Anda di halaman 1dari 16

TUGAS PAPER

SIMPUS ( SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS )

MATA KULIAH : SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN


Koordinator : Ns. Indri Erwhani
Dosen Pengampu : Ns. Desti Dwi Ariani, MMR

DISUSUN OLEH :

F. B. NYANGKO NIM. PL2321001

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN
MUHAMMADIYAH KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat
karunianya saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas paper ini dengan baik dan selesai
tepat pada waktunya. Paper ini dengan judul “Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(SIMPUS). ” Penyusunan paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Informasi Kesehatan (SIK). Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan
wawasan dan informasi bagi saya dan bagi para pembaca khususnya mahasiswa keperawatan
dan pengelola SIMPUS di puskesmas dalam hal penerapan Sistem Informasi Kesehatan di
Puskesmas. Saya selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns.
Desti Dwi Ariani, MMR selaku Dosen pembimbing kelompok 1 mata kuliah Sistem
Informasi Kesehatan (SIK). Tidak lupa bagi pihak-pihak lain yang telah mendukung
penulisan makalah ini sayai juga mengucapkan terima kasih.
Terakhir, saya menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari
itu saya membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan saya, agar
kedepannya bisa menyusun paper dengan lebih baik lagi. Semoga paper ini mampu memberi
azas manfaat bagi para pembaca, dan bagi saya khususnya sebagai penulis.

Sintang, 08 Oktober 2023


Penunis

F. B. Nyangko
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pada saat ini, perkembangan teknologi tentunya berkembang dengan sangat pesat,
seluruh aspek dalam kehidupan berlomba-lomba dalam mengembangkan kinerja mereka
melalui teknologi yang canggih. Salah satu bidang yang tak terlepas dari teknologi yang
ada adalah Bidang Kesehatan. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada akan membantu
pekerjaan dan kinerja dari bidang kesehatan tersebut. Puskesmas sebagai fasilitas
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatanmasyarakat yang setinggi-tingginya juga tidak terlepas
dari penggunaan teknologi ini. Salah satu contoh dari penggunaan teknologi untuk
membantu puskesmas adalah Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau yang biasa
disingkat SIMPUS. Oleh karena itu makalah ini dibuat untuk membahas lebih lanjut
mengenai SIMPUS secara teori yang telah ada.
Tujuan pembangunan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas atau yang lebih
dikenal dengan kata SIMPUS adalah berupaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang setingi-tingginya. Dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan kebijakan
yang proaktif dan dinamis dengan melibatkan semua sektor baik pemerintah, swasta, dan
masyarakat. Penggalian informasi yang akurat, tepat, dan dapat dipertanggung jawabkan
merupakan sumber utama dalam pengambilan keputusan dan kebijakan. Dalam Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2009 Tentang Kesehatan telah diamanatkan bahwa untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi
kesehatan yang diselenggarakan melalui sistem informasi dan lintas sektor. Sering dengan
era desentralisasi berbagai sistem informasi kesehatan telah dikembangkan baik di
pemerintah pusat atau daerah, sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik daerah masing-
masing. Selain melaksanakan program pemerintah pusat melalui kementerian kesehatan,
pemerintah daerah juga diberikan otonomi untuk mengembangkan sistem informasinya,
baik di tingkat dinas kesehatan dan puskesmas mau pun rumah sakit. Sebagaimana
diketahui bahwa puskesmas merupakan ujung tombak pemerintah dalam memberikan
upaya pelayanan kesehatan di masyarakat.1

