Anda di halaman 1dari 11

SIMULASI PERILAKU CARING MAHASISWA KEPADA DOSEN-DOSEN

OLEH KELOMPOK 8 (KELAS A) :

1. MEI ANUGRAH WARUWU

2. LOUISE MARGARETHA SIHOMBING

3. MAYA FEBRIAYU LAROSA

STIKES SANTA ELISABETH MEDAN

T.A 2017/2018
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana atas
bimbingannya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul Simulasi perilaku
caring mahasiswa kepada dosen-dosen.

Pembahasan kami tentang Simulasi perilaku caring mahasiswa kepada dosen-dosen


membahas tentang

Untuk mencapai suatu hasil dan tujuan yang baik dalam mempelajari hal ini di perlukan
agar peserta didik harus mengikuti proses belajar mengajar dengan memadai dan setelah
itu kami berharap agar peserta didik dapat mengerti tentang hasil makalah yang kami
sajikan.

Kami juga berterimakasih kepada guru pembimbing kami yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan proses pembuatan makalah kami ini, dan juga semua pihak yang
terlibat pembuatan makalah kami ini.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dan
kami jugamenerima kritik dan saran yang diberikan kepada kami. Dan kami berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 19 September 2017

Penulis

Kelompok 8

1
Daftar isi

Kata Pengantar................................................................................................... 1
Daftar isi.............................................................................................................. 2

Bab 1 Pendahuluan
1.1 Latar belakang.................................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah............................................................................................... 4

Bab 2 Tinjauan Pustaka


2.1 Pengertian Caring Secara Umum..................................................................... 5
2.2 Perbedaan Caring dan Curi ............................................................................. 6
2.3 Manfaat Caring................................................................................................ 7

Bab 3 Penutup
3.1 Kesimpulan.................................................................................................... 8
3.2 Kata Penutup.................................................................................................. 9

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin
termasuk di dalamnya ialah tim keperawatan. Keperawatan merupakan ujung tombak
pelayanan kesehatan yang berhadapan langsung dengan klien selama 24 jam secara
terus menerus. Klien membutuhkan perawatan yang dapat membantu dirinya dalam
mengatasi permasalahan dari aspek fisik, psikologis, sosial maupun spiritual. Salah
satu upaya dalam pemenuhan kebutuhan tersebut ialah dengan menerapkan perilaku
caring dalam asuhan keperawatan (Nurachmah, 2001).
Caring merupakan fokus utama dalam bidang keperawatan (Swanson, 1991).
Sebagai inti dalam keperawatan, konsep ini menginformasikan terkait perilaku
perawat profesional (Leininger, 1986) dan menjelaskan hubungan antara pasien dan
perawat (Watson, 2007). Caring merupakan suatu domain afektif dalam keperawatan
yang mencakup fenomena multidimensi, bersifat kompleks dan subjektif (Lin, 2002)
yang dipengaruhi oleh nilai dan latar belakang budaya dari perawat itu sendiri
(Leininger, 1991). Caring merupakan tindakan yang bertujuan memberikan asuhan
fisik dan perhatian dengan meningkatkan rasa aman dan keselamatan klien
(Nurachmah, 2001).
Watson (2007) mengungkapkan bahwa kualitas caring akan berdampak
terapeutik bagi pasien dan terdapat hubungan nyata antara perilaku caring perawat
dengan kepuasan pasien (Wolf et.al. 2008). Hal ini diperkuat dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Harahap (2010) di Rumah Sakit Umum Dr. Pringadi Medan.
yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) dengan nilai
positif tinggi (t=0,547) antara perilaku caring perawat dengan kepuasan klien. Hasil
yang sama ditunjukkan oleh Suswanti (2006) yang melakukan penelitian di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Bhayangkara Semarang. Penelitian yang dilakukan oleh
Kasnalia (2010) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara perilaku caring
perawat dengan tingkat kecemasan pasien (p= 0,000). Pasien yang mendapatkan
perawatan dengan perilaku caring yang baik menunjukkan tingkat kecemasan yang
ringan. Fenomena ini menjadi suatu permasalahan mendasar ketika tingkat perilaku
caring perawat cenderung belum maksimal dilakukan.
Telah dilakukan penelitian mengenai perilaku caring perawat di Instalasi Rawat
Inap Bedah Dewasa Rumah Sakit Dokter Mohammad Hosein Palembang oleh
Agustin (2002). Penelitian ini menyebutkan bahwa proporsi perawat yang caring dan
tidak caring cenderung seimbang. Perawat yang caring sebesar 51,5% dan yang tidak
caring 48,5%. Hasil penelitian tersebut diperkuat dengan penelitian berikutnya
yang dilakukan pada perawat di Instalasi Rawat Inap RSUD Tegalrejo Semarang
oleh Andariyani (2008). Tingkat caring perawat dalam memberikan pelayanan pada
pasien mayoritas rendah yaitu sebanyak 191 responden (83,3%) dan perawat dengan
tingkat caring yang tinggi dalam memberikan perawatan sebesar 37 responden
(16,2%). Permasalahan tersebut tentu saja tidak dapat diabaikan karena profesionalitas
kerja perawat berdampak pada status kesehatan pasien. Penurunan kualitas caring
diakibatkan karena kurangnya perhatian perawat terhadap pentingnya perilaku caring
dalam memberikan asuhan keperawatan (Fahmi, 2010). Perilaku caring menjadi
tolok ukur mutu pelayanan kesehatan dan salah satu faktor penentu terbentuknya
sikap atau perilaku tersebut ialah persepsi (Purwanti, 2006).
Perilaku caring tidak dapat terbentuk dalam waktu yang singkat karena perilaku
merupakan interaksi dari pengetahuan, persepsi dan motivasi dari individu tersebut
dalam melakukan caring, sehingga pembelajaran pada berbagai unsur caring
hendaknya telah dibangun sejak perawat dalam masa pendidikan (Wiyana,2008).
Terkait hal tersebut, para mahasiswa keperawatan diharapkan memiliki pengetahuan
yang memenuhi kualifikasi dan kemampuan dalam menunjukkan perilaku caring
sebagai perawat profesional (Karaoz, 2005). Salah satu upaya dalam mewujudkan
perilaku caring yang optimal kepada pasien diperlukan pembentukan persepsi
terlebih dahulu agar pola pikir mengenai urgensi perilaku caring tersebut terbentuk.

3
1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Caring merupakan suatu domain afektif yang mengatur hubungan antara perawat
dan pasien. Tingkat caring perawat mempengaruhi tingkat kepuasan dan kualitas
hidup pasien. Persepsi caring harus dibentuk sejak dalam masa pendidikan. Persepsi
caring akan mempengaruhi tingkat caring.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Caring Secara Umum

Secara bahasa, istilah caring diartikan sebagai tindakan kepedulian. Caring secara umum


dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk berdedikasi bagi orang lain, pengawasan dengan
waspada, serta suatu perasaaan empati pada orang lain dan perasaan cinta atau menyayangi.
Pengertian caring berbeda dengan care. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan
orang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan perilaku kepada individu, keluarga,
kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan aktual maupun potensial untuk
meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan manusia. Sedangkan caring adalah tindakan nyata
dari care yang menunjukkan suatu rasa kepedulian.
Terdapat beberapa pengertian caring menurut beberapa ahli, antara lain :
  Florence nightingale (1860) : caring adalah tindakan yang menunjukkan pemanfaatan
lingkungan pasien dalam membantu penyembuhan, memberikan lingkungan bersih, ventilasi
yang baik dan tenang kepada pasien.
Delores gaut (1984) : caring tidak mempunyai pengertian yang tegas, tetapi ada tiga makna
dimana ketiganya tidak dapat dipisahkan, yaitu perhatian, bertanggung jawab, dan ikhlas.
Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi
bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang
lain.
Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, tanggunggung jawab, dan ikhlas.
Crips dan Taylor (2001) : caring merupakan fenomena universal yang mempengaruhi bagaimana
seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku dalam hubungannya dengan orang lain.
 Rubenfild (1999) : caring yaitu memberikan asuhan, dukungan emosional pada klien, keluarga,
dan kerabatnya secara verbal maupun nonverbal.
Jean watson (1985) : caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan,
dan meningkatkan emosional pada klien, keluarga, dan kerabatnya secara verbal maupun
nonverbal.Caring merupakan komitmen moral untuk melindungi, mempertahankan, dan
meningkatkan martabat manusia.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dipersingkat bahwa pengertian caring secara umum
adalah suatu tindakan moral atas dasar kemanusiaan, sebagai suatu cerminan perhatian,
perasaan empati dan kasih sayang kepada orang lain, dilakukan dengan cara memberikan
tindakan nyata kepedulian, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kondisi kehidupan
orang tersebut. Caring merupakan inti dari keperawatan.

5
2.2  Perbedaan Caring dan Curing

Keperawatan sebagai suatu profesi dan berdasarkan pengakuan masyarakat adalah ilmu
kesehatan tentang asuhan atau pelayanan keperawatan atau The Health Science of
Caring (Lindberg,1990:40). Secara bahasa, caring dapat diartikan sebagai tindakan kepedulian
dan curing dapat diartikan sebagai tindakan pengobatan. Namun, secara istilah caring dapat
diartikan memberikan bantuan kepada individu atau sebagai advokasi pada individu yang tidak
mampu memenuhi kebutuhan dasarnya. Sedangkan curing adalah upaya kesehatan dari kegiatan
dokter dalam prakteknya untuk mengobati klien. Dalam penerapannya,
konsep caring dan curing mempunyai beberapa perbedaan, diantaranya:
1. Caring merupakan tugas primer perawat dan curing adalah tugas sekunder. Maksudnya
seorang perawat lebih melakukan tindakan kepedulian terhadap klien daripada memberikan
tindakan medis. Oleh karena itu, caring lebih identik dengan perawat.
2. Curing merupakan tugas primer seorang dokter dan caring adalah tugas sekunder.
Maksudnya seorang dokter lebih melibatkan tindakan medis tanpa melakukan tindakan caring
yang berarti. Oleh karena itu, curing lebih identik dengan dokter.
3. Dalam pelayanan kesehatan klien yang dilakukan perawat, ¾ nya adalah caring dan ¼ nya
adalahcuring.
4. Caring bersifat lebih “Healthogenic” daripada curing.
Maksudnya caring lebih menekankan pada peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di
dalam praktiknya, caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku
manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan pelayanan bagi mereka
yang sakit.
5. Tujuan caring adalah membantu pelaksanaan rencana pengobatan/terapi dan membantu
klien beradaptasi dengan masalah kesehatan, mandiri memenuhi kebutuhan dasarnya, mencegah
penyakit, meningkatkan kesehatan dan meningkatkan fungsi tubuh sedangkan
tujuan curing adalah menentukan dan menyingkirkan penyebab penyakit atau mengubah
problem penyakit dan penanganannya.
6. Diagnosa dalam konsep curing dilakukan dengan mengungkapkan penyakit yang diderita
sedangkan diagnosa dalam konsep caring dilakukan dengan identifikasi masalah dan penyebab
berdasarkan kebutuhan dan respon klien.

6
2.3 Manfaat Caring

Manfaat Caring sangat besar. Pemberian pelayanan keperawatan yang didasari


oleh perilaku caring perawat mampu meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Penerapan
caring yang diintegrasikan dengan pengetahuan biofisikal dan pengetahuan mengenai perilaku
manusia akan dapat meningkatkan kesehatan individu dan memfasilitasi pemberian pelayanan
kepada pasien.
Watson (1979 dalam Tomey & Alligod, 2006) menambahkan bahwa caring yang
dilakukan dengan efektif dapat mendorong kesehatan dan pertumbuhan individu. Selain itu,
William (1997) dalam penelitiannya, menemukan adanya hubungan yang signifikan antara
persepsi mengenai perilaku caring perawat dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan
keperawatan. Dengan demikian, perilaku caring yang ditampilkan oleh seorang perawat akan
mempengaruhi kepuasan klien.
Perilaku caring perawat tidak hanya mampu meningkatkan kepuasan klien, namun juga
dapat menghasilkan keuntungan bagi rumah sakit. Godkin dan Godkin (2004) menyampaikan
bahwa perilaku caring dapat mendatangkan manfaat finansial bagi industri pelayanan kesehatan.
Issel dan Khan (1998) menambahkan bahwa perilaku caring staf kesehatan mempunyai nilai
ekonomi bagi rumah sakit karena perilaku ini berdampak bagi kepuasan pasien.
Dengan demikian, secara jelas dapat diketahui bahwa perilaku caring perawat dapat
memberikan kemanfaatan bagi pelayanan kesehatan karena dapat meningkatkan kesehatan dan
pertumbuhan individu serta meningkatakan kepuasan pasien sehingga akan meningkatkan
kunjungan pasien ke rumah sakit dan pada akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi
rumah sakit.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Caring merupakan fenomena yang berhubungan dengan orang bimbingan, bantuan,


dukungan perilaku kepada individu, keluarga, dosen, kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhi kebutuhan actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas
kehidupan manusia.Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang
situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di dalamnya. Model konseptual
keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi organisasi dimana perawat mendapatkan informasi
agar mereka peka terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dan tahu apa yang harus perawat
kerjakan. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam suatu keperawatan, dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan. Ada beberapa yang mempengarauhi teori keperawatan yaitu, filosopi
Nightingale, kebudayaan, pendidikan, dan ilmu keperawan.

8
3.3 Kata Penutup

Terima kasih kesempatan yang telah diberikan kepada kami untuk membuat hasil
makalah kami ini, semoga apa yang kami buat dapat dimengerti dan dapat dipahami oleh dosen
dan teman-teman semua. Atas perhatiannya kami ucapkan TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai