Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA GANGGUAN


KONSEP DIRI
Disusun dalam rangka memenuhi tugas Keperawatan Kesehatan Jiwa I

DOSEN PEMBIMBING :
Riny Apriani, S.Kep, Ners, M.Kep

DISUSUN OLEH :
1. Liza Zuliana (20142011855)
2. Nurul Ikhwana (20142011854)
3. Jihan Fadillah Mr (201420011853)

STIKes BINALITA SUDAMA MEDAN


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021/2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Jiwa Gangguan Konsep Diri” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bu Riny Apriany, S.Kep, Ners, M.Kep pada mata kuliah Keperawatan Kesehatan
Jiwa I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami menyadari, bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................4
1.2 Tujuan penulisan..................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
2.1 Konsep Dasar Diri...............................................................................................6
2.2 Komponen Konsep Diri.......................................................................................6
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri...................................................7
2.4 Kriteria kepribadian yang sehat...........................................................................7
2.5 Karakteristik konsep diri rendah..........................................................................8
2.6 Faktor resiko gangguan konsep diri.....................................................................8
2.7 Stress dan Adaptasi..............................................................................................9
2.8 Fisiologi.............................................................................................................10
2.9 Respons Fisiologis Terhadap Stres....................................................................10
2.10 Respons Psikologis Terhadap Stress...............................................................10
2.11 Faktor-Faktor yang Dapat Menimbulkan Stress..............................................11
2.12 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................16
3.1 PENGKAJIAN..................................................................................................16
3.2 DATA FOKUS..................................................................................................20
3.3 ANALISA DATA..............................................................................................22
3.4 DIAGNOSA......................................................................................................25
3.5 INTERVENSI....................................................................................................25
3.6 IMPLEMENTASI.............................................................................................30

3
3.7 EVALUASI.......................................................................................................34
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................35
4.1 Kesimpulan........................................................................................................35
4.2 Saran..................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................36

4
BAB I

PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial-spiritual yang unik dan
menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha
untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang
dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, keadaan ini disebut sehat. Sedangkan seseorang dikatakan
sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan
lingkungan. Klien masuk ke Rumah Sakit dan dirawat mengalami stress fisik
dan mental baik dari diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan. Pada Hieraki
dalam kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam
kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualisasi diri. Untuk mencapai
aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat.
Adapun pengertian dari konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan
dan nilai yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan
membedakan dirinya dengan orang lain. Konsep diri terdiri dari beberapa
komponen yaitu gambaran diri, ideal diri, haraga diri, penampilan peran dan
identitas. Tanda dan gejala seseorang dengan gangguan konsep diri yaitu
cenderung kurang percaya diri, malu memandang dirinya sendiri,
menganggap dirinya kurang berharga dan cenderung menarik diri dari kontak
sosial. Bila hal tersebut tidak segera ditangani akan berdampak yang sangat
negatif, seperti malas melakukan aktifitas perawatan diri, resiko mencederai
diri bahkan perilaku bunuh diri.
Melihat dampak yang diakibatkan sangat berbahaya, maka dalam hal
ini dibutuhkan peran perawat baik sebagai pendidik dan pelaksana dalam

5
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berorientasi pada
kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual. Dalam fungsinya perawat juga
berorientasi sebagai team kesehatan serta mampu menempatkan keluarga
klien sebagai support system dalam mencapai tujuan yang maksimal.

1.2 Tujuan penulisan


1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu memahami gangguan konsep diri: peran.

2.Tujuan Khusus
Diharapkam mahasiswa mampu :
a. Memahami konsep dasar psikososial
b. Menjelaskan pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan psikososial
c. Menjelaskan diagnosa keperawatan dengan kebutuhan psikososial
d. Menjelaskan perencanaan keperawatan dengan kebutuhan psikososial
e. Menjelaskan intervensi keperawatan dengan kebutuhan psikososial
f. Menjelaskan evaluasi keperawatan dengan kebutuhan psikososial
.

BAB II

PEMBAHASAN

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Diri
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial yang unik dan menerapkan sistem
terbukaserta saling berintegrasi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu
untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut sehat.
Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan

6
keseimbangan diri dan lingkungannya. (Tarwoto, 2003) Klien masuk kerumah sakit
dan dirawat mengalami stres fisik dan mental baik dari diri sendiri, lingkungan
maupun keluarga.

Kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam


kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualisasi diri. Untuk mencapai aktualisasi
diri diperlukan konsep diri yang sehat.

Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain. Konsep diri berkembang saat bayi mulai mengenal dan membedakan
dirinya dengan orang lain. (Tarwoto, 2003)

2.2 Komponen Konsep Diri


Komponen-komponen konsep diri menurut (Tarwoto, 2003) terdiri dari:

a. Citra Tubuh ( Body Image ) Adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara
sadar dan tidak sadar, mencangkup persepsi dan perasaan tentang ukuran,
bentuk, dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.
b. Ideal Diri Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai
dengan standar prilaku.
c. Harga Diri Adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis,
sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari diri
sendiri dan orang lain.
d. Peran Diri Adalah pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat.
e. Identitas Diri Adalah kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri
sebagai suatu kesatuan yang utuh.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri


Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut (Tarwoto, 2003)
adalah sebagai berikut:

a. Tingkat perkembangan dan kematangan Perkembangan anak yaitu dukungan


mental, perlakuan dan pertumbuhan anak akan mempengaruhi konsep dirinya.

7
b. Budaya Pada usia anak-anak dan nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuannya,
kelompoknya dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan
membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
c. Sumber eksternal dan internal Sumber internal misalnya orang yang humoris
koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya adanya dukungan
dari masyarakat dan ekonomi yang kuat.
d. Pengalaman sukses dan gagal Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan
meningkatkan konsep diri demikian sebaliknya.
e. Stresor Dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan
ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi,
menarik diri dan kecemasan.
f. Usia Keadaan sakit dan trauma misalnya usia tua, keadaan sakit akan
mempengaruhi persepsi dirinya.

