebut. Doktrin
secara rasional tersebut dikatakan sebagai informed concent yang merupakan
suatu pemeliharaan dan perlindungan dari otonomi individual dalam penentuan
apa yang harus dan apa yang tidak harus terjadi terhadap tubuh seseorang (Guido,
1997 dalam Townsend, 2005).
Menurut Townsend (2005), peranan perawat dalam penerapan informed
concent adalah biasanya digambarkan sebagai agen pengambil kebijakan. Seorang
perawat menandatangani format persetujuan sebagai saksi bagi tandatangan klien.
Perawat bertindak sebagai advocat bagi klien untuk memastikan bahwa ada tiga
elemen utama yang harus ada dalam informed concent, yaitu:
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Aspek etik dan legal ini digunakan dengan memperhatikan dan menghormati hak-
hak dan kewajiban individu/ klien sebagai bagian dari sistem baik keluarga,
kelompok maupun komunitas dalam menjawab permasalahan dan dilema etik
yang muncul dalam terapi komunitas.
2. Dalam upaya penanganan masalah kesehatan jiwa salah satu terapi spesialis yang
dapat diberikan pada klien dengan gangguan jiwa
B. Saran
Dengan berpedoman pada aturan perundang-undangan dan standar keperawatan serta
etik, diharapkan pelaksanaan terapi komunitas mampu memfasilitasi klien dan
komunitas mencapai tingkat kesehatan jiwa secara optimal. Dengan demikian terapi
komunitas yang diberikan dapat dilandasi oleh aspek etik dan legal yang menghormati
hak-hak individu dan keluarga sebagai penerima asuhan kperawatan dalam ikut
berpartisipasi dan menentukan asuhan keperawatan yang komprehensif.
DAFTAR PUSTAKA
Boyd, M.A. (1998). Psychiatric nursing: contemporary practice. Philadelphia: Lippincott
Ellis, J.R. (1998). Nursing in today’s world: challenges, issues, and trend. (6th ed).
Philadelphia: Lippincott
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. (2000). Kode etik keperawatan,
lambang, panji PPNI, dan ikrar keperawatan. Jakarta
Shives, L.R. (1998). Basic concept psychiatric – mental health nursing. (4th ed). Philadelphia:
Lippincolt.
————— (2012). Basic concept psychiatric – mental health nursing. (8th ed). Philadelphia:
Lippincolt.
Staunton, P. & Whyburn, B. (2000). Nursing and the law. (4th ed). Philadelphia: Harcourt
Stuart, G.W. (2012). Principles and practice of psychiatric nursing. (7th edition). St.Louis :
Mosby
Stuart, G.W. & Laraia, M.T. (2001). Principles and practice of psychiatric nursing. (7th
edition). St.Louis : Mosby
Stuart, G.W. & Sundeen, S.J. (1995). Buku saku keperawatan jiwa: pocket guide to
psychiatric nursing. alih bahasa: Achir Yani S.Hamid.(ed.3). Jakarta: EGC
Townsend, M.C. (2005). Essentials of psychiatric mental health nursing. (3rd ed.)
Philadelphia: F.A.Davis Company
———————(2009). Essentials of psychiatric mental health nursing. (5rd ed.)
Philadelphia: F.A.Davis Company
http://fauzistks.blogspot.com/2011/08/teori-perilaku-dan-kognitif.html
TEORI PERILAKU DAN KOGNITIF