Anda di halaman 1dari 13

“CULTURE CARE

leininger dalam
keperawatan”
( sunrise model)
A. Defisini culture care
 Kebudayaan merupakan suatu pembelajaran, pembagian dan transmisis
nilai, keyakinan, norma-norma, dan gaya hidup dalam suatu kelompok
tertentu.
 Care mengacu kepada suatu fenomena abstrak dan konkrit yang
berhubungan dengan pemberian bantuan, dukungan atau memungkinkan
pemberian pengalaman maupun perilaku kepada orang lain sesuai dengan
kebutuhannya.
 Cultural care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu
kepada variabel-variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup,
ataupun simbol perawatan di dalam maupun diantara suatu perkumpulan
yang dihubungkan terhadap pemberian bantuan, dukungan atau
memampukan manusia dalam melakukan suatu perawatan.
 Cultural care universality (Kesatuan perawatan kultural) mengacu
kepada suatu pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun
pemahaman yang paling dominan, sehingga dapat memperoleh suatu cara
yang memungkinkan untuk menolong orang lain (Terminlogy universality).
“Cultural care”
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi
yang digunakan untuk membimbing, mendukung atau memberi kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan
bertahan hidup, dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai.
B. Asumsi Dasar Teori Culture Care
a. “Care” adalah esensi keperawatan serta focus yang mempersatukan
perbedaan sentral dan dominant dalam suatu pelayanan.
b. Perawatan yang berdasarkan budaya adalah bagian yang paling
komprehensif dan holistic.
c. Keperawatan traskultural adalah disiplin ilmu perawatan humanistic dan
profesi yang memiliki tujuan utama untuk melayani individu, dan
kelompok.
d. “Caring” yang berdasarkan kebudayaan adalah suatu aspek esensial untuk
mengobati dan menyembuhkan.
e. Konsep keperawatan cultural, meliputi arti, ekspresi, pola-pola, proses
dan struktur dari bentuk perawatan transkultural yang beragam dengan
perbedaan dan persamaan yang ada.
f. Setiap kebudayaan manusia memiliki pengetahuan dan praktek perawatan
tradisional serta praktik professional yang bersifat budaya dan individual.
g. Praktek perawatan keyakinan dan nilai budaya dipengaruhi dan cenderung
tertanam dalam pandangan dunia, bahasa, filosofi, agama, kekeluargaan, sosial,
politik, pendidikan, ekonomi, teonomi, teknologi, etnohistory, dan lingkungan
kebudayaan.
h. Keuntungan, kesehatan dan kepuasan terhadap budaya perawatan dapat
mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan.
i. Kebudayaan dan keperawatan yang konggruen dapat terwujud apabila pola-
pola, ekspresi dan nilai-nilai perawatan digunakan secara tepat, aman dan
bermakna.
j. Perbedaan dan persamaan perawatan cultural tetap berada diantara
masyarakat tradisioal dan professional pada setiap kebudayaan manusia.
k. Konflik cultural, perawat harus memiliki pengetahuan dalam perawatan
kultural agar tidak terjadi beban praktek kebudayaan atau dapat disebut dengan
stress kultural.
l. Metode penelitian kualitatif ethnonursing memberikan intepretasi dan
temuan yang penting mengenai pemberian asuhan keperawatan dengan
kebudayaan komplek yang berbeda.
C. Konsep Teori Culture Care
Teori Leininger dikembangkan dari antropologi dan
keperawatan, namun diformulasikan menjadi keperawatan
transkultural dengan perspektif asuhan pada manusia.
Leinenger mengembangkan metode penelitian
enthnonursing dan menegaskan pentingnya mempelajari
seseorang dari pengetahuan dan pengalaman lokal mereka,
kemudian menghadapkan mereka dengan perilaku dan
kepercayaan yang ada di luar diri mereka (Alligood,
2006). Sunrise model dikembangkan untuk memberikan
gambar konseptual yang holistik dan komprehensif dari
faktor-faktor utama yang berperan penting dalam teori
keragaman asuhan budaya & kebersamaan asuhan budaya.
(Parker, 2001).
 Terdapat 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" dan dapat
menjadikan inspirasi dalam penelitian khususnya yang berkaitan
dengan asuhan transkultural yaitu :

1. Faktor teknologi (tecnological 5. Faktor kebijakan dan peraturan


factors) yang berlaku (political and legal
2. Faktor agama dan falsafah factors)
hidup (religious and 6. Faktor ekonomi (economical
philosophical factors) factors)
3. Faktor sosial dan keterikatan 7. Faktor pendidikan (educational
keluarga (kinship and social factors)
factors)
4. Nilai-nilai budaya dan gaya
hidup (cultural value and life
ways)
 Empat prinsip atau ajaran utama dari teori keperawatan
transkultural adalah sebagai berikut (Alligood, 2006):

1. Ekspresi, arti, pola dan perilaku asuhan budaya bermacam-macam


namun masih ada nilai-nilai yang bersifat umum dan universal.
2. Pandangan dunia terdiri dari berbagai faktor struktur sosial seperti
agama, ekonomi, nilai budaya, sejarah bangsa, konteks lingkungan,
bahasa, asuhan umum dan professional yang mempunyai pengaruh
sangat besar terhadap pola asuhan budaya untuk memprediksi
kesehatan, kesejahteraan manusia, penyakit, penyembuhan dan cara
orang dalam menghadapi kecacatan maupun kematian.
3. Nilai generik dan nilai professional dalam konteks lingkungan yang
berbeda akan berpengaruh besar terhadap pencapaian derajad kesehatan
dan kesakitan
4. Dari penjelasan ketiga prinsip diatas, maka diperlukan cara untuk
memberikan asuhan yang sesuai dengan budaya, aman dan bermanfaat.
 3 model keputusan dan intervensi yang
didasarkan pada budaya yaitu :

Preservasi asuhan budaya atau mempertahankan,

Akomodasi asuhan budaya atau negosiasi, dan

Restrukturisasi asuhan budaya atau merubah pola.


D. Paradigma keperawatan

1. MANUSIA 2. KESEHATAN

3. LINGKUNGAN 4. KEPERAWATAN
THANK
YOU


Anda mungkin juga menyukai