2.4 Kriteria kepribadian yang sehat


Kriteria-kriteria kepribadian yang sehat menurut (Tarwoto, 2003) adalah
sebagai berikut:

a. Citra tubuh positif dan akurat Kesadaran akan diri berdasar atas observasi
mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk persepsi saat
ini dan masa lalu.
b. Ideal dan realitas Individu mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai
tujuan hidup yang dapat dicapai.
c. Konsep diri yang positif menunjukan bahwa individu akan sesuai dalam
hidupnya.
d. Seseorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan memandang dirinya
sebagai seseorang yang berarti dan bermanfaat.
e. Kepuasan penampilan peran Individu yang mempunyai kepribadian sehat
akan dapat berhubungan dengan orang lain, secara intim dan mendapat
kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain dan membina
hubungan interdependen.
f. Identitas jelas Individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah
kehidupan dalam mencapai tujuan.

2.5 Karakteristik konsep diri rendah


Menurut (Carpenito, 1995 dalam Tarwoto, 2003) adalah:

8
a. Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu.
b. Tidak mau berkaca
c. Menghindari diskusi tentang topik dirinya
d. Menolak usaha rehabilitasi
e. Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat
f. Mengingkari sssperubahan pada dirinya
g. Peningkatan ketergantungan pada dirinya
h. Tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan dan menangis
i. Menolak berpartisipasi dalam perawatan dirinya
j. Tingkah laku yang merusak seperti penggunaan obat-obatan dan alkohol
k. Menghindari kontak sosial
l. Kurang bertanggung jawab

2.6 Faktor resiko gangguan konsep diri


Faktor resiko gangguan konsep diri menurut (Tarwoto, 2003) adalah:

a. Gangguan identitas diri


1) Perubahan perkembangan
2) Trauma
3) Jenis kelamin yang tidak sesuai
4) Budaya yang tidak sesuai

b. Gangguan citra tubuh (Body image)


1) Hilangnya bagian tubuh
2) Perubahaan perkembangan
3) Kecacatan

c. Gangguan harga diri


1) Hubungan interpersonal yang tidak hurmonis
2) Kegagalan perkembangan
3) Kegagalan mencapai tujuan hidup
4) Kegagalan dalam mengikuti aturan moral

d. Gangguan peran
1) Kehilangan peran
2) Peran ganda
3) Konflik peran

9
4) Ketidakmampuan menampilkan peran

2.7 Stress dan Adaptasi


Menurut (Tarwoto, 2003) stress merupakan bagian dari kehidupan yang
mempunyai efek positif dan negatif yang disebabkan karena perubahan lingkungan.
Sedangkan stresor berasal dari internal, yang artinya sesuatu yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami stress. Misalnya perubahan hormon, sakit
maupun eksternal seperti temperatur dan pencernaan. Perubahan dari suatu keadaan
dari respons akibat stresor disebut adaptasi. Respon yang tidak disadari pada saat
tertentu disebut respons koping. Contoh adaptasi yaitu optimalnya semua fungsi
tubuh, pertumbuhan dan perkembangan normal, normalnya reaksi antara fisik dan
emosi, kemampuan mentolelir perubahan situasi.

2.8 Fisiologi
Menurut (Tarwoto, 2003) tubuh selalu berinteraksi dan mengalami langsung
dengan lingkungan, baik lingkungan internal seperti pengaturan peredaran darah,
pernafasan eksternal seperti cuaca dan suhu yang kemudian menimbulkan respons
normal atau tidak normal. Keadaan dimana terjadi mekanisme relatif untuk
mempertahankan fungsi normal disebut homeostatis. Homeostatis terbagi 2, yaitu
homeostatis fisiologis misalnya respons adanya peningkatan pernafasaan saat
berolahraga dan homeostatis psikologis misalnya perasaan mencintai dan dicintai,
perasaan aman dan nyaman.

2.9 Respons Fisiologis Terhadap Stres


Respon fisiologis terhadap stress menurut (Tarwoto, 2003) adalah:

a. Local Adaptation Syndrome (LAS) yaitu respons lokal tubuh terhadap stresor
misalnya kalau kita menginjak paku maka secara refleksi kaki akan diangkat.
b. General Adaptation Syndrome (GAS) yaitu reaksi menyeluruh terhadap stresor
yang ada. Melalui tiga fase yaitu:
1) Fase reaksi peringatan Ditandai oleh peningkatan akfivitas neuroendokrin
yang berupa peningkatan pembuluh darah, nadi, pernafasaan, metabolisme,

10
glukosa, dan dilatasi pupil. 2) Fase resisten Fungsi kembali normal, adanya
LAS, adanya koping dan mekanisme pertahanan.
2) Fase kelelahan Ditandai dengan adanya vasodilatasi, penurunan tekanan
daraah, panik, kritis.

2.10 Respons Psikologis Terhadap Stress


Menurut (Tarwoto, 2003) respons psikologis terhadap stres dapat berupa
depresi, marah dan kecemasan. Kecemasan adalah respons emosional terhadap
penilaian, misalnya cemas mengikuti ujian karena khawatir nilainya jelek. Tingkat
kecemasan ada 4, yaitu:

a. Cemas ringan
Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa sehari -hari. Individu terdorong
untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Respon ini
seperti sesekali bernafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan
pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas,
konsentrasi pada masalah, duduk tidak tenang.
b. Cemas sedang
Tingkat ini persepsi masalah menurun. Individu lebih memfokuskan terhadap
hal-hal yang penting. Respon cemas seperti sering bernafas pendek, nadi dan
tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, gelisahm rangsangan luar tidak
mampu diterima. Susah tidur dan perasaan tidak enak.
c. Cemas berat
Tingkat ini lahan persepsi sangat sempit. Cenderung hanya memikirkan hal
yang kecil saja mengabaikan hal lain. Tidak mampu berfikir berat dan harus
lebih banyak pengarahan/tuntutan. Respon ini seperti napas pendek, nadi dan
tekanan darah meningkat, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur,
ketegangan, lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan
masalah, bloking, perasaan ancaman meningkat.
d. Panik
Tahap ini persepsi telah menggangu sehingga individu tidak dapat
mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa, walau sudah
diberikan pengarahan. Respons panik seperti napas pendek, rasa tercekik,
palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat
berfikir logis, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan
kendali dan persepsi kacau.

11
2.11 Faktor-Faktor yang Dapat Menimbulkan Stress
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan stress menurut (Tarwoto, 2003) adalah:

a. Lingkungan yang asing


b. Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan memerlukan
bantuan orang lain
c. Berpisah dengan pasangan dan keluarga
d. Masalah biaya
e. Kurang informasi
f. Ancaman akan penyakit yang lebih parah
g. Masalah pengobatan

2.12 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan psikososial menurut Tarwoto, 2003
adalah sebagai berikut:

1. Pengkajian Pengkajian pada klien dengan gangguan psikososial adalah:

a. Status emosional

1) Apakah emosi sesuai perilaku?


2) Apakah klien dapat mengendalikan emosi?
3) Bagaimana perasaan klien yang tampil seperti biasanya?
4) Apakah perasaan hati sekarang merupakan ciri khas klien?
5) Apa yang klien lakukan jika marah atau sedih?

b. Konsep diri

1) Bagaimana klien menilai dirinya sebagai manusia?


2) Bagaimana orang lain menilai diri klien?
3) Apakah klien suka akan dirinya?

c. Cara komunikasi

1) Apakah klien mudah merespon?


2) Apakah spontanitas atau hanya jika ditanya?
3) Bagaimana perilaku non verbal klien dalam berkomunikasi?
4) Apakah klien menolak untuk memberi respons?

12
d. Pola interaksi

1) Kepada siapa klien mau berinterkasi?


2) Siapa yang paling penting atau berpengaruh bagi klien?
3) Bagaimana sifat asli klien: mendominasi atau positif?

e. Pendidikan dan pekerjaan

1) Pendidikan terakhir
2) Keterampilan yang mampu dilakukan
3) Pekerjaan klien
4) Status keuangan

f. Hubungan sosial

1) Teman dekat klien


2) Bagaimana klien menggunakan waktu luang?
3) Apakah klien berkecimpung dalam kelompok masyarakat?

g. Faktor kultur sosial

1) Apakah agama dan kebudayaan klien?


2) Bagaimana tingkat pemahaman klien tentang agama?
3) Apakah bahasa klien memadai untuk berkomunikasi dengan orang lain?

h. Pola hidup

1) Dimana tempat tinggal klien?


2) Bagaimana tempat tinggal klien?
3) Dengan siapa klien tinggal?
4) Apa yang klien lakukan untuk meyenangkan diri?

i. Keluarga

1) Apakah klien sudah menikah?


2) Apakah klien sudah mempunyai anak?
3) Bagaimana status kesehatan klien dan keluarga?
4) Masalah apa yang terutama dalam keluarga?
5) Bagaimana tingkat kecemasaan klien?

13
2. Diagnosa Diagnosa keperawatan pada klien menurut Tarwoto tahun 2003 adalah
sebagai berikut:

a. Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah


b.d kesehatan. b. Gangguan konsep diri: Body Image
b.d hilangnya bagian tubuh.
c. Gangguan konsep diri: Perubahan Peran
b.d kesehatan.
d. Gangguan konsep diri: Identitas Diri b.d kesehatan.

3. Intervensi Intervensi pada klien menurut Tarwoto tahun 2003 adalah:

a. Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah b.d kesehatan. Tujuan: Klien
menunjukkan harga diri yang positif. Kriteria Hasil:
1) Klien tidak merasa malu dengan kondisinya.
2) Klien merasa tidak percaya diri.
3) Klien mau berinteraksi dengan orang lain. Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur dan tujuan
dengan singkat dan jelas.
2) Kaji penyebab gangguan harga diri rendah.
3) Berikan dukungan emosi untuk klien/orang terdekat selama tes diagnostik.
4) Sampaikan hal-hal positif secara mutlak.
5) Gunakan sentuhan tangan jika diterima.
6) Libatkan keluarga dan orang terdekat untuk memberikan support.
7) Berikan reinforcement yang positif.

b. Gangguan konsep diri: Body Image b.d hilangnya bagian tubuh. Tujuan:
Gambaran diri klien positif. Kriteria Hasil:
1) Klien menyukai anggota tubuhnya.
2) Klien tidak merasa malu.
3) Klien mau berinteraksi dengan orang lain.

Intervensi: .
1) Binalah hubungan saling percaya.
2) Kajilah penyebab gangguan body image.
3) Kajilah kemampuan yang dimiliki klien.
4) Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan.
5) Berikan dukungan yang positif dan dukungan emosi.

14
6) Gunakan sentuhan tangan jika diterima.

c. Gangguan konsep diri: Perubahan Peran b.d kesehatan. Tujuan: Klien dapat
melakukan perannya. Kriteria Hasil:
1) Klien tidak merasa malu dengan kondisinya.
2) Klien merasa percaya diri.
3) Klien mau berinteraksi dengan orang lain.

Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur dan tujuan
dengan singkat dan jelas.
2) Kaji penyebab perubahan peran.
3) Berikan dukungan emosi untuk klien/orang terdekat selama tes diagnostik.
4) Sampaikan hal-hal positif secara mutlak.
5) Gunakan sentuhan tangan jika diterima.
6) Libatkan keluarga dan orang terdekat untuk memberikan support.
7) Berikan reinforcement yang positif.

d.Gangguan konsep diri


Tujuan: Klien dapat menidentifikasi identitasnya yang positif.
Kriteria Hasil:
1) Klien tidak merasa malu dengan kondisinya.
2) Klien merasa percaya diri.
3) Klien mau berinteraksi dengan orang lain.

Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur dan tujuan
dengan singkat dan jelas.
2) Kaji penyebab gangguan identitas diri klien.
3) Berikan dukungan emosi untuk klien/orang terdekat selama tes diagnostik.
4) Sampaikan hal-hal positif secara mutlak.
5) Gunakan sentuhan tangan jika diterima.
6) Libatkan keluarga dan orang terdekat untuk memberikan support.
7) Berikan reinforcement yang positif.

