Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang

Sistem informasi puskesmas (SIMPUS) dan sistem pelaporan terpadu SIMPUS


(SPT SIMPUS) telah dikembangkan diberbagai jajaran dinas kesehatan kabupaten yang
ada di Indonesia. SIMPUS merupakan perangkat lunak yang digunakan puskesmas untuk
merekam data kunjungan pasien rawat jalan. Data kunjungan pasien disimpan dan
digunakan untuk membuat data peleporan pada periode waktu tertentu yang selanjutnya
data tersebut dikirimkan ke dinas kesehatan.

Data pelaporan antar puskesmas di tingkat kabupaten memiliki struktur data


yang sama. SPT SIMPUS merupakan sistem informasi yang digunakan di tingkat dinas
kesehatan. Sistem ini dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dinas kesehatan dalam
mengelola data-data yang dimiliki1 . Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu
puskesmas (SP2TP) merupakan kegiatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan
upaya pelayanan kesehatan di masyarakat (SK Menkes No 63/Menkes/SK/11/1981) .

Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) adalah tata cara
pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas, meliputi keadaan
fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hasil yang dicapai oleh
puskesmas3 . Sistem pencatatan dan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) dikirim ke
dinas kesehatan kabupaten atau kota setiap awal bulan.

Secara potensial, SP2TP dapat berperan banyak dalam menunjang proses


manajemen Puskesmas, namun berbagai data SP2TP yang tersedia untuk menunjang
manajemen Puskesmas belum dapat dimanfaatkan secara optimal oleh berbagai hal yang
berkaitan dengan rancangan sistem tersebut. Selama ini banyak Puskesmas yang masih
mengelola data-data kunjungan pasien, data-data arus obat, dan juga membuat pelaporan
dengan menggunakan cara-cara yang manual.

Seiring dengan perkembangan di bidang kesehatan, pemerintah menyadari mutlak


diperlukannya informasi yang cepat, tepat, akurat dan up to date di bidang kesehatan
sehingga diperlukan suatu sistem informasi yang dapat menghemat waktu, biaya,
menghindari duplikasi pekerjaan dan mempermudah proses juga meningkatkan kualitas
manajemen Puskesmas secara lebih efektif dan efisien, sistem tersebut adalah Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS).

1
1.2. Rumusan Masalah

a. Pengertian Puskesmas

b. Tujuan dan Tugas Puskesmas

c. Fungsi Puskesmas

d. Pengertian SIMPUS dan SP2TP

c. Tujuan SIMPUS dan SP2TP


e. Manfaat SIMPUS dan SP2TP 13
f. Keunggulan dan Kelemahan SIMPUS dan SP2TP

1.3. Tujuan
1. Tujuan Umum

meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil guna dan


berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya yang menunjang
kegiatan pelayanan.

2. Tujuan Khusus:

a. Sebagai pedoman penyusunan perencanaan tingkat puskesmas (PTP) dan


pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas melalui mini lokakarya (minlok).

b. Sebagai dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan puskesmas.

c. Untuk mengatasi berbagai hambatan pelaksanaan program pokok puskesmas.

BAB II
2
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Puskesmas


Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan primer yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Pengoptimalan fungsi puskesmas tersebut memerlukan manajemen puskesmas yang
didukung sistem pencatatan dan pelaporan yang berkualitas, untuk keperluan tersebut
dibutuhkan dukungan sistem informasi puskesmas yang baik, mulai dari pengumpulan data
hasil pelaksanaan kegiatan, sampai pada pengolahan dan pemanfaatannya. Hal ini
dipertegasdalam Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 tentang pusat kesehatan masyarakat,
bahwa sistem informasi puskesmas diperlukan untuk membantu proses pengambilan
keputusan dalam melaksanakan manajemen puskesmas untuk mencapai sasaran kegiatan.
Melalui SP2TP, Puskesmas diwajibkan mengumpulkan data transaksi pelayanan baik
pelayanan Unit Kesehatan Perorangan (UKP) dan Unit Kesehatan Masyarakat (UKM) secara
rutin.

Melalui semua program yang ada di Puskesmas, diwajibkan membuat laporan bulanan ke
dinas kesehatan melalui format Laporan Bulanan (LB) yang berisi data pasien selama
sebulan, namun dalam pelaksanaanya pembuatan laporan tersebut ditemukan banyak kendala
seperti kesalahan pencatatan, pencatatan ganda sehingga berakibat kepada ketidakpastian
hasil dari laporan tersebut.Begitu pula yang melakukan pencatatan dan laporan untuk
menghasilkan suatu informasi kesehatan terkait seluruh pelaksanaan program di tingkat
puskesmas, dan dilaporkan secara rutin ke Dinas Kesehatan Kota setiap bulannya. Pada
tingkat Dinas Kesehatan (Dinkes),laporan tersebut akan diolah kembali dan mengirimkan
umpan baliknya ke Dinas Kesehatan Provinsi dan ke Kementrian Kesehatan. Feed Back
terhadap laporan puskesmas akan dikirimkan kembali secara rutin kepuskesmas untuk dapat
dijadikan evaluasi keberhasilan program.

2.2 Tujuan Puskesmas

Puskesmas Menurut Trihono (2005), tujuan pembangunan kesehatan yang


diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat.

2.3 Tugas Puskesmas

3
Puskesmas merupakan unit pelaksana teknis dinas (UPTD) kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan disuatu wilayah.
Puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama menyelenggarakan kegiatan
pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan,
yang meliputi pelayanan kesehatan perorang (private goods) dan pelayanan kesehatan
masyarakat (public goods).

2.4 Fungsi Puskesmas


Menurut Mubarak dan Chayatin (2009), pusmesmas memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai
pusat penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat
dan keluarga dalam pembangunan kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan masyarakat
tingkat pertama. Sebagai langkah awal dari program keperawatan kesehatan masyarakat,
fungsi dan peran puskesmas bukan saja persoalan teknis medis tetapi juga berbagai
keterampilan sumber daya manusia yang mampu mengorganisir model sosial yang ada di
masyarakat, juga sebagai lembaga kesehatan yang menjangkau masyarakat di wilayah
terkecil dan membutuhkan strategi dalam hal pengorganisasian masyarakat untuk terlibat
dalam penyelenggaraan kesehatan secara mandiri.

2.1.1 Pengertian Simpus


Sistem Informasi Manajemen Puskesmas ( SIMPUS) merupakan suatu program
aplikasi atau software computer yang dibuat dengan tujuan membantu manajemen
puskesmas dalam menyediakan pelayanan secara cepat dan mudah kepada pasien.
Implementasi SIMPUS secara optimal berpotensi mengurangi beban kerja dan
meningkatkan efisiensi pelayanan pendaftaran kepada pasien. Puskesmas Mulyorejo
Surabaya telah menerapkan SIMPUS untuk meningkatkan kualitas dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di wilayah kerjanya. Sistem
infomasi manajemen puskesmas (Simpus) merupakan suatu tatanan atau peralatan yang
menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen puskesmas dalam mencapai
sasaran kegiatannya (Depkes RI, 1997).

Simpus dulu dikenal dengan SP2TP merupakan tool atau instrumen pencatatan dan
pelaporan yang ada di puskesmas. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
adalah suatu tatanan manusia dan/atau peralatan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses manajemen Puskesmas mencapai sasaran kegiatannya.

2.1.2 Tujuan SIMPUS

4
1. Tujuan Umum: meningkatkan kualitas manajemen puskesmas secara lebih berhasil
guna dan berdaya guna, melalui pemanfaatan secara optimal data sistem pencatatan dan
pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) maupun informasi lainnya yang menunjang
kegiatan pelayanan.

2. Tujuan Khusus: Sebagai pedoman penyusunan perencanaan tingkat puskesmas (PTP)


dan pelaksanaan kegiatan pokok puskesmas melalui mini lokakarya (minlok). b. Sebagai
dasar pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pelayanan puskesmas. c. Untuk mengatasi
berbagai hambatan pelaksanaan program pokok puskesmas.

2.1.2 KELEBIHAN SIMPUS


1. Menggunakan Sistem Operasi Windows, tampilan secara grafis dan mudah
digunakan. Untuk proses keluaran data bahkan hampir semua tampilan bisa di akses
dengan menggunakan tetikus (mouse).
2. Menyimpan informasi riwayat kunjungan dari pasien dengan akurat. Penomoran
Index yang tepat dan benar akan lebih mempermudah dalam proses pencarian data
pasien tertentu.
3. Input data yang cepat, dengan sumber data dari kartu registrasi pasien. Desain
masukkan data yang dikembangkan dengan mengacu pada pengalaman di puskesmas
menjadi pertimbangan utama untuk membuat proses entry harus cepat. Dalam kondisi
normal hanya butuh waktu dibawah 1 menit untuk memasukkan satu data pasien.
4. Dapat menampilkan rekapitulasi data pasien dan obat, serta membuat pelaporan LB1
dan LPLPO dengan cepat. Periode keluaran data dapat ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan, dari data harian, periode harian, mingguan, bulanan atau tahunan.
5. Dapat menampilkan data 10 Besar / 20 Besar penyakit dengan cepat.
6. Menampilkan data-data keluaran secara tabel maupun secara grafik dengan cepat.
7. Dapat digunakan untuk melakukan filter data kunjungan dengan cepat dan mudah,
sesuai dengan kriteria yang diinginkan.

KELEMAHAN SIMPUS

1. SIMPUS adalah aplikasi yang bersifat single user atau hanya dapat diaplikasikan hanya
oleh satu orang pada saat itu. SIMPUS bukan aplikasi multi user yang memungkinkan
satu database diolah bersama-sama oleh beberapa staf, dari beberapa ruang pelayanan
yang ada di puskesmas.
2. Biaya yang dikeluarkan lebih mahal
3. Pengaksesan data belum terlalu stabil

5
2.1.3ALUR SIMFUS

2.2.1 Pengertian SP2TP


SP2TP adalah kegiatan pencatatan dan pelaporan data ilmiah,sarana,tenaga upaya
pelayanan kesehatan di puskesmas yang bertujuan agar didapatnya semua data hasil
kegiatan puskesmas atau termasuk puskesmas dengan tempat tidur,puskesmas
pembantu,puskesmas keliling,bidan di desa dan posyandu. Data yang berkaitan serta
data yang dilaporkan kepada jenjang administrasi diatasnya sesuai kebutuhan secara
benar, berkala dan teratur, guna menunjang penggelolaan upaya kesehatan masyarakat
(Ahmad 2005)

SP2TP adalah kegiatan dan pencatatan pelaporan data umum, sarana, dan upaya
pelayanan kesehatan di puskesmas yang di tetapkan melalui Keterkaitan antara SP2TP
dengan SIMPUS yaitu memiliki kesamaan dalam hal format laporannya. SIMPUS
merupakan output yang berupa informasi yang diperoleh dari pengolahan data-data
SP2TP. Selama ini petugas SP2TP bukan orang yang merupakan ahli dalam program
yang berbasis teknologi informasi tersebut. Adapun data-data dasar yang akan diinput
diperoleh dari para petugas pemegang program di Puskesmas, diantaranya yaitu
petugas KIA, Gizi, Promosi Kesehatan, dan Kesehatan Lingkungan. Para petugas dari
masing-masing program tersebut membuat format laporan dalam bentuk laporan LB1,

6
LB2, LB3, dan LB4, kemudian data-data tersebut akan diinput oleh petugas SP2TP.
Sebelum memasuki era komputerisasi (online), proses pengolahan data dilakukan
secara manual. Adapun data laporan yang dikumpulkan oleh Puskesmas ke Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota sampai ke Dinas Kesehatan Provinsi memiliki format
yang sama.

2.2.2 TUJUAN SP2TP


Secara umum penerapan SP2PT ini adalah agar tersedi data atau informasi yang
akurat, tepat waktu dan muktahir secara periodik dan teratur untuk pengolaan program
kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi. Secara
lebih spesifik , tujuan SP2PT ini antara lain:

1. Tersediaa data yang meliputi keadaan fisik,tenaga,sarana dan kegiatan pokok


puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur.
2. Terlaksananya pelaporan data secara teratur di berbagai jenjang administrasi, sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
3. Digunakannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangaka pengelolaan
program kesehatan masyarakat melalui puskesmas diberbagai tingkat administrasi.

Ruang lingkup SP2TP

1. SP2PT dilakukan oleh semua puskesmas termasuk pembantu dan puskesmas keliling
2. Pencatatan dan pelaporan mencacakup:
 Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
 Data ketenagan di puskesmas
 Data sarana yang dimiliki puskesmas
 Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok ) baik di dalam gedung
maupun di luar gedung
 Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan,tribulana,semester dan tahunan)

2.2.3 Kelemahan SP2TP


Setiap puskesmas diwajibkan untuk mencatat, menganalisa dan membuat laporan
tentang pelaksanaan program yang sedang dilaksanakan puskesmas yang dikenal
dengan istilah sistem pencatatan dan pelaporan terpadu Puskesmas (SP2TP). SP2TP
dilakukan dengan cara manual baik merekap data kegiatan didalam maupun diluar
gedung puskesmas sehingga memiliki kendala tertentu sedangkan untuk pelaporan
petugas puskesmas harus mengantar pelaporan SP2TP dengan menyerahkan file
berupa hardcopy kepada dinas kesehatan kota maka ini memakan waktu,tenaga dan

7
biaya mengingat lokasi dinas kesehatan ada dipusat kota sedangkan puskesmas
terpencar di beberapa daerah.

Kuunggulan SP2TP

1. Bagi Departemen Pusat dapat dijadikan sebagai referensi dalam rangka penyusunan strategi
dan kebijakan umum/nasional.
2. Bagi Dinas Kesehatan Dati I dapat dijadikan sebagai referensi dalam rangka penyusunan
strategi dan kebijakan pengendalian/pengawasan mutu dan cakupan.
3. Bagi Dinas kesehatan Dati II dapat dijadikan sebagai referensi dalam rangka penyusunan
strategi operasional dalam pencapaian tujuan.
4. Bagi Puskesmas dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam rangka Perencanaan (P1),
Penggerakan Pelaksanaan (P2), serta untuk Pengawasan Pengendalian dan Penilaian (P3)
tingkat puskesmas.

2.2.4Proses laporasn SP2TP

a) Pencataan SP2TP

Kegiatan pokok puskesmas baik yang dilakukan di dalam gedung maupun di


luar gedung harus dicatat. Oleh karena itu, perlu daya mekanisme pencatatan yang
baik, formulir yang cukup serta cara pengisian yang benar dan teliti.pencatatan-
pencatatan yang utama pada SP2TP, antara lain:

1. Formulir pencatatan SP2TP terdiri dari :


a. Rekam kesehatan keluarga (RKK) atau yang disebut “family folder”
b. Kartu tanda pengenal (KTP)
c. Kartu rawat jalan
d. Kartu rawat tinggal
e. Kartu penderita kusta
f. Kartu indeks penyakit khusus kusta
g. Kartu penderita TB baru
h. Kartu indeks penyakit khusus TB paru
i. Kartu ibu
j. Kartu anak
k. Kartu menuju sehat (KMS) balita
l. KMS anak sekolah
m. KMS ibu hamil
n. KMS usila
o. Kartu tumbuh kembang balita
p. Kartu rumah
q. Register

8
2. Registrasi kegiatan di puskesmas digunakan untuk:
a. Merekap dan mengkompilasi pelayanan kesehatan yang di berikan pada
individu (dari kartu individu).
b. Mencatat dan merekap kegiatan yang dilakukan diluar gedung
puskesmas.
c. Dengan menjumblahkan rekap kegiatan puskesmas dan hasilnya di
pindahkan ke format laporan
d. Rekam kesehatan keluarga (RKK/family folder), yang diberikan khusus
untuk keluarga berisiko, antara lain:
1. Salah seorang anggotannya menderita TB paru.
2. Salah seorang anggotannya menderita kusta.
3. Salah seorang anggotannya mempunyai risiko tinggi, seperti: ibu
hamil, neonates risiko tinggi (BBLR) dan balita kurang energy kronis
(KEK).
4. Salah seorang anggotannya menderita gangguan gizi.

Mekanisme pencatatan pada perinsipnnya seorang pasien yang berkunjung pertam


kali atau kunjungan ulang ke puskesmas haru melalui loket untuk mendapatkan kartu
tanda penggenal (KTP) atau menggambil berkasnya dari petugas loket. Pasien tersebut
disalurkan pada unit pelayanan yang dituju. Apabila pasien mendapat pelayanan
kesehatan di luar gedung puskesmas, maka pasien tersebut akan dicatatat dalam registrasi
yang sesuai denagan pelayanan yang diterima.

b. Laporan SP2TP
Sistem pencatatan pelaporan terpadu puskesmas (SP2TP) adalah kegiatan
pencatatan dan pelaporan data umum,tenaga dan upaya pelayanan kesehatan di
puskesmas yang telah disederhanankan sesuai keputusan Dikjen Binakes
NO.590/BM/DJ/INFO/V/96 Tentang penyederhanaan sistem pencatatan dan
pelaporan SP2TP, laporan berupa formulir dikirim oleh puskesmas kedinas kesehatan
kabupaten atau kota maksimal setiap tanggal 10 bulan berikutnya, berupa laporan
bulanan (LB1,LB2,LB3 dan LB4), laporan sintetil (LB1S dan LB2S). LB1 (data
kesakitan), LB2 (data obat-obatan), LB3 (gizi,KIA,Imunisasi dan pengamatan
penyakit menular) dan LB4 (Data kegiatan puskesmas). Format ketiga yaitu laporan
tahunan (LT) yaitu LT1,LT2,LT3. LT1 (data dasar puskesmas), LT2 (data
kepegawaian) LT3 (data peralatan ) dikirimkan selambat-lambatnya tanggal 31
januari tahun berikutnya. Sementara untuk LB1S laporan ini merupakan laporan
bulanan penyakit yang dapat di cegah dengan imunisasi (PD3i), penyakit infeksi
saluran pernapasan akut (SPA), dan penyakit diare, menurut umurdan status
imunisasi. LBS2 laporan ini merupakan laporan bulanan KIA, Gizi, Tetanus
neonatarum dan penyakit akibat kerja. Hanya puskesmas dan ruang rawat inap yang
membuat LB2S. puskesmas yang membuat LB1S dan LB2S adalah puskesmas yang
di tunjuk (satu puskesmas dari tiap dati II ) dengan periode laporan bulanan serta
dilaporkan kedinas kesehatan dati dua , dinas kesehatan dati satu, dan pusat
(Dikjen.PPM,dan PLP) (Dikjen Binkesmas 1997a).

9
2.2.5 Fasilitas SP2TP dan SIMPUS
Fasilitas fisik meliputi
 Fasilitas gedung puskesmas permanen.
 Fasilitas SDM
 Fasililitas alat-alat
 Fasilitas obat-obatan
 Fasilitas administrasi
 Fasilitas imunisasi
 Fasilitas gedung puskesmas rentang diantaranya ruang kepala puskesmas,
ruang periksa pasien.
 Ruang kartu/computer
 Fasilitas ambulan

2.2.6 Pemanfaatan data SP2TP

Pemanfaatan data SP2TP dan informasi lainnya dimanfaatkan untuk menunjang


proses manajemen di tingkat puskesmas, sebagai bahan penyusunan rencana tahunan
puskesmas, penyususunan rencana kerja operational puskesmas, bahan pemantauan
evaluasi dan pembinaan, informasi dari data SP2TP dan sumberlainnya akan membanru
dinas kesehatan dati II dalam penysunan perencanaan tahunan, penilaian kinerja
puskesmas berdasarkan beban kerja dan pencapaian hasil kegiatan puskesmas, sebagai
bahan untuk pemantauan dan evaluasi pelaksanaan dan evaluasi program di wilayahnya,
untuk memperiotaskan masalah dan upaya pemecahan dan tindak lanjutnya, informasi
dari SP2TP juga akan membantu kelancaran perencanaan (P1), pergerakan pelaksanaan
(P2), dan pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3) program-program, sebagai
masukan untuk diskusi UKADP, pemanfaatan data SP2TP dalam manajemen kesehatan
dipuskesmas sebagai berikut:

1. Pemanfaatan P1(perencanaan) tingkat puskesmas yang meliputi:


a) Perencanaan awal berupa usulan kegiataan puskesmas, kebutuhan obat-obatan,
dan kebutuhan sumber daya (sarana, tenaga, dan dana) sesuai dengan masalah
dan kondisi setempatyang dilaksanakan untuk tahun berikutnya, dalam
perencanaan data SP2TP dan informasi lain yang di perlukan anatara lain, data
dasar (vital statistik, sarana kegiatan pokok puskesmas, sarana, dan informasi
umum lainnya yang mendukung upaya kesehataan), data pola penyakit dan
distribusi penyakit menurut tempat, waktu dan orang (umur,jenis
kelamin,pekerjaan, dan lain-lain) dari kartu,register dan laporan LB1, data
permintaan dan pemakaian obat dari laporan LB2, data cakupan kegiatan yang
di hitung dari hasil kegiatan pokok puskesmas bersumber dari laporan LB3
dan LB4.
b) Plan of action atau POA disesuaikan dengan hasil kegiatan pokok puskesmas
dan kondisi tenaga kerja serta wilayah kerjannya
10
c) Perencanaan kegiatan bulanan dibuat setelah pembuatan POA dengan maksud
pembagian kerja/tugas dari setiap staff pada bulan dimaksud yang didasari
oleh hasil kegiatan bulan lalu.
2. Pemanfaatan data untuk pergerakan pelaksanaan (P2)
Lokakarya mini bulanan yang dihadiri seluruh staff puskesmas, membahas hasil
kegiatan bulan lalu baik merupakan keberhasilan ataupun hambatan dengan maksud
mencari penyebab hambatan dan rencana tindakan yang akan dilakukaan, sedangkan
lokakarya minitribulan melibatakan lintas sector tingkat kecamatan, berdasarkan hasil
kegiatan tribulan dan informasi lainnya disajikan untuk dibahas termasuk untuk
ditidaklanjuti oleh yang berkepentinggan.
3. Pemanfaatan data untuk pengawasan, pengendalian dan penilaian (P3)
Sertifikasi digunakan data hasil kegiatan tahun dan hasil olahan SP2TP termasuk
pula informasi lainnya yang diperlukan, sertifikasi adalah merupakan alat evaluasi
puskesmas,dimana dalam sertifikasi hasil kegiatan pokok puskesmas selama setahun
dibandingkan dengan indicator yang ada sehingga diketahui tingkat/setara puskesmas
tersebut(ditjen binkesmas,1997) .
hal penting dari subsistem pencatatan dan pelaporan bagi puskesmas adalah
bagaimana memanfaatkan semua jenis data yang telah dibuat dalam laporan sebagai
input untuk menyusun perencanaaan puskesmas(micro planing) dan lokakarya mini
puskesmas (munijaya 2004).

11
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Simpus atau SP2TP sebagai sistem pengelolaan data berbasis teknologi yang
digunakan di puskesmas untuk membantu sistem kerja puskesmas dalam
pengelolahan , akses dan transfer data antar bagian dan model integrasi yang
memudahkan sistem pelaporan menjadi sebuah alat yang membantu puskesmas dlam
meningkatkan kualitas pelayanan dalam masyarakat sehingga tercipta pelayanan yang
lebih cepat, tepat dan akurat.penerapan sistem membutuhkan biaya cukup
besar,namun hal tersebut merupakan sebuah investasi , terutama instansi yang
memberikan pelayanan kepada masyarakat seperti puskesmas.
3.2 SARAN
Untuk meningkatkan kedisiplinan input data oleh petugas atau pegawai puskesmas
adalah memberiak reward dan punissment atau bentuk evaluasi berkala.

12
13

Anda mungkin juga menyukai