DOSEN PEMBIMBING :
Riny Apriani, S.Kep, Ners, M.Kep
DISUSUN OLEH :
1. Liza Zuliana (20142011855)
2. Nurul Ikhwana (20142011854)
3. Jihan Fadillah Mr (201420011853)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Jiwa Gangguan Konsep Diri” ini dengan baik dan tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Bu Riny Apriany, S.Kep, Ners, M.Kep pada mata kuliah Keperawatan Kesehatan
Jiwa I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.........................................................................................4
1.2 Tujuan penulisan..................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................6
2.1 Konsep Dasar Diri...............................................................................................6
2.2 Komponen Konsep Diri.......................................................................................6
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri...................................................7
2.4 Kriteria kepribadian yang sehat...........................................................................7
2.5 Karakteristik konsep diri rendah..........................................................................8
2.6 Faktor resiko gangguan konsep diri.....................................................................8
2.7 Stress dan Adaptasi..............................................................................................9
2.8 Fisiologi.............................................................................................................10
2.9 Respons Fisiologis Terhadap Stres....................................................................10
2.10 Respons Psikologis Terhadap Stress...............................................................10
2.11 Faktor-Faktor yang Dapat Menimbulkan Stress..............................................11
2.12 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.........................................................11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................16
3.1 PENGKAJIAN..................................................................................................16
3.2 DATA FOKUS..................................................................................................20
3.3 ANALISA DATA..............................................................................................22
3.4 DIAGNOSA......................................................................................................25
3.5 INTERVENSI....................................................................................................25
3.6 IMPLEMENTASI.............................................................................................30
3
3.7 EVALUASI.......................................................................................................34
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................35
4.1 Kesimpulan........................................................................................................35
4.2 Saran..................................................................................................................36
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................36
4
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial-spiritual yang unik dan
menerapkan sistem terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selalu berusaha
untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang
dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, keadaan ini disebut sehat. Sedangkan seseorang dikatakan
sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan
lingkungan. Klien masuk ke Rumah Sakit dan dirawat mengalami stress fisik
dan mental baik dari diri sendiri, keluarga, maupun lingkungan. Pada Hieraki
dalam kebutuhan Maslow dinyatakan bahwa tingkat yang paling tinggi dalam
kebutuhan manusia adalah tercapainya aktualisasi diri. Untuk mencapai
aktualisasi diri diperlukan konsep diri yang sehat.
Adapun pengertian dari konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan
dan nilai yang diketahui individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Konsep diri berkembang secara bertahap saat bayi mulai mengenal dan
membedakan dirinya dengan orang lain. Konsep diri terdiri dari beberapa
komponen yaitu gambaran diri, ideal diri, haraga diri, penampilan peran dan
identitas. Tanda dan gejala seseorang dengan gangguan konsep diri yaitu
cenderung kurang percaya diri, malu memandang dirinya sendiri,
menganggap dirinya kurang berharga dan cenderung menarik diri dari kontak
sosial. Bila hal tersebut tidak segera ditangani akan berdampak yang sangat
negatif, seperti malas melakukan aktifitas perawatan diri, resiko mencederai
diri bahkan perilaku bunuh diri.
Melihat dampak yang diakibatkan sangat berbahaya, maka dalam hal
ini dibutuhkan peran perawat baik sebagai pendidik dan pelaksana dalam
5
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dan berorientasi pada
kebutuhan bio-psiko-sosial-spiritual. Dalam fungsinya perawat juga
berorientasi sebagai team kesehatan serta mampu menempatkan keluarga
klien sebagai support system dalam mencapai tujuan yang maksimal.
2.Tujuan Khusus
Diharapkam mahasiswa mampu :
a. Memahami konsep dasar psikososial
b. Menjelaskan pengkajian keperawatan pada klien dengan gangguan
kebutuhan psikososial
c. Menjelaskan diagnosa keperawatan dengan kebutuhan psikososial
d. Menjelaskan perencanaan keperawatan dengan kebutuhan psikososial
e. Menjelaskan intervensi keperawatan dengan kebutuhan psikososial
f. Menjelaskan evaluasi keperawatan dengan kebutuhan psikososial
.
BAB II
PEMBAHASAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Diri
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial yang unik dan menerapkan sistem
terbukaserta saling berintegrasi. Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu
untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut sehat.
Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan
6
keseimbangan diri dan lingkungannya. (Tarwoto, 2003) Klien masuk kerumah sakit
dan dirawat mengalami stres fisik dan mental baik dari diri sendiri, lingkungan
maupun keluarga.
Konsep diri adalah semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui
individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan
orang lain. Konsep diri berkembang saat bayi mulai mengenal dan membedakan
dirinya dengan orang lain. (Tarwoto, 2003)
a. Citra Tubuh ( Body Image ) Adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara
sadar dan tidak sadar, mencangkup persepsi dan perasaan tentang ukuran,
bentuk, dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.
b. Ideal Diri Persepsi individu tentang bagaimana ia harus berprilaku sesuai
dengan standar prilaku.
c. Harga Diri Adalah penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis,
sejauh mana perilaku memenuhi ideal diri. Harga diri diperoleh dari diri
sendiri dan orang lain.
d. Peran Diri Adalah pola sikap, perilaku nilai yang diharapkan dari seseorang
berdasarkan posisinya di masyarakat.
e. Identitas Diri Adalah kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri
sebagai suatu kesatuan yang utuh.
7
b. Budaya Pada usia anak-anak dan nilai-nilai akan diadopsi dari orang tuannya,
kelompoknya dan lingkungannya. Orang tua yang bekerja seharian akan
membawa anak lebih dekat pada lingkungannya.
c. Sumber eksternal dan internal Sumber internal misalnya orang yang humoris
koping individunya lebih efektif. Sumber eksternal misalnya adanya dukungan
dari masyarakat dan ekonomi yang kuat.
d. Pengalaman sukses dan gagal Ada kecenderungan bahwa riwayat sukses akan
meningkatkan konsep diri demikian sebaliknya.
e. Stresor Dalam kehidupan misalnya perkawinan, pekerjaan baru, ujian dan
ketakutan. Jika koping individu tidak adekuat maka akan menimbulkan depresi,
menarik diri dan kecemasan.
f. Usia Keadaan sakit dan trauma misalnya usia tua, keadaan sakit akan
mempengaruhi persepsi dirinya.
a. Citra tubuh positif dan akurat Kesadaran akan diri berdasar atas observasi
mandiri dan perhatian yang sesuai akan kesehatan diri. Termasuk persepsi saat
ini dan masa lalu.
b. Ideal dan realitas Individu mempunyai ideal diri yang realitas dan mempunyai
tujuan hidup yang dapat dicapai.
c. Konsep diri yang positif menunjukan bahwa individu akan sesuai dalam
hidupnya.
d. Seseorang yang mempunyai harga diri yang tinggi akan memandang dirinya
sebagai seseorang yang berarti dan bermanfaat.
e. Kepuasan penampilan peran Individu yang mempunyai kepribadian sehat
akan dapat berhubungan dengan orang lain, secara intim dan mendapat
kepuasan. Ia dapat mempercayai dan terbuka pada orang lain dan membina
hubungan interdependen.
f. Identitas jelas Individu merasakan keunikan dirinya yang memberi arah
kehidupan dalam mencapai tujuan.
8
a. Menghindari sentuhan atau melihat bagian tubuh tertentu.
b. Tidak mau berkaca
c. Menghindari diskusi tentang topik dirinya
d. Menolak usaha rehabilitasi
e. Melakukan usaha sendiri dengan tidak tepat
f. Mengingkari sssperubahan pada dirinya
g. Peningkatan ketergantungan pada dirinya
h. Tanda dari keresahan seperti marah, keputusasaan dan menangis
i. Menolak berpartisipasi dalam perawatan dirinya
j. Tingkah laku yang merusak seperti penggunaan obat-obatan dan alkohol
k. Menghindari kontak sosial
l. Kurang bertanggung jawab
d. Gangguan peran
1) Kehilangan peran
2) Peran ganda
3) Konflik peran
9
4) Ketidakmampuan menampilkan peran
2.8 Fisiologi
Menurut (Tarwoto, 2003) tubuh selalu berinteraksi dan mengalami langsung
dengan lingkungan, baik lingkungan internal seperti pengaturan peredaran darah,
pernafasan eksternal seperti cuaca dan suhu yang kemudian menimbulkan respons
normal atau tidak normal. Keadaan dimana terjadi mekanisme relatif untuk
mempertahankan fungsi normal disebut homeostatis. Homeostatis terbagi 2, yaitu
homeostatis fisiologis misalnya respons adanya peningkatan pernafasaan saat
berolahraga dan homeostatis psikologis misalnya perasaan mencintai dan dicintai,
perasaan aman dan nyaman.
a. Local Adaptation Syndrome (LAS) yaitu respons lokal tubuh terhadap stresor
misalnya kalau kita menginjak paku maka secara refleksi kaki akan diangkat.
b. General Adaptation Syndrome (GAS) yaitu reaksi menyeluruh terhadap stresor
yang ada. Melalui tiga fase yaitu:
1) Fase reaksi peringatan Ditandai oleh peningkatan akfivitas neuroendokrin
yang berupa peningkatan pembuluh darah, nadi, pernafasaan, metabolisme,
10
glukosa, dan dilatasi pupil. 2) Fase resisten Fungsi kembali normal, adanya
LAS, adanya koping dan mekanisme pertahanan.
2) Fase kelelahan Ditandai dengan adanya vasodilatasi, penurunan tekanan
daraah, panik, kritis.
a. Cemas ringan
Berhubungan dengan ketegangan akan peristiwa sehari -hari. Individu terdorong
untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas. Respon ini
seperti sesekali bernafas pendek, nadi dan tekanan darah naik, gejala ringan
pada lambung, muka berkerut dan bibir bergetar, lapang persepsi meluas,
konsentrasi pada masalah, duduk tidak tenang.
b. Cemas sedang
Tingkat ini persepsi masalah menurun. Individu lebih memfokuskan terhadap
hal-hal yang penting. Respon cemas seperti sering bernafas pendek, nadi dan
tekanan darah naik, mulut kering, anoreksia, gelisahm rangsangan luar tidak
mampu diterima. Susah tidur dan perasaan tidak enak.
c. Cemas berat
Tingkat ini lahan persepsi sangat sempit. Cenderung hanya memikirkan hal
yang kecil saja mengabaikan hal lain. Tidak mampu berfikir berat dan harus
lebih banyak pengarahan/tuntutan. Respon ini seperti napas pendek, nadi dan
tekanan darah meningkat, berkeringat dan sakit kepala, penglihatan kabur,
ketegangan, lapang persepsi sangat sempit, tidak mampu menyelesaikan
masalah, bloking, perasaan ancaman meningkat.
d. Panik
Tahap ini persepsi telah menggangu sehingga individu tidak dapat
mengendalikan diri lagi dan tidak dapat melakukan apa-apa, walau sudah
diberikan pengarahan. Respons panik seperti napas pendek, rasa tercekik,
palpitasi, sakit dada, pucat, hipotensi, lapang persepsi sangat sempit, tidak dapat
berfikir logis, mengamuk, marah, ketakutan, berteriak-teriak, kehilangan
kendali dan persepsi kacau.
11
2.11 Faktor-Faktor yang Dapat Menimbulkan Stress
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan stress menurut (Tarwoto, 2003) adalah:
a. Status emosional
b. Konsep diri
c. Cara komunikasi
12
d. Pola interaksi
1) Pendidikan terakhir
2) Keterampilan yang mampu dilakukan
3) Pekerjaan klien
4) Status keuangan
f. Hubungan sosial
h. Pola hidup
i. Keluarga
13
2. Diagnosa Diagnosa keperawatan pada klien menurut Tarwoto tahun 2003 adalah
sebagai berikut:
a. Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah b.d kesehatan. Tujuan: Klien
menunjukkan harga diri yang positif. Kriteria Hasil:
1) Klien tidak merasa malu dengan kondisinya.
2) Klien merasa tidak percaya diri.
3) Klien mau berinteraksi dengan orang lain. Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur dan tujuan
dengan singkat dan jelas.
2) Kaji penyebab gangguan harga diri rendah.
3) Berikan dukungan emosi untuk klien/orang terdekat selama tes diagnostik.
4) Sampaikan hal-hal positif secara mutlak.
5) Gunakan sentuhan tangan jika diterima.
6) Libatkan keluarga dan orang terdekat untuk memberikan support.
7) Berikan reinforcement yang positif.
b. Gangguan konsep diri: Body Image b.d hilangnya bagian tubuh. Tujuan:
Gambaran diri klien positif. Kriteria Hasil:
1) Klien menyukai anggota tubuhnya.
2) Klien tidak merasa malu.
3) Klien mau berinteraksi dengan orang lain.
Intervensi: .
1) Binalah hubungan saling percaya.
2) Kajilah penyebab gangguan body image.
3) Kajilah kemampuan yang dimiliki klien.
4) Eksplorasi aktivitas baru yang dapat dilakukan.
5) Berikan dukungan yang positif dan dukungan emosi.
14
6) Gunakan sentuhan tangan jika diterima.
c. Gangguan konsep diri: Perubahan Peran b.d kesehatan. Tujuan: Klien dapat
melakukan perannya. Kriteria Hasil:
1) Klien tidak merasa malu dengan kondisinya.
2) Klien merasa percaya diri.
3) Klien mau berinteraksi dengan orang lain.
Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur dan tujuan
dengan singkat dan jelas.
2) Kaji penyebab perubahan peran.
3) Berikan dukungan emosi untuk klien/orang terdekat selama tes diagnostik.
4) Sampaikan hal-hal positif secara mutlak.
5) Gunakan sentuhan tangan jika diterima.
6) Libatkan keluarga dan orang terdekat untuk memberikan support.
7) Berikan reinforcement yang positif.
Intervensi:
1) Bina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur dan tujuan
dengan singkat dan jelas.
2) Kaji penyebab gangguan identitas diri klien.
3) Berikan dukungan emosi untuk klien/orang terdekat selama tes diagnostik.
4) Sampaikan hal-hal positif secara mutlak.
5) Gunakan sentuhan tangan jika diterima.
6) Libatkan keluarga dan orang terdekat untuk memberikan support.
7) Berikan reinforcement yang positif.
4. Implementasi
15
Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan intervensi/rencana yang telah
dibuat dan sesuai dengan kondisi klien.
5. Evaluasi
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
16
Tn. T masuk Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati pada tanggal 13 Desember
2011 karena kecelakaan sepeda motor.
C. PEMERIKSAAN FISIK
N : 82x/mnt,
S : 36,6 C,
RR : 19x/mnt
DS: Klien mengatakan : nyeri di sekitar luka bekas operasi amputasi di kaki kiri,
dengan skala nyeri 8, dengan karakteristik seperti tertusuk-tusuk, dengan intensitas
terus-menerus selama ±5 menit, nyerinya timbul saat merubah posisi dan berkurang
jika relaksasi napas dalam dan distraksi.
DO : Klien terlihat meringis dan memegangi daerah dekat luka post op.
D. PSIKOSOSIAL
1. Konsep Diri
a. Gambaran diri
DS: Klien mengatakan kaki kirinya sudah tidak ada, badannya kurus, rambutnya lurus
hitam, dan kulitnya hitam.
17
DO: Klien terlihat melamun, kaki kirinya diamputasi, kurus dan klien tampak malu
dengan kondisinya saat ini.
b. Identitas Diri
DS: Klien mengatakan dirinya seorang laki-laki dan klien mengatakan namanya Tn.
T, umur 26 th, dan beragama islam.
DO: Klien tampak mampu menyebutkan nama, jenis kelamin, umur dan agama
dengan benar dan Klien adalah seorang laki-laki.
c. Peran
DS: Klien mengatakan: Cemas karena klien tidak mampu melaksanakan perannya
sebagai ayah dari tujuh orang anak yang masih kecil-kecil dalam mencari nafkah.
DO: Klien terlihat sering termenung melihat kakinya saat ini dan saat keluarga datang
berkunjung, klien tampak lebih banyak diam.
d. Ideal diri
DS: Klien mengatakan sangat berharap dapat melakukan aktivitas seperti dulu lagi.
DO: Klien terlihat lebih banyak diam dan raut wajahnya tampak muram.
e. Harga diri
DS : Klien mengatakan : Malu, memikirkan kakinya yang sudah tidak ada dan merasa
dirinya sudah tidak berarti lagi, takut ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya,
khawatir bagaimana dengan pekerjaannya nanti karena klien adalah tukang ojek yang
harus menghidupi keluarganya. DO : Klien terlihat malu, sering menunduk dan
terlihat lebih banyak diam saat keluarganya datang dan ketika perawat akan
melakukan perawatan luka. Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah.
2. Hubungan Sosial
18
a. Orang yang Berarti
DS : Klien mengatakan istri dan anaknya adalah orang yang berarti baginya juga
keluarga adalah hal yang terpenting dalam kehidupannya.
DO : Klien terlihat sedih saat mengatakan hal mengenai keluarganya, saat berbicara
nada suara klien bergetar dan mata klien terlihat mengeluarkan air mata.
DS : Keluarga klien mengatakan sebelum sakit klien bekerja sebagai tukang ojek dan
aktif dalam kegiatan masyarakat.
DO : Klien terlihat diam jika ada orang lain menjenguk dan tampak jarang
berbincang-bincang dengan pasien lain. Masalah keperawatan : Isolasi Sosial.
3. Spiritual
DS : Klien mengatakan seorang muslim dan mengatakan sejak dirawat di rumah sakit
jarang melakukan ibadah sholat.
b. Kegiatan Ibadah :
DS : Klien mengatakan malas untuk beribadah pada waktu sakit karena merasa
frustasi.
19
DO : Klien terlihat tidak melaksanakan sholat sebagai seorang muslim dan terlihat
tidak pernah berdoa. Masalah keperawatan : Distress spiritual.
4. Sistem pendukung
YA TIDAK YA TIDAK
Keluarga ( √ ) ( ) Teman sejawat ( √ ) ( )
Profesional ( √ ) ( ) Kelompok sosial ( √ ) ( )
DS : Klien mengatakan keluarga, perawat, teman dan tetangganya selalu
memberi motivasi untuknya.
DO : Klien terlihat sangat semangat setelah mendapat dukungan oleh semua
pihak Masalah keperawatan : Tidak ada
5 . Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif
E. ASPEK MEDIK
20
Terapi Medik : Analgetik
21
Klien mengatakan sangat berharap dapat bincang dengan pasien lain.
melakukan aktivitas seperti dulu lagi.
Klien terlihat tidak melakukan shalat 5
Klien mengatakan : Malu, memikirkan waktu. Klien terlihat tidak melaksanakan
kakinya yang sudah tidak ada dan merasa sholat sebagai seorang muslim dan terlihat
dirinya sudah tidak berarti lagi, takut tidak pernah berdoa. Klien terlihat sangat
ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya, semangat setelah mendapat dukungan oleh
khawatir bagaimana dengan pekerjaannya semua pihak.
nanti karena klien adalah tukang ojek yang
harus menghidupi keluarganya
22
3.3 ANALISA DATA
Nama / Umur : Tn.T / 26 thn
23
karena memikirkan luka post operasi
pada kakiu kirinya
DO:
Klien terlihat: wajahnya pucat Mata
klien terlihat cekung dan terdapat
lingkaran hitam pada kelopak mata
3. bagian bawah. Klien kadang terlihat Resiko gangguan
menguap. Klien tampak lemas. Nyeri Intake yang tidak pemenuhan
di sekitar kaki kiri Gangguan adekuat : anoreksia kebutuhan nutrisi :
kebutuhan istirahat & tidur. kurang dari
DS: kebutuhan tubuh.
Klien mengatakan : Tidak nafsu
makan Badannya terasa lemas
DO:
Klien terlihat hanya makan ½ dari
porsi yang disediakan di rumah sakit.
4. Klien tampak lemas. Tanda-tanda
vital : TD = 130/80 MmHg, Nadi = Perubahan status Gangguan konsep
82x/mnt, RR = 19x/mnt, S = 36,6ºC kesehatan: post op diri: Peran
TB : 165 cm, BB : 50 kg Konjungtiva amputasi kaki kiri.
tampak anemis.
DS:
Klien mengatakan : malu dan sedih
dengan kondisinya saat ini. malu
bertemu dengan orang lain dirinya
sudah tidak berarti lagi cemas, dan
siapa yang akan mengurus anak dan
istrinya kalau tidak sembuh
penyakitnya dan beraktifitas seperti
keadaan normal. cemas memikirkan
penyakitnya malas untuk beribadah
24
pada waktu sakit karena merasa
frustasi. terdapat benjolan di kaki
sebelah kiri.
DO:
Klien tampak malu dengan
kondisinya saat ini. Klien terlihat
melamun. Klien terlihat sedih karena
tidak bisa beraktifitas seperti dulu.
Klien terlihat raut wajahnya tampak
muram. Klien terlihat tidak
bersemangat Klien terlihat malu
bertemu dengan orang lain. Klien
terlihat diam. Klien terlihat sedih saat
mengatakan hal mengenai
keluarganya. Saat berbicara nada
suara klien bergetar dan mata klien
terlihat mengeluarkan air mata.
Terdapat benjolan pada kaki sebelah
kiri. Perubahan status kesehatan: post
op amputasi kaki kiri Gangguan
konsep diri: Peran Kelompok I Postur
tubuh klien tinggi, kurus.
3.4 DIAGNOSA
Nama / Umur : Tn.T / 26 thn
25
pertumbuhan jaringan abnormal di
kaki kiri.
2. 13 Desember 2011 15 Desember 2011
Gangguan istirahat dan tidur b.d nyeri
disekitar kaki kiri.
3. 13 Desember 2011 15 Desember 2011
Resiko gangguan pemenuhan
4. 13 Desember 2011 15 Desember 2011
kebutuhan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat : anoreksia.
5. 13 Desember 2011 15 Desember 2011
Gangguan konsep diri : peran, harga
diri rendah, body image b.d post
operasi amputasi kaki kiri.
3.5 INTERVENSI
Nama / Umur : Tn.T / 26 thn
26
-TTV : TD = 130/80mmHg, nafas dalam dan rasa nyeri.
Nadi = 82x/mnt, hembuskan perlahan 4. Meningkatk
RR = 18x/mnt, serta distraksi kenyamanan klien d
S = 36,6 ºC terhadap nyeri. mengurangi peningka
4. Atur posisi yang rasa nyeri.
nyaman yang dapat 5. Peningkatan frekue
mengurangi nyeri. 5. nadi indikasi adan
Kaji TTV meliputi nyeri.
TD, Nadi, RR dan 6. Mengurangi rasa nye
suhu.
6. Kolaborasi dengan
dokter : pemberian
obat analgetik sesuai
program.
13 Des 2011 2. Tujuan : 1. Lakukan kajian 1. Memberikan inform
Kebutuhan istirahat dan tidur gangguan masalah dasar dalam menentuk
klien kembali terpenuhi setelah tidur, karakteristik, rencana keperawatan.
dilakukan intervensi dalam waktu dan penyebab kurang 2. Meningkatk
3 x 24 jam. tidur klien. 2. relaksasi otot un
KH : Lakukan mandi air beristirahat.
1. Lakukan kajian gangguan hangat sebelum 3. Pemenuhan kebutuh
masalah tidur, karakteristik, dan tidur. nutrisi yang cukup un
penyebab kurang tidur klien. 3. Anjurkan makan meningkatkan kuali
2. Lakukan mandi air hangat yang cukup satu jam istirahat.
sebelum sebelum tidur. 4. 4. Meningkatk
1. Memberikan informasi dasar Berikan susu hangat kelelapan tidur.
dalam menentukan rencana sebelum tidur. 5. Lingkungan yang tid
keperawatan. 5. Jaga ketenangan tenang da
2. Meningkatkan relaksasi otot lingkungan klien. mengganggu kebutuh
untuk beristirahat. KH Badan 6. Kolaborasi dengan istirahat.
klien menjadi segar dokter : pemberian 6. Meningkatk
27
- Klien dapat tidur 6 – 8 jam obat tidur, seperti kebutuhan istirahat d
setiap malam diazepam. tidur.
- Klien menjadi rileks dan lebih
nyaman
- Mata klien tidak terdapat
lingkaran hitam bawah di bawah
mata
- Wajah klien telihat tidak pucat -
Klien tidak menguap.
- Klien tidak tampak lema
13 Des 2011 3. Tujuan : 1. Pantau intake 1. Mengidentifik
Nutrisi klien kembali terpenuhi makanan setiap hari. defisiensi nutrisi.
dalam waktu 3 x 24 jam. 2. Dorong pasien 2. Membantu dal
KH : untuk makan diet identifikasi malnut
- Nafsu makan klien bertambah tinggi kalori kaya protein-kalori.
- Klien menghabiskan 1 porsi nutrient, dengan 3. Memperce
makanan yang diberikan rumah masukan cairan perbaikan jaringan ya
sakit adekuat. rusak dan memperlan
-Badan klien tidak lemas 3. Anjurkan untuk pencernaan.
- Konjungtiva emis banyak 4. Membuat waktu mak
-TTV : TD = 130/80mmHg, mengonsumsi lebih menyenangk
Nadi = 60 – 80x/mnt, makanan yang tinggi yang dapat meningkatk
RR = 18x/mnt, protein dan kaya intake yang adekuat.
S = 36,6 ºC serat. 5. Mengidentifikasi ya
- TB: 165 cm, BB: 55 kg 4. Ciptakan suasana menyebabkan tidak na
makan yang makan.
menyenangkan. 6. Mengetahui status g
5. Dorong dan kebutuhan nut
komunikasi terbuka klien.
mengenai masalah 7. Meningkatkan na
anoreksia. makan klien.
28
6. Timbang berat 8. Meningkatkan na
badan klien setiap makan klien.
hari. 9. Membantu mengk
7. Tawarkan keadaan klien.
makanan yang 10. Mengidentifik
disukai klien selama kebutuhan diet klien.
tidak bertentangan
dengan diet klien.
8. Hidangkan
makanan selagi
hangat.
9. Kaji TTV
meliputi: TD, Nadi,
suhu, RR.
10. Kolaborasi
dengan tim gizi.
13 Des 2011 4. Tujuan : 1. Bina hubungan 1. Dasar mengembangk
Harga diri klien meningkat saling percaya dan tindakan keperawatan.
setelah dilakukan tindakan menjelaskan semua 2. Merencanak
intervensi selama 3 x 24 jam. prosedur dan tujuan intervensi lebih lanjut.
KH : dengan singkat dan 3. Motivasi da
- Klien tidak merasa malu lagi jelas. meningkatkan
jika bertemu dengan orang lain 2. Kaji penyebab kepercayaan diri.
- Klien mau menerima keadaan gangguan harga diri 4. Penerimaan oleh ora
dirinya sekarang rendah, body image, lain meningkatk
- Klien dapat berinteraksi dengan peran. perasaan makna diri
baik pada perawat 3. Berikan motivasi 5. Jalan un
1. Bina hubungan saling percaya kepada klien dengan mendekatkan diri
dan menjelaskan semua prosedur melibatkan orang 6. Support sistem da
dan tujuan dengan singkat dan terdekat. memotivasi dal
jelas. 4. Sampaikan hal-hal peningkatan harga d
29
2. Kaji penyebab gangguan harga positif sesuai realita. klien
diri rendah, body image, peran. 5. Gunakan sentuhan 7. Meningkatk
3. Berikan motivasi kepada klien tangan jika perlu kepercayaan diri.
dengan melibatkan orang 6. Libatkan keluarga
terdekat. dan orang terdekat
4. Sampaikan hal-hal positif untuk memberikan
sesuai realita support.
1. Dasar mengembangkan 7. Berikan
tindakan keperawatan. reinforcement yang
2. Merencanakan intervensi lebih positif
lanjut.
3. Motivasi dapat meningkatkan
kepercayaan diri.
4. Penerimaan oleh orang lain
meningkatkan perasaan makna
diri
- Klien dapat melaksanakan
hubungan sosial secara bertahap
- Kepercayaan diri klien
meningkat
- Klien dapat melakukan
perannya sebagai ibu rumah
tangga
- Percaya diri klien meningkat.
Ruang / Kamar : Melati / 1
3.6 IMPLEMENTASI
Nama / Umur : Tn. T / 26
30
Hari / Tanggal NO Dx CATATAN
Pukul
Selasa / 13 1 dan 3 - Mengkaji TTV
Desember 2011 1 R = TTV Klien TD : 130/80mmHg
08.00 RR : 18x/mnt
1 N : 82x/mnt
3 S : 36,6 °C
- Mengkaji keluhan nyeri klien dengan intensitas nyeri (1-10).
R = Klien mengatakan nyerinya dengan skala 8.
4 - Memberikan analgetik sesuai dengan anjuran dokter.
08.15 R = Klien mengatakan nyeri sudah agak berkurang setelah diberi obat
analgetik.
09.00 2 - Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
dengan masukan cairan adekuat.
09.30 R = Klien mengatakan menghabiskan satu porsi makanan dari rumah
sakit.
10.15 3 - Membina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur
dan tujuan dengan singkat dan jelas.
13.00 R = Klien mengerti dan percaya pada perawat serta
meminta perawat untuk memberikan dukungan mental.
15.30 - Memberikan susu hangat sebelum tidur.
1 R = Klien mengatakan mengantuk setelah minum susu.
18.20 - Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
dengan masukan cairan adekuat.
19.00 1 R = Klien mengatakan menghabiskan satu porsi makanan dari rumah
sakit. - Memberikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.
19.25 R = Klien mengatakan sedikit agak rileks.
- Mengatur posisi klien yang nyaman yang dapat mengurangi nyeri.
21.00 3 R = Klien mengatakan nyerinya agak berkurang.
4 - Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
22.05 dengan masukan cairan adekuat.
31
R = Klien mengatakan selera makannya membaik.
Rabu / 14 - Membina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur
Desember 2011 2 dan tujuan dengan singkat dan jelas.
R = Klien mengatakan kekhawatirannya dengan kondisinya sekarang.
- Memberikan susu hangat sebelum tidur.
07.00 1 dan 3 R = Klien mengatakan ingin tidur setelah minum susu.
1
- Mengkaji TTV
R = TTV klien
07.30 3 TD : 125/80mmHg
RR : 18x/mnt N : 82x/mnt
S : 37,1 °C
08.40 4 - Menganjurkan klien untuk relaksasi tarik nafas dalam dan
1 hembuskan perlahan.
09.30 R = Klien lebih rileks dan lebih lega.
- Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
2 dengan masukan cairan adekuat.
10.30 1 R = Klien mengatakan lahap mengonsumsi makanan yang disediakan.
- Memberikan motivasi kepada klien dengan melibatkan orang
terdekat.
R = Klien mengatakan terima kasih dan lebih bersemangat.
13.10 - Mengatur posisi klien yang nyaman yang dapat mengurangi nyeri.
1 R = Klien mengatakan nyerinya semakin berkurang.
3 - Memandikan klien dengan air hangat sebelum tidur.
14.30 1 R = Klien mengatakan lebih segar .
- Menganjurkan klien untuk relaksasi tarik nafas dalam dan
15.45 1 hembuskan perlahan.
R = Klien mengatakan lebih rileks setelah menghembuskan nafas
3 perlahan-lahan. - Memberikan reinforcement yang positif.
16.00 4 R = Klien mengatakan lebih percaya diri.
- Menciptakan suasana makan yang menyenangkan.
32
2 R = Klien mengatakan merasa sangat nyaman dan senang untuk
18.30 1 makan. - Mengkaji keluhan nyeri klien dengan intensitas nyeri (1-10).
R = Klien mengatakan nyerinya berkurang dengan skala 5 .
18.45 - Menganjurkan klien untuk relaksasi tarik nafas dalam dan
hembuskan perlahan.
19.30 R = Klien mengatakan lebih rileks dan lebih nyaman .
- Menciptakan suasana makan yang menyenangkan.
20.30 1 R = Klien mengatakan merasa sangat nyaman dan senang untuk
1 makan.
- Memberikan motivasi kepada klien dengan melibatkan orang
21.40 3 terdekat.
R = Klien mengatakan terima kasih dan keluarga klien mengatakan
akan mengikuti saran perawat.
4 - Memberikan susu hangat sebelum tidur.
R = Klien mengatakan mengantuk setelah minum susu.
33
- Membina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur
dan tujuan dengan singkat dan jelas.
16.00 R = Klien mengerti dan percaya pada perawat serta meminta perawat
untuk memberikan dukungan mental.
17.00 - Memberikan susu hangat sebelum tidur.
1 R = Klien mengatakan mengantuk setelah minum susu.
19.00 - Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
dengan masukan cairan adekuat.
20.00 1 R = Klien mengatakan menghabiskan satu porsi makanan dari rumah
sakit.
- Memberikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan.
R = Klien mengatakan sedikit agak rileks.
22.00 3 - Mengatur posisi klien yang nyaman yang dapat mengurangi nyeri.
R = Klien mengatakan nyerinya agak berkurang.
- Mendorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrient,
dengan masukan cairan adekuat.
4 R = Klien mengatakan selera makannya membaik.
- Membina hubungan saling percaya dan menjelaskan semua prosedur
dan tujuan dengan singkat dan jelas.
R = Klien mengatakan kekhawatirannya dengan kondisinya sekarang. -
2 Memberikan susu hangat sebelum tidur.
R = Klien mengatakan ingin tidur setelah minum susu.
3.7 EVALUASI
Nama / Umur : Tn. T / 26 Tahun
34
2011 08.00 terlihat sangat nyaman dan rileks. :Masalah
teratasi. :Pertahankan intervensi Kaji TTV dan keluhan
nyeri klien perhatikan intensitas skala nyeri (1 10), berikan
tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan, anjurkan
klien untuk relaksasi tarik nafas dalam dan hembuskan
perlahan serta distraksi terhadap nyeri, atur posisi yang
nyaman, kolaborasi dengan dokter : pemberian obat
analgetik sesuai program.
Kamis / 15 Desember 2.
2011 09.00 Klien mengatakan bisa tidur dengan lelap. :Klien terlihat
lebih nyaman dan lebih lelap. : Masalah teratasi. :
Pertahankan intervensi Lakukan mandi air hangat sebelum
tidur, berikan susu hangat sebelum tidur, dan jaga
Kamis / 15 Desember 3. ketenangan lingkungan klien.
2011 13.00
:Klien mengatakan nafsu makannya bertambah. :Klien
terlihat menghabiskan 1 porsi makanan dari rumah
sakit. :Masalah teratasi. :Pertahankan intervensi dx Kaji
TTV klien, ciptakan suasana makan yang menyenangkan,
pantau intake makanan setiap hari, dorong pasien untuk
makan diet tinggi kalori kaya nutrient, dengan masukan
Kamis / 15 Desember 4. cairan adekuat, dan mendorong komunikasi terbuka
2011 16.00 mengenai masalah anoreksia.
BAB IV
35
PENUTUP
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Tahap pertama yang kami lakukan adalah melaksanakan pengkajian dengan
mencari dan mengkaji data subjektif yang dapat kita peroleh dari klien maupun
keluarga klien dan data objektif yang dapat kita lihat dari pemeriksaan-pemeriksaan
yang dilakukan. Di dalam pengkajian penulis melakukan beberapa tahap diantaranya
adalah tahap penjajakan yang terdiri dari pengumpulan data, menentukan masalah
kesehatan dan juga menentukan dalam memprioritaskan diagnosa keperawatan.
4.2 Saran
Adapun saran diharapkan dapat memahami dan menguasai teori tentang
psikososial dan kebutuhan lainnya. Mahasiswa harus dapat melakukan tindakan
keperawatan secara benar dan terampil. Mahasiswa perlu ditingkatkan keaktifannya
dalam bertanya kepada pembimbing ataupun kakak perawat lainnya. Mahasiswa
diharapkan dapat meluangkan waktunya untuk berkumpul dalam pembuatan makalah
untuk seminar. Mahasiswa diharapkan dapat lebih teliti dalam membuat Asuhan
Keperawatan.
36
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC Doenges,
M.E, dkk.1996.
Gangguan Konsep Diri. Buku Kedokteran. Jakarta : EGC Stuart G.W, dkk. 1995.
Keperawatan Jiwa, Buku Kedokteran. Jakarta : EGC Tarwoto dan Wartonah. 2003.
37