4. Implementasi

15
Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan intervensi/rencana yang telah
dibuat dan sesuai dengan kondisi klien.

5. Evaluasi

a. Klien menunjukkan harga diri yang positif.

b. Gambaran diri klien positif.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN


3.1 PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN
Initial : Tn. T
Umur : 26 Th
Alamat : JL. Cipete, No: 17, RT: 21, RW: 13, Jakarta Selatan
Agama : Islam
Informan : Keluarga dan klien
B. ALASAN MASUK RS

16
Tn. T masuk Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati pada tanggal 13 Desember
2011 karena kecelakaan sepeda motor.

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda vital : TD : 130/80 mmHg,

N : 82x/mnt,

S : 36,6 C,

RR : 19x/mnt

2. Ukur : TB : 165 cm, BB : 50 kg

3. Keluhan fisik : ( √ ) ya Jelaskan

DS: Klien mengatakan : nyeri di sekitar luka bekas operasi amputasi di kaki kiri,
dengan skala nyeri 8, dengan karakteristik seperti tertusuk-tusuk, dengan intensitas
terus-menerus selama ±5 menit, nyerinya timbul saat merubah posisi dan berkurang
jika relaksasi napas dalam dan distraksi.

DO : Klien terlihat meringis dan memegangi daerah dekat luka post op.

D. PSIKOSOSIAL

1. Konsep Diri

a. Gambaran diri

DS: Klien mengatakan kaki kirinya sudah tidak ada, badannya kurus, rambutnya lurus
hitam, dan kulitnya hitam.

17
DO: Klien terlihat melamun, kaki kirinya diamputasi, kurus dan klien tampak malu
dengan kondisinya saat ini.

b. Identitas Diri

DS: Klien mengatakan dirinya seorang laki-laki dan klien mengatakan namanya Tn.
T, umur 26 th, dan beragama islam.

DO: Klien tampak mampu menyebutkan nama, jenis kelamin, umur dan agama
dengan benar dan Klien adalah seorang laki-laki.

c. Peran

DS: Klien mengatakan: Cemas karena klien tidak mampu melaksanakan perannya
sebagai ayah dari tujuh orang anak yang masih kecil-kecil dalam mencari nafkah.

DO: Klien terlihat sering termenung melihat kakinya saat ini dan saat keluarga datang
berkunjung, klien tampak lebih banyak diam.

d. Ideal diri

DS: Klien mengatakan sangat berharap dapat melakukan aktivitas seperti dulu lagi.

DO: Klien terlihat lebih banyak diam dan raut wajahnya tampak muram.

e. Harga diri

DS : Klien mengatakan : Malu, memikirkan kakinya yang sudah tidak ada dan merasa
dirinya sudah tidak berarti lagi, takut ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya,
khawatir bagaimana dengan pekerjaannya nanti karena klien adalah tukang ojek yang
harus menghidupi keluarganya. DO : Klien terlihat malu, sering menunduk dan
terlihat lebih banyak diam saat keluarganya datang dan ketika perawat akan
melakukan perawatan luka. Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah.

2. Hubungan Sosial

18
a. Orang yang Berarti

DS : Klien mengatakan istri dan anaknya adalah orang yang berarti baginya juga
keluarga adalah hal yang terpenting dalam kehidupannya.

DO : Klien terlihat sedih saat mengatakan hal mengenai keluarganya, saat berbicara
nada suara klien bergetar dan mata klien terlihat mengeluarkan air mata.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat :

DS : Keluarga klien mengatakan sebelum sakit klien bekerja sebagai tukang ojek dan
aktif dalam kegiatan masyarakat.

DO : Klien terlihat sering dikunjungi oleh rekan-rekan organisasinya.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

DS : Klien mengatakan malu bertemu dengan orang lain.

DO : Klien terlihat diam jika ada orang lain menjenguk dan tampak jarang
berbincang-bincang dengan pasien lain. Masalah keperawatan : Isolasi Sosial.

3. Spiritual

a. Nilai dan keyakinan :

DS : Klien mengatakan seorang muslim dan mengatakan sejak dirawat di rumah sakit
jarang melakukan ibadah sholat.

DO : Klien terlihat tidak melakukan shalat 5 waktu.

b. Kegiatan Ibadah :

DS : Klien mengatakan malas untuk beribadah pada waktu sakit karena merasa
frustasi.

19
DO : Klien terlihat tidak melaksanakan sholat sebagai seorang muslim dan terlihat
tidak pernah berdoa. Masalah keperawatan : Distress spiritual.

4. Sistem pendukung

YA TIDAK YA TIDAK
Keluarga ( √ ) ( ) Teman sejawat ( √ ) ( )
Profesional ( √ ) ( ) Kelompok sosial ( √ ) ( )
DS : Klien mengatakan keluarga, perawat, teman dan tetangganya selalu
memberi motivasi untuknya.
DO : Klien terlihat sangat semangat setelah mendapat dukungan oleh semua
pihak Masalah keperawatan : Tidak ada

5 . Mekanisme Koping

Adaptif Maladaptif

( √ ) Bicara dengan orang lain ( - ) Minum alcohol

( - ) Mampu menyelesaikan masalah ( - ) Reaksi lambat/berlebih

( √ ) Teknik relaksasi ( - ) Bekerja berlebihan

( - ) Aktifitas konstruksi (√ ) Menghindar

( - ) Lain-lain ( - ) Mencederai diri Masalah


keperawatan

E. ASPEK MEDIK

Diagnosa medik : Post operasi amputasi kaki kiri

20
Terapi Medik : Analgetik

3.2 DATA FOKUS


Nama / Umur : Tn.T / 26 thn

Ruang / Kamar : Melati

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


Klien mengatakan nyeri disekitar luka bekas Klien terlihat meringis dan memegangi
operasi amputasi di kaki kiri, dengan skala daerah dekat luka post op.
nyeri 8, dengan karakteristik seperti tertusuk- Klien terlihat melamun, kaki kirinya
tusuk, dengan intensitas terus-menerus diamputasi, kurus dan klien tampak malu
selama ±5 menit, nyerinya timbul saat dengan kondisinya saat ini.
merubah posisi dan berkurang jika relaksasi
napas dalam dan distraksi. Klien terlihat lebih banyak diam dan raut
wajahnya tampak muram.
Klien mengatakan kaki kirinya sudah tidak
ada, badannya kurus, rambutnya lurus hitam, Klien terlihat malu, sering menunduk dan
dan kulitnya hitam. terlihat lebih banyak diam saat keluarganya
datang dan ketika perawat akan melakukan
Klien mengatakan dirinya seorang lakilaki perawatan luka.
dan klien mengatakan namanya Tn. T, umur
26 th, dan beragama islam. Klien terlihat sedih saat mengatakan hal
mengenai keluarganya, saat berbicara nada
Klien mengatakan : Cemas karena klien tidak suara klien bergetar dan mata klien terlihat
mampu melaksanakan perannya sebagai ayah mengeluarkan air mata.
dari tujuh orang anak yang masih kecil-kecil
dalam mencari nafkah. Klien terlihat diam jika ada orang lain
menjenguk dan tampak jarang berbincang-

21
Klien mengatakan sangat berharap dapat bincang dengan pasien lain.
melakukan aktivitas seperti dulu lagi.
Klien terlihat tidak melakukan shalat 5
Klien mengatakan : Malu, memikirkan waktu. Klien terlihat tidak melaksanakan
kakinya yang sudah tidak ada dan merasa sholat sebagai seorang muslim dan terlihat
dirinya sudah tidak berarti lagi, takut tidak pernah berdoa. Klien terlihat sangat
ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya, semangat setelah mendapat dukungan oleh
khawatir bagaimana dengan pekerjaannya semua pihak.
nanti karena klien adalah tukang ojek yang
harus menghidupi keluarganya

Klien mengatakan istri dan anaknya adalah


orang yang berarti baginya juga keluarga
adalah hal yang terpenting dalam
kehidupannya.

Keluarga klien mengatakan sebelum sakit


klien bekrja sebagai tukang ojek dan aktif
dalam kegiatan masyarakat.

Klien mengatakan malu bertemu dengan


orang lain.

Klien mengatakan seorang muslim dan


mengatakan sejak dirawat di rumah sakit
jarang melakukan ibadah sholat.

Klien mengatakan malas untuk beribadah


pada waktu sakit karena merasa frustasi.

22
3.3 ANALISA DATA
Nama / Umur : Tn.T / 26 thn

Ruang / Kamar : Melati / 1

N DATA ETIOLOGI MASALAH


O
1. DS: Luka post operasi Nyeri
Klien mengatakan nyeri disekitar amputasi kaki kiri
luka bekas operasi amputasi di kaki
kiri, dengan skala nyeri 8, dengan
karakteristik seperti tertusuk-tusuk,
dengan intensitas terus-menerus
selama ±5 menit, nyerinya timbul
saat merubah posisi dan berkurang
jika relaksasi napas dalam dan
distraksi.
DO:
Klien terlihat meringis dan
memegangi daerah dekat luka post
op. Luka post operasi amputasi kaki
kiri Nyeri Kelompok I Tanda vital:
TD : 130/80 mmHg, N : 82x/mnt, S :
2. 36,6 ˚C, RR : 19x/mnt Diagnosa Nyeri di sekitar kaki Gangguan kebutuhan
medik : Post operasi amputasi kaki kiri istirahat & tidur
kiri Terapi medik : analgetik.
DS:
Klien mengatakan : Badannya terasa
lemas Sudah 2 hari tidak dapat tidur

23
karena memikirkan luka post operasi
pada kakiu kirinya
DO:
Klien terlihat: wajahnya pucat Mata
klien terlihat cekung dan terdapat
lingkaran hitam pada kelopak mata
3. bagian bawah. Klien kadang terlihat Resiko gangguan
menguap. Klien tampak lemas. Nyeri Intake yang tidak pemenuhan
di sekitar kaki kiri Gangguan adekuat : anoreksia kebutuhan nutrisi :
kebutuhan istirahat & tidur. kurang dari
DS: kebutuhan tubuh.
Klien mengatakan : Tidak nafsu
makan Badannya terasa lemas
DO:
Klien terlihat hanya makan ½ dari
porsi yang disediakan di rumah sakit.
4. Klien tampak lemas. Tanda-tanda
vital : TD = 130/80 MmHg, Nadi = Perubahan status Gangguan konsep
82x/mnt, RR = 19x/mnt, S = 36,6ºC kesehatan: post op diri: Peran
TB : 165 cm, BB : 50 kg Konjungtiva amputasi kaki kiri.
tampak anemis.
DS:
Klien mengatakan : malu dan sedih
dengan kondisinya saat ini. malu
bertemu dengan orang lain dirinya
sudah tidak berarti lagi cemas, dan
siapa yang akan mengurus anak dan
istrinya kalau tidak sembuh
penyakitnya dan beraktifitas seperti
keadaan normal. cemas memikirkan
penyakitnya malas untuk beribadah

24
pada waktu sakit karena merasa
frustasi. terdapat benjolan di kaki
sebelah kiri.
DO:
Klien tampak malu dengan
kondisinya saat ini. Klien terlihat
melamun. Klien terlihat sedih karena
tidak bisa beraktifitas seperti dulu.
Klien terlihat raut wajahnya tampak
muram. Klien terlihat tidak
bersemangat Klien terlihat malu
bertemu dengan orang lain. Klien
terlihat diam. Klien terlihat sedih saat
mengatakan hal mengenai
keluarganya. Saat berbicara nada
suara klien bergetar dan mata klien
terlihat mengeluarkan air mata.
Terdapat benjolan pada kaki sebelah
kiri. Perubahan status kesehatan: post
op amputasi kaki kiri Gangguan
konsep diri: Peran Kelompok I Postur
tubuh klien tinggi, kurus.

