PENDAHULUAN
Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) adalah tata cara
pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas, meliputi keadaan
fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh
puskesmas3 . Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) dikirim ke
dinas kesehatan kabupaten atau kota setiap awal bulan.
1
1.2. Rumusan Masalah
a. Pengertian Puskesmas
c. Fungsi Puskesmas
1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus:
BAB II
2
TINJAUAN TEORI
Melalui semua program yang ada di Puskesmas, diwajibkan membuat laporan bulanan ke
dinas kesehatan melalui format Laporan Bulanan (LB) yang berisi data pasien selama
sebulan, namun dalam pelaksanaanya pembuatan laporan tersebut ditemukan banyak kendala
seperti kesalahan pencatatan, pencatatan ganda sehingga berakibat kepada ketidakpastian
hasil dari laporan tersebut.Begitu pula yang melakukan pencatatan dan laporan untuk
menghasilkan suatu informasi kesehatan terkait seluruh pelaksanaan program di tingkat
puskesmas, dan dilaporkan secara rutin ke Dinas Kesehatan Kota setiap bulannya. Pada
tingkat Dinas Kesehatan (Dinkes),laporan tersebut akan diolah kembali dan mengirimkan
umpan baliknya ke Dinas Kesehatan Provinsi dan ke Kementrian Kesehatan. Feed Back
terhadap laporan puskesmas akan dikirimkan kembali secara rutin kepuskesmas untuk dapat
dijadikan evaluasi keberhasilan program.
3
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah.
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan,
yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan
masyarakat (public goods).
Simpus dulu dikenal dengan SP2TP merupakan tool atau instrumen pencatatan dan
pelaporan yang ada di puskesmas. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
adalah suatu tatanan manusia dan/atau peralatan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses manajemen Puskesmas mencapai sasaran kegiatannya.
4
1. Tujuan Umum: meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil
guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya yang menunjang
kegiatan pelayanan.
KELEMAHAN SIMPUS
1. SIMPUS adalah aplikasi yang bersifat single user atau hanya dapat diaplikasikan hanya
oleh satu orang pada saat itu. SIMPUS bukan aplikasi multi user yang memungkinkan
satu database diolah bersama-sama oleh beberapa staf, dari beberapa ruang pelayanan
yang ada di puskesmas.
2. Biaya yang dikeluarkan lebih mahal
3. Pengaksesan data belum terlalu stabil
5
2.1.3ALUR SIMFUS
SP2TP adalah kegiatan dan pencatatan pelaporan data umum, sarana, dan upaya
pelayanan kesehatan di puskesmas yang di tetapkan melalui Keterkaitan antara SP2TP
dengan SIMPUS yaitu memiliki kesamaan dalam hal format laporannya. SIMPUS
merupakan output yang berupa informasi yang diperoleh dari pengolahan data-data
SP2TP. Selama ini petugas SP2TP bukan orang yang merupakan ahli dalam program
yang berbasis teknologi informasi tersebut. Adapun data-data dasar yang akan diinput
diperoleh dari para petugas pemegang program di Puskesmas, diantaranya yaitu
petugas KIA, Gizi, Promosi Kesehatan, dan Kesehatan Lingkungan. Para petugas dari
masing-masing program tersebut membuat format laporan dalam bentuk laporan LB1,
6
LB2, LB3, dan LB4, kemudian data-data tersebut akan diinput oleh petugas SP2TP.
Sebelum memasuki era komputerisasi (online), proses pengolahan data dilakukan
secara manual. Adapun data laporan yang dikumpulkan oleh Puskesmas ke Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota sampai ke Dinas Kesehatan Provinsi memiliki format
yang sama.
1. SP2PT dilakukan oleh semua puskesmas termasuk pembantu dan puskesmas keliling
2. Pencatatan dan pelaporan mencacakup:
Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
Data ketenagan di puskesmas
Data sarana yang dimiliki puskesmas
Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok ) baik di dalam gedung
maupun di luar gedung
Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan,tribulana,semester dan tahunan)
7
biaya mengingat lokasi dinas kesehatan ada dipusat kota sedangkan puskesmas
terpencar di beberapa daerah.
Kuunggulan SP2TP
1. Bagi Departemen Pusat dapat dijadikan sebagai referensi dalam rangka penyusunan strategi
dan kebijakan umum/nasional.
2. Bagi Dinas Kesehatan Dati I dapat dijadikan sebagai referensi dalam rangka penyusunan
strategi dan kebijakan pengendalian/pengawasan mutu dan cakupan.
3. Bagi Dinas kesehatan Dati II dapat dijadikan sebagai referensi dalam rangka penyusunan
strategi operasional dalam pencapaian tujuan.
4. Bagi Puskesmas dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam rangka Perencanaan (P1),
Penggerakan Pelaksanaan (P2), serta untuk Pengawasan Pengendalian dan Penilaian (P3)
tingkat puskesmas.
a) Pencataan SP2TP
8
2. Registrasi kegiatan di puskesmas digunakan untuk:
a. Merekap dan mengkompilasi pelayanan kesehatan yang di berikan pada
individu (dari kartu individu).
b. Mencatat dan merekap kegiatan yang dilakukan diluar gedung
puskesmas.
c. Dengan menjumblahkan rekap kegiatan puskesmas dan hasilnya di
pindahkan ke format laporan
d. Rekam kesehatan keluarga (RKK/family folder), yang diberikan khusus
untuk keluarga berisiko, antara lain:
1. Salah seorang anggotannya menderita TB paru.
2. Salah seorang anggotannya menderita kusta.
3. Salah seorang anggotannya mempunyai risiko tinggi, seperti: ibu
hamil, neonates risiko tinggi (BBLR) dan balita kurang energy kronis
(KEK).
4. Salah seorang anggotannya menderita gangguan gizi.
b. Laporan SP2TP
Sistem pencatatan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) adalah kegiatan
pencatatan dan pelaporan data umum,tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di
puskesmas yang telah disederhanankan sesuai keputusan Dikjen Binakes
NO.590/BM/DJ/INFO/V/96 Tentang penyederhanaan sistem pencatatan dan
pelaporan SP2TP, laporan berupa formulir dikirim oleh puskesmas kedinas kesehatan
kabupaten atau kota maksimal setiap tanggal 10 bulan berikutnya, berupa laporan
bulanan (LB1,LB2,LB3 dan LB4), laporan sintetil (LB1S dan LB2S). LB1 (data
kesakitan), LB2 (data obat-obatan), LB3 (gizi,KIA,Imunisasi dan pengamatan
penyakit menular) dan LB4 (Data kegiatan puskesmas). Format ketiga yaitu laporan
tahunan (LT) yaitu LT1,LT2,LT3. LT1 (data dasar puskesmas), LT2 (data
kepegawaian) LT3 (data peralatan ) dikirimkan selambat-lambatnya tanggal 31
januari tahun berikutnya. Sementara untuk LB1S laporan ini merupakan laporan
bulanan penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3i), penyakit infeksi
saluran pernapasan akut (SPA), dan penyakit diare, menurut umurdan status
imunisasi. LBS2 laporan ini merupakan laporan bulanan KIA, Gizi, Tetanus
neonatarum dan penyakit akibat kerja. Hanya puskesmas dan ruang rawat inap yang
membuat LB2S. puskesmas yang membuat LB1S dan LB2S adalah puskesmas yang
di tunjuk (satu puskesmas dari tiap dati II ) dengan periode laporan bulanan serta
dilaporkan kedinas kesehatan dati dua , dinas kesehatan dati satu, dan pusat
(Dikjen.PPM,dan PLP) (Dikjen Binkesmas 1997a).
9
2.2.5 Fasilitas SP2TP dan SIMPUS
Fasilitas fisik meliputi
Fasilitas gedung puskesmas permanen.
Fasilitas SDM
Fasililitas alat-alat
Fasilitas obat-obatan
Fasilitas administrasi
Fasilitas imunisasi
Fasilitas gedung puskesmas rentang diantaranya ruang kepala puskesmas,
ruang periksa pasien.
Ruang kartu/computer
Fasilitas ambulan
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Simpus atau SP2TP sebagai sistem pengelolaan data berbasis teknologi yang
digunakan di puskesmas untuk membantu sistem kerja puskesmas dalam
pengelolahan , akses dan transfer data antar bagian dan model integrasi yang
memudahkan sistem pelaporan menjadi sebuah alat yang membantu puskesmas dlam
meningkatkan kualitas pelayanan dalam masyarakat sehingga tercipta pelayanan yang
lebih cepat, tepat dan akurat.penerapan sistem membutuhkan biaya cukup
besar,namun hal tersebut merupakan sebuah investasi , terutama instansi yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti puskesmas.
3.2 SARAN
Untuk meningkatkan kedisiplinan input data oleh petugas atau pegawai puskesmas
adalah memberiak reward dan punissment atau bentuk evaluasi berkala.
12
13