Anda di halaman 1dari 3

NAMA : INDAH MAULHAYATI

NIM : 1801100521
PROGRAM KHUSUS PRIMA HUSADA : S1 KEPERAWATAN

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Hambatan kemajuan hubungan perawat pasien terdiri atas tiga jenis utama, yaitu :
1. Resistensi
2. Transferensi
3. Kontertransferensi
Hambatan ini menimbulkan perasaan tegang baik bagi perawat maupun pasien yang bisa
berkisar antara anxietas dan kekhawatiran sampai frustasi, cinta atau sangat marah.

1. RESISTENSI
Resisten adalah upaya pasien untuk tetap tidak menyadari aspek penyebab ansietas yang
dialaminya. Resisten merupakan keenggana alamiah dan penghindaran yang dipelajari untuk
mengungkapkan atau bahkan mengalami aspek yang bermasalah pada diri seseorang. Sikap
ambivalen terhadap explorasi diri, yang didalamnya pasien pasien menghargai juga
menghindari pengalaman yang menimbulkan ansietas, merupakan bagian normal proses
terapeutik. Resisten utama seringkali merupakan akibat dari akibat dari ketidaksediaan pasien
untuk berubah ketika kebutuhan untuk berubah dirasakan. Perilaku resisten biasanya
diperlihatkan oleh pasien selama fase kerja, karena fase ini memuat sebagian besar proses
penyelesaian masalah.
Bentuk resisten yang diperlihatkan pasien :
a. Supresi dan represi informasi terkait
b. Intensifikasi gejala
c. Devaluasi diri dan pandangan dan keputusan tentang masa depan
d. Dorongan untuk sehat yang terrjadi secara tiba-tiba tetapi hanya kesembuhan yang bersifat
sementara.
e. Hambatan intelektual yang mungkin tampak ketika pasien mengatakan bahwa ia tidak
mempunyai pikiran apapun atau tidak mampu memikirkan masalahnya, tidak menepati janji
pertemuan atau dating terlambat untuk suatu sesi, lupa diam atau mengantuk
f. Prilaku amuk atau tidak rasional
g. Pembicaraan yang superficial
h. Pemahaman intelektual yang didalamnya pasien mengungkapkan pemahaman dirinya
dengan menggunakan istilah yang tepat namun tetap berperilaku maladaftif atau
menggunakan mekanisme pertahanan intelektualisasi tan[pa diikuti pemahaman
i. Muak terhadap normalitas yang terlihat ketika pasien telah memiliki pemahaman tetapi
menolak memikul tanggungjawab untuk berubah dengan alasannya bahwa normalitas adalah
hal yang tidak penting
j. Reaksi transferens

2. TRASFERENS
Transferens adalah respon tidak sadar yang didalamnya pasien mengalami perasaan dan sikap
terhadap perawat yang pada dasarnya terkait dengan tokoh penting dalam kehidupan masa
l;alu pasien. Istilah ini merujuk pada sekelompok reaksi yang berupaya mengurangi atau
menghilangkan ansietas. Sifat yang paling menonjol dari transferens ketidaktepatan respon
pasien dalam hal intensitas dan penggunaan mekanisme pertahanan yang maladaftif. Reaksi
transferens membahayakan proses terapeutik hanya bila hal ini tetap diabaikan dan tidak
ditelaah oleh perawat. Ada dua jenis yang utama, yaitu reaksi bermusuhan dan tergantung.

3. KONTERTRANFERENS
Kontertranferens yaitu kebuntuan terapeutik yang dibuat oleh perawat, bukan oleh pasien.
Kontertranferens merupakan respon emosional spesifik oleh perawat terhadap pasien yang
tidak sesuai dengan intensitas emosi. Kontertranferens adalah tranferens yang diterapkan
terhadap perawat. Respon perawat tidak dapat dibenarkan oleh kenyataan, tetapi lebih
mencerminkan konflik terdahulu yang dialami terkait dengan isu-isu seperti otoritas,
keasertifan, gender dan kemandirian. Reaksi Kontertranferens biasanya berbentuk salah satu
dari 3 jenis, yaitu reaksi, mencintai atau perhatian berlebihan, reaksi sangat bermusuhan atau
membenci dan reaksi sangat cemas, seringkali menjadi respon terhadap resistens pasien.
Beberapa bentuk kontertranferens yang diperlihatkan oleh perawat :
a. Kesulitan berempati terhadap pasien dalam area masalah tertentu
b. Perasaan tertekan setelah sesi
c. Kecerobohan dalam mengimplementasikan kontrak seperti dating terlambat atau
melampaui waktu yang telah ditentukan.
d. Mengantuk selama sesi
e. Perasaan marah atau tidak sabarkarena ketidak inginan pasien untuk berubah
f. Dorongan terhadap ketergantungan, pujian, atau afeksi pasien
g. Berdebat dengan pasien atau kecenderungan untuk memaksa pasien sebelum ia siap
h. Mencoba untuk membantu pasien dalam segala hal yang tidak berhubungan dengan tujuan
keperawatan yang telah diidentifikasi
i. Keterlibatan dengan pasien dalam tingkat personal atau social
j. Melamunkan atau preokupasi dengan pasien
k. Fantasi seksual atau aggresive dengan pasien
l. Perasaan anxietas, gelisah, atau perasaan bersalah terhadap pasien terjadi berulangkali
m. Kecenderungan untuk berfokus hanya pada satu aspek informasi dari pasien atau
menganggap hal tersebut sebagai satu-satunya cara
n. Kebutuhan untuk mempertahankan intervensi keperawatan pada pasien

Ada beberapa faktor dalam hambatan proses komunikasi terapeutik, yaitu :


menurut Linda Carman Copel, banyak faktor latar belakang pasien yang mempengaruhi
proses komunikasi dan berdampak pada hasil interaksi perawat-pasien. Beberapa faktor yang
paling umum adalah :
a. Budaya
b. Nilai (kepercayaan dan peraturan kehidupan masyarakat)
c. Status social
d. Keadaan emosional (perasaan yang mempengaruhi pola komunikasi)
e. Orientasi spiritual
f. Pengalaman internal (seperti dampak biologis dan spikologis yaitu bagaimana seseorang
menginterpretasikan situasi kehidupan)
g. Kejadian kejadian diluar individu
h. Sosialisasi keluarga mengenai komunikasi
i. Bentuk hubungan
j. Konteks hubungan saat ini
k. Isi pesan ( seperti topik-topik yang menimbulkan kepekaan dan berdampak secara
emosional)

Anda mungkin juga menyukai