Tingkat 3C
NIM: 191FK06089
Tindakan caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan
kepada individu secara utuh. Perilaku caring semestinya diberikan kepada manusia sejak
lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan,masa pertahanan sampai di kala manusia itu
meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan
dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan
fenomena yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi di antara kultur
satu tempat dengan tempat lainnya.
1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dan
dibagi serta memberi petunjuk dalam berpikir, bertindak dan mengambil keputusan.
2. Nilai Budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau sesuatu
tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan
keputusan.
3. Perbedaan budaya Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang
optimal daei pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi pendekatan
keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang menghargai nilai
budaya individu, kepercayaan dan tindakantermasuk kepekaan terhadap lingkungan dari
individu yang datang danindividu yang mungkin kembali lagi (Leininger, 1985).
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa
budayanya adalah yang terbaik di antara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain.
5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada penelitian
etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran yang tinggi pada
perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi untuk mempelajari
lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal balik di antara keduanya.
9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau antisipasi
kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia
10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk membimbing, mendukung atau
memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan,
sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian
dengan damai.
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma
yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan. Menurut
Leininger (1984) manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada
setiap saat dimana pun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
2. Perilaku Johnson
Teori sistem perilaku Johnson tumbuh dari keyakinan Nightingale yakni tujuan
perawatan adalah membantu individu-individu untuk mencegah atau mengobati dari
penyakit atau cidera.Ilmu dan seni merawat harus berfokus pada pasien sebagi
individu dan bukan pada entitas yang spesifik.
Johnson memanfaatkan hasil kerja ilmu perilaku dalam psikologi, sosiologi dan
etnologi untuk membangun teorinya. Ia menyandarkan sepenuhnya pada toeri sistem-
sistem dan menggunakan konsep dan definisi dari A. Rapoport,R. Chin dan
W.Buckley. Struktur teori sistem perilaku dipolakan sesudah model sistem; sistem
dinyatakan terdiri dari bagian yang berkaitan untuk melakukan fungsi bersama-sama
untuk membentuk keseluruhan. Dalam tulisannya, Johnson mengkonseptualkan
manusia sebagai sistem perilaku dimana fungsi adalah observasi perilaku adalah teori
sistem biologi, yang menyatakan bahwa manusia merupakan sistem biologi yang
terdiri dari bagian biologi dan penyakit adalah hasil gangguan sistem biologi.
Pengembangan teori dari sebuah perspektif filosofis, Johnson menulis bahwa
perawatan merupakan konstribusi penyediaan fungsi perilaku efektif pada pasien
sebelum, selama dan sesudah penyakit. Ia memakai konsep dari disiplin ilmu lain
seperti sosialisasi, motivasi, stimulus, kepekaan, adaptasi dan modifikasi perilaku,
untuk mengembangkan teorinya.
Johnson mencatat bahwa meski literatur menunjukkan ide dukungan lain yaitu bahwa
manusia merupakan sistem perilaku, sejauh yang ia tahu, ide tersebut adalah asli dari
dirinya. Pengetahuan bagian-bagian sistem perilaku dicikung dalam ilmu-ilmu
perilaku, tetapi literatur empiris mendukung dugaan bahwa sistem perilaku
merupakan keseluruhan yang belum dikembangkan. Dalam sistem biologis ,
pengetahuan atas bagian-bagianya lebih dahulu dari pengetahuan keseluruhan sistem.
Teori keperawatan Dorothy E Johnson disebut dengan behavioral sistem theory teori
(sistem perilaku). Model Dorothy Johnson (1980, 1990) adalah sintesis dari teori dan
konsep ilmu perilaku dan biologi, yang terintegrasi ke dalam kerangka kerja
sistematis.
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan
sistem perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilaku yang selalu ingin
mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkungan internal maupun eksternal,
juga memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang
ditimbulkanya. Sebagai suatu sistem , didalamnya terdapat komponen sub sistem yang
membentuk sistem tersebut, diantaranya komponen sub sistem yang membentuk
sistem perilaku menurut Johnson adalah :
· Ingestif, yaitu berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya
makan dan minum sebagai suatu subsistem tingkah laku. Ingesti (ingestion)
merupakan perilaku yang terkait dengan asupan sumber daya yang diperlukan dari
lingkungan eksternal, termasuk makanan, cairan, informasi, benda, untuk tujuan
perkembangun hubungan yang efektif dengan lingkungan.Sedangkan eliminasi
(eliminative) merupakan perilaku yang terkait dengan pelepasan produk-produk yang
tidak dibutuhkan.Respon-respon ini dikaitkan dengan sosial dan psikologis seperti
halnya pertimbangan biologis.
· Achievement, merupakan tingkat pencapaian prestasi melalui kterampilan
yang kreatif. Achievement merupakan perilaku yang terkait dengan penguasaan diri
sendiri dan lingkungan untuk tujuan menghasilkan efek yang diinginkan termasuk
kegiatan pemecahan masalah, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan pribadi.
Subsistem achievement berusaha memanipulasi lingkungan. Fungsinya mengontrol
atau menguasai aspek pribadi atau lingkungan pada beberapa standar kesempurnaan.
Cakupan perilaku prestasi termasuk kemampuan intelektual, fisikis, kreatif, mekanis
dan sosial.
· Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dan
berbagai ancaman yang ada di lingkungan. Agresif dalam subsistem ini adalah
perilaku yang berhubungan dengan ancaman aktual atau potensial dalam lingkungan
untuk tujuan menjamin kelangsungan hidup manusia.Subsistem agresif terdiri dari
dua komponen yaitu perlindungan (protection) dan pemeliharaan (preservation).Hal
tersebut mengikuti garis pemikiran ahli ethologi seperti Lorenz dan Feshback.
· Eliminasi, berhubungan dengan bagaimana, kapan, cara, dan banyaknya zat
yang tidak di butuhkan oleh tubuh dikeluarkan secara bilogis sebagai suatu subsistem
tingkah laku.
· Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan dicintai.
Subsistem seksual yaitu perilaku yang terkait dengan identitas, gender atau spesifik
untuk tujuan memastikan kesenangan (gratification) atau prokreasi (procreation) dan
pengetahuan serta perilaku yang kongruen dengan seks biologis.Sistem respon ini
dimulai dengan perkembangan identitas jenis kelamin dan perilaku-perilaku berdasar
prinsip jenis kelamin.
· Afiliasi, merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan tambahan dalam
mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalam kehidupan
social, keamanan, dan kelangsungan hidup. Subsistem hubungan kasih sayang
(attachement-affiliative) adalah perilaku yang terkait dengan pengembangan dan
pemeliharaan hubungan interpersonal dengan orang tua, teman sebaya, figure otoritas.
Hal tersebut dapat membangun rasa memiliki dan hubungan kekerabatan dengan
orang lain termasuk perilaku kasih sayang, interpersonal, dan keterampilan
berkomunikasi. Subsistem attachement-affiliative mungkin merupakan yang paling
kritis, karena subsistem ini membentuk landasan untuk semua organisasi sosial.Pada
tingkatan umum, hal itu memberikan kelangsungan (survival) dan keamanan
(security).Sebagai konsekuensinya adalah inklusi sosial, kedekatan (intimacy) dan
susunan serta pemeliharaan ikatan sosial yang kuat.
· Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk sistem perilaku dalam
mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan serta kepercayaan. Pada hakikatnya,
manusia tidak akan pernah terlepas dari manusia yang lain. Manusia yang satu dengan
yang lain saling memberi dan juga dengan lingkungannya seling memberi dan
menerima. Subsistem dependency membantu untuk mengembangkan perilaku yang
memerlukan respon pengasuhan.Dalam mengembangkan perilaku tersebut,
dibutuhkan suatu konsekuensi yaitu bantuan persetujuan, perhatian atau pengenalan,
dan bantuan fisik. Namun dalam pengembangannya, ditemukan hambatan-hambatan
yaitu salah satunya perilaku yang bergantung total kepada orang lain. Subsistem
ketergantungan ini sangat penting adanya untuk suatu komunitas agar saling tercipta
interaksi untuk membantu satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan sub sistem tersebut diatas, maka akan terbentuk sebuah sistem perilaku
individu, sehingga Johnson memiliki pandangan bahwa keperawatan dalam mengatasi
permasalahan tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat
menyeimbangkan sistem perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalaha manusia yang
mendapat bantuan perawatan dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan
atau ketidak seimbangan penyesuaian dengan lingkungan.Status kesehatan yang ingin
dicapai adalah mereka yang mampu berperilaku untuk memelihara keseimbangan atau
stabilitas dengan lingkungan.
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang
mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu
memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraannya, oleh karena
itu teorinya ini dikenal sebagai Self Care (perawatan diri) atau Self Care Defisit Teori.
Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia, dan orang
sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas Self Care mereka.
Keperawatan menurut Orem (1971) adalah pelayanan manusia yang berpusat kepada
kebutuhan manusia untuk mengurus diri bagaimana mengaturnya secara terus
menerus untuk dapat menunjang kesehatan dan kehidupan, sembuh dari penyakit atau
kecelakaan dan menanggulangi akibat-akibatnya.
Tema sentral dari model konseptul Dorothea Orem adalah konsep perawatan diri, dan
ide defisit perawatan diri yang berkaitan erat. Orem menyatakan idenya ini pertama
kali pada akhir tahun 1950-an. Bukunya yang berjudul Nursing : Concept of Practice
pertama kali dipublikasikan pada 1971 dengan edisi lanjutan diterbitkan pada 1980.
Sampai saat sekarang ini Orem masih mengembangkan dan menyempurnakan model
konseptualnya. Model Konseptual tersebut terdiri dari 3 persektif teoritis yaitu
sebagai berikut :
a. Perspektif teoritis perawatan diri.
Dalam pandangan Orem, perawatan diri merupakan proses pribadi yang sangat unik
dan dipengaruhi oleh faktor –faktor berikut ini :
a. Usia
b. Gender
c. Kesehatan
d. Lingkungan sosbud
e. Sistem layanan kesehatan
f. Keluarga
g. Gaya hidup
Perawatan diri berorientasi pada tujuan. Orem menyebutkan kebutuhan perawatan diri
diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Kebutuhan perawatan diri universal
b. Kebutuhan perawatan diri sebagai akibat dari terganggunya kesehatan
c. Perkembangan yang berhubungan dengan kebutuhan perawatan diri
Dalam konsep praktik keperawatan, Orem mengembangkan tiga bentuk teori self care
yaitu sebagai berikut :
1. Self care
Teori Self Care meliputi:
a. Self Care: merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta dilaksananakan
oleh individu itusendiri dalam memenuhi serta mempertahankan kehidupan,
kesehatan serta kesejahteraan.
b. Self Care Agency: merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri,yang dapat dipengaruhi oeh usia, perkembangan, sosiokultural,
kesehatan dan lain-lain.
c. Theurapetic Self Care Demand: tuntutan atau permintaan dalam perawatan diri
sendiri yangmerupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk
perawatan diri sendiri dengan menggunakanmetode dan alat dalam tindakan yang
tepat.
d. Self Care Requisites: kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang
ditujukan pada penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan
berhubungan dengan proses kehidupan manusia sertadalam upaya mempertahankan
fungsi tubuh. Self Care Reuisites terdiri dari beberapa jenis, yaitu: Universal Self Care
Requisites (kebutuhan universal manusia yang merupakan kebutuhan dasar),
Developmental Self Care Requisites (kebutuhan yang berhubungan perkembangan
indvidu) dan Health Deviation Requisites (kebutuhan yang timbul sebagai hasil dari
kondisi pasien).
3. Sistem Supportif dan Edukatif. Merupakan sistem bantuan yang diberikan pada
pasien yang membutuhkan dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu
memerlukan perawatan secara mandiri. Sistem ini dilakukan agar pasien mampu
melakukan tindakan keperawatan setelah dilakukan pembelajaran. Contoh: pemberian
sistem ini dapat dilakukan pada pasien yang memerlukan informasi pada pengaturan
kelahiran.
Model Orem ini memiliki hubungan dengan paradigma keperawatan yaitu dalam
hubungannya dengan manusia, lingkungan, sehat dan sakit, dan keperawatan.
1. Manusia
Model Orem membahas dengan jelas individu dan berfokus pad ide diri dan
perawatan diri. namun demikian seseorang dianggap paling ekslusif dalam konteks
ini, sedangkan kompleksitas perawatan manusia tidak dipertimbangkan. Manusia
dianggap sebagai sejumlah kebutuhan perawatan diri.
2. Lingkungan
Lingkungan juga dibahas dengan jelas dalam model ini. namun, hal ini terutama
dianggap sebagai situasi tempat terjadinya perawatan diri atau kurangnya perawatan
diri.
3. Sehat dan sakit
Ide ini juga terdapat dalam model tersebut,namun dibahas dalam kaitannya
dengan perawatan diri. Alasannya adalah bahwa jika individu dalam keadaan sehat
mereka dapat memenuhi sendiri defisit perawatan diri yang mereka alami. jika mereka
sakit atau cedera, orang tersebut bergeser dari status agens perawatan diri menjadi
status pasien atau penerima asuhan.
4. Keperawatan
Harus diketahui bahwa keperawatan ditampilkan dalam bentuk pendekatan
mekanistik berdasarkan pendekatan suportif - edukatif, kompensasi parsial,
kompensasi total. Pendekatan tersebut merupakan pendekatan langsung yang dapat
ditatalaksanakan.
Kesimpulan : Model-model Konseptual yang ada dalam keperawatan seperti model Self Care
(Orem), Perilaku (Johnson), Budaya (Leininger),. Model-model tersebut memiliki
karakteristik tersendiri yang dapat digunakan dalam asuhan keperawatan.