Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR PUSTAKA

http://www.masbied.com/2012/08/19/teori-keperawatan-hildegard-e-peplau/
http://panda5ice.wordpress.com/2011/08/25/hildegard-e-peplau/
http://perawattegal.wordpress.com/2009/12/12/model-konseptual-peplau/
http://en.wikipedia.org/wiki/Hildegard_Peplau
Potter, Patricia Ann et al. 2011. Basic Nursing. Missouri. Mosby Elsevier
http://nursekartikaps.blogspot.co.id/2011/12/makalah-teori-peplau.html
Dari buku :www.grahailmu.com Komunikasi Kpeperawatan Aplikasi dalam pelayanan,Mundakir
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Hildegard E. Peplau berfokus pada individu, perawat, dan proses interaktif. Hildegard E.
Peplau yang menghasilkan hubungan antara perawat dan klien. Berdasarkan teori ini klien adalah
individu dengan kebutuhan perasaan, dan keperawatan adalah proses interpersonal dan
terapeutik. Tujuan keperawatan adalah untuk mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu
klien mencapai kemantapan pengembangan kepribadian. Teori dan gagasan Peplau
dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Oleh sebab itu perawat
berupaya mengembangkan hubungan antara perawat dan klien dimana perawat bertugas sebagai
narasumber, konselor dan wali.

3.2 Saran
Seperti yang kita ketahui bahwa manusia dipandang sebagai sistem holistic yang terdiri dari bio-
psiko-sosial-spiritual. Pada teori Peplau ini mempunyai kelemahan yaitu lebih menitikberatkan
pada keperawatan jiwa, hal ini dapat dibuktikan pada gagasan Peplau yang di kembangkan pada
pemantapan perkembangan kepribadian.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Peplau

Hildegrad Peplau lahir di Reading Pensylvania 1 September 1909. Lulus Diploma Keperawatan
dari Pottstown, Pennsylvania 1931. Lulus BA dari Bennington College bidang interpersonal
Psychology 1943, dan lulus MA bidang Keperawatan jiwa (Psychiatrict) 1947 dan Doktor
PEndidikan bidang pengembangan kurikulum 1953. DR Peplau memiliki pengalaman kerja
dibidang keperawatan baik di rumah sakit swasta maupun pemerintah, 2 tahun di Kemiliteran
US, Penelitan keperawatan, dan praktek paruh waktu di keperawatan jiwa swata. Dia telah
mengajar bidang keperawatan jiwa selama beberapa tahun dan professor emeritus dari
Universitas Rutgers. Lulusan sarjana bidang keperawatan yang pertama eropa pusat di fasilitasi
oleh DR. Peplau di belgia.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya “hubungan interpersonal dalam keperawatan” 1952.
Ia juga menerbitkan banyak artikel dalam majalah-majalah professional dengan topic mulai
konsep interpersonal sampai issue terkini dalam bidang keperawatan. Pampletnya “prinsip dasar
bagi konseling keperawatan” yang berasal dari hasil penelitianya dan lokakaria (pengalaman
kerja).
Dr. Peplau telah bekerja pada berbagai organisasi, termasuk WHO, lembaga nasional
kesehatan jiwa, dan kesatuan keperawatan. Ia juga mantan direktur eksekutif dan presiden
persatuan Perawat Amerika dan anggota akademi keperawatan amerika. Dia telah bekerja
/melanyani sebagai konsultan keperawatan bagi berbagai Negara-negara asing dan bagian bedah
umum angkatan udara US. Pensiun pada tahun 1974 dan masih aktif dalam keperawatan.
Bukunya 1952 telah diterbitkan kembali 1988 (komunikasi pribadi, November 4, 1987).
Kontribusinya yang banyak bagi keperawatan adalah hasil kualitas rintisanya dalam komunikasi
dan persepsinya mengenai keperawatan.
Hildegrad Peplau menerbitkan bukunya hubungan antar-pribadi (interpersonal) dalam
keperawatan, sehubungan dengan bukunya “teori parsial untuk praktek keperawatan” Peplau
membahas mengenai tahap-tahap proses hubungan antar-pribadi, peran dalam kerja keperawatan,
dan metode-metode dalam mempelajari keperawatan sebagai satu proses interpersonal.

Peplau memulai karirnya di keperawatan pada tahun 1931 sebagai lulusan dari Pottstown
Rumah Sakit Sekolah Keperawatan di Philadelphia, PA . Dia kemudian bekerja sebagai perawat
staf di Pennsylvania dan New York City. Posisi musim panas sebagai perawat untuk New York
University perkemahan musim panas menyebabkan rekomendasi untuk Peplau untuk menjadi
perawat sekolah di Bennington College di Vermont. Di sana ia memperoleh gelar sarjana di
bidang psikologi interpersonal tahun 1943 di Bennington dan melalui pengalaman lapangan di
Chestnut Lodge, pusat jiwa swasta, ia belajar masalah psikologis dengan Erich Fromm , Frieda
Fromm-Reichmann , dan Harry Stack Sullivan .Pekerjaan seumur hidup Peplau sebagian besar
berfokus pada pengembangan teori interpersonal yang Sullivan untuk digunakan dalam praktik
keperawatan.
Dari 1943-1945 ia menjabat di Angkatan Darat Korps Perawat dan ditugaskan ke Field
Station Hospital di Inggris, di mana American School of Military Psychiatry terletak. Di sini ia
bertemu dan bekerja dengan tokoh-tokoh terkemuka dalam psikiatri Inggris dan Amerika.
Setelah perang, Peplau berada di meja dengan banyak dari laki-laki yang sama seperti mereka
bekerja untuk membentuk kembali sistem kesehatan mental di Amerika Serikat melalui bagian
dari Undang-Undang Kesehatan Mental Nasional 1946 .
Peplau memegang gelar master dan doktor dari Teachers College, Columbia University. Dia
juga bersertifikat dalam psikoanalisis di William Alanson Putih Institute of New York City. Pada
awal 1950-an, Peplau dikembangkan dan diajarkan kelas pertama untuk lulusan kejiwaan
mahasiswa keperawatan di Teachers College. Dr Peplau adalah anggota fakultas dari College of
Nursing di Rutgers University dari 1954 sampai 1974 Di Rutgers, Peplau menciptakan program
tingkat pascasarjana pertama untuk persiapan spesialis klinis di keperawatan jiwa . 
Dia adalah seorang penulis yang produktif dan sama-sama terkenal untuk presentasi, pidato,
dan lokakarya pelatihan klinisnya. Peplau penuh semangat menganjurkan bahwa perawat harus
menjadi lebih terdidik sehingga mereka bisa memberikan perawatan yang benar-benar terapi
untuk pasien daripada perawatan kustodian yang umum di rumah sakit jiwa di masa itu. Selama
tahun 1950 dan 1960-an, ia mengadakan lokakarya musim panas untuk perawat di seluruh
Amerika Serikat, terutama di negara rumah sakit jiwa. Dalam seminar ini, ia mengajar konsep
interpersonal dan teknik wawancara, serta, keluarga, dan terapi kelompok individu.
Peplau adalah penasehat Organisasi Kesehatan Dunia dan menjadi dosen tamu di universitas-
universitas di Afrika, Amerika Latin, Belgia, dan di seluruh Amerika Serikat.Seorang pengacara
yang kuat untuk pendidikan pascasarjana dan penelitian di bidang keperawatan , ia menjabat
sebagai konsultan untuk US Surgeon General, Angkatan Udara AS, dan National Institute of
Mental Health . Dia berpartisipasi dalam banyak kelompok pembuatan kebijakan pemerintah.
Dia menjabat sebagai presiden American Nurses Association 1970-1972 dan wakil presiden
kedua 1972-1974. Setelah pensiun dari Rutgers, ia menjabat sebagai profesor tamu di University
of Leuven di Belgia dalam 1975 dan 1976. Dia meninggal dengan tenang dalam tidurnya di
rumah di Sherman Oaks, California.

2.2 Konsep Utama Peplau


Peplau (1952/1988) mendefinisikan manusia sebagai organisme yang "berusaha dengan caranya
sendiri untuk mengurangi ketegangan yang dihasilkan oleh kebutuhan." Klien adalah seorang
individu dengan kebutuhan yang dirasakan.
Kesehatan didefinisikan sebagai "simbol kata yang menyiratkan gerakan maju kepribadian dan
proses manusia lainnya yang sedang berlangsung ke arah kreatif, konstruktif, produktif, personal,
dan masyarakat hidup."
Meskipun Peplau tidak secara langsung menangani masyarakat / lingkungan, dia tidak
mendorong perawat untuk mempertimbangkan budaya dan adat istiadat pasien ketika pasien
menyesuaikan dengan rutinitas rumah sakit.
Dia mendefinisikan sebagai "hubungan manusia antara individu yang sakit atau
membutuhkan pelayanan kesehatan, dan perawat berpendidikan khusus untuk mengenali dan
merespon perlu bantuan. "

2.3 Model Teori Peplau


Model Peplau telah terbukti sangat berguna bagi teori perawat kemudian dan dokter dalam
mengembangkan intervensi keperawatan yang lebih canggih dan terapi
Tujuh Peran Keperawatan Peplau menggambarkan peran karakter dinamis khas untuk
perawatan klinis.
     1.Peran Asing: Menerima klien dengan cara yang sama saat bertemu orang asing dalam situasi
kehidupan lainnya; memberikan iklim menerima bahwa membangun kepercayaan.

        2.Peran Sumber: Jawaban pertanyaan, menafsirkan data pengobatan klinis, memberikan
informasi.

         3.Peran Pengajaran: Memberikan instruksi dan memberikan pelatihan; melibatkan analisis dan
sintesis dari pengalaman peserta didik.

         4.Peran Konseling: Membantu klien memahami dan mengintegrasikan makna keadaan hidup
saat ini; memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan
.
        5.Peran pengganti: Membantu klien memperjelas domain dari ketergantungan, saling
ketergantungan, dan kemandirian dan bertindak atas nama klien sebagai advokat.
        
6.Kepemimpinan Aktif: Membantu klien memikul tanggung jawab maksimal untuk memenuhi
tujuan pengobatan dengan cara saling memuaskan.

         7.Teknis peran ahli: Menyediakan perawatan fisik dengan menampilkan keterampilan klinis;
Mengoperasikan peralatan.

2.4 Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat-Klien


Model Konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Peplau menjelaskan tentang
kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan
antar manusia yang mencakup 4 komponen sentral yaitu klien, perawat, masalah kecemasan
yang terjadi akibat sakit (sumber kesulitan), dan proses interpersonal.
1.  Klien
Sistem dari yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis, interpersonal dan
kebutuhan serta selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan mengintegrasikan belajar
pengalaman. Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi. .Oleh adanya proses interpersonal

2. Perawat
Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan pasien yang
bersifat partisipatif, sedangkan pasien mengendalikan isi yang menjadi tujuan. Hal ini berarti
dalam hubungannya dengan pasien, perawat berperan sebagai mitra kerja, pendidik, narasumber,
pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses interpersonal.
Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk meningkatkan gerakan yang
progresif dan kepribadian seseorang dalam berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan
cara hidup bermasyarakat.

Perawat mempunyai 6 peran sebagai berikut :

a. Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi
klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K
merupakan hubungan yang memerlukan kerja sama yang harmonis atas dasar kemitraan
sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.

b. Nara sumber (resources person) memberikan jawaban yang spesifik terhadap pertanyaan
tentang masalah yang lebih luas dan selanjutnya mengarah pada area permasalahan yang
memerlukan bantuan. Perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan
rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab.

c. Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang lain. Perawat harus
berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga
terutama dalam megatasi masalah kesehatan.

d. Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga


merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga
untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif
klien.

e.Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia
sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya
klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu
memenuhi kebutuhannya.

f.  Konselor (consellor) meninhgkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu


kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan
terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan.

3.  Sumber kesulitan
Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang
lalu dengan yang sekarang ansietas terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam
keamanan psikologi dan biologi individu. Dalam model peplau ansietas merupakan konsep yang
berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasanya
tingkat ansietas meningkat. Oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas
klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik.
4.  Proses Interpersonal
Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara
simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya
dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses
interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi
energi atau ansietas klien oleh perawat yang terdiri dari 4 fase yaitu:
a.  Fase orientasi
Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya
terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian askep pada
klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun
kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.
b.  Fase identifikasi
Terjadi ketika perawat memfasilitasi ekspresi perilaku pasien dan memberikan asuhan
keperawatan yang tanpa penolakan diri perawat memungkinkan pengalaman menderita sakit
sebagai suatu kesempatan untuk mengorientasi kembali perasaan dan menguatkan bagian yang
positif dan kepribadian pasien. Respon pasien pada fase identifikasi dapat berupa :
1)  Pasrtisipan mandiri dalam hubungannya dengan perawat.
2)  Individu mandiri terpisah dari perawat.
3)  Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat
c.   Fase eksplorasi
Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai
pandangan/persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses
interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi
klien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya.
d.  Fase resolusi
Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi kearah realisasi
potensi.
Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat
membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling
tergantung dalam lingkungan sosial. Artinya seorang perawat berusaha mendorong kemandirian
pasien.
Peplau juga percaya bahwa perawat bisa mengambil banyak peran lainnya, termasuk
konsultan, guru, agen keamanan, mediator, administrator, pengamat, dan peneliti. Ini tidak
didefinisikan secara rinci tetapi "diserahkan kepada kecerdasan dan imajinasi pembaca." (Peplau,
1952).

2.5 Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan


Dari empat tahap orientasi, identifikasi, eksploitasi, dan resolusi seperti yang dibahas di atas.
Proses keperawatan didefinisikan sebagai "aktivitas’’, yang disengaja intelektual dimana praktek
keperawatan didekati secara tertib, sistematis.
Ada kesamaan mendasar antara proses keperawatan dan fase antar pribadi Peplau itu. Kedua
fase Peplau dan proses keperawatan berurutan dan fokus pada interaksi terapeutik. Menggunakan
kedua teknik pemecahan masalah bagi perawat dan pasien untuk berkolaborasi pada tujuan akhir.
Keduanya pergi dari umum ke khusus, misalnya, perasaan yang samar-samar pasien terhadap
fakta-fakta spesifik tentang perasaan samar-samar. Kedua meliputi observasi, komunikasi, dan
rekaman sebagai alat dasar yang digunakan oleh perawat.
Ada perbedaan juga, antara fase Peplau dan proses keperawatan. Ketika mempertimbangkan
perbedaan, harus merujuk pada buku Peplau ‘’Interpersonal dalam Hubungan Keperawatan’’
diterbitkan pada tahun 1952. Keperawatan profesional saat ini berfungsi dengan tujuan lebih

jelas. Gerakan jauh dari perawat sebagai pembantu dokter dan perawat sebagai advokat
konsumen. Misalnya, hari ini bagian dari proses keperawatan diagnosis. Asosiasi Perawat
Amerika dalam Standar Praktik Keperawatan, menyatakan: "Diagnosis keperawatan berasal dari
data status kesehatan".Peplau menyatakan (dalam 1952) bahwa fungsi utama dokter adalah
"mengakui impor penuh masalah nuklir dan jenis bantuan profesional yang dibutuhkan" yang
hasil untuk dokter dalam" tugas mengevaluasi dan mendiagnosa masalah muncul". Ini
bertentangan dengan pengakuan sekarang dari fungsi keperawatan mandiri.

2.5.1 Komunikasi Teraupetik Perawat


Hubungan perawat-klien yang teraupetik adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman
perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat memakai dirinya secara theraupetik dengan
mengunakan berbagai teknik komunikasi agar perilaku klien berubah kearah yang positif
seoptimal mungkin.
Untuk dapat melaksanakan komunikasi teraupetik yang efektif, perawat harus
mempunyai ketrampilan yang cukup dan memahami betul tentang dirinya.

2.5.2 Analisa Diri Perawat


Setiap memulai aktifitas dalam memberikan pelayanan kepada klien didahului dengan
komunikasi.Komunikasi dilakukan untuk menjalin hubungan interpersonal parawat-klien agar
proses keperawatan dapat dilakukan dengan lancer dan efektif. Dalam komunikasi theraupetik,
hubungan yang dilakukan adalah dalam rangka menolong atau membantu mengatasi masalah
klien dan alat yang efektif digunakan adalah diri perawat.
Karena alat yang digunakan adalah diri perawat sendiri, maka sebelum melakukan
komunikasi,perawat harus melakukan “Analisa diri” yang meliputi : (1) Kesadaran Diri, (2)
Klarifikasi Nilai, (3) Eksplorasi Perasaan,(4) Kemampuan menjadi model, dan (5) Rasa
Tanggung Jawab.

1.Kesadaran Diri
Kesadaran diri yang mantap akan mempengaruhi komunikasi yang teraupetik.Untuk membantu
mengenal sipa sebenarnya diri seseorang pada aspek perilaku,pikiran,dan perasaan,dapat di lihat
dari teori “Self Disclosure” yang di gambarakan oleh Johari Window.

I II
Diketahui oleh diri sendiri Hanya diketahui oleh
Dan orang lain orang lain
III IV
Hanya di ketahui oleh Tidak diketahui oleh
Diri sendiri siapapun

Darihal tersebut,terjadi perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran yang lain.Kuadran
yang menurut teori tersebut antara lain :
Jika Kuadran I yang diperbesar,maka individu ini cenderung bahkan selalu terbuka dengan
orang lain.
Jika Kuadran II yang diperbesar,maka individu ini suka menonjolkan dirinya sendiri.
Jika Kuadran III yang diperbesar,maka individu ini akan nampak suka menyendiri
,pendiam,tidak suka bergaul atau berinteraksi dengan orang lain.
Jika Kuadran IV yang diperbesar,maka individu ini tidak diketahui oleh orang lain namun dia
tahu banyak tentang orang lain.
Kesadaran diri seseorang dapat ditingkatkan melalui tiga cara, yaitu : 1) Mempelajari diri sendiri,
2) Belajar dari orang lain, dan 3) membuka diri terhadap informasi atau perubahan yang terjadi.
Kesadaran diri ini menentukan pola interaksi yang dibanggun antara komunikator dengan
komunikan, antara perawat dengan klien.Kesadaran diri yang baik dapat menciptakan hubungan
yang teraupetik yang saling memuaskan.

2.Klarifikasi Diri
Kenyaman dan kepuasan perawat terhadap system nilai yang dianut merupakan model yang
bermakna bagi perawat dalam melaksanakan komunikasi teraupetik.Perawat akan lebih siap dan
mantap dalam mengidentifikasikan situasi yang bertentangan dengan nilai yang dimiliki
,sehingga hubungan teraupetik antara perawat-klien tidak terganggu.

3.Eksplorasi Perasaan
Perawat perlu terbuka dan sadar terhadap perasaannya, dan mengontrolnya agar ia dapat
menggunakan dirinya secara teraupeutik.
Jika perawat terbuka pada perasaannya maka ia akan mendapatkan dua informasih penting,yaitu
bagaimana responnya pada klien dan bagaimana penampilannya pada klien.Sehingga pada saat
berbicara dengan klien,perawat harus menyadari responnya dan mengontrol penampilannya.

4.Kemampuan Menjadi Model


Kebiasaan yang kurang baik tentang kesehatan akan mempengaruhi keberhasilan dalam
berhubungan antara klien-perawat. Perawat tidak dapat memisahkan atau member batasan yang
jelas antara peran sebagai professional dengan kehidupan pribadinya karena diri perawat sebagai
intrumens dalam menjalankan hubungan yang teraupetik.
Kemampuan manjadi model ini merupakan bentuk tanggung jawab perawat tehadap apa
yang disampaikan kepada klien disamping tanggung jawab profesi.

2.5.3 Komunikasi Teraupetik


Komunikasi teraupetik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat-klien yang bertujaun
untuk menyelesaikan masalah klien.
Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat-klien yang teraupetik tidak mungkin
dacapai tanpa komunikasi.
Hubungan teraupetik sebagai pengalaman belajar baik bagi klien maupun perawat yang
didentifikasikan dalam 4 tindakan yang harus diambil antara perawat-klien, yaitu :
-Tindakan diawali perawat
- Respon reaksi dari klien
- Interaksi dimana perawat dan klien mengkaji kebutuhan klien dan tujuan
- Transaksi dimana hubungan timbal balik pada akhirnya dibangun untuk mencapai tujuan
hubungan.
Kaltthner (1995), mengatakan bahwa komunikasi teraupetik terjadi dengan tujuan menolong
pasien yang dilakukan oleh orang-orang yang professional denga menggunkan pendekatan
personal berdasarkan perasaan dan emosi.
Didalam komunikasi teraupetik ini harus ada unsur kepercayaan.
Komunikasi teraupetik adalah komunikasi yang di rencanakan secara sadar dan bertujuan
dan kegiatannya di fokuskan untuk kesembuhan pasien, dan merupakan komunikasi professional
yang mengarah pada tujuan untuk penyembuhan pasien.
2.5.4 Tujuan Komunikasi Theraupetik
Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta dapat
mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal-hal yang di
perlukan.

2.5.5 Memngembangkan “Helping Relationship”


Helping Relationship antara perawat-klien tidak dapat begitu saja terjadi,namun harus dibanggun
secara cermat dalam melakukan tehnik komunikasi yang teraupetik.
Carl Rogers (1961) adalah orang yang secara intensif melakukan penelitian tentang komunikasi
teraupetik.Rogers berpendapat bahwa komunikasi teraupetik bukan tentang apa yang dilakukan
seseorang, tetapi bagaimana seseorang itu melakukan komunikasi dengan orang lain. Rogers
mengidentifikasi tiga factor dasar dalam mengembangkan hubungan yang saling membantu
(Helping Relationship), yaitu : 1) Pembantu harus benar-benar iklas dan memahami tentang
dirinya, 2) Pembantu harus menunjukan rasa empati,dan 3)Individu yang dibantu harus merasa
bebas untuk mengeluarkan segala sesuatunya tentang dirinya dalam menjalin hubungan.Dengan
demikian ada tiga hal yang mendasar dalam pengembangan Helping Relationship, yaitu :
Genuineness (Keiklasan), Empathy (Empati), dan Warmth (Kehangatan).

2.5.6 Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik


Untuk mengetahui apakah komunikasi yang dilakukan tersebut bersifat teraupetik atau
tidak,maka dapat dilihat apakah komunikasi tersebut sesuai dengan perinsip-prinsip berikut ini :
1.      Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti memahami dirinya sendiri serta nilai yang
dianut.
2.      Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima,saling percaya,dan saling menghargai.
3.      Perawat harus memahami, menghayati nilai yang di anut oleh klien .
4.      Perawat harus menyadari pantingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental.
5.      Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki motifasi untuk
mengubah dirinya baik sikap maupun tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat
memecahkan masalah-masalah yang di hadapi.
6.      Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan
mengatasi perasaan gembira,sedih,marah,keberhasilan maupun frustasi.
7.      Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya.
8.      Memahami betul arti simpati sebagai tindakan teraupetik dan sebalinya sempati yang bukan
tindakan teraupetik.
9.      Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan teraupetik.
10.  Mampu berperan sebagai Role Model agar dapat menunjukan dan meyakinkan orang lain
tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan sehat
fisik,mental,social,spiritual,dan gaya hidup .

2.5.7 Tehnik Komunikasi Theraupetik


Dalam menanggapi pesan yang di sampaikan klien,perawat dapat menggunakan berbagai teknik
komunikasi teruptik sebagai berikut :

1. Listening (Mendengar) merupakan daras utama dalam komunikasi.Dengan mendengar


perawat mengetahui perasaan klien,memberi kesempatan lebih banyak pada klien untuk
bicara.Perawat harus menjadi pendengar yang aktif dengan tetap kritis dan korektif bila
apa yang di sampaikan klien perlu di luruskan.Tujuan thenik ini adalah member sara
aman klien dalam mengungkapkan perasannya dan menjaga kestabilan emosi/psokologis
klien.

Misalnya :”Silakan mengungkapkan semua perasaan sudarah,saya akan mendengarkan


disini dengan baik”.

2. Pertanyaan terbuka (Broad Opening) think ini member kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya sesui kehendak klien tanpa membatasi,

Contoh :”apa yang sedang saudara pikirkan?”, “apa yang akan kita bicarakan hari ini?.
Agar klien merasa aman dalam mengungkapkan perasaannya, perawat dapat member dorongan
dengan cara ,mendengar atau mengatakan “saya mengerti apa yang saudara katakana”

3. Mengulang (Restarting) mengulang pokok pikiran yang diungkapkan klien.Gunanya


untuk menguatkan ungkapan klien dan member indikasi perawat mengikuti pembicaraan
klien.

Misalnya : “Oo… jadi saudara tadi malam tidak bisa tidur karena………”
4. Klarifikasi, di lakukan bila perawat ragu, tidak jelas,tidak mendengar, atau klien berhenti
karena malu mengemukakan informasi,informasih yang di peroleh tidak lengkap atau
mengemukakannya berpindah-pindah.

Contoh : “Dapatkah anda menjelaskan kembali tentang……?”


Gunanya untuk kejelasan dan kesamaan ide,perasaan dan presepsi perawat-klien.

5. Refleksi,refleksi adalah reaksi perawat-klien selama berlangsungnya komunikasi.

Refleksi ini dapat dibedakan menjadi dua,yaitu refleksi isi,bertujuan memfalidasi apa yang di
dengar.Klarifikasi ide yang di ekspresikan klien dengan pengertian perawat, dan refleksi
perasaan,yang bertujuan member respon pada perasaan klien terhadap isi pembicaraan agar klien
mengetahui dan menerima perasaanya.Thnik refleksi ini berguna untuk : a.menetahui dan
menerima ide perasaan
b.mengoreksi
c.memberi keterangan lebih jelas .
sedangkan kerugiannya adalah : a.mengulang terlalu sering tema yang sama
b.dapat menimbulkan marah,iritasi dan frustasi

6. Memfokuskan,membantu klien bicara pada topik yang telah di pilih dan yang penting
serta menjaga pembicaraan tetap menuju tujuan yaitu lebih spesifik,lebih jelas dan
berfokus pada realitas

Contoh : klien : “Petugas kesehatan yang ada di rumah sakit ini kurang perhatian pada
pasien.”
Perawat :”A pakah saudara sudah minum obat?”.

7. Membagi presepsi,meminta pendapat klien tentang hal yang perawat rasakan dan
pikirkan.Dengan cara ini perawat dapat meminta umpan balikdan member informasi.

Contoh : “Anda tertawa,tetapi saya rasa anda marah kepada saya”.


8. Identifikasi tema,mengidentifikasi latar belakang masalah yang di alami klien yang
muncul selama percakapan.Gunanya untuk meningkatkan pengertian dan mengeksplorasi
masalah yang penting.

Misalnay :”saya lihat dari semua keterangan yang anda jelaskan,anda telah di sakiti.apakah
ini latar belakang masalahnya?”.

9. Diam (Silence) cara yang sukar,biasanya di lakukan setelah mengajukan


pertanyaan.Tujuannya untuk member kesempatan berpikir dan memotifasi klien untuk
bicara.Pada klien yang menerik diri,tehnik diam berarti perawat menerima klien,

Misalnya :klien : saya jengkel pada suami saya


Perawat :diam (member kesempatan klien)
Klien : suami saya selalu telat pulang kerja tanpa alas an yang jelas,kalau
saya tanya pasti marah.

10. Informing,tehnik ini bertujuan member informasi dan fakta untuk pendidikan kesaehatan
bagi klien.

Misalnya perawat menjelaskan tentang penyebab panas yang di alami klien


Klien : suster,kenepa suhu tubuh saya masih tinggi? Padahal saya sudah minum obat,kira-
kira kenapa ya suster?
Perawat : baik saya jelaskan,penas tubuh atau suhu tubuh meningkat dapat disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya karena ada proses infeksi,dehidrasi atau karena metabolism tubuh
yang meningkat.

11. Saran,member alternative ide untuk pemecahan masalah.Tepat dipakai pada fase kerja
dan tidak tepat pada fase awal hubungan.

Misalnya :Kita tadi sudah cukup banyak bicara tentang penyebab batuk dan sesak
napas,salah satunya karena merokok,kami berharap anda dapat mengurangi atau berhenti
merokok.

2.6 Blending Dari Hubungan Perawat Klien


Menurut Peplau (1952/1988), keperawatan adalah terapi karena merupakan seni penyembuhan,
membantu individu yang sakit atau membutuhkan perawatan kesehatan. Perawatan dapat dilihat
sebagai proses antarpribadi karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan
tujuan bersama. Dalam keperawatan, tujuan bersama ini memberikan insentif untuk proses terapi
di mana perawat dan menghormati pasien sama lain sebagai individu, keduanya belajar dan
berkembang sebagai akibat dari interaksi. Seorang individu belajar ketika dia atau dia memilih
stimuli dalam lingkungan dan kemudian bereaksi terhadap rangsangan tersebut.

2.7 Tujuan Teori Peplau


Untuk melatih dan mendidik pasien / klien beserta keluarganya dan membantu pasien untuk
mencapai kematangan kepribadian.

2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau


     
Kelebihan:                                                   
→Dapat meningkatkan kejiwaan pasien untuk lebih baik.
→Dapat menurunkan kecemasan klien dalam teori keperawatan.
→Dapat memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik.
→Dapat medorong pasien untuk lebih mandiri.

Kekurangan:
→Hanya berfokus pada kejiwaan pasien dalam penyembuhannya
TEORI KEPERAWATAN
“HILDEGARD.E.PEPLAU”
Disusun Oleh :Kelompok V (semester 1,Kelas Keperawatan A6)
1.Noris Gorogoro
2.Megawati Harikedua
3.Silfantria Parasi
4.Lidya Patasaka
5.Iren Mononege

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Eesa karena dengan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori Keperawatan Hildegard E.Peplau” dalam
tugas mata kuliah Ilmu Keperawatan Dasar II oleh dosen Esther Hutagaol, Mkep, Sp Mate.
Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses pembuatan makalah ini,namun
kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Jika didalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,maka kami memohon maaf
atasnya.Kami menyadari bahwa makalah kami jauh dari kesempurnaan.
Lebih dan kurangnya di ucapkan Terima Kasih.
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………i
Daftar isi………………………………………………………………….ii
BAB I Pendahuluan :
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………1
1.2  Rumusan Masalah………………………………………………............1
1.3  Tujuan Penulisan………………………………………………………..1
BAB II Pembahasan :

2.1 Sejarah Hildegard Peplau………………………………………………………...2


2.2 Konsep Utama Peplau……………………………………………………………8
2.3 Model Teori Peplau………………………………………………………………8
2.4 Tahap Perkembangan Peplau Dari Hubungan Perawat Klien…………………...9
2.5 Hubungan Antara Tahapan Peplau Dan Proses Keperawatan…………………..12
2.5.1 Komunikasi Teraupetik Perawat………………………………………13
2.5.2 Analisa Diri perawat………………………………………...................13
2.5.3 Komunikasi Teraupetik………………………………………………...15
2.5.4 Tujuan Komunikasi Teraupetik………………………………………...16
2.5.5 Mengembangkan Helping Relationship………………………………..16
2.5.6 Prinsip-Prinsip Komunikasi Teraupetik……………………………….16
2.5.7 Tehnik Komunikasi Teraupetik ………………………………………..17
2.6 Blending Dari Hubungan Perawat Klien………………………………………….20
2.7 Tujuan Teori Peplau………………………………………………………………20
2.8 Kelebihan Dan Kekurangan Teori Peplau………………………………………...20

BAB III Penutup :


3.1 Kesimpulan……………………………………………………………21
3.2 Saran…………………………………………………………………..21
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Dalam ilmu keperawatan sering sekali teori yang digunakan adalah teori yang merupakan
pendapat dari tokoh-tokoh yang ahli di bidang ilmu keperawatan, tokoh tersebut salah satunya
adalah Peplau.
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk menjelaskan kepada mahasiswa  tentang model
konsep dan teori keperawatan menurut peplau,  selain itu dengan adanya makalah ini diharapkan
mahasiswa dapat mengerti bagaimana tugas dan sikap perawat yangseharusnya serta dapat
mengimplementasikannya dalam lingkungan kerja nanti.
1.2  Rumusan Masalah
a.Apa yang dimaksud dengan teori Peplau?
b.Apa saja model teori Peplau?
c. Bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan?
d.Apa saja blending dari hubungan perawat dan klien?
e. Apa saja kelebihan dan kekurangan teori Peplau?

1.2.3 Tujuan Penulisan


          Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Mengetahui bagaimanakah teori keperawatan Hildegard E. Peplau
2.      Mengetahui bagai manakah tahapan model keperawatan Hildegard E. Peplau
3.      Mengetahui bagaimanakah teori Peplau dan konsep 4 besar
4.      Mengetahui bagaimanakah hubungan antara tahapan Peplau dan proses keperawatan

Anda mungkin juga menyukai