1
Latar Belakang, ‘Bab I ‫’حض خِ ي‬, Galang Tanjung, 2504, 2015, 1–9.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128 tahun 2004 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat bahwa puskesmas didefinisikan sebagai unit
pelaksana teknis di kabupaten/ kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah. Puskesmas melaksanakan kegiatan proses penyelenggaraan,
pemantauan serta penilaian terhadap rencana kegiatan yang telah ditetapkan baik rencana
upaya wajib maupun pengembangan dalam mengatasi masalah kesehatan yang ada di
wilayahnya. Salah satu bentuk pemantauan yang dilakukan adalah melalui Sistem
Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS). Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik merupakan kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik (Undang-Undang Nomor 25, 2009).
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 511 Tahun 2014 tentang
Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS). Sasaran
pengembangan SIKNAS pada akhir tahun 2009 adalah telah tersedia dan dimanfaatkannya
data dan informasi kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat dalam pengambilan keputusan
atau kebijakan bidang kesehatan di 162 kabupaten/kota, provinsi, dan Departemen
Kesehatan dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (Handayani, 2020).
Simpus dulu dikenal dengan SP2TP merupakan tool atau instrumen pencatatan dan
pelaporan yang ada di puskesmas. Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS)
adalah suatu tatanan manusia dan/atau peralatan yang menyediakan informasi untuk
membantu proses manajemen Puskesmas mencapai sasaran kegiatannya (Wibisono dan
Munawaroh, 2012).2
SIMPUS merupakan pilihan bagi daerah dalam mengembangkan sistem informasi
yang lebih cepat dan akurat. Sejatinya, SIMPUS dapat lebih menggantikan peranan Sistem
Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP), karena SIMPUS merupakan hasil
dari pengolahan berbagai sumber informasi seperti SP2TP, survei lapangan, laporan lintas
sektor, dan laporan sarana kesehatan swasta. Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi, SIMPUS pun dikembangkan melalui sistem komputerisasi dalam suatu
perangkat lunak (software) yang bekerja dalam sebuah sistem operasi.

2
Kecamatan Tiris and others, ‘Efektivitas Sistem Informasi Dan Manajemen Puskesmas ( Simpus ) Di Puskesmas
Tiris , Kabupaten Probolinggo’, Sosial Politik Integratif, 3 (2023), 430–36
<http://jisip.org/index.php/jsp/article/view/106>.
1.2 TUJUAN
Tujuan pembuatan paper ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Informasi Kesehatan (SIK). Selain itu, juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan
serta diharapkan mampu memberikan informasi kepada pembaca dan penulis agar lebih
memahami tentang Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan dapat
memerapkan dengan baik di lingkungan kerja.

1.3 MANFAAT
Manfaat yang didapatkan dalam penulisan Makalah ini adalah penulis lebih
memahami apa itu SIMPUS dan juga dapat memberikan Motivasi agar penulis bisa
memanfaatkan SIMPUS pada lingkungan kerja puskesmas. Manfaat lain yang diberikan
adalah untuk dijadikan bahan refrensi untuk Pembuatan paper lainnya.

1.4 RUANG LINGKUP


Pada Makalah ini akan membahas tentang ;
1. Pengertian SIMPUS
2. Tujuan SIMPUS
3. Proses Pengolahan data SIMPUS
4. Penyelenggaraan SIMPUS
5. Mekanisme SIMPUS
6. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP)
7. Manajemen data di Puskesmas.
8. Permasalahan-permasalahan pengelolaan data di Puskesmas
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Simpus
Sistem informasi merupakan bagian penting dalam suatu organisasi, termasuk
puskesmas. Sistem infomasi manajemen puskesmas (Simpus) merupakan suatu tatanan
atau peralatan yang menyediakan informasi untuk membantu proses manajemen
puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya (Depkes RI, 1997). Simpus diharapkan
dapat meningkatkan manajemen puskesmas secara lebih berhasilguna dan berdayaguna
melalui pemanfaatan secara optimal dari sistem pencatatan pelaporan terpadu puskesmas
(SP2TP). Simpus merupakan prosedur pemrosesan data berdasarkan teknologi informasi
dan diintegrasikan dengan prosedur manual dan prosedur yang lain untuk menghasilkan
informasi yang tepat waktu dan efektif untuk mendukung proses pengambilan keputusan
manajemen.3
Simpus adalah suatu tatanan manusia atau peralatan yang menyediakan informasi
untuk membantu proses manajemen puskesmas dalam mencapai sasaran kegiatannya
(Depkes RI, 1997) Menurut Sutanto (2009), SIMPUS adalah program sistem informasi
kesehatan daerah yang memberikan informasi tentang segala keadaan kesehatan
masyarakat di tingkat puskesmas mulai dari data diri orang sakit, ketersediaan obat sampai
data penyuluhan kesehatan masyarakat. Seiring dengan perkembangan teknologi
informasi, saat ini SIMPUS telah dikembangkan melalui sistem komputerisasi dalam suatu
perangkat lunak (software) yang bekerja dalam sebuah sistem operasi. SIMPUS ini
aplikasinya berbasis web, dengan bahasa program PHP, database MySQL, spek jaringan
menggunakan Local Area Network (LAN), spek komputer untuk server processor cor i3,
RAM 2GB, sedangkan client dual core, RAM 1GB dan dikembangkan dengan
kemampuan multi user dengan tujuan agar seluruh pegawai dapat menggunakannya di
jaringan lokal. Di dalam sistem ini akan selalu ditambahkan beberapa fungsi baru yang
tidak disediakan pada sistem sebelumnya atau pengembangan.

Pada tahun 2005 SIMPUS mulai dikenalkan oleh pemerintah untuk dilaksanakan di
instansi-nstansi kesehatan, bahkan di Puskesmas. Versi yang lama yaitu versi 1.0 sampai
versi 1.9, pada tahun 2011 telah mengalami pembaruan menjadi versi 2.0. SIMPUS versi
2.0 ini telah memiliki keunggulan 5 (lima) multi, yaitu: 1) Multi user: satu komputer bisa
3
Devina Aulia and others, ‘Makalah - Pajdjaksjjsksoskdjs’.
dipakai oleh beberapa orang dan menggunakan kode masuk masing- masing. Pelayanan
Kesehatan yang komputernya sedikit dan mengerjakan perkerjaan pada saat bersamaan,
sangat tepat menggunakan aplikasi ini.
Latar Belakang penggunaan SIMPUS menurut Sutanto, 2009 adalah sebagai berikut:
1. Belum validnya data kesehatan yang seharusnya dimiliki puskesmas di dalam wilayah
kerjanya, seperti: data pasien, jenis penyakit, jumlah PUS (Pasangan Usia Subur),
jumlah kelahiran dll.
2. SP2TP ke Dinas Kesehatan Kabupaten dapat disempurnakan sebab data dari
Puskesmas lengkap.
3. Diperlukannya Informasi kesehatan yang tepat, akurat dan terkini berkenaan dengan
data pelanggan/pasien, stok obat, jumlah PUS, masalah imunisasi dll., demi suksesnya
otonomi daerah.

B. Tujuan Simpus
Adapun tujuan Sistem Informasi Manajeman Puskesmas antara lain :
1. Memudahkan pengoperasian suatu perangkat lunak pada kegiatan manajemen
Puskesmas dengan persyaratan seminimal mungkin dari segi perangkat keras
(hardware) maupun dari segi sumber daya manusia yang akan mengggunakan
perangkat lunak (software) tersebut.
2. Membantu dalam mengolah data Puskesmas serta pembuatan berbagai laporan yang
diperlukan seperti laporan harian dan bulanan.
3. Terciptanya suatu sistem database untuk tingkat Kabupaten/Kota dengan
memanfaatkan data-data kiriman dari Puskesmas.
4. Terjaganya data informasi dari Puskesmas dan Dinas Kesehatan sehingga dapat
dilakukan analisis dan evaluasi untuk berbagai macam penelitian.
5. Terwujudnya unit informatika di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang mendukung
terselenggaranya proses administrasi yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan
mendukung pengeluaran kebijakan kesehatan yang lebih bermanfaat untuk
masyarakat.4
Tuntutan pelayanan masyarakat dalam hal kesehatan saat ini begitu besar, dan penting
untuk diperhatikan, apalagi menyangkut masalah kesehatan dan nyawa seseorang.

4
Daniel Ridel Rewah, Sarah Sambiran, and Fanley Pangemanan, ‘Efektivitas Penerapan Sistem Informasi
Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Di Kita Manado (Studi Puskesmas Bahu)’, EKSEKUTIF Jurnal Jurusan Ilmu
Pemerintahan, 2.5 (2020), 1–10.
Terutama pelayanan tentang kecepatan penanganan yang berhubungan dengan tindakan
kesehatan atau rekam medis. Peningkatan layanan diharapkan akan memberikan
kepastian pelayanan pada beberapa hal sebagai berikut :
a. Aspek Administrasi. Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi,
karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab
sebagai tenaga medis dan perawat dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
b. Aspek Medis. Catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan
pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien.
c. Aspek Hukum. Menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar
keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan tanda
bukti untuk menegakkan keadilan.
d. Aspek Keuangan. Isi Rekam Medis dapat dijadikan sebagai bahan untuk
menetapkan biaya pembayaran pelayanan. Tanpa adanya bukti catatan tindakan
atau pelayanan, maka pembayaran tidak dapat dipertanggungjawabkan.
e. Aspek Pendidikan. Berkas Rekam Medis mempunyai nilai pendidikan, karena
isinya menyangkut data/informasi tentang kronologis dari pelayanan medik yang
diberikan pada pasien.
f. Aspek Dokumentasi. Isi Rekam medis menjadi sumber ingatan yang harus
didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan
sarana kesehatan.5

C. Proses Pengolahan Data Simpus

5
Setyawan Wibisono and Siti Munawaroh, ‘Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpuskesmas) Berbasis
Cloud Computing’, Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, 17.2 (2012), 141–46
<https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/1661>.
Pencatatan. Pencatatan adalah
Kegiatan pokok Puskesmas baik
yang dilakukan di dalam gedung
(semua data yang diperoleh dari
pencatatan kegiatan harian program
yang dilakukan dalam gedung
Puskesmas seperti tekanan darah,
laboratorium, KB, dan lain-lain)
maupun di luar gedung Puskesmas
(data yang dibuat berdasarkan
catatan harian yang dilaksanakan di
luar gedung Puskesmas, seperti
kegiatan posyandu, UKS dan lain-
lain), Puskesmas tempat tidur dan
Puskesmas Pembantu serta Bidan di desa, harus dicatat.

D. Penyelenggaraan Simpus di Puskesmas


1. Sumber Informasi
Sebagaimana diketahui, SP2TP terdiri atas komponen pencatatan dan
komponen pelaporan. Namun, yang terutama dibutuhkan untuk menunjang kegiatan
manajemen puskesmas adalah komponen pencatatannya. Hal ini dikarenakan
informasi yang dapat dihasilkan dari komponen tersebut lebih lengkap dibandingkan
dengan komponen pelaporannya. Pencatatan-‐pencatatan yang utama, antara lain:
a. Kartu individu, seperti kartu rawat jalan, kartu ibu, kartu tb, kartu rumah, dsb
b. Register, seperti register kunjungan, register KIA, register filariasis, register
posyandu, dsb
c. Laporan kejadian luar biasa dan laporan bulanan sentinen
d. Rekam kesehatan keluarga (RKK/family folder) yang diberikan khusus untuk
keluarga berisiko, antara lain:
1) Salah seorang anggotanya menderita tb paru
2) Salah seorang anggotanya menderita kusta
3) Salah seorang anggotanya mempunyai risiko tinggi seperti ibu hamil, neonatus
risiko tinggi (BBLR), balita kurang energi kronis (KEK)
4) Salah satu anggotanya menderita gangguan jiwa.

2. Mekanisme
a. Data SP2TP dan data lainnya diolah, disajikan, dan diinterpretasikan sesuai
dengan petunjuk pengolahan dan pemanfaatan data SP2TP serta petunjuk
dari masing-masing program yang ada (seperti program ISPA, malaria, imunisasi,
kesehatan lingkungan, KIA, gizi, perkesmas, dsb).
b. Pengolahan, analisis, interpretasi, dan penyajian dilakukan oleh para penanggung
jawab masing-‐masing kegiatan di puskesmas dan pengelola program di
semua jenjang administrasi. Informasi yang diperoleh dari pengolahan dan
interpretasi data SP2TP serta sumber lainnya dapat bersifat kualitatif (seperti
meningkat, menurun, atau tidak ada perubahan) dan bersifat kuantitatif dalam
bentuk angka, seperti jumlah, presentase, dsb. Informasi tersebut dapat berupa
laporan tahunan puskesmas.

3. Pemanfaatan
a. Informasi yang diperoleh dari SP2TP dan informasi lainnya dimanfaatkan untuk
menunjang proses manajemen di tingkat puskesmas sebagai bahan untuk
penyusunan rencana tahunan puskesmas, penyusunan rencana kerja operasional
puskesmas, bahanpemantauan evaluasi dan pembinaan.
b. Informasi dari SP2TP dan sumber lainnya akan membantu Dinas Kesehatan dalam
penyusunan perencanaan tahunan, penilaian kinerja puskesmas berdasarkan beban
kerja, dan pencapaian hasil kegiatan puskesmas, sebagai bahan untuk pemantauan
dan evaluasi pelaksanaan kegiatan program di wilayahnya, untuk menentukan
prioritas masalah dan upaya pemecahan serta tindak lanjutnya.
c. Informasi dari SP2TP akan membantu kelancaran perencanaan (P1), penggerakan
pelaksanaan (P2), dan pengawasan, pengendalian, dan penilaian (P3)
program-program, sebagai masukan untuk diskusi UDKP.

E. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (Sp2tp)


a. Ruang Lingkup
1. Sumber Data
a) Kartu Individu (Kartu Rawat Jalan, Kartu Ibu, Kartu Anak, Dll)
b) Register (Ada 42 Macam Register)
c) Laporan Bulanan dan Tahunan
d) Laporan Bulanan (LB1, LB2, LB3, dan LB4)
e) Laporan Tahunan (LT1, LT2, LT3)
2. Laporan Khusus
a) Laporan Kejadian Luar Biasa
b) Laporan Kejadian Luar Biasa (KLB -‐‐> W1 (Dilaporkan <24 Jam)
c) Laporan KLB Mingguan -‐‐> W2
d) Laporan Bulanan Puskesmas Panduan (Sentinel)
e) LB1S -‐‐> Laporan Sentinel PD3I dan Diare
f) LB2S -‐‐> Laporan Sentinel KIA, Gizi, ISPA, dan UKK.
b. Indikator
1) Indikator yang menggambarkan upaya kesehatan, misalnya cakupan program KIA
(K1, K4, imunisasi TT, dll), cakupan program gizi, P2P, dll.
2) Indikator yang menggambarkan keadaan umum dan lingkungan -‐‐
> prosentase pemakaian air bersih, prosentase pemilikan jamban, dll
3) Indikator yang menggambarkan derajat kesehatan, misalnya angka kematian
bayi, angka kematian ibu, dll.

F. Manajemen Data di Puskesmas


Pelaporan adalah lebih bersifat objektif yang dilaporkan terinci dan
disampaikan secara jelas dan lengkap. merupakan cara komunikasi petugas kesehatan
tentang hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan dan pelaporan sebagai alat
komunikasi yang penting antar petugas kesehatan dalam melakukan kegiatan ini
diperlukan data informasi yang tepat, akurat, tanpa adanya hal tersebut kegiatan
pelaporan akan diragukan kebenarannya.6 Pelaporan terpadu Puskesmas menggunakan
tahun kalender yaitu dari bulan Januari sampai dengan Desember dalam tahun yang
sama. Sesuai dengan keputusan Direktur Jendral Pembinaan Kesehatan Masyarakat
nomor 590/ BM/DJ /Info /V /96 diberlakukan formulir laporan yang baru. Sedangkan
untuk kebutuhan Dati II dan Dati I diberikan kesempatan pengembangan variabel
laporan sesuai dengan kebutuhan dengan memperhatikan kemampuan/beban kerja
petugas di Puskesmas. Jenis laporan SP2TP. Dalam Modul pedoman pelaksanaan
SP2TP, ada beberapa jenis laporan yang dibuat oleh puskesmas antara lain: 1. Laporan
harian untuk melaporkan kejadian luar biasa penyakit tertentu. 2. Laporan mingguan
untuk melaporkan kegiatan penyakit yang sedang ditanggulangi. 3. Laporan bulanan
untuk melaporkan kegiatan rutin program. Laporan ini terdiri dari empat jenis yaitu:
LB 1 (data morbiditas), LB 2 (data obat), LB (data KIA, gizi, imunisasi dan penyakit
menular), LB 4 (data kegiatan Puskesmas).

G. Contoh Permasalahan-Permasalahan Pengelolaan Data Di Puskesmas


Selama ini banyak masalah yang berkaitan dengan sistem pencatatan dan
pelaporan puskesmas serta pengelolaan data di puskesmas. Masalah—masalah tersebut
antara lain :
1. Redundansi data
Pencatatan data yang berulang-‐ulang menyebabkan duplikasi data sehingga
kapasitas yang diperlukan bertambah banyak. Sebagai akibatnya, pelayanan pun
menjadi lambat.
2. Unintegrated data
Penyimpanan data yang tidak terpusat menyebabkan data tidak sinkron dan
informasi dari masing-‐masing bagian mempunyai asumsi yang berbeda-‐ beda.
3. Human error
Proses pencatatan yang dilakukan secara manual menyebabkan terjadinya
6
Samuel Mairuhu and J. J. Tinangon, ‘2 1,2,3’, Jurnal EMBA, 2.4 (2014), 404–12.
kesalahan pencatatan yang semakin besar.
4. Ketidaklengkapan data
Data tidak lengkap sehingga informasi yang diperoleh tidak dapat dipergunakan
secara optimal.
5. Ketidak akuratan data
Data yang dikumpulkan sering kali validitasnya dipertanyakan.
6. Tidak tepat waktu
Seringnya keterlambatan dalam pengelolaan data mengakibatkan informasi yang
didapatkan kurang dapat dimanfaatkan dengan baik untuk menjadi dasar
pengambilan keputusan
Masalah yang dihadapi penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan di Indonesia saat
ini dapat dikelompokkan menjadi masalah, yaitu :
1. Lemahnya tatakelola Sistem Informasi Kesehatan.
2. Fragmentasi Sistem Informasi Kesehatan.
3. Lemahnya manajemen data dan sistem penunjang keputusan. Hal ini menyebabkan
rendahnya ketersediaan dan kualitas data/informasi.7

BAB III
KESIMPULAN & SARAN

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari landasan teori yang ada yaitu, puskesmas
sebagai sarana Kesehatan tingkat pertama dalam melayani masyarakat diwilayah
kerjanya juga harus mengikuti kemajuan jaman salah satunya dengan ikut serta dalam
penggunaan tekonologi sehingga dapat membantu dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Salah satu upaya tersebut adalah dengan menggunakan aplikasi Sistem
Informasi Kesehatan atau SIMPUS. Dengan begitu, system yang ada dapat membantu
rekapitulasi posyandu sesuai jadwal/kunjungan.

3.2 Saran
Saran yang dapat penulis berikan agar SIMPUS dapat memberikan manfaat dengan
baik dan dikelola dengan baik agar SIMPUS dapat memberikan manfaat optimal bagi
7
Bayu Kusuma Dewa Yani, ‘Fungsi Esensial Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (Simpus) Di Kota
Yogyakarta’, Journal of Information Systems for Public Health, 5.3 (2021), 38
<https://doi.org/10.22146/jisph.42014>.
pemberi pelayanan maupun penerima layanan di Puskesmas.

DAFTAR PUSTAKA

Aulia, Devina, Sekolah Tinggi, Ilmu Kesehatan, and Mitra Keluarga, ‘Makalah -
Pajdjaksjjsksoskdjs’
Belakang, Latar, ‘Bab I ‫’حض خِ ي‬, Galang Tanjung, 2504, 2015, 1–9
Dewa Yani, Bayu Kusuma, ‘Fungsi Esensial Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(Simpus) Di Kota Yogyakarta’, Journal of Information Systems for Public Health, 5.3
(2021), 38 <https://doi.org/10.22146/jisph.42014>
Mairuhu, Samuel, and J. J. Tinangon, ‘2 1,2,3’, Jurnal EMBA, 2.4 (2014), 404–12
Rewah, Daniel Ridel, Sarah Sambiran, and Fanley Pangemanan, ‘Efektivitas Penerapan
Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Di Kita Manado (Studi Puskesmas
Bahu)’, EKSEKUTIF Jurnal Jurusan Ilmu Pemerintahan, 2.5 (2020), 1–10
Tiris, Kecamatan, Kabupaten Probolinggo, Mamlu Kharimah, Veronica Sri Astuti N, Eko
Yudianto Y, Fakultas Sosial, and others, ‘Efektivitas Sistem Informasi Dan Manajemen
Puskesmas ( Simpus ) Di Puskesmas Tiris , Kabupaten Probolinggo’, Sosial Politik
Integratif, 3 (2023), 430–36 <http://jisip.org/index.php/jsp/article/view/106>
Wibisono, Setyawan, and Siti Munawaroh, ‘Sistem Informasi Manajemen Puskesmas
(Simpuskesmas) Berbasis Cloud Computing’, Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK,
17.2 (2012), 141–46 <https://www.unisbank.ac.id/ojs/index.php/fti1/article/view/1661>

Anda mungkin juga menyukai