3.4 DIAGNOSA
Nama / Umur : Tn.T / 26 thn

Ruang / Kamar : Melati / 1

NO MASALAH DIAGNOSA TANGGAL TANGGAL


Keperawatan Ditemukan Teratasi
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri b.d 13 Desember 2011 15 Desember 2011

25
pertumbuhan jaringan abnormal di
kaki kiri.
2. 13 Desember 2011 15 Desember 2011
Gangguan istirahat dan tidur b.d nyeri
disekitar kaki kiri.
3. 13 Desember 2011 15 Desember 2011
Resiko gangguan pemenuhan
4. 13 Desember 2011 15 Desember 2011
kebutuhan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat : anoreksia.
5. 13 Desember 2011 15 Desember 2011
Gangguan konsep diri : peran, harga
diri rendah, body image b.d post
operasi amputasi kaki kiri.

3.5 INTERVENSI
Nama / Umur : Tn.T / 26 thn

Tanggal NO Data Rencana tindakan Rasional


Dx
13 Des 2011 1. Tujuan : 1. Kaji keluhan nyeri 1. Membantu dal
Nyeri klien berkurang setelah klien perhatikan mengidentifikasi r
dilakukan tindakan intervensi intensitas skala nyeri ketidak nyamanan : ny
dalam waktu 3 x 24 jam. (1-10). 2. Meningkatk
KH : 2. Berikan tindakan relaksasi d
- Nyeri klien berkurang kenyamanan dasar meningkatkan r
- Klien merasa lebih nyaman dan aktivitas nyaman klien.
- Klien tidak terlihat kesakitan hiburan. 3. Mengalihkan perhat
- Klien menjadi lebih rileks 3. Anjurkan klien klien dan mengura
untuk relaksasi tarik

26
-TTV : TD = 130/80mmHg, nafas dalam dan rasa nyeri.
Nadi = 82x/mnt, hembuskan perlahan 4. Meningkatk
RR = 18x/mnt, serta distraksi kenyamanan klien d
S = 36,6 ºC terhadap nyeri. mengurangi peningka
4. Atur posisi yang rasa nyeri.
nyaman yang dapat 5. Peningkatan frekue
mengurangi nyeri. 5. nadi indikasi adan
Kaji TTV meliputi nyeri.
TD, Nadi, RR dan 6. Mengurangi rasa nye
suhu.
6. Kolaborasi dengan
dokter : pemberian
obat analgetik sesuai
program.
13 Des 2011 2. Tujuan : 1. Lakukan kajian 1. Memberikan inform
Kebutuhan istirahat dan tidur gangguan masalah dasar dalam menentuk
klien kembali terpenuhi setelah tidur, karakteristik, rencana keperawatan.
dilakukan intervensi dalam waktu dan penyebab kurang 2. Meningkatk
3 x 24 jam. tidur klien. 2. relaksasi otot un
KH : Lakukan mandi air beristirahat.
1. Lakukan kajian gangguan hangat sebelum 3. Pemenuhan kebutuh
masalah tidur, karakteristik, dan tidur. nutrisi yang cukup un
penyebab kurang tidur klien. 3. Anjurkan makan meningkatkan kuali
2. Lakukan mandi air hangat yang cukup satu jam istirahat.
sebelum sebelum tidur. 4. 4. Meningkatk
1. Memberikan informasi dasar Berikan susu hangat kelelapan tidur.
dalam menentukan rencana sebelum tidur. 5. Lingkungan yang tid
keperawatan. 5. Jaga ketenangan tenang da
2. Meningkatkan relaksasi otot lingkungan klien. mengganggu kebutuh
untuk beristirahat. KH Badan 6. Kolaborasi dengan istirahat.
klien menjadi segar dokter : pemberian 6. Meningkatk

27
- Klien dapat tidur 6 – 8 jam obat tidur, seperti kebutuhan istirahat d
setiap malam diazepam. tidur.
- Klien menjadi rileks dan lebih
nyaman
- Mata klien tidak terdapat
lingkaran hitam bawah di bawah
mata
- Wajah klien telihat tidak pucat -
Klien tidak menguap.
- Klien tidak tampak lema
13 Des 2011 3. Tujuan : 1. Pantau intake 1. Mengidentifik
Nutrisi klien kembali terpenuhi makanan setiap hari. defisiensi nutrisi.
dalam waktu 3 x 24 jam. 2. Dorong pasien 2. Membantu dal
KH : untuk makan diet identifikasi malnut
- Nafsu makan klien bertambah tinggi kalori kaya protein-kalori.
- Klien menghabiskan 1 porsi nutrient, dengan 3. Memperce
makanan yang diberikan rumah masukan cairan perbaikan jaringan ya
sakit adekuat. rusak dan memperlan
-Badan klien tidak lemas 3. Anjurkan untuk pencernaan.
- Konjungtiva emis banyak 4. Membuat waktu mak
-TTV : TD = 130/80mmHg, mengonsumsi lebih menyenangk
Nadi = 60 – 80x/mnt, makanan yang tinggi yang dapat meningkatk
RR = 18x/mnt, protein dan kaya intake yang adekuat.
S = 36,6 ºC serat. 5. Mengidentifikasi ya
- TB: 165 cm, BB: 55 kg 4. Ciptakan suasana menyebabkan tidak na
makan yang makan.
menyenangkan. 6. Mengetahui status g
5. Dorong dan kebutuhan nut
komunikasi terbuka klien.
mengenai masalah 7. Meningkatkan na
anoreksia. makan klien.

28
6. Timbang berat 8. Meningkatkan na
badan klien setiap makan klien.
hari. 9. Membantu mengk
7. Tawarkan keadaan klien.
makanan yang 10. Mengidentifik
disukai klien selama kebutuhan diet klien.
tidak bertentangan
dengan diet klien.
8. Hidangkan
makanan selagi
hangat.
9. Kaji TTV
meliputi: TD, Nadi,
suhu, RR.
10. Kolaborasi
dengan tim gizi.
13 Des 2011 4. Tujuan : 1. Bina hubungan 1. Dasar mengembangk
Harga diri klien meningkat saling percaya dan tindakan keperawatan.
setelah dilakukan tindakan menjelaskan semua 2. Merencanak
intervensi selama 3 x 24 jam. prosedur dan tujuan intervensi lebih lanjut.
KH : dengan singkat dan 3. Motivasi da
- Klien tidak merasa malu lagi jelas. meningkatkan
jika bertemu dengan orang lain 2. Kaji penyebab kepercayaan diri.
- Klien mau menerima keadaan gangguan harga diri 4. Penerimaan oleh ora
dirinya sekarang rendah, body image, lain meningkatk
- Klien dapat berinteraksi dengan peran. perasaan makna diri
baik pada perawat 3. Berikan motivasi 5. Jalan un
1. Bina hubungan saling percaya kepada klien dengan mendekatkan diri
dan menjelaskan semua prosedur melibatkan orang 6. Support sistem da
dan tujuan dengan singkat dan terdekat. memotivasi dal
jelas. 4. Sampaikan hal-hal peningkatan harga d

29
2. Kaji penyebab gangguan harga positif sesuai realita. klien
diri rendah, body image, peran. 5. Gunakan sentuhan 7. Meningkatk
3. Berikan motivasi kepada klien tangan jika perlu kepercayaan diri.
dengan melibatkan orang 6. Libatkan keluarga
terdekat. dan orang terdekat
4. Sampaikan hal-hal positif untuk memberikan
sesuai realita support.
1. Dasar mengembangkan 7. Berikan
tindakan keperawatan. reinforcement yang
2. Merencanakan intervensi lebih positif
lanjut.
3. Motivasi dapat meningkatkan
kepercayaan diri.
4. Penerimaan oleh orang lain
meningkatkan perasaan makna
diri
- Klien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara bertahap
- Kepercayaan diri klien
meningkat
- Klien dapat melakukan
perannya sebagai ibu rumah
tangga
- Percaya diri klien meningkat.
Ruang / Kamar : Melati / 1

3.6 IMPLEMENTASI
Nama / Umur : Tn. T / 26

Kamar / Ruang : Melati / 1

30
Hari / Tanggal NO Dx CATATAN
Pukul
Selasa / 13 1 dan 3 - Mengkaji TTV
Desember 2011 1 R = TTV Klien TD : 130/80mmHg
08.00 RR : 18x/mnt
1 N : 82x/mnt
3 S : 36,6 °C
- Mengkaji keluhan nyeri klien dengan intensitas nyeri (1-10).
R = Klien mengatakan nyerinya dengan skala 8.
4 - Memberikan analgetik sesuai dengan anjuran dokter.
08.15 R = Klien mengatakan nyeri sudah agak berkurang setelah diberi obat
analgetik.
09.00 2 - Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
dengan masukan cairan adekuat.
09.30 R = Klien mengatakan menghabiskan satu porsi makanan dari rumah
sakit.
10.15 3 - Membina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur
dan tujuan dengan singkat dan jelas.
13.00 R = Klien mengerti dan percaya pada perawat serta
meminta perawat untuk memberikan dukungan mental.
15.30 - Memberikan susu hangat sebelum tidur.
1 R = Klien mengatakan mengantuk setelah minum susu.
18.20 - Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
dengan masukan cairan adekuat.
19.00 1 R = Klien mengatakan menghabiskan satu porsi makanan dari rumah
sakit. - Memberikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.
19.25 R = Klien mengatakan sedikit agak rileks.
- Mengatur posisi klien yang nyaman yang dapat mengurangi nyeri.
21.00 3 R = Klien mengatakan nyerinya agak berkurang.
4 - Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
22.05 dengan masukan cairan adekuat.

31
R = Klien mengatakan selera makannya membaik.
Rabu / 14 - Membina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur
Desember 2011 2 dan tujuan dengan singkat dan jelas.
R = Klien mengatakan kekhawatirannya dengan kondisinya sekarang.
- Memberikan susu hangat sebelum tidur.
07.00 1 dan 3 R = Klien mengatakan ingin tidur setelah minum susu.
1
- Mengkaji TTV
R = TTV klien
07.30 3 TD : 125/80mmHg
RR : 18x/mnt N : 82x/mnt
S : 37,1 °C
08.40 4 - Menganjurkan klien untuk relaksasi tarik nafas dalam dan
1 hembuskan perlahan.
09.30 R = Klien lebih rileks dan lebih lega.
- Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
2 dengan masukan cairan adekuat.
10.30 1 R = Klien mengatakan lahap mengonsumsi makanan yang disediakan.
- Memberikan motivasi kepada klien dengan melibatkan orang
terdekat.
R = Klien mengatakan terima kasih dan lebih bersemangat.
13.10 - Mengatur posisi klien yang nyaman yang dapat mengurangi nyeri.
1 R = Klien mengatakan nyerinya semakin berkurang.
3 - Memandikan klien dengan air hangat sebelum tidur.
14.30 1 R = Klien mengatakan lebih segar .
- Menganjurkan klien untuk relaksasi tarik nafas dalam dan
15.45 1 hembuskan perlahan.
R = Klien mengatakan lebih rileks setelah menghembuskan nafas
3 perlahan-lahan. - Memberikan reinforcement yang positif.
16.00 4 R = Klien mengatakan lebih percaya diri.
- Menciptakan suasana makan yang menyenangkan.

32
2 R = Klien mengatakan merasa sangat nyaman dan senang untuk
18.30 1 makan. - Mengkaji keluhan nyeri klien dengan intensitas nyeri (1-10).
R = Klien mengatakan nyerinya berkurang dengan skala 5 .
18.45 - Menganjurkan klien untuk relaksasi tarik nafas dalam dan
hembuskan perlahan.
19.30 R = Klien mengatakan lebih rileks dan lebih nyaman .
- Menciptakan suasana makan yang menyenangkan.
20.30 1 R = Klien mengatakan merasa sangat nyaman dan senang untuk
1 makan.
- Memberikan motivasi kepada klien dengan melibatkan orang
21.40 3 terdekat.
R = Klien mengatakan terima kasih dan keluarga klien mengatakan
akan mengikuti saran perawat.
4 - Memberikan susu hangat sebelum tidur.
R = Klien mengatakan mengantuk setelah minum susu.

Kamis / 15 2 - Mengkaji TTV


Desember 2011 3 R = TTV klien
08.00 TD : 1 20/ 80mmHg
RR : 19x/mnt
N : 83x/mnt
08.25 S : 37,2 °C
- Mengkaji keluhan nyeri klien dengan intensitas nyeri (1-10).
R = Klien mengatakan nyerinya berkurang dengan skala 3. -
09.15 Memberikan analgetik sesuai dengan anjuran dokter.
R = Klien mengatakan nyeri sudah agak berkurang.
10.15 Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
dengan masukan cairan adekuat.
11.00
R = Klien mengatakan menghabiskan satu porsi makanan dari rumah
13.15 sakit.

33
- Membina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur
dan tujuan dengan singkat dan jelas.
16.00 R = Klien mengerti dan percaya pada perawat serta meminta perawat
untuk memberikan dukungan mental.
17.00 - Memberikan susu hangat sebelum tidur.
1 R = Klien mengatakan mengantuk setelah minum susu.
19.00 - Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
dengan masukan cairan adekuat.
20.00 1 R = Klien mengatakan menghabiskan satu porsi makanan dari rumah
sakit.
- Memberikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.
R = Klien mengatakan sedikit agak rileks.
22.00 3 - Mengatur posisi klien yang nyaman yang dapat mengurangi nyeri.
R = Klien mengatakan nyerinya agak berkurang.
- Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
dengan masukan cairan adekuat.
4 R = Klien mengatakan selera makannya membaik.
- Membina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur
dan tujuan dengan singkat dan jelas.
R = Klien mengatakan kekhawatirannya dengan kondisinya sekarang. -
2 Memberikan susu hangat sebelum tidur.
R = Klien mengatakan ingin tidur setelah minum susu.

3.7 EVALUASI
Nama / Umur : Tn. T / 26 Tahun

Kamar / Ruang : Melati / 1

Hari / Tanggal / No. CATATAN


Pukul Dx
Kamis / 15 Desember 1. Klien mengatakan tidak merasakan nyeri lagi. :Klien

34
2011 08.00 terlihat sangat nyaman dan rileks. :Masalah
teratasi. :Pertahankan intervensi Kaji TTV dan keluhan
nyeri klien perhatikan intensitas skala nyeri (1 10), berikan
tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan, anjurkan
klien untuk relaksasi tarik nafas dalam dan hembuskan
perlahan serta distraksi terhadap nyeri, atur posisi yang
nyaman, kolaborasi dengan dokter : pemberian obat
analgetik sesuai program.
Kamis / 15 Desember 2.
2011 09.00 Klien mengatakan bisa tidur dengan lelap. :Klien terlihat
lebih nyaman dan lebih lelap. : Masalah teratasi. :
Pertahankan intervensi Lakukan mandi air hangat sebelum
tidur, berikan susu hangat sebelum tidur, dan jaga
Kamis / 15 Desember 3. ketenangan lingkungan klien.
2011 13.00
:Klien mengatakan nafsu makannya bertambah. :Klien
terlihat menghabiskan 1 porsi makanan dari rumah
sakit. :Masalah teratasi. :Pertahankan intervensi dx Kaji
TTV klien, ciptakan suasana makan yang menyenangkan,
pantau intake makanan setiap hari, dorong pasien untuk
makan diet tinggi kalori kaya nutrient, dengan masukan
Kamis / 15 Desember 4. cairan adekuat, dan mendorong komunikasi terbuka
2011 16.00 mengenai masalah anoreksia.

:Klien mengatakan percaya diri dengan kondisi tubuhnya


saat ini. Klien terlihat sangat termotivasi. :Masalah teratasi.
:Pertahankan intervensi Motivasi kepada klien dengan
melibatkan orang terdekat.

BAB IV

35
PENUTUP

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tahap pertama yang kami lakukan adalah melaksanakan pengkajian dengan
mencari dan mengkaji data subjektif yang dapat kita peroleh dari klien maupun
keluarga klien dan data objektif yang dapat kita lihat dari pemeriksaan-pemeriksaan
yang dilakukan. Di dalam pengkajian penulis melakukan beberapa tahap diantaranya
adalah tahap penjajakan yang terdiri dari pengumpulan data, menentukan masalah
kesehatan dan juga menentukan dalam memprioritaskan diagnosa keperawatan.

Tahap kedua, setelah melakukan pengkajian, maka penulis menganalisa data


tersebut dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan. Adapun
masalah keperawatan yang ditemukan pada Tn. T, adalah :

4.2 Saran
Adapun saran diharapkan dapat memahami dan menguasai teori tentang
psikososial dan kebutuhan lainnya. Mahasiswa harus dapat melakukan tindakan
keperawatan secara benar dan terampil. Mahasiswa perlu ditingkatkan keaktifannya
dalam bertanya kepada pembimbing ataupun kakak perawat lainnya. Mahasiswa
diharapkan dapat meluangkan waktunya untuk berkumpul dalam pembuatan makalah
untuk seminar. Mahasiswa diharapkan dapat lebih teliti dalam membuat Asuhan
Keperawatan.

36
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC Doenges,
M.E, dkk.1996.

Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta : EGC Keliat, B.A. 1992.

Gangguan Konsep Diri. Buku Kedokteran. Jakarta : EGC Stuart G.W, dkk. 1995.
Keperawatan Jiwa, Buku Kedokteran. Jakarta : EGC Tarwoto dan Wartonah. 2003.

Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Ed 1.


http://putricutik.blogspot.co.id/2012/01/askep-gangguan-konsep-diri-peran.html

37

Anda mungkin juga menyukai