Anda di halaman 1dari 15

DOMAIN DIAGNOSA BERDASARKAN NANDA DAN APLIKASI NIC NOC DALAM

ASUHAN KEPERAWATAN

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 3

SISKA TERIANA 2017610135


KALISTA ELSI RAHAYU 2017610129
FINSENSIA SERLIANA LERO 2017610038
AFRIANTO BILI 2017610001

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGADEWI
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmatnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul DOMAIN DIAGNOSA
BERDASARKAN NANDA DAN APLIKASI NIC NOC DALAM ASUHAN
KEPERAWATAN
Dengan terselesainya makalah ini semoga bermanfaat bagi para pembaca yang
menjadikan makalah kami sebagai acuan bacaan dan dapat berguna bagi pembaca, dapat
memberikan sepenggal pengetahuan yang mungkin belum terlihat sempurna.

Kami dapat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini,
oleh karena itu kami sangat menghargai akan saran dan kritik unutk membangun makalah ini
lebih baik lagi, demikian yang dapat kami sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.

Malang, April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................................

Daftar Isi ..........................................................................................................................................

Bab I Pendahuluan ...........................................................................................................................

1.1 Latar Belakang ...............................................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................................
1.3 Tujuan ............................................................................................................................

Bab II Tinjauan Pustaka ...................................................................................................................

2.1 Defenisi Diagnosa ..........................................................................................................

2.2 Diagnosa Nanda 2018-2020 ...........................................................................................


2.3 Proses Dan Prosedur Diagnosa ......................................................................................
2.4 Perubahan .......................................................................................................................
2.5 Diagnosa Keperawatan ..................................................................................................
2.6 Diagnosa -Autcomes- Intervention ................................................................................
2.7 Nursing Outcomes Classification (Noc) ........................................................................
2.8 Nursing Interventions Classification (Nic) ....................................................................
2.9 Definisi HIV-AIDS ........................................................................................................

2.10 Etiologi ........................................................................................................................

2.11 Klasifikasi ....................................................................................................................

2.12 Manifestasi Klinis ........................................................................................................

2.13 Patifisiologi ..................................................................................................................

2.14 Pelaksanaan ..................................................................................................................

Bab III Penutup ................................................................................................................................

3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................

3.2 Saran .............................................................................................................................


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon individu, keluarga dan
masyarakat terhadap masalah- masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan
potensial. Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan diagnosa keperawatan
yang digunakan sebagai dasar pemilihan intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi
tanggung jawab perawat. Diagnosa keperawatan menggambarkan bagaimana keadaan pasien
saat ini dan mencerminkan perubahan-perubahan pada kondisi pasien.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu domain diagnose berdasarkan nanda?
2. Bagaimana aplikasi nic noc dalam asuhan keperawatan?
3. Bagaimana konsep teori HIV AIDS ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui domain diagnosa berdasarkan nanda
2. Untuk mengetahui aplikasi nic noc dalam keperawatan
3. Untuk mengetahui definisi AIDS
4. Untuk mengetahui etiologi AIDS
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis pada klien AIDS
6. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien HIV AIDS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Diagnosa


Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon individu, keluarga
dan masyarakat terhadap masalah- masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
aktual dan potensial. Perawat menganalisis data pengkajian untuk merumuskan
diagnosa keperawatan yang digunakan sebagai dasar pemilihan intervensi untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung jawab perawat. Diagnosa keperawatan
menggambarkan bagaimana keadaan pasien saat ini dan mencerminkan perubahan-
perubahan pada kondisi pasien.

2.2 Diagnosa Nanda 2018-2020


Terdapat 244 diagnose dengan penambahan 17 diagnose baru Setiap diagnosa
adalah produk dari satu atau lebih NANDA-I volunteers, yang hamper semuanya
evidence base. Setiap diagnosa melalui proses diskusi dan revisi oleh tim
pengembang diagnose di submit ke NANDA – I member untuk di setujui.

2.3 Proses Dan Prosedur Untuk Diagnosa


1. Proses
Semua diagnose dan revisi diagnose melalui sistematik review untuk dinilai
konsistensi dengan kriteria diagnose dan didukung dengan bukti/evidence
2. Bukti
Diterima untuk pengembangan Diterima untuk dimasukkan dan dipublikasi
dalam taxonomy Diterima secara klinis (validasi dan testing)
2.4 Perubahan
1. Diagnosa promosi kesehatan
Penilaian klinis terkait dengan motivasi dan keinginan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan untuk melakukan potensi kesehatan. Ditunjukkan melalui
kesiapan untuk melakukan perilaku kesehatan dalam semua kondisi kesehatan.
Ketika pasien tidak bisa menunjukkan kesiapan untuk meningkatkan perilaku
sehat, maka perawat dapat berperan dalam pengambilan keputusan.

2.5 Diagnosa keperawatan


Berfokus pada masalah: respon yang tidak diinginkan pada kondisi kesehatan
Diagnosa resiko: keterpaparan pasien sehingga bisa mengarah pada kondisi yang tidak
diinginkan Diagnosa promosi keseatan:motivasi dan keinginan untuk mencapai status
kesehatan dan aktualisasi potensi kesehatan Sindroma: kumpulan diagnosa keperawatan
yang terjadi bersamaan – bisa ditangani bersamaan (gangguan pola tidur, fatigue,
perubahan mobilitas fisik)
Sebuah diagnose keperawatan terdiri dari 2 bagian: descriptor dan fokus dari
diagnose atau konsep inti dari diagnose. Kecuali:
1. anxiety (00146),
2. constipation (00011),
3. fatigue (00093),
4. ausea (00134).

2.6 Diagnosa – Outcome – Intervensi


1. Diagnosa keperawatan digunakan untuk mengidentifikasi outcomes yang
diinginkan dari rencana perawatan
2. Outcome mengacu pada perilaku yang bisa diukur atau persepsi yang ditunjukkan
pasien sebagai respon dari intervensi keperawatan.
3. Intervensi: semua penanganan yang dilakukan berdasarkan penilaian dan
pengetahuan klinis yang dilakukan perawat untuk meningkatkan outcomes pasien
2.7 Nursing Outcomes Classification (NOC)
Definisi Kondisi pasien, perilaku dan persepsi yng diukur untuk melihat respon
terhadap intervensi keperawatan. Setiap Outcome mempunyai definisi, skala
pengukuran, indicator sesuai konsep dan referensi terkait. Disusun dalam bentuk
taxonomy yang memudahkan identifikasi dalam penggunaan di tempat praktek. 3
level taxonomy, 540 outcomes dengan 52 outcomes baru. Skala likert digunakan
untuk menggambarkan kondisi, pengetahuan dan tindakan
2.8 Nursing Intervention Classification (NIC)
Definisi Semua tindakan,yang didasarkan pada penilaian klinis dan pengetahuan,
yang dilakukan perawat untuk meningkatkan outcome pasien. Terdiri atas:
1. Tindakan langsung
2. Tindakan tidak langsung
3. Tindakan terhadap komunitas
4. Tindakan yang diinisiasi perawat
5. Tindakan yang diinisiasi dokter

2.9 Definisi HIV-AIDS


HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan
AIDS. HIV termasuk keluarga virus retro yaitu virus yang memasukan
materigenetiknya ke dalam sel tuan rumah ketika melakukan cara infeksi dengan
carayang berbeda (retro), yaitu dari RNA menjadi DNA, yang kemudian menyatu
dalam DNA sel tuan rumah, membentuk pro virus dan kemudian melakukan replikasi

2.10 Etiologi
Penyebab adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiencyvirus (HIV). HIV pertama kali ditemukan pada tahun 1983 sebagai
retrovirus dandisebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus
baru yangdiberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen
dibandingkaandengan HIV-1. Maka untuk memudahkan keduanya disebut HIV
2.11 Klasifikasi
Klasifikasi Klinis Infeksi HIV Pada Orang Dewasa Menurut WHO

STADIUM GAMBARAN KLINIS SKALA


AKTIVITAS
I 1. Asimptomatik Asimptomatik,
2. Limfadenopati Generasita aktivitas normal
II 1. Berat badan menurut kurang dari < 10% Simptomatik ,
2. Kelainan kulit dan mukosa yang kering seperti, aktivitas normal
dermatitis seboroik,purigo, onikomikosis,ulkus
oral yang rekuren, khcilitis angularis
3. Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
4. Infeksi saluran nafas bagian atas seperti
sinusitis bakterialis
III 1. Berat badan menurun < 10% Pada umumnya
2. Diare kronis yang terjadi lebih dari satu lemah,aktivitas
bulan tempat tidur kurang
3. Demam berkepanjangan lebih dari satu dari 50%
bulan
4. Kandidiasi orofaringeal
5. Oral hairy leukoplakia
6. TB paru dalam tahun terakhir
7. Infeksi bacterial yang berat seperti
pneumonia,piomiositis
IV 1. HIV wasting syndrome Pada umumnya
2. Pneumonia pncumocystis lemah,aktivitas
3. Toksoplasmosis otak tempat tidur kurang
4. Diare kriptosporidiosis lebih dari satu bulan dari 50%
5. Kriptokokosis eksrtapulmonar
6. Renitis virus situmegalo
7. Hepar simpleks mukokutan > 1 bulan
8. Leukocnsefalopati multifacal frogresif
9. Mikosis diseminata seperti histoplasmosis
10. Turbekulosis diluar paru

2.12 Manifestasi Klinis


Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit
AIDSdiantaranya adalah seperti dibawah ini:
1) Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti
nafas sejenak, batuk, nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus
lainnya(Pneumonia). Tidak jarang diagnosa pada stadium awal penyakit
HIV AIDSdiduga sebagai TBC.
2) Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda
dangejala seperti hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap
mengalami penyakit jamur pada rongga mulut dan kerongkongan, serta
mengalamidiarhea yang kronik.
3) Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga
wastingsyndrome, yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10%
dibawah normalkarena gangguan pada sistem protein dan energy
didalam tubuh seperti yangdikenal sebagai Malnutrisi termasuk juga
karena gangguanabsorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan
yang mengakibatkandiarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang
bertenaga.
4) System Persyarafan. Terjadinya gangguan pada persyarafan central
yangmengakibatkan kurang ingatan, sakit kepala, susah berkonsentrasi,
sering tampak kebingungan dan respon anggota gerak melambat. Pada
systempersyarafan ujung (Peripheral) akan menimbulkan nyeri dan kese
mutan pada telapak tangan dan kaki, reflek tendon yang kurang, selalu
mengalamitensi darah rendah dan Impoten.
5) System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan
viruscacar air (herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan
berbagai
macam penyakit kulit yang menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit.
Lainnyaadalah mengalami infeksi jaringan rambut pada kulit
(Folliculities), kulitkering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak) serta
Eczema atau psoriasis.
6) Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali
mengalami penyakit jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal
terinfeksi virus HIV.Luka pada saluran kemih, menderita penyakit
syphillis dan dibandingkanPria maka wanita lebih banyak jumlahnya
yang menderita penyakit cacar.Lainnya adalah penderita AIDS wanita
banyak yang mengalami peradanganrongga (tulang) pelvic dikenal
sebagai istilah 'pelvic inflammatory disease(PID)' dan mengalami masa
haid yang tidak teratur (abnormal).

2.13 Patofsikologi
Sel T dan makrofag serta sel dendritik / langerhans ( sel imun ) adalah sel-sel
yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus ( HIV ) dan terkonsentrasi
dikelenjar limfe, limpa dan sumsum tulang. Human Immunodeficiency Virus
( HIV ) menginfeksi sel lewat pengikatan dengan protein perifer CD 4,
dengan bagian virus yang bersesuaian yaitu antigen grup 120. Pada saat sel
T4 terinfeksi dan ikut dalam respon imun, maka Human Immunodeficiency
Virus ( HIV ) menginfeksi sel lain dengan meningkatkan reproduksi dan
banyaknya kematian sel T4 yang juga dipengaruhi respon imun sel killer
penjamu, dalam usaha mengeliminasi virus dan sel yang terinfeksi. Virus
HIV dengan suat u enzim, reverse transkriptase, yang akan melakukan
pemograman ulang materi genetik dari sel T4 yang terinfeksi untuk membuat
double-stranded DNA. DNA ini akan disatukan kedalam nukleus sel T4
sebagai sebuah provirus dan kemudian terjadi infeksi yang permanen. Enzim
inilah yang membuat sel T4 helper tidak dapat mengenali virus HIV sebagai
antigen. Sehingga keberadaan virus HIV didalam tubuh tidak dihancurkan
oleh sel T4 helper. Kebalikannya, virus HIV yang menghancurkan sel T4
helper. Fungsi dari sel T4 helper adalah mengenali antigen yang asing,
mengaktifkan limfosit B yang memproduksi antibodi, menstimulasi limfosit
T sitotoksit, memproduksi limfokin, dan mempertahankan tubuh terhadap
infeksi parasit. Kalau fungsi sel T4 helper terganggu, mikroorganisme yang
biasanya tidak menimbulkan penyakit akan memiliki kesempatan untuk
menginvasi dan menyebabkan penyakit yang serius. Dengan menurunya
jumlah sel T4, maka sistem imun seluler makin lemah secara progresif.
Diikuti berkurangnya fungsi sel B dan makrofag dan menurunnya fungsi sel
T penolong. Seseorang yang terinfeksi Human Immunodeficiency Virus
(HIV ) dapat tetap tidak memperlihatkan gejala (asimptomatik) selama
bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar
1000 sel perml darah sebelum infeksi mencapai sekitar 200-300 per ml
darah, 2-3 tahun setelah infeksi. Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-
gejala infeksi ( herpes zoster dan jamur oportunistik ) muncul, Jumlah T4
kemudian menurun akibat timbulnya penyakit baru akan menyebabkan virus
berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seorang didiagnosis
mengidap AIDS apabila jumlah sel T4 jatuh dibawah 200 sel per ml darah,
atau apabila terjadi infeksi opurtunistik, kanker atau dimensia AIDS.
2.14 Penatalaksanaan
Penyakit AIDS belum di temukan cara penyembuhanya, yang perlu di
lakukan adalah pencegahan Human Immunodeficiency Virus (HIV) untuk
mencegah terpajannya Human Immunodeficiency Virus (HIV), bisa
dilakukan dengan :
1. Melakukan hubungan kelamin/sex dengan pasangan yang tidak
terinfeksi.
2. Melakukan pemeriksaan 6 bulan setelah hubungan seks terakhir yang
tidak terlindungi.
3. Menggunakan alat kontrasepsi atau pelindung jika berhubungan
dengan orang yang tidak jelas status HIV nya.
4. Tidak melakukan pertukaran jarum suntik,jaru tato,dan sebagainya.
5. Melakukan pencegahan infeksi ke bayi baru lahir atau janin.. Jika
terinfeksi HIV, maka pengendaliannya yaitu:
a) Terapi Infeksi Opurtunistik terapi ini bertujuan
menghilangkan, pemulihan pengendalian infeksi ,
nasokomial, sepsis atau opurtunistik. Melakukan
pengendalian inveksi yang aman untuk pencegahan
kontaminasi bakteri dan komplikasi penyebab sepsis harus
dipertahankan bagi pasien dilingkungan perawatan kritis.
b) Terapi AZT (Azidotimidin) Disetujui FDA (1987) untuk
penggunaan obat antiviral AZT yang efektif terhadap AIDS,
obat ini menghambat replikasi antiviral Human
Immunodeficiency Virus (HIV) dengan menghambat enzim
pembalik traskriptase. AZT tersedia untuk pasien AIDS yang
jumlah sel T4 nya < >3 . Sekarang, AZT tersedia untuk pasien
dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) positif
asimptomatik dan sel T4 > 500 mm3
c) Terapi Antiviral Baru Beberapa antiviral baru yang
meningkatkan aktivitas system imun dengan menghambat
replikasi virus / memutuskan rantai reproduksi virus pada
prosesnya. Obat-obat ini adalah :
1) Didanosine
2) Ribavirin
3) Diedoxycytidine
4) Recombinant CD 4 dapat larut
5) Vaksin dan Rekonstruksi Virus
Upaya rekonstruksi imun dan vaksin dengan agen
tersebut seperti interferon, maka perawat unit khusus
perawatan kritis dapat menggunakan keahlian
dibidang proses keperawatan dan penelitian untuk
menunjang pemahaman dan keberhasilan terapi AIDS.
6) Pendidikan untuk menghindari alcohol dan obat
terlarang, makan-makanan sehat,hindari stress,gizi
yang kurang,alcohol dan obat-obatan yang
mengganggu fungsi imun.
7) Menghindari infeksi lain, karena infeksi itu dapat
mengaktifkan sel T dan mempercepat reflikasi Human
Immunodeficiency Virus (HIV).
BAB III

PENUTUP

3.1KESIMPULAN

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis mengenai respon individu,


keluarga dan masyarakat terhadap masalah- masalah kesehatan atau proses
kehidupan yang aktual dan potensial. Perawat menganalisis data pengkajian untuk
merumuskan diagnosa keperawatan yang digunakan sebagai dasar pemilihan
intervensi untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung jawab perawat.

Definisi Kondisi pasien, perilaku dan persepsi yng diukur untuk melihat
respon terhadap intervensi keperawatan. Setiap Outcome mempunyai definisi,
skala pengukuran, indicator sesuai konsep dan referensi terkait.

Definisi Semua tindakan,yang didasarkan pada penilaian klinis dan


pengetahuan, yang dilakukan perawat untuk meningkatkan outcome pasien.

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang dapat menyebabkan


AIDS.Penyebabnya adalah golongan virus retro yang disebut human
immunodeficiencyvirus (HIV).

3.2 SARAN
Dengan menggunakan panduan nanda, nic dan noc akan mempermudah
untuk melakukan asuhan keperawatan kepada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Butcher, Howard K.; Bulechek, Gloria M.; Dochterman, Joanne M. McCloskey; Wagner,
Cheryl. Nursing Interventions Classification (NIC) - E-Book (Kindle Locations 3583-3589).
Elsevier Health Sciences. Kindle Edition.

Moorhead, Sue; Johnson, Marion; Maas, Meridean L.; Swanson, Elizabeth. Nursing Outcomes
Classification (NOC) - E-Book: Measurement of Health Outcomes (Kindle Locations 2205-
2206). Elsevier Health Sciences. Kindle Edition.

Padila. S.Kep.NS.2012. Keperawatan Medikal Bedah. Numed. Yogyakarta Smeltzer , Bare,


2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah , Brunner dan suddart, Edisi 8, Jakarta, EGC
Herlman, T. Heather.2012. NANDA International Diagnosis Keperawatan : Definisi dan